Ida Bagus Gede Suparyatha
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Early mannitol administration improves clinical outcomes of pediatric patients with brain edema Sekarningrum, Putu A.; Wati, Dyah K.; Suwarba, IGN Made; Hartawan, I Nyoman B.; Mahalini, Dewi S.; Suparyatha, IB Gede
Medical Journal of Indonesia Vol 27, No 4 (2018): December
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.94 KB) | DOI: 10.13181/mji.v27i4.2377

Abstract

Background: Mannitol 20% is used to treat patients with decreased consciousness and as the first line of treatment to reduce intracranial pressure (ICP). However, its application in pediatric patients is still based on minimal evidence. This study was performed to determine the predictive factors of clinical outcomes in pediatric patients with brain edema in the pediatric intensive care unit (PICU).Methods: This prospective cohort study was conducted in the PICU, Sanglah Hospital Denpasar, Bali, Indonesia. The subjects were chosen by consecutive sampling from July 2016 to July 2017. The primary outcome variable was the patient’s clinical outcome. A chi-square test was used to evaluate the association between the timing of mannitol administration and the patient’s clinical outcome. Multivariate analysis was performed on all variables with p≤0.25.Results: Forty-one patients were included in the study, 65% of them were male, 65% had good nutritional status, 90% had non-traumatic brain injury, and 73% had confirmed intracranial infection. The risk of sequelae or death for patients in a coma was 1.8 times greater than that of non-comatose patients (p=0.018; CI 95% 1.119–3.047). Based on the timing of mannitol administration from the onset of decreased consciousness, the risk of sequelae or death in patients who received mannitol after 24 hours was 2.1 times higher than that in patients who received mannitol within 24 hours (p=0.006; CI 95% 1.167–3.779). Based on multivariate analysis, only two variables were associated with the patient’s clinical outcome: pediatric Glasgow coma scale (PGCS) ≤3 (p=0.03) and timing of mannitol administration >24 hours (p=0.01).Conclusion: Early administration (<24 hours) of mannitol and high PGCS are related to favorable outcomes in patients with brain edema in the PICU.
Characteristics of patients requiring non-invasive ventilation in pediatric intensive care unit Estina, Vania Catleya; Wati, Dyah Kanya; Suparyatha, Ida Bagus; Hartawan, I Nyoman Budi
Bali Journal of Anesthesiology Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.798 KB) | DOI: 10.15562/bjoa.v3i2.165

Abstract

Background: Non-invasive ventilation (NIV) has become an essential tool in the treatment of both acute and chronic respiratory failure in children. This study aimed to determine the efficacy of NIV usage in pediatric patients who were admitted to the Pediatric Intensive Care Unit (PICU) with respiratory failure.Patients and Methods: This study is a retrospective, cross-sectional review. The data were collected from the medical record of PICU patients at our hospital from 2017 to 2018. Successful NIV was defined as patients who survived without intubation. Failure was defined as worsened patients and needed intubation for the rescue.Results: The total subjects of this study was 78 patients. The most common indication for NIV was ARDS (78.1%), and CPAP was the most common frequently used (78.68%). The data shows that the NIV was commonly used after extubation (52.56%) than for the first-time rescue (47.44%). The success rate of NIV after extubation were 65.85% and 34.15% failed and shifted to mechanical ventilation. The duration of NIV usage was less than three days (73.77%).Conclusion: NIV is a useful tool for the treatment of respiratory failure in pediatrics. The use of post-extubation NIV may be a valuable tool to prevent reintubation.
HUBUNGAN ANTARA KADAR ALBUMIN DAN MORTALITAS PASIEN DI UNIT PERAWATAN INTENSIF ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR Indradjaja, Alice; Suparyatha, Ida Bagus; Budi Hartawan, I Nyoman
Medicina Vol 45 No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.899 KB)

