Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

STUDI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR DASAR DI KECAMATAN TELOK BATANG KABUPATEN KAYONG UTARA. STUDI KASUS DESA SUNGAI PADUAN DAN DESA MAS BANGUN Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.973 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18808

Abstract

Infrastruktur yang memadai dapat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitas infrastruktur dasar bagi masyarakat pedesaan di Desa  Sungai Paduan dan Desa Mas Bangun Kecamatan Telok Batang.  Studi ini membutuhkan data-data aksesibilitas dan kondisi infrastruktur dasar yang diperoleh dari instansi terkait, observasi lapangan dan interview.  Studi ini  menggunakan  metode Integrated Rural Accessibility Planning  (IRAP).  Tingkat aksesibilitas menggunakan beberapa indikator aksesibilitas tiap infastruktur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada Desa Sungai Paduan prioritas pertama,  kedua dan ketiga berturut-turut sektor pertanian/perkebunan, sektor sumber air bersih, dan  sektor industri/perdagangan dengan nilai aksesibilitas sebesar 9,90, 9,00, dan 7,59. Pada Desa Mas Bangun, prioritas pertama, kedua dan ketiga untuk mendapat penanganan infrastruktur adalah sektor pertanian/perkebunan, sektor sumber air bersih, dan  sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 10,80, 9,00, dan 7,62. Untuk meningkatkan aksesibilitas inftasratruktur tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan fasilitas dan penyedian sarana transportasi, sementara saat ini jalan desa yang ada masih baik. A decent infrastructure is able to support economic activities. This study aims to find out the basic infrastructure accessibility for rural communities in Sungai Paduan village and Mas Bangun village, Telok Batang district. This study requires the data of access and basic infrastructure conditions, obtained from the relevant agencies/departments, field observation, and inteview. This study use Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) method. A level of accessibility uses some indicators of accessibility in each of infrastructures. The study concluded that the priorities in Sungai Paduan village serially  are: agriculture/plantation as the first priority, followed by water resource sector and the industrial/trade sector, with accessibility values ranging from 9.90, 9.00, and 7.59. While in Mas Bangun village, as the first, second and the third priority to get infrastructure treatment are agriculture/plantation, water resources sector, and the health sector with the accessibility values ranging from 10.80, 9.00, and 7.62. To improve the accessibility of infrastructure can be done through facility repairing and the provision of means of transportation. Currently, the existing roads in both villages are in the good conditionREFERENCESAzwansyah, H. 2010. Perencanaan Infrastruktur di Desa Tanjung Satai dan Desa Satai Lestari Kecamatan Pulau Maya Karimata. Jurnal Teknik Sipil Universitas Tanjungpura vol 10 Nomor 2. Desember 2010. Fakultas Teknik Untan. Pontianak.BPS Kabupaten Kayong Utara. 2012. Kalimantan Barat Dalam Angka, BPS Kabupaten Kayong Utara. Sukadana.Parikesit, D., Pratama, D.A., Ekawati, N., 2003. Modul Pelatihan Perencanaan Infrastruktur Perdesaan, Kerjasama Universitas Gajah Mada dengan Kementrian Koordonator Bidang Ekonomi dan International Labour Organization. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta.Dennis, Ron. 1998. Rural Transport and Accessibility. Development Policies Departement, ILO office Geneva.Donnges, Chris. 1999. Rural Access and Employment, The Laos Experience. Development Policies Departement, ILO office Geneva.Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). 2012. Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Bagi Kesejahteraan Rakyat. KPPOD Brief Edisi September – Oktober 2012. KPPOD. Jakarta
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JALAN SEBAGAI IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KETAPANG Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.894 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18807

