Tjokorda Istri Anom Saturti
Departemen/KSM Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK MANIFESTASI KLINIS PASIEN SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS DI POLIKLINIK REMATOLOGI RSUP SANGLAH PERIODE JUNI – SEPTEMBER 2018 Nyoman Angga P Darma; Tjokorda Istri Anom Saturti; Pande Ketut Kurniari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.873 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i5.P06

Abstract

Systemic Lupus Erytmatosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dengan manifestasi klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat. Tingkat prevalensi SLE di dunia berkisar antara 20 sampai 70 per 100.000 penduduk. Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, dr. Dr. Trihono,MSc menyatakan bahwa di Indonesia, orang penderita lupus (ODAPUS) diperkirakan berjumlah 1,5 juta orang dengan 100.000 ODAPUS baru ditemukan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manifestasi klinis yang dialami oleh pasien SLE di Poliklinik Imun-Rematologi RSUP Sanglah Denpasar periode Juni – September 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif yang menggunakan data sekunder yaitu rekam medis pasien. Sampel penelitian adalah 56 pasien SLE yang dipilih secara random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 56 pasien mayoritas berada pada rentang usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 24 pasien (42,85%). 51 pasen merupakan perempuan (91,07%). Manifestasi terbanyak yang dialami adalah fatigue ( 55,35%) diikuti demam (51,78%), nyeri sendi (44,64%), ruam malar (35,71%), Sindrom (33,93%), Fotosensitifitas (30,35%), Anemia (28,57%), rambut rontok (26,78%), gangguan pencernaan (23,21%), trombositopenia (16,07%), leukopenia ( 14,28%), xerostomia (14,28%), fenomena raynaud, serositis (7,14%), gangguan pernapasan (7,14%), gangguan neurologi (7,14%), dan ulser oral (3,57%). Kata Kunci : SLE, Manifestasi Klinis
KARAKTERISTIK PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-JUNI 2018 Grace Claudia; Tjokorda Istri Anom Saturti; Pande Ketut Kurniari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P05

Abstract

ABSTRAKOsteoatritis (OA) lutut adalah penyakit radang sendi lutut yang degeneratif dan multifaktorial. OA lututdapat menimbulkan nyeri dan kaku sendi sehingga menganggu aktivitas sehari-hari. Namun informasimengenai karakteristik OA lutut yang ada belum memberikan penjelasan secara lengkap sehingga angkakejadian OA lutut di masyarakat tergolong tinggi. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikarakteristik penderita OA lutut di RSUP Sanglah periode Januari-Juni 2018 berdasarkan usia, jeniskelamin, indeks massa tubuh (IMT), diagnosis OA lutut unilateral atau bilateral, jenis terapi, dan pekerjaanpasien. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif yang menggunakan rekam medispasien. Subyek penelitian ini berjumlah 61 orang penderita OA lutut di RSUP Sanglah periode Januari-Juni2018 yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. OA lutut banyak ditemukan pada pasien denganrentang usia 60-69 tahun (41,7%), dan sebagian besar adalah perempuan (73,33%). Subyek penelitian inisebanyak 23 pasien (38,3%) merupakan penderita obesitas I. Pasien OA lutut bilateral lebih banyakdibandingkan OA unilateral, yakni sebesar 65%. Terapi pilihan yang diberikan kepada pasien adalah terapinon-operasi dan operasi, pada penelitian ini menunjukkan persentase yang sama sebesar 50%. Sebanyak 19orang dari subyek penelitian bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Kata Kunci: OA lutut, karakteristik penderita OA lutut. Knee osteoarthritis (OA) is a multifactorial degenerative knee disease. Knee OA could cause pain and stiffness in the joints so that interfere patients’ daily activities. However, information of the characteristics of knee OA that exist have not provided a complete explanation so that the number of knee OA events insociety is high. Therefore this study aimed to know the characteristics of knee OA patients were at Sanglah on January-June 2018 based on age, gender, Body Mass Index (BMI), the diagnosis of knee OA unilateral or bilateral, type of therapy, and occupation. This study was descriptive cross-sectional with consecutivesampling method that used medical record of the patients. The subjects of this study was 61 of knee OA patients at Sanglah Hospital on January-June 2018. Knee OA was found in patients with an age range 60 69 years (41.7%), and most of them were women (73.33%). The subject of this study as many as 23 patients (38.3%) was obesity I. Most of patients had bilateral knee OA, the amount was 65%. The choice of therapy given to patients was non-surgery and surgery, and the result on this study indicated the same percentage of 50%. As many as 19 sample of this study worked as a housewife. Keywords: Knee OA, characteristic of Knee OA patients.
Hubungan antara peningkatan kadar immunoglobulin-e (IgE) dengan matrix metalloproteinase-9 (MMP-9) pada pasien sindrom koroner akut (SKA) di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali Anak Agung Yunda Prabundari; Ketut Suardamana; Ketut Suryana; Tjok Istri Anom Saturti
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 3 (2020): (Available online: 1 December 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.355 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i3.641

Abstract

Introduction. Acute Coronary Syndrome (ACS) is a cardiovascular disease that has a high mortality rate. One of the markers which play a role in the pathophysiology of ACS is Immunoglobulin E (Ig E), one of the antibodies released by B lymphocytes as the result of complex interactions that can activate mast cells. Mast cells will activate Metalloproteinase-9 (MMP-9) then facilitate pathogenesis of acute myocardial infarction or acute coronary syndrome phase. This study aimed to determine the relationship between increasing levels of IgE and MMP-9 in ACS patients at Sanglah Hospital, Denpasar, Bali.Method. This was a cross-sectional analytic study, and the samples were collected from ACS patients at Sanglah Hospital, Denpasar, Bali, using a consecutive sampling method. A total of 73 samples were included in this study, then statistical tests and Pearson correlation test was conducted.Results. Seventy-three samples included in this study contain 59 men (80.8%) and 14 women (19.2%). The IgE level is between 0.5-1000 and MMP-9 levels between 6.91-29.56. There is a statistically significant correlation between IgE levels and MMP-9 levels in Acute Coronary Syndrome patients (p = 0.018: r = 0.277).Conclusion. We found a significant association between increased IgE and MMP-9 in patients with Acute Coronary Syndrome at RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Pendahuluan. Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyakit kardiovaskular dengan angka kematian yang sangat tinggi. Salah satu marker yang berperan dalam patofisiologi SKA adalah Immunoglobulin E (IgE). IgE merupakan salah satu antibodi yang dilepaskan oleh limfosit B sebagai interaksi kompleks yang dapat mengaktivasi sel mast. Sel mast yang sudah aktif akan mengaktivasi Metallopriteinase-9 (MMP-9) yang ikut berperan dalam patogenesis miokard infark akut atau sindrom koroner akut. Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui hubungan peningkatan kadar IgE dan MMP-9 pasien SKA di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik yang dilakukan pada populasi SKA di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Sampel keseluruhan berjumlah 73 orang pasien SKA secara konsekutif diikutsertakan dalam penelitian ini, kemudian dilakukan uji statistik dan uji korelasi Pearson.Hasil. Dari hasil penelitian pada 73 sampel tersebut, didapatkan jumlah sampel 59 orang laki-laki (80,8%) dan 14 orang perempuan (19,2%). Adapun kadar IgE dalam rentang antara 0,5-1000 dan kadar MMP-9 antara 6,91-29,56. Terdapat korelasi yang bermakna antara kadar IgE dengan kadar MMP-9 pada pasien Sindrom Koroner Akut (p=0,018; r=0,277).Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan kadar IgE dengan peningkatan kadar MMP-9 pada pasien Sindrom Koroner Akut di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.