Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Andalas

Identifikasi Kadar Merkuri pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kelurahan Jati Kota Padang Kirbi Vira Akesa; Julizar Julizar; Husnil Kadri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i3.884

Abstract

Berdasarkan Permenkes No.492/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, merkuri merupakan bahan kimia yang berhubungan dengan kesehatan, sehingga kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0,001000 mg/L. Merkuri memiliki efek berbahaya apabila diatas 0,001000 mg/L. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kadar merkuri pada sampel air minum isi ulang di Kelurahan Jati, Padang. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) yang berada di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur Kota Padang yaitu sebanyak 15 buah. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus 2017 sampai Februari 2018. Penetapan kadar merkuri dilakukan di UPT Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom GBC 9322AA. Hasil pemeriksaan kadar merkuri menunjukkan hanya satu sampel yang mengandung merkuri dari 15 sampel yang diperiksa. Satu sampel ini masih dalam batas aman berdasarkan Permenkes No.492/2010. Simpulan penelitian ini adalah semua air minum isi ulang di Kelurahan Jati aman untuk dikonsumsi berdasarkan kadar merkuri.
Identifikasi Bakteri Escherichia coli O157:H7 dalam Daging Sapi yang Berasal dari Rumah Potong Hewan Lubuk Buaya Rizki Muhammad Rananda; Aziz Djamal; Julizar Julizar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.586

Abstract

AbstrakEscherichia coli O157:H7 adalah penyebab penting foodborne disease di banyak negara. Infeksi pada manusia oleh bakteri Escherichia coli O157:H7 sering dihubungkan dengan konsumsi daging sapi yang kurang matang dan dapat menyebabkan diare berdarah, nekrosis jaringan usus, hemorraghic colitis (HC) dan hemolytic uremic syndrome (HUS). Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi bakteri Escherichia coli O157:H7 dalam daging sapi yang dipotong di RPH Lubuk Buaya. Penelitian deskriptif ini telah dilaksanakan dari  Januari 2012 sampai Juni 2012. Untuk mengidentifikasi bakteri Escherichia coli O157:H7 digunakan medium CHROMagar O157. Tujuh dari sepuluh sampel yang diteliti menunjukkan kontaminasi bakteri Escherichia coli O157:H7. Disarankan pada masyarakat untuk memakan daging yang telah dimasak sampai benar-benar matang.Kata kunci: Escherichia coli O157:H7, daging sapi, rumah potong hewan AbstractEscherichia coli O157:H7 is an important cause of foodborne disease in many countries. Human infection by Escherichia coli O157:H7 is frequently associated with consumption of undercooked beef. This infection can cause bloody diarrhea, bowel necrosis, hemorraghic colitis (HC), and hemolytic uremic syndrome (HUS). The objective of this study was to identify Escherichia coli O157:H7 in beef cattle at Lubuk Buaya slaughter house.  This descriptive study was conducted at Lubuk Buaya slaughter house.  For identification of  Escherichia coli O157:H7, samples were plated onto CHROMagar O157. Seven of ten samples were positively contaminated by Escherichia coli O157:H7. This research suggests to all community only to eat well-cooked meat. Keywords: Escherichia coli O157:H7, beef cattle, slaughter house
Hubungan Derajat Merokok Dengan Derajat Eksaserbasi Asma Pada Pasien Asma Perokok Aktif di Bangsal Paru RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2007 - 2010 Syandrez Prima Putra; Oea Khairsyaf; Julizar Julizar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i3.163

Abstract

AbstrakPrevalensi asma dan perokok aktif di Indonesia semakin meningkat. Penyakit asma dapat menurunkan kualitas hidup dan menimbulkan kematian terutama pada perokok aktif jika eksaserbasi asma berat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara derajat merokok dengan derajat eksaserbasi asma pada pasien asma perokok aktif. Penelitian analitik telah dilakukan dengan menggunakan data deskriptif di Bangsal Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Desember 2011 sampai Januari 2013. Data yang dikumpulkan berasal dari catatan rekam medik pasien asma di Bangsal Paru sejumlah 228 orang. Sampel ditetapkan dengan menggunakan teknik total sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak lima puluh orang. Untuk melihat hubungan antara derajat merokok dengan derajat eksaserbasi asma digunakan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian menunjukkan 51 dari 228 dari pasien asma (22,4%) adalah perokok aktif. Secara umum pasien memiliki derajat merokok sedang (41,18%) dan derajat eksaserbasi asma sedang (78,43%). Berdasarkan analisis statistik didapatkan nilai p = 0,275 (p<0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara derajat merokok dengan derajat eksaserbasi asma.Kata kunci: merokok, eksaserbasi, asmaAbstractPrevalence of asthma and active smokers in Indonesia has increased. Asthma can reduce quality of life and lead to death especially in active smokers if the severe asthma exacerbation occur. This study aims to look at how the correlation between the degree of smoking by the degree of asthma exacerbation in active smoker patients with asthma. Analytic studies have been conducted using the descriptive data in Pulmonary Ward of RSUP Dr. M. Djamil Padang in December 2011 to January 2013. Data collected from the medical records of patients with asthma history in Pulmonary Ward for 228 people. The samples were appointed by using total sampling technique, so obtained the samples about fifty people. Spearman correlation test was used to examine the relationship between the degree of smoking by the degree of asthma exacerbation. The results of this study showed 51 of 228 of the patients with asthma (22.4%) were active smokers. In general, patients had a moderate degree of smoking (41.18%) and moderate degree of asthma exacerbations (78.43%). The statistical analysis was obtained p-value = 0.275 (p<0,05) which means there is no significant correlation between the degree of smoking by the degree of asthma exacerbation.Keywords: smoking, exacerbation, asthma
Membandingkan Status Hematologis Pasien Malaria Falciparum dengan Vivax di RSUP M. Djamil Januari 2011 – Maret 2013 Miftahul Jannah Afdhal; Nurhayati Nurhayati; Julizar Julizar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.160