Abstract

Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten yang sedang berkembang perlu didukung dengan infrstruktur jaringan jalan yang baik.  Studi ini bertujuan mengembangkan infrastruktur jaringan jalan untuk mendukung pergerakan kendaraan di Kabupaten Ketapang. Studi ini membutuhkan data-data pergerakan kendaraan dan jaringan jalan yang diperoleh dari instansi terkait dan survei lapangan. Model bangkitan pergerakan kendaraan dipengaruhi oleh jumlah sarana kesehatan (X3), sedangkan model tarikan pergerakaan kendaraan  dipengaruhi oleh jumlah penduduk (X1) dan  jumlah sarana kesehatan(X3). Jaringan jalan  arteri primer yang dikembangkan meliputi : ruas Jalan batas Kabupaten Sanggau   Batas  Kecamatan  Balai Berkuak; ruas Jalan Batas Kecamatan Balai Berkuak  Aur Kuning; ruas Jalan Aur Kuning  Sandai; ruas Jalan Sandai  Nanga Tayap; dan ruas Jalan Nanga Tayap  Batas Provinsi Kalimantan Tengah.  Sementara itu, untuk meningkatkan aksesibilitas juga dilakukan peningkatan dan pengembangan terhadap beberapa jalan kolektor primer. Ketapang regency is growing and need to be supported by a good road network infrastructure. This study aims to develop a network infrastructure to support the movement of vehicles in Ketapang regency. This study requires data of movement of vehicles and the road network, obtained from the relevant agencies/departments and field survey. Vehicles trip generation models influenced by number of health facilities (X3), while pull models of vehicle movement influenced by number of residents (X1) and number of health facilities ( X3). Primary artery roads network that was developed include: regency’s boundary road of Sanggau – district’s boundary road of Balai Bekuak; district’s boundary road of Balai Bekuak - Aur Kuning; road segment of Aur Kuning - Sandai; road segment of Sandai - Nanga Tayap, and road segment of Nang Tayap – province’s boundary of Central Kalimantan. In addition, to improve accessibility, it also necessary to makes some improvement and development of the primary collector roadsREFERENCESBPS Kabupaten Ketapang. 2012. Kabupaten Ketapang Dalam Angka. BPS Kabupaten Ketapang. Ketapang.Dirjen Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indoensia. Jakarta.Lubis, Muhammad E. 2012. Penetapan Model Bangkitan Pergerakan Untuk Beberapa Tipe Perumahan di Kota Pematangsiantar, Media Teknik Sipil, Volume 10, Nomor 1, Februari 2012: 27 – 34. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.Raperda RTRW Kabupaten Ketapang 2013 – 2033. KetapangTamin, Ofyar Z. 2008. Perencanaan, Pemodelan, dan Rekayasa Transportasi : Teori, Contoh Soal, dan Aplikasi. Penerbit ITB. Bandung.-----------. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sekretariat Negara RI. Jakarta
EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN PONTIANAK – SUNGAI RAYA KEPULAUAN, KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT Akri, Akbar Kusuma; Juniardi, Ferry; Kadarini, S. Nurlaily
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.937 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36619

Abstract

Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di tikungan jalan raya Pontianak – Sungai Raya Kepulauan. Penelitian dilakukan untuk evaluasi, agar dperoleh saran perbaikan yang tepat dan efektif, pada geometrik sesuai ketentuan berlaku. Pemilihan tikungan dan alinyemen vertikal mengunakan analisa tiap desa ruas jalan daerah rawan kecelakaan (Black Spot) metode EAN (Equivalent Accident Number). Sudut tangen, kondisi jalan, kelengkapan jalan, serta topografi juga mempengaruhi. Tikungan yang ditinjau terpilih 6 tikungan yang dianggap ekstrim dan dilakukan pengukuran kerangka horizontal maupun titik detail yaitu tikungan 1,2,3,4,5,6. Berdasarkan hasil analisa bahwa kondisi eksisting desain tikungan belum memenuhi syarat dan ketentuan menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.38/1997 Direktorat Bina Marga. Kondisi eksisting tikungan 2,4,5,6 tidak memenuhi kecepatan minimal 50 km/jam karena jari jari tikungan terlalu kecil,sedangkan yang sudah memenuhi kecepatan minimal, superelevasi dan panjang lengkung horizontalnya belum memenuhi standar ketentuan berlaku. Untuk evaluasi tikungan maka dilakukan perencanaan ulang dan hasilnya karakteristik eksisting tikungan 1,3,4,5,6 lebih cocok bentuk S-C-S sedangkan untuk tikungan 2 lebih cocok pada bentuk S-S. Selain itu dilakukan peningkatan kecepatan rencana 60 km/jam untuk tikungan 6 dan kecepatan rencana 70 km/jam untuk tikungan 1,2,3,4,5 sehingga berpengaruh pada jari jari, superelevasi, jarak pandang henti, kebebasan samping dan pelebaran pada tikungan.Kata Kunci : Geometrik , Jari-jari, Kecepatan Rencana, Pelebaran Perkerasan, Superelevasi
EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN, KABUPATEN BENGKAYANG – SAMBAS, KALIMANTAN BARAT Ginta, Adi Moko; Juniardi, Ferry; Yosomulyono, Sutarto
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.768 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36711