Abstract

Hipoalbuminemia berhubungan dengan luaran yang buruk pada pasien dewasa yang sakit berat namun hubungan ini pada pasien anak hingga saat ini belum jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar albumin serum dengan mortalitas pasien anak yang di rawat di Unit Perawatan Intensif Anak (UPIA) RSUP Sanglah Denpasar. Dengan desain kohort prospektif dilakukan penelitian di divisi Pediatri Gawat Darurat Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah dari periode Mei hingga Juli 2012. Pasien dikelompokan berdasarkan kadar albumin awal menjadi tiga kelompok, kelompok I dengan kadar albumin <2,5g/dl, kelompok II e”2,52,9g/dl dan  kelompok III >3g/dl. Data dianalisis dengan uji Kai-kuadrat dan analisis multivariat (regresi logistik) dengan tingkat kemaknaan á=0,05 (IK 95%). Dari 60 pasien, 20 pasien (33,3%) mengalami hipoalbuminemia dengan kadar albumin < 3 g/dl pada awal perawatan, terdapat 10 pasien(16,7%) pada kelompok I, sepuluh pasien (16,7%) terdapat pada kelompok II, dan kelompok III sebanyak 40 pasien (66,7%).  Mortalitas pada kelompok I dibandingkan kadar albumin normal menunjukkanperbedaan bermakna {RR 12,00 (IK95% 3,96 sampai 36,33), P<0,0001}, begitu juga untuk kelompok II bila dibandingkan dengan kelompok kadar albumin normal {RR 9,33 (IK 95% 2,92 sampai 29,81),P<0,0001}. Disimpulkan bahwa semakin rendah kadar albumin serum semakin tinggi angka mortalitas di UPIA RSUP Sanglah. [MEDICINA.2014;45:13-18].
EARLY GOAL DIRECTED THERAPY AT SEPTIC SYOK Widyanti, Ayu; Hartawan, Budi; Suparyatha, IB
Medicina Vol 43 No 2 (2012): Mei 2012
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.727 KB)

Abstract

Sepsis is the most commom cause of death in children with critically ill. Using WHO criteria (severe sepsis defined as sepsis with acidosis, hypotension or both), it was determined that in 1995 there were more than 42.000 cases of severe sepsis in children in the United States with mortality rate was 10.3%. To answer that finding, evicende based protocol was made, it called early goal directed therapy (EGDT). EGDT is a comprehensive strategy to evaluate patient with septic shock include, challenge of fluid, antibiotic, vasopressor, measurement of central vein oxygen saturation, PRC transfusion, administering inotropic dan mechanic ventilation. All of these must be done in the first 6 hours since sepsis or septic shock was found, because if there is a delay of resuscitation, anything we do to increase oxygenation level of the cell will be useless.
KARAKTERISTIK ASUPAN ZINC PADA ANAK USIA BALITA DI DESA SUKAWANA DAN DESA DAUH PURI KAJA DI PROVINSI BALI: STUDI PENDAHULUAN Luh Putu Diah Virayanti; Dyah Kanya Wati; IGN Sanjaya Putra; IB Suparyatha
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.56 KB) | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i4.P10

Abstract

ABSTRAK Zinc telah diketahui merupakan zat yang esensial bagi kehidupan, namun tidak banyak orang yangmengetahui peranan dari zat ini. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa zinc adalah micronutrient yang berperan penting dalam proses sintesis dan repair pada DNA, RNA dan protein, reaksi biokimia dalampertumbuhan sel, pembelahan sel, diferensiasi sel, pematangan jaringan, proses tumbuh kembang, prosespenuaan dan metabolisme pada tumbuhan tingkat tinggi dan hewan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui karakteristik asupan zinc pada anak usia balita di Desa Sukawana dan Desa Dauh Puri Kaja diProvinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan metode potong lintang.Teknik pengumpulan sampel adalah dengan non probability sampling yaitu metode consecutive sampling,dengan jumlah total sampel yang diperoleh adalah sebanyak 224 sampel, dengan 117 sampel dari DesaSukawana dan 107 sampel dari Desa Dauh Puri Kaja. Metode pengambilan sampel denga menggunakanfood recall 3 x 24 jam yang diolah dengan aplikasi NutriSurvey2007 dan SPSS versi 20. Desa Sukawana,memiliki rerata asupan zinc 2,39 ±1,169 mg/hari. Desa Dauh Puri Kaja memiliki rerata asupan zinc 3,76±2,554 mg/hari. Persentase defisiensi asupan zinc pada Desa Sukawana sebanyak 68,4% dan pada DesaDauh Puri Kaja sebanyak 37,4%. Kata Kunci: Asupan, zinc, balita, rural, urban, defisiensi.
HUBUNGAN POLA KONSUMSI ANAK DI KANTIN SEKOLAH DENGAN OBESITAS DI SD NEGERI 17 DANGIN PURIi Ni Komang Pasek Nurhyang Jumantini; Dyah Kanya Wati; Ida Bagus Subanada; Ida Bagus Gede Suparyatha
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i4.P06