Abstract

AbstrakMalaria merupakan masalah kesehatan yang besar di daerah tropis dan subtropis termasuk di Indonesia. Jenis malaria yang sering terjadi di daerah Sumatera adalah malaria falciparum dan vivax. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hematologis pasien malaria falciparum dengan malaria vivax. Jenis penelitian ini adalah analitik retrospektif, dengan jumlah sampel sebanyak 67 orang. Data dikumpulkan melalui hasil rekam medis yang kemudian dianalisis melalui uji T-test Independent dan Mann-Whitney. Hasil penelitian ini didapatkan nilai signifikasi p<0,05 pada perbedaan nilai hemoglobin yaitu 0,027, perbedaan nilai hematokrit yaitu 0,03, dan pada perbedaan jumlah trombosit yaitu 0,03. Nilai signifikasi p>0,05 pada jumlah hitung leukosit yaitu 0,89.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai hemoglobin, hematokrit dan trombosit pada pasien malaria falciparum signifikan lebih rendah daripada malaria vivax. Jumlah leukosit pada pasien malaria falciparum tidak signifikan lebih rendah daripada malaria vivax.Kata kunci : malaria falciparum, malaria vivax, hematologisAbstractMalaria is a major public health problem in tropical and subtropical country, including in Indonesia. The most type of malaria in Sumatera are malaria falciparum and vivax.The objective of this study was to determine haematological status in falciparum and vivax malaria patient at M Djamil hospital. This study was an analytic retrospective study, with a total sample of 67 patients. Data were collected through medical records than analyzed by T-test Independent and Mann-Whitney. The result of this study, the significance value p<0,05 were found in difference of hemoglobin value (0,027), in difference of haematocrit value (0,03) and in difference of thrombocyte count (0,03). The significance value p>0,05 was found in difference of leukocyte count (0,89). From these result, it can be concluded that the haemoglobin value, haematocrit value and thrombocyte count are significantly lower in falciparum malaria patient than vivax malaria patient. Leukocyte count is not significantly lower in falciparum malaria patient than vivax malaria patient.Keywords: falciparum malaria, vivax malaria, haematological
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) sebagai Larvasida Alami pada Larva Nyamuk Aedes aegypti Zulhar Riyadi; Julizar Julizar; Rahmatini Rahmatini
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i2.807

Abstract

Metode pengendalian vektor yang sering digunakan hingga saat ini adalah larvasida sintetik temephos. Saat ini di beberapa daerah telah terjadi resistensi larva Aedes aegypti terhadap temephos, sehingga diperlukan larvasida alami sebagai alternatif. Ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) mengandung senyawa flavonoid yang bersifat racun pernafasan sehingga dapat membunuh larva Aedes aegypti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji rambutan sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan Post Test Only Group Design. Populasi dalam penelitian adalah larva Aedes aegypti instar III atau IV yang diperoleh dari telur yang dikoleksi dari rumah warga di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Kruskal wallis dan uji signifikansi Mann-whitney, serta analisis probit untuk mendapatkan LC50 dan LC90. Hasil penelitian menunjukkan (1) konsentrasi terendah ekstrak etanol biji rambutan yang efektif membunuh larva Aedes aegypti adalah konsentrasi 4%, (2) LC50 dan LC90 dari ekstrak etanol biji rambutan adalah 0,975% dan 3,473%, (3) persentase kematian larva setelah dipaparkan temephos 0,012 mg/L adalah 83,75%. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) 4% terbukti lebih efektif dibandingkan dengan temephos 0,012 mg/L terhadap kematian larva Aedes aegypti di Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang.
Hubungan Lama Aktivitas Membaca dengan Derajat Miopia pada Mahasiswa Pendidikan Dokter FK Unand Angkatan 2010 Mutia Maulud Fauziah; M. Hidayat; Julizar Julizar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.164