Abstract

Prasarana transportasi dipergunakan di Indonesia, khususnya untuk menunjang kegiatan perekonomian dan manusia sehari-hari. Salah satunya adalah jalan raya. Ruas jalan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang – Sambas Kalimantan Barat merupakan jalan provinsi masih banyak terdapat geometri jalan, baik lengkung horizontal maupun vertikal yang seringkali menyebabkan terjadinya lakalantas. Penelitian dilakukan sebagai evaluasi agar didapat rekomendasi perbaikan yang tepat dan efektif sesuai dengan standar berlaku. Pemilihan alinyemen vertikal dan horizontal mengunakan metode Equivalent Accident Number (EAN). Sudut tangen, kelengkapan, kondisi, serta topografi tikungan tersebut juga mempengaruhi. Banyak tikungan yang ditinjau, terpilih 6 tikungan yang dianggap ekstrim, dan dilakukan pengukuran kerangka horizontal pada tikungan 1, 2, 3, 4, 5, 6. Analisa data menghasilkan bahwa, kondisi eksisting tikungan masih belum memenuhi syarat Bina Marga 1997. Kondisi eksisting jari-jari tikungan 3 terlalu kecil, sehingga tidak memenuhi kecepatan minimal 50 km/jam. Tikungan yang lain superelevasi dan panjang lengkung horizontalnya, masih belum memenuhi standar berlaku. Evaluasi tikungan dengan redesign tikungan, dan hasilnya karakteristik eksisting tikungan 2, 3, dan 4 lebih cocok pada bentuk S-C-S dan tikungan 1, 5, dan 6 lebih cocok pada bentuk S-S. Selain itu juga dilakukan peningkatan kecepatan rencana 70 km/jam untuk tikungan 5, 6 dan 60 km/jam untuk tikungan lainnya.Kata Kunci : Kecepatan Rencana ( Vr ), Jari-jari ( RC ), Superelevasi ( e ), Pelebaran Perkerasan, Geometrik.
EVALUASI KELAYAKAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN RAYA SINGKAWANG- BENGKAYANG Mustakim, Ahmad; Yosomulyono, Sutarto; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.948 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36734

Abstract

Jalan Raya Singkawang-Bengkayang merupakan jalan kelas IIIB dengan jumlah kecelakaan 278 kasus. Tujuan penelitian ini adalah meninjau geometrik jalan, apatelah sesuai standar perencanaan menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik JalanAntar Kota No.38 Tahun 1997 Direktorat Bina Marga. Survei penelitian iniyaituberupapencatatanmarking dan tracking, kondisi jalan beserta kelengkapannya,sehingga didapat 12 tikungan yang kemudian dipilih 6 yang selanjutnya dilakukan pengukuran. Analisa geometrik terhadap 6 tikungan diperoleh kondisi eksisting jalan<5m sedangkan menurut standar Direktorat Bina Marga yaitulebarjalan 6 m,sehingga beberapa tikungan belum memenuhi standar dan beberapa tikungan perlu adanya perbaikan sesuai kebutuhan masing-masing. Perbaikan geometrik pada 6 tikungan yakni lebar jalan, kecepatan, superelevasi, pelebaran pada tikungan, jarak pandang henti dan kebebasan samping sesuai perencanaan masing masing tikungan juga perbaikan alinyemen vertikal yaitu perbaikan kelandaian pada tikungan yakni pada tikungan 9,dan 16.Kata Kunci : Tikungan, Gometrikjalan, Jalan Raya Singkawang-Bengkayang,
KAJIAN AKSESIBILITAS PEDESAAN DI KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (STUDI KASUS DESA KOMPAS RAYA, DESA TEKELAK DAN DESA SUNGAI RAYA) Basri, Indah Fitria; Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.097 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36525