Abstract

ABSTRAK Obesitas kini telah menjadi tantangan kesehatan. Kasus obesitas pada anak menjadi salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan. Pada tahun 2016, obesitas terjadi pada lebih dari 650 juta orang dengan melampaui angka 340 juta anak dan remaja usia 5-19 tahun mengalami obesitas. Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan antara intake energi dan energi yang digunakan tubuh. Obesitas merupakan penyakit multifakatorial. Pada anak usia sekolah dasar, pola konsumsi di kantin sekolah berkontribusi besar terhadap kasus obesitas. Anak usia sekolah dasar cenderung memiliki kebiasaan jajan di kantin sekolah. Makanan tinggi karbohidrat dan lemak mendominasi jajanan di kantin sekolah, seperti gorengan, makanan ringan (snack), sosis, aneka kue, cokelat, dan makanan cepat saji lainnya serta berbagai jenis minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pola konsumsi anak di kantin sekolah dengan kejadian obesitas anak. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode pengambilan data cross-sectional dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengukuran antropometri. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 17 Dangin Puri, dengan besar sampel sebanyak 66 responden. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan adanya hubungan bermakna antara pola konsumsi tidak seimbang di kantin sekolah anak dengan status gizi obesitas (OR=5,400; IK 95% 1,185-24,597; p=0,029), dan adanya hubungan bermakna antara aktifitas fisis dengan status gizi anak (OR=0,165; IK 95% 0,036-0,749; p=0,020). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan pola konsumsi anak di kantin sekolah dengan kejadian obesitas. Kata kunci : obesitas, anak sekolah dasar, pola konsumsi di kantin sekolah
Profil Hemodinamik Anak dengan Sindrom Syok Dengue Berdasarkan Pemeriksaan Ultrasonic Cardiac Output Monitor Ida Bagus Gede Suparyatha; Siska Permanasari Sinardja; I Nyoman Budi Hartawan; I Wayan Gustawan; Dyah Kanya Wati; I Made Gede Dwi Lingga Utama
Sari Pediatri Vol 21, No 6 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.6.2020.371-6

Abstract

Latar belakang. Pemantauan hemodinamik secara klinis masih merupakan tantangan klinisi dalam menangani kasus Sindrom syok dengue (SSD) anak. Pengukuran parameter hemodinamik dengan USCOM dapat menilai fungsi jantung dan status hemodinamik secara kuantitatif dan real-time, dengan harapan intervensi adekuat dapat diberikan untuk mengurangi morbiditas.Tujuan. Mengetahui profil hemodinamik secara kuantitatif pada anak dengan SSD.Metode. Penelitian ini merupakan pilot study pada tahun 2016 dengan mengukur parameter hemodinamik menggunakan USCOM. Pengukuran dilakukan saat awal terdiagnosis SSD selama perawatan di RSUP Sanglah. Hasil. Hasil USCOM pada 69 subjek menunjukkan rerata cardiac index, systemic vascular index, kontraktilitas jantung, dan tingkat perfusi yang rendah, yaitu 3,03 (±1,06) L/min/m2, 27,4 (±9,7) ml/m2, 0,92 (±0,27) m/s, 474 (±188) ml/min, dengan rerata afterload yang sangat tinggi, yaitu 2.409 (±950) ds cm-5m2.Kesimpulan. Terdapat hasil USCOM serupa pada SSD kompensata maupun dekompensata, dengan luaran syok hipodinamik. Kewaspadaan tentang komplikasi yang akan terjadi pada tiap kasus SSD dapat membantu klinisi untuk mencapai luaran yang lebih baik.
Penggunaan Skor Pediatric Logistic Organ Dysfunction Harian sebagai Prediktor Mortalitas Anak yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak Hendra Salim; Suparyatha I B; Budi-Hartawan I Nym
Sari Pediatri Vol 16, No 2 (2014)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp16.2.2014.141-6

Abstract

Latar belakang. Penggunaan sistem skoring Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) sebagai prediktor mortalitas anak yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (UPIA) di Indonesia masih belum banyak diteliti.Tujuan. Mengetahui hubungan skor PELOD harian dalam memprediksi mortalitas anak yang dirawat di UPIA.Metode. Penelitian observasional analitik terhadap 49 anak yang dirawat di UPIA bulan Maret-Juli 2012. Skor PELOD harian dinilai selama satu minggu pertama perawatan dan dibandingkan antara subyek hidup dan meninggal. Analisis statistik dikerjakan dengan menggunakan program komputer.Hasil. Terdapat perbedaan nilai skor PELOD harian rendah, sedang, dan tinggi terhadap mortalitas anak yang dirawat di UPIA pada perawatan hari ketiga dengan p=0,001. Nilai skor sedang dan tinggi masing-masing berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas dengan RR 2,3 (1,09-5,02) dan RR 3,3 (1,01-10,6). Rerata terjadinya mortalitas menurut analisis kurva Kapplan Meier pada skor rendah, sedang, dan tinggi masing-masing 23, 12 dan 7 hari dengan p=0,002.Kesimpulan. Skor PELOD harian dapat memprediksi mortalitas anak yang dirawat di UPIA dengan prediksi terbaik pada hari ketiga.
Mortalitas Asidosis Metabolik Laktat dan Non-laktat di Unit Perawatan Intensif Pediatrik RSUP Sanglah Romy Windiyanto; Suparyatha I B Gd; Sidiartha IGL; Budi Hartawan I N
Sari Pediatri Vol 13, No 5 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.5.2012.351-6

Abstract

Latar belakang. Hiperlaktasemia terjadi pada pasien sakit berat disebabkan karena peningkatan produksi laktat dan hambatan pengeluaran laktat. Konsentrasi laktat serum >5 mmol/L disertai pH darah <7,35 disebut asidosis laktat. Prognosis asidosis metabolik laktat lebih buruk dibandingkan asidosis metabolik non-laktat meskipun kadar asidosis lebih ringan. Tujuan. Membandingkan angka mortalitas pasien asidosis metabolik laktat dan non-laktat yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pediatrik RSUP Sanglah, serta mengetahui peran beberapa parameter laboratotium. Metode. Rancangan penelitian kohort prospektif dengan pembanding internal. Pasien yang mengalami asidosis metabolik, dianalisis dan angka mortalitas dibandingkan antara asidosis metabolik laktat dan asidosis metabolik non-laktat. Risiko relatif dihitung untuk mencari hubungan antara asidosis metabolik laktat dengan mortalitas. Hubungan antara beberapa variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan analisis multivariat regresi logistik.Hasil. Di antara 80 pasien, terdapat perbedaan bermakna mortalitas kelompok asidosis metabolik laktat (p= 0,025; RR= 2,81; IK 95% 1,129-6,991). Kadar laktat (p: 0.007; IK 95% 0.037-0.121) dan pH darah (p: 0.013; IK 95% -2.264- -0.361) menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap mortalitas. Kadar laktat >10 mmol/L dan pH darah <7,1 memperlihatkan mortalitas 100%Kesimpulan. Asidosis metabolik laktat memiliki risiko relatif 2,81 terhadap mortalitas, kadar laktat dan pH darah memiliki hubungan dengan kejadian mortalitas. Terdapat perbedaan proporsi mortalitas pada kadar laktat >10 mmol/L dan pH darah <7,1.
Profil Sepsis Anak di Pediatric Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar - Bali Dyah Kanya Wati; I Nyoman Budi Hartawan; Ida Bagus Gede Suparyatha; Dewi Sutriani Mahalini; I Gusti Ayu Putu Eka Pratiwi; I Made Gede Dwi Lingga Utama
Sari Pediatri Vol 21, No 3 (2019)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.3.2019.152-8

Abstract

Latar belakang. Sepsis dan klasifikasinya merupakan kondisi yang mengancam nyawa dengan angka kematian mendekati 10% dari seluruh pasien dengan sepsis dan syok septik Angka kematian ini akan meningkat pada anak dengan minimal satu penyakit komorbid yang menyertai dan mendekati angka 76% berdasarkan jumlah organ yang mengalami disfungsi. Sampai saat ini belum ada data pasti yang menunjukan prevalensi dan karakteristik pasien dengan sepsis di Unit Perawatan Intensif (UPIA) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar.Tujuan. Mengetahu prevalensi serta karakteristik pasien dengan sepsis pada pasien anak berusia 0-18 tahun di Unit Perawatan Intensif (UPIA) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar tahun 2018.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medis RSUP Sanglah yang dikumpulkan meggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil. Penelitian ini sudah berjalan selama 1 tahun dari bulan Januari 2018 sampai dengan Desember 2018. Sampel yang dikumpulkan sebanyak 28 sampel. Kategori usia bayi tertinggi merupakan sampel yang digunakan, yaitu sebesar 57,1%. Diagnosis terbanyak adalah syok sepsis sebesar 60,7%. Skor pediatric sequential failure assesment (pSOFA) didapatkan dengan rerata sebesar 5,94.Kesimpulan. Prevalensi sepsis di UPIA Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tahun 2018 didominasi oleh pasien dengan kategori usia bayi (<2 tahun).