Abstract

AbstrakMiopia adalah salah satu kelainan refraksi pada mata dengan prevalensi yang tinggi di dunia. Berbagai faktor yang berhubungan dengan miopia seperti faktor keturunan dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan kuat adalah kerja dekat seperti membaca. Lama membaca dapat meningkatkan risiko dan progresivitas miopia. Mahasiswa kedokteran berisiko mengalami miopia karena banyak melakukan aktivitas membaca yang lama dan intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama aktivitas membaca dengan derajat miopia. Metode studi menggunakan desain cross sectional analitik dengan 121 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tentang riwayat miopia dan lama membaca. Data dianalisis dengan uji chi-square (x²) dengan kemaknaan (p<0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian miopia lebih banyak terjadi pada mahasiswa perempuan (78.5%). Miopia pertama kali paling banyak terjadi pada usia 13 tahun (19%). Pertambahan ukuran refraksi per tahun pada mahasiswa miopia rata-rata adalah 0.30 D. Sebagian mahasiswa miopia menghabiskan waktu untuk membaca lebih dari 10.7 jam/hari (52.9%), sebagian lagi kurang dari 10.7 jam/hari (47.1%). Mahasiswa miopia sebagian besar menderita miopia ringan. Analisis statistik hubungan lama aktivitas membaca dengan derajat miopia didapatkan nilai p=0,15. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama aktivitas membaca dengan derajat myopia.Kata kunci: lama membaca, derajat miopiaAbstractMyopia is a refractive error of the eye with a high prevalence in the world. Various factors association with myopia such as heredity and environmental factor. The strongest role an environmental is near work such as reading. Reading time can increase risk and progression of myopia. Medical students have the risk of myopia because of long and intensive reading. This study aimed to determine relationship the duration of reading activities with the degree of myopia. This study used a cross sectional analytic design with 121 sample. Data were collected by questionnaires about history of myopia and long reading. The data were analyzed by chi-square test (x²) with significance (p<0.05). The results showed incidence of myopia is more in female students (78.5%). Most of myopia occurs first time at the age 13 years (19%). Average refractive power of myopia students increased 0.30 D annual. Some myopia students spending time to read are more than 10.7 hours/day (52.9%), some are less than 10.7 hours/day (47.1%). The most of myopia students suffered mild myopia. Statistical analysis the relationship duration of reading with degree of myopia p value= 0.15.This study showed no significant relationship between duration of reading activities with the degree of myopia.Keywords: duration of reading, degree of myopia
Perbedaan Efek Daya Hambat Jus Kulit Buah Manggis dengan Air Rebusan Kulit Buah Manggis sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Gram-Positif (Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes) secara In Vitro Nani Hendriani; Netti Suharti; Julizar Julizar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.479

Abstract

AbstrakBakteri Gram-positif seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes telah resisten terhadap beberapa antibiotik, sehingga perlu dicari antibakteri alternatif lain. Manggis merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang telah lama digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental terhadap kedua bakteri tersebut,  yang diberi enam perlakuan dengan enam kali pengulangan, yaitu kontrol positif (amoksisilin 25 mcg), kontrol negatif (larutan aquades), jus kulit buah manggis dosis I (konsentrasi 58,3% v/v) dan dosis II (konsentrasi 29,15% v/v), serta air rebusan kulit buah manggis dosis I (konsentrasi 30,7% v/v) dan dosis II (konsentrasi 15,35% v/v). Cawan petri dengan kedua isolat bakteri  yang telah ditanami cakram dengan 6 perlakuan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, kemudian diukur diameter halo yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air rebusan kulit buah manggis memiliki efek daya hambat yang lebih baik daripada jus kulit buah manggis. Efek antibakteri jus dan air rebusan kulit buah manggis lebih sensitif pada bakteri Staphylococcus aureus dibanding bakteri Streptococcus pyogenes.Kata kunci: kulit buah manggis, jus, air rebusan, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes AbstractGram-positive bacteria such as Staphylococcus aureus and Staphylococcus pyogenes have developed resistance to some antibiotic, therefore  need to find another alternative as antibacterial. Mangosteen well known as one of the traditional medicine used as antibacterial. This study was conducted in experimental fashion toward both of those bacteria which was given 6 treatment with 6 times repetition, consist of positive control (25 mcg of amoxicillin), negative control (aquades solution), mangosteen pericarp juice dose I (58% v/v) and dose II (29,15% v/v), and boiled mengosteen pericarp dose I (30,7% v/v) and dose II (15,35% v/v). Six paper disks treated with before mentioned treatment was putted on a petri dish which previously has been isolated with both of those bacteria incubated for 24 hour at temperature of 37º celcius. The halo produced after incubation period was measured. The result showed that boiled mangosteen pericarp has better inhibitory effect compared to mangosteen pericarp juice. Both antibacterial effect were more sensitive on Staphylococcus aureus than Streptococcus pyogenes.Keywords: mangosteen pericarp, juice, boiled, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes