Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENENTUAN BATAS WILAYAH LAUT PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA BARAT MENGGUNAKAN DATUM GEODESI NASIONAL Kahar, Sutomo
TEKNIK Volume 34, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.432 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v34i1.4816

Abstract

According to Minister of Internal Affair regulation which is Permendagri No.1 Tahun 2006, Peta LingkunganLaut Indonesia (LLN) must be utilized to define boundaries of province sea jurisdiction. Unfortunately, PetaLingkunan Laut Indonesia still applies Indonesia Datum 1974 instead of Datum Geodesi Nasional 1995. It iscontrary with Permendagri No 76 Tahun 2012 and UU No.4 Tahun 2011 which declare the urgency of singlereference datum for Indonesia region. To fit the requirement, Peta Lingkungan Laut Indonesia must betransformed into official datum. This research applied two transformation formulae. There was LaufTransformations to accomodate 2 Dimension Transformation. Computation of transformation parameters andapplication of those parameters were tested at North Coast of Java from Kendal regency to Brebes regency. Ascalculated in MatLab software, this research concluded that Lauf transformation was good for transformingLingkungan Laut Indonesia from ID74 to DGN95.
DAMPAK PENURUNAN TANAH DAN KENAIKAN MUKA LAUT TERHADAP LUASAN GENANGAN ROB DI SEMARANG Kahar, Sutomo; Purwanto, Purwanto; Hidajat, Wahyu Krisna
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 7, No 2 (2010): Vol 7, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.367 KB) | DOI: 10.14710/presipitasi.v7i2.83-91

Abstract

Kota  Semarang sebagai  salah satu kota besar di Indonesia ,memiliki panjang  garis pantai ± 21 km dan secara topografi terbagi menjadi dua wilayah yaitu Semarang bagian atas dan Semarang bagian bawah. Semarang bagian bawah lapisan tanahnya didominasi oleh lapisan tanah Aluvial yang lunak sehingga  terus mengalami  pemampatan.  Kondisi  tersebut  mengakibatkan  kota  Semarang  bagian bawah  berpeluang besar  mengalami  dampak  lingkungan  disebabkan  penurunan  tanah,  salah  satu dampaknya adalah banjir pasang laut atau rob. Rob merupakan fenomena yang menarik yaitu banjir terjadi  tanpa  adanya hujan.  Berdasarkan  kenyataan  tersebut  perlu  dilakukan  penelitian  mengenai penurunan  tanah  dan prediksi  penurunan  tanah  di  Semarang  bagian  bawah.  Penelitian  ini menggunakan data pengukuran titik-titik tinggi tanah kota semarang dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 . Berdasarkan serial data tinggi berbasis Digital Elevasi Model (DEM)/model permukaan dijital dan perilaku muka laut,  kemudian dianalisis menjadi model matematis berupa peta digital yang akan  digunakan  sebagai  dasar    untuk prediksi  genangan  rob  yang    setiap  saat  terjadi  sepanjang tahun.  Hasil  akhir  penelitian  ini  berupa Peta  Digital  tahun  2010  dan  Peta  prediksi  penyebaran  rob yang  merupakan  hasil overlay/pertampalan  analisis  prilaku  penurunan  tanah  dan  analisis  perilaku muka laut  di Kota Semarang bagian bawah.
Pengukuran Untuk Mendeteksi Deformasi Bangunan Sipil Kahar, Sutomo
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 14, Nomor 1, Edisi XXXIV, PEBRUARI 2006
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.818 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v14i1.3937

Abstract

Deformation for territory will impact to above the building stability and also will give an impact to the coordinate points as a control the building. The problem will are begin from decided the points as a reference points in the measurement after deformation, because all of the reference points are arguing the truth as a control points. Therefore, the truth of control points in the long term need to watching the various deformations or changing above the land.Keywords: deformation, control point arguing, measurement systemPermalink: http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3937[How to cite: Kahar, S., 2006, Pengukuran Untuk Mendeteksi Deformasi Bangunan Sipil, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 14, Nomor 1, pp. 78-84]
PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN MASSAL UNTUK MENINGKATKAN POTENSI PAD (PENDAPATAN ASLI DAERAH) KHUSUSNYA PBB DAN BPHTB (Studi Kasus Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta) Kusumawardani, Rizki Budi; Kahar, Sutomo; Subiyanto, Sawitri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1299.3 KB)

Abstract

ABSTRAKZona Nilai Tanah (ZNT) merupakan  area yang menggambarkan nilai tanah yang relatif sama. Bersamaan dengan terbitnya undang undang No.28 Tahun 2009 aturan mengenai penarikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Pajak Penghasilan PPh atas tanah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Maka dari itu perlu dianalisis penilaian tanah untuk membentuk peta ZNT yang dapat digunakan sebagai acuan penarikan pajak daerah sehingga dapat  meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).Dalam penelitian dibentuk peta ZNT berdasarkan nilai tanah dengan penilaian massal menggunakan pendekatan perbandingan penjualan (sales comparative) yang di overlay dengan Peta Tata Guna Lahan, Peta Administrasi Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta dan Peta Blok PBB tahun 2013 dan dibandingkan dengan nilai tanah berdasarkan NJOP. Data harga tanah yang dihitung adalah data harga tanah murni dengan nilai banguan yang sudah dikeluarkan dan penyesuaian sesuai karakteristik kondisi sosial ekonomi daerah.Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan software ArcGIS 10.0 dan Microsoft Office 2010.Hasil Penelitian menunjukkan terdapat 33 Zona Nilai Tanah dari data NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) Tanah dan 65 Zona Nilai Tanah berdasarkan Survey Transaksi Harga Tanah. Sedangkan dari analisis peningkatan pendapatan rata-rata besarnya peningkatan pendapatan daerah berdasarkan perbandingan antara harga transaksi dan nilai NJOP adalah 312,17%.Kata Kunci :   Zona Nilai Tanah (ZNT), Metode Penilaian Tanah, PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan), PPh (Pajak Penghasilan) atas tanah.ABSTRACKLand Value Zone is defined as an area that describes the relative value of the same set of land parcels. Publication of the law No.28 Year 2009 on Land and Building Tax (PBB), Tax on Acquisition of Land and Building (BPHTB) and Tax of Income Land Acquisition Value (PPh) manage by local region. Seeing that regulation, it’s well to review land value for mapping the land value zone that can be used for basic tax revenue determination to increase local revenue taxation.  On the research land value mapped by mass assessment using sales comparative assessment that overlay with map of land use, administration Banjarsari, Surakarta and map of field 2013 that comparison between Tax Object Sales Value (NJOP). The computation of land value is pure without building value and correction by household economy research area.  On the research processing data using ArcGIS 10.0 and Microsoft Office 2010.The result on the research show 33 land value zone by Tax Object Sales Value (NJOP) and 64 zone by land value transaction survey. As for from analysis local revenue taxation the average number of appreciation is 312,17%.Keyword : Land Value Zone, Land Value Method, Land and Building Tax, Tax on Acquisition of Land and Building and Tax of Income Land Acquisition Value
VISUALISASI KADASTRAL 3D DALAM PENYUSUNAN PROPERTI HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) UNTUK MENGOPTIMALKAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (STUDI KASUS: PLASA SIMPANGLIMA) Adhi, Sasongko; Sudarsono, Bambang; Kahar, Sutomo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.33 KB)

Abstract

Badan Pertanahan Nasional, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Pertanahan ditugaskan untuk membangun dan mengembangkan suatu sistem informasi pertanahan yang didalamnya meliputi pengelolaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah berbasiskan sistem informasi geografis. Pembangunan sistem informasi pertanahan ini salah satunya ditujukan untuk mengoptimalkan pelayanan pertanahan dalam penyampaian data dan informasi kepada masyarakat. Terkait dengan pengoptimalan pelayanan pertanahan, pemetaan kadastral dua dimensi yang diterapkan pada bangunan rumah susun sudah saatnya mulai dikembangkan kearah tiga dimensi. Hal ini dikarenakan rumah susun merupakan bangunan bertingkat yang memiliki banyak properti dengan pemanfaatan yang berbeda-beda. Sebuah model tiga dimensi memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memilih posisi virtual dalam peta, keakuratan yang lebih baik dalam memahami dan menginterpretasi peta, serta untuk menampilkan bentuk yang lebih perspektif dan dapat memperlihatkan bentuk secara real sehingga dapat memberikan informasi dari bangunan fisik yang ada. HMASRS merupakan salah satu obyek Pendaftaran Tanah sesuai PP No. 24 tahun 1997, namun pada saat ini kegiatan pendaftaran tanah terhadap HMASRS masih dilakukan dengan pendekatan secara 2 dimensi dengan informasi yang terbatas (aspek ruang belum dapat terakomodasi). Sehingga, Pemodelan Kadastral Tiga Dimensi (3D) dalam Penyusunan Properti Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS) untuk Mengoptimalkan Sistem Informasi Pertanahan sangat tepat dalam menyediakan informasi yang lengkap atas obyek HMASRS. Data simulasi penelitian diperoleh dari Kantor Pertanahan Kota Semarang dan Kantor Pemasaran Plasa Simpanglima, berupa gambar denah Plasa Simpanglima dalam format digital. Pengolahan data meliputi penggambaran objek dalam tiga dimensi, serta pembuatan relation/link tiap denah dengan informasi yang terkait. Kata Kunci : Sistem Informasi Pertanahan, Kadastral Tiga Dimensi (3D), Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS)
DETEKSI PENURUNAN MUKA TANAH KOTA SEMARANG DENGAN TEKNIK DIFFERENTIAL INTERFEROMETRIC SYNTHETIC APERTURE RADAR (DINSAR) MENGGUNAKAN SOFTWARE ROI_PAC BERBASIS OPEN SOURCE Saputro, Eko Andik; Kahar, Sutomo; Sasmito, Bandi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.708 KB)

Abstract

Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah yang terletak di koordinat -6°58’ LS dan +110°25’ BT. Semarang terbentuk dari endapan alluvial yang terdiri dari material berukuran lempung dan pasir. Lapisan pembentuk tersebut berumur muda (sekitar 10.000 tahun) yang memiliki derajat kompaksi rendah sehingga masih memungkinkan tahapan pemadatan dan berpengaruh dengan penurunan muka tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  penurunan muka tanah di Kota Semarang dengan teknik DInSAR. DInSAR adalah teknologi pencitraan radar kesamping dengan memanfaatkan informasi fase, amplitudo dan panjang gelombang dalam pengolahannya untuk mendapatkan topografi dan deformasi. Metode yang digunakan adalah two-pass interferometric dengan menggunakan 3-arsec (90 m) Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) sebagai Digital Elevation Model (DEM) referensi untuk menghapus unsur fase topografi. Data yang digunakan adalah tiga citra satelit ALOS PALSAR (Level 1.0) dengan akuisisi data Juni 2007 sampai September 2009. Teknik DInSAR ini diproses dengan menggunakan software ROI_PAC berbasis open source. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laju penurunan muka tanah dengan teknik DInSAR rata-rata sebesar 0.78 cm/tahun hingga 14.13 cm/tahun. Hasil pengolahan DInSAR dibandingkan dengan hasil penurunan muka tanah menggunakan teknik levelling yang menghasilkan nilai standar deviasi sebesar 1.217 cm. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik DInSAR dapat digunakan dalam mendeteksi penurunan muka tanah di kota Semarang.
PEMANFAATAN SIG UNTUK MONITORING KEBOCORAN JARINGAN PIPA PDAM DI KABUPATEN DEMAK Herlin A., Rr. Yossia; Nugraha, Arief Laila; Kahar, Sutomo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.586 KB)

Abstract

Kebocoran memang merupakan masalah yang umum dihadapi oleh PDAM. Di Indonesia tingkat kebocoran air pada saluran distribusi PDAM saat ini masih cukup tinggi yaitu diantara 20-30% di tiap daerah. Penanganan kebocoran sangat berkaitan erat dengan informasi jaringan yang kemudian disajikan ke dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) sebagai representasi informasi pemetaan jaringan pipa distribusi di PDAM secara geometris.Untuk mendapatkan SIG jaringan pipa distribusi PDAM, dilakukan pemetaan jaringan distribusi pipa menggunakan GPS navigasi dan didukung atribut-atribut informasi perpipaan seperti diameter dan panjang pipa. Selanjutnya untuk menganalisis jaringan distribusi pipa menggunakan software EPANET 2.0, dari kedua metode tersebut dapat dianalisis kondisi jaringan eksisting yang ada untuk mengetahui daerah yang mengalami rawan kebocoran.Hasil yang diperoleh dari analisis EPANET jaringan pipa eksisting (kondisi jam puncak), mengalami pressure tertinggi sebesar 59,91 m, head tertinggi sebesar 89,92 m 2, flow (debit aliran) tertinggi sebesar 8,54 LPS, velocity (kecepatan aliran) tertinggi sebesar 0,92 m/s, Unit headloss (kehilangan tekanan) tertinggi sebesar 35,70 m/km. Hasil simulasi EPANET disajikan pada SIG berupa peta jaringan distribusi dan perhitungan kebocoran dengan membandingkan jumlah air distribusi dan air terjual, yang menunjukkan tingkat kehilangan air/kebocoran tertinggi pada tahun 2012 terdapat pada bulan Desember yaitu sebesar 10785 m3 dan pada tahun 2013 terdapat pada bulan Januari yaitu sebesar 6298 m3.Kata kunci: Kebocoran, PDAM, SIG, EPANET
VERIFIKASI BATAS WILAYAH ANTARA KABUPATEN SUKOHARJO DAN KABUPATEN KARANGANYAR Pamungkas, Guntur Bagus; Sudarsono, Bambang; Kahar, Sutomo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.892 KB)

Abstract

ABSTRAKPermasalahan batas daerah merupakan masalah yang sangat kompleks dan akan selalu menimbulkan konflik apabila tidak ditangani secara baik. Permasalahan batas daerah ini erat kaitannya dengan potensi Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusia, jumlah penduduk yang semakin bertambah sementara luas tanah atau daerah tidak akan bertambah.Dalam penelitian ini telah dilakukan pengkajian penentuan titik-titik koordinat Pilar Batas Antara / PBA wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar yang mengkomparasi dari titik referensi orde-2 ke titik referensi orde-1 menggunakan GPS Geodetic Spectra Precision EPOCH-10 sebagai alat pengukuran, dengan menggunakan metode pengukuran Single-Frecuency (L1).Secara umum, batas dapat diartikan sebagai pemisah antara dua bidang, dua ruang, dua daerah, dan sebagainya. Batas-batas tersebut harus bisa divisualisasikan secara nyata sehingga perlu diberi tanda, yaitu tanda batas. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 (yang sebelumnya Permendagri no.1 tahun 2006) tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah bahwa dalam rangka penentuan batas daerah secara pasti di lapangan sesuai dengan undang-undang tentang pembentukan daerah, perlu dilakukan penegasan batas daerah secara sistematis dan terkoordinasi. Sehingga terjadi perubahan koordinat Pilar Batas Antara (PBA) wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Dari hasil perbandingan pengukuran dengan ikatan orde-2 dan pengukuran dengan ikatan orde-1 terdapat perbedaan antara perbandingan kedua pengukuran tersebut.Kata Kunci : Batas Daerah, Single-Frecuency, Permendagri ABSTRACTProblems of the region is a very complex problem and will always cause conflict if not handled properly. Problems of the region is closely related with the potential of natural resources and human resources, a population that is growing while the land area or areas will not be incremented.In this research has been carried out studies on the determination of the coordinates of the points cornerstones of  border betweenthe Sukoharjo Regency and from the Karanganyar Regency reference point a-2 to order-1 reference point using GPS Points Spectra Precision EPOCH-10 as a tool of measurement, measurement method using Single-Frecuency (L1).Generally, the limit can be defined as separation between the two fields, the two spaces, the two regions, and so on. Those limits have to be visualized in real so it needs to be given a sign, that sign limits. According to regulation of the Minister of Internal Affairs Number 76 in 2012 (formerly Permendagri No. 1 of 2006) about the guideline Assertion that Area in order to Limit the determination of limits for certain areas in the field in accordance with the law on the formation of regions, regional limit affirmation needs to be done in a systematic and coordinated.So that happens changes the coordinates of the boundary between Pillars (PBA) is locality Sukoharjo Regency and Karanganyar Regency. From the results of the comparison measurements with a bond order 2 and measurements with bond order 1-there is a difference between the comparison of both such measurement.Key Words :  Boundary Areas, Single-Frecuency, Permendagri
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS IDENTIFIKASI PERSEBARAN POTENSI DAERAH BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kab. Jepara) Sari, Ulya Novita; Kahar, Sutomo; Nugraha, Arief Laila
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1288.817 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Jepara memiliki banyak potensi daerah di berbagai bidang yang dapat di unggulkan seperti pantai Kartini dan pantai Bandengan, tenun ikat Troso, kerajinan rotan, kerajinan mainan anak, dan yang paling terkenal dari Kab. Jepara adalah furniture dan ukiran. Untuk memaksimalkan upaya pengelolaan potensi yang dimiliki oleh Kab. Jepara ini, diperlukan sistem informasi potensi daerah, yang memuat data spasial dan non spasial dalam satu sistem yang terpadu.Aplikasi SIG identifikasi persebaran potensi daerah berbasis web ini dirancang dengan memanfaatkan data spasial (koordinat x,y,z) yang diperoleh dari survei lapangan dengan GPS Garmin CSx60  dan data non spasial yang diperoleh dari dinas-dinas yang terkait dengan penelitian. Potensi daerah yang dijadikan sebagai objek kajian dalam penelitian ini adalah potensi daerah Kab. Jepara pada lima sektor yaitu pertambangan, pertanian, perikanan, perindustrian dan pariwisata. Peta digital diolah dengan menggunakan Google Maps API. Basis data disusun menggunakan database MySQL dari perangkat lunak PhpMyAdmin.Hasil dari penelitian berupa aplikasi Sistem informasi Geografis berbasis web yang menampilkan potensi daerah dari kabupaten Jepara dalam lima sektor dengan 14 potensi pada sektor Pertambangan, 8 potensi pada sektor Pertanian, 13 potensi pada sektor Perikanan, 14 potensi pada sektor Perindustrian dan 16 potensi pada sektor Pariwisata yang dapat diakses oleh masyarakat luas melalui internet. Dengan pemanfaatan teknologi internet diharapkan akan mempermudah masyarakat memperoleh informasi hasil potensi daerah di Kab. Jepara.Kata kunci : Potensi Daerah, WebGIS, spasial, non spasial ABSTRACTJepara distric has a lot of potential area such as Kartini beach, Bandengan beach, Troso’s weaving, rattan craft, toys craft, and the most famous regional potency of Jepara district is furnicure an carvings. An information system that presents spatial data and non spatial data of potential area in one integrated system is very needed to maximize the management of potential area effort.Web-based GIS application of identification potential distribution area is was built by utilizing the spatial data (x,y,z coordinat) from field survey with GPS Garmin CSx60 and the non-spatial data  from government offices that assosiated with this research. Regional potency that used as the object of study in this research is the potential area of Jepara district in five sectors, namely mining, agriculture, fisheries, industry and tourism. Digital maps was processed using the Google Maps API. Database were ordered by using database MySQL from PhpMyAdmin software.This research produces an applications of web-based GIS that provide information about identification of potential area distribution from Jepara district. In this application there are 14 potency in mining sector, 8 potency in agricultural sector, 13 potency in fisheries sector, 14 potency in industrial sector, and 16 potency in tourism sector that can be access by publics using internet. Key word : Web-based GIS, potential area, spatial data, non-spatial data