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode IRAP, teknik yang digunakan yaitu kombinasi pengumpulan data berbasis wawancara, pengamatan lingkungan, dan pengisian kuisioner. Adapun beberapa sektor yang dikaji dalam kuisioner antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkantoran, Komunikasi, Pemukiman dan Pertanian/Perkebunan. Hasil analisis penelitian terbagi menjadi tiga kategori, yaitu aksesibilitas fasilitas, sarana transportasi dan prasarana transportasi. Berdasarkan hasil perbandingan tiga kategori nilai aksesibilitas antara aksesibilitas fasilitas, sarana transportasi dan prasarana transportasi, bahwa pada tiga desa tersebut diketahui  memprioritaskan perbaikan dan penaganan pada prasarana transportasi.Kata kunci: Aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH TERHADAP AKSESIBILITAS INFRASTRUKTUR DASAR DENGAN METODE IRAP Marselawati, Ike; Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.985 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v4i4.20939

Abstract

Kecamatan Putussibau Selatan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Putussibau Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bika, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kalis, dan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah kecamatan  5634,16km2. Kecamatan Putussibau Selatan  terbagi menjadi 16 desa yang terdiri dari Desa Kedamin Hilir, Desa Kedamin Hulu, Desa Jaras, Desa Sungai Uluk, Desa Tanjung Jati, Desa Kedamin Darat, Desa Melapi, Desa Ingko’tambe, Desa Sayut, Desa Urang Unsa, Desa Suka Maju, Desa Cempaka Baru, Desa Beringin Jaya, Desa Kereho, Desa Bungan Jaya, dan Desa Tanjung Lokang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkebunan, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian, dan Perikanan. Hasil analisa penelitian yang dilakukan dalam penangan sektor prioritas dari nilai aksesibilitas yang paling tinggi  menyimpulkan bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitas Desa Melapi adalah sektor air bersih dengan nilai 11,248dan nilai aksesibilitas sarana 11,467dengan pendekatan intervensi pemenuhan kebutuhan untuk mck51.200 ltr/ hari dengan pembangunan jaringan PDAM dan pemenuhan kebutuhan masak dan minum sebesar14.850 lt/hari dengan penambahan PAH maupun gentong-gentong air serta pemantapan jaringan jalan sepanjang100 m dengan penanganan jalan berupa tambal sulam cor beton. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada Desa Melapitersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan sarana dan prasarana .   Kata kunci: Kabupaten Kapuas Hulu, Kecamatan Putussibau Selatan ,aksesibilitas, prioritas
ANALISIS AKSESIBILTAS INFRASTRUKTUR PEDESAAN DI KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT Junita, Nita; Juniardi, Ferry; Azwansyah, Heri
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 4, No 4 (2017): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.469 KB)

Abstract

Kota Singkawang merupakan salah satu Kota yang terdapat di Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah 50.400 ha atau sekitar 0,34 persen dari luas wilayah Kalimantan Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP). Pengumpulan data dilakukandengan interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : sumber air bersih, pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan, perikanan, pemukiman, pariwisata,  komunikasi, sumber tenaga listrik, dan pasar. Hasilpenelitian bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitasDesa Sijangkung adalah sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 11.697 dan nilai aksesibilitas sarana sebesar 11.500 dengan pendekatan intervensi pembangunan 2 unit puskesmas, 11 unit pustu dan 9 unit polindes dan pemantapan jaringan jalan 16 km dengan penanganan berupa tambal sulam aspal. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada Desa Sijangkung tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan sarana transportasi.   Kata kunci: Kota Singkawang, aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning
ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Nuryadi, Eko; Juniardi, Ferry; ., Sumiyattinah
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI FEBRUARI 2016
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.061 KB)

Abstract

Kecamatan Rasau Jaya  merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kubu Raya yang terletak tidak jauh dari ibukota provinsi Kalimantan Barat. Dengan luas wilayah 111,07 km2. Kecamatan Rasau Jaya terbagi menjadi 6 desa yang terdiri dari : Desa Rasau Jaya Umum, Desa Bintang Mas, Desa Rasau Jaya III, Desa Rasau Jaya I, Desa Rasau Jaya II dan Desa Pematang Tujuh. Kecamatan Rasau Jaya merupakan wilayah yang sedang berkembang dan merupakan wilayah yang sangat berpotensi karena merupakan wilayah yang dilalui jalur transportasi dari berbagai kecamatan menuju ibukota provinsi KalBar, Kota Pontianak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning ( IRAP ), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, warta berita terkini,observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian dan Perkebunan. Hasil analisa penelitian menyimpulkan bahwa tingkatan nilai aksesibilitas pada sektor - sektor aksesibilitas Desa Rasau Jaya Umum, Desa Bintang Mas, Desa Rasau Jaya III, Desa Rasau Jaya I, Desa Rasau Jaya II dan Desa Pematang Tujuh  untuk sembilan sektor yang di teliti memiliki nilai aksesibilitas yang bervariasi. Sektor prioritas suatu desa didapat dari hasil analisa yang ditentukan dari nilai aksesibilitas yang terbesar. Nilai aksesibilitas sektor prioritas di Kecamatan Rasau Jaya meliputi sektor pertanian di Desa Rasau Jaya Umum sebesar 11,679, sektor pertanian di Desa Bintang Mas sebesar 9,724, sektor pertanian di Desa Rasau Jaya III sebesar 11,143, sektor pertanian di Desa Rasau Jaya I sebesar 11,548, sektor pertanian di Desa Rasau Jaya II sebesar 13,123 dan sektor pendidikan di Desa Pematang Tujuh sebesar 10,329. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada 6 desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan prasarana transportasi.     Kata kunci: Kecamatan Rasau Jaya, aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
STUDI STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN KUBU RAYA (STUDI KASUS KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG) Simanjuntak, Bontor; Azwansyah, Heri; Juniardi, Ferry
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 1, No 1 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN EDISI FEBRUARI 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.341 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v1i1.13975

Abstract

Abstrak Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkebunan,  Komunikasi,  Pemukiman, Pertanian. Hasil analisa penelitian yang dilakukan dalam penangan sektor prioritas dari nilai aksesibilitas yang paling tinggi  menyimpulkan bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitas Desa Durian adalah sektor air bersih dengan nilai 9,000 dan nilai aksesibilitas sarana dengan nilai 18,148 dengan pendekatan intervensi pemenuhan kebutuhan untuk mck sebesar 600.000 ltr/ hari dengan pembangunan jaringan PDAM dan pemenuhan untuk kebutuhan masak dan minum sebesar 60.000 lt/hari dengan penambahan PAH maupun gentong-gentong air serta pemantapan jaringan jalan sepanjang 33 km dengan peningkatan jalan berupa full cor beton, untuk Desa Simpang kanan adalah sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 8,842 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 9,634 dengan pendekatan intervensi pembangunan 1 unit puskesmas, 6 unit pustu dan 5 unit polindes dan pemantapan jaringan jalan 43 km dengan peningkatan jalan berupa full cor beton, untuk Desa Puguk adalah sektor Pendidikan dengan nilai 11,758 dan nilai aksesbilitas prasarana 12,947 dengan pendekatan intervensi adanya pembangunan 5 unit TK, penambahan 1 unit SD, serta penambahan jumlah guru yang sudah ada dan pemantapan jaringan jalan berupa peningkatan full cor beton sepanjang 34 km dan 10 km berupa tambal sulam cor beton, untuk Desa Bengkarek adalah sektor Pertanian dengan nilai aksesibiliatas 11,904 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 20,870 dengan pendekatan intervensi penambahan 5 unit pintu air, saluran irigasi tersier 7.260 m dan saluran kuarter 13.000 m, penambahan 7 unit handtraktor, 8 unit handspray dan 3 unit mesin penggiling padi dan pemantapan jaringan jalan dengan tambal sulam cor beton sepanjang 15 km dan full cor beton sepanjang 31 km, untuk Desa Pasak adalah sektor pasar dengan nilai aksebilitas sebesar 12,979 dan nilai aksesibilitas fasilitas 20,000 dengan pendekatan intervensi penambahan warung menjadi 24 unit, membangun 2 unit pertokoan dan 2 unit pasar lingkungan dengan 10 km penangan berupa tambal sulam cor beton dan 25 km peningkatan full cor beton, untuk Desa Teluk Bakung adalah sektor Pertanian dengan nilai aksesibilitas 12,925 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 17,857 dengan pendekatan intervensi dengan adanya pembangunan 5 unit pintu air, penambahan 7 unit handtraktor, 11 unit handspray, 4 unit mesin penggiling padi dan pemantapan jaringgan jalan sepanjang 25 km berupa tambal sulam aspal dan 10 km berupa peningkatan tambal sulam cor beton. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada 6 desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan fasilitas dan prasarana.   Kata kunci: Kecamatan Sungai Ambawang, aksesibilitas, prioritas, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)