Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH: KASUS PROVINSI LAMPUNG Sanudin Sanudin; San Afri Awang; Ronggo Sadono; Dan Ris Hadi Purwanto
Bumi Lestari Journal of Environment Vol 15 No 1 (2015)
Publisher : Environmental Research Center (PPLH) of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of economy growth indicator is Gross Regional Domestic Product (GRDP).  Theresearch was aimed to know contribution of forestry sector to regional economy in LampungProvince.  Data used were GRDP and Gross Domestic Product (GDP) on 2000 constantmarket prices during 2004 to 2013 period.  Location Quotient (LQ), Multiplier Effect, andShift Share Analysis (SSA) were used in this research.  The results showed that in the period2004-2013, forestry sector is not a basic sector in Lampung Province with LQ value 0.18.Multiplier effect value of forestry sector is 94.92 which means that every additional incomeof Rp Y in the forestry sector will result in added revenue of 94.92 x Rp Y in agriculturesector.  Forestry sector GRDP contributed for 0.38 percent to regional economy of LampungProvince. National growth component of forestry sector in Lampung Province gives a positiveeffect to national growth.  Industrial mix component of forestry sector in Lampung Provinceis slower than national average.  Local share component has a positive value which meansthat the forestry sector in Lampung Province is competitive.
Strategi Pembentukan Tambrauw Sebagai Kabupaten Konservasi di Papua Sepus Fatem Marten; San Afri Awang; Ahmad Maryudi; Satyawan Pudyatmoko; Jonni Marwa; Devi Manuhua; Salmon Lembang
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.947 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.373-387

Abstract

Tambrauw merupakan kabupaten di Papua Barat yang menempatkan kebijakan konservasi sebagai domain pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan merancang strategi bagi pembentukan Tambrauw sebagai Kabupaten Konservasi. Penelitian berlangsung sejak bulan oktober-November 2017, menggunakan pendekatan SWOT untuk analisis kekuatan dan kelemahan (faktor Internal) dan peluang dan ancaman (faktor eksternal).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tambrauw layak sebagai Kabupaten Konservasi, dimana posisinya berada pada kwadran I. Artinya bahwa terdapat kekuatan dan peluang sebagai faktor kunci pembentukan kabupaten Konservasi. Kelayakan sebagai kabupetan konservasi juga terlihat melalui hasil analisis faktor internal dan eksternal, dimana Tambrauw dimungkinkan menjadi kabupaten konservasi dengan nilai evaluasi faktor internal 3.20 dan ekternal sebesar 2.75. Meskipun faktor kelemahan dan keterancaman memiliki potensi cukup besar, namun melalui 4 pilihan strategi yang ditetapkan diyakini akan membantu pemerintah Kabupaten Tambrauw memperkecil ancaman dan kelemahan dimaksud.
APLIKASI METODE SIDIK CEPAT JASA LINGKUNGAN PADA DAS MIKRO (Rapid assessment method of environmental services in the micro catchment) Anang Widicahyono; San Afri Awang; Ahmad Maryudi; Muhammad Anggri Setiawan
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jppdas.2020.4.1.79-102

Abstract

ABSTRACTWatershed areas are used for a variety of environmental services that become a basic framework for watershed management activities. This study aims to develop and apply the rapid identification and assessment of environmental services at micro catchment level at Cebong Sub-watershed, Wonosobo Regency. This study uses three basic principles: (i) spatial and inter-regional relationships, (ii) causal relationship mechanism, and (iii) potential and impact values. This method is a combination of spatial analysis using Geographic Information Systems, causal relationship analysis using systems thinking, and economic valuations. The results indicated that the diversity of environmental services in the Cebong Sub-watershed are in the forms of: 1) provision services for food and water sources; 2) regulatory services for carbon stocks, and erosion and sedimentation control, 3) habitat services for  iodiversity, and 4) cultural services for tourism. As food supply services, potato farming provides the highest benefit value although generate other potential environmental services. As cultural services, tourism share lower value of direct benefits, but support the sustainable use of environmental services in the watershed. This is an initiative research to develop a technical guide in managing the micro catchment based on environmental services.Keywords: rapid assesment method; environmental services; micro-catchment ABSTRAKWilayah DAS terbagi habis oleh ekosistem dengan keragaman jasa lingkungan yang dapat dijadikan sebagai kerangka dasar kegiatan pengelolaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan serta mengaplikasikan metode sidik cepat identifikasi dan penilaian jasa lingkungan pada level DAS mikro di Sub DAS Cebong, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini menggunakan tiga prinsip dasar: (i) spasial dan hubungan antar wilayah, (ii) mekanisme hubungan sebab akibat, serta (iii) nilai potensi dan dampak. Metode sidik cepat jasa lingkungan merupakan kombinasi analisis spasial dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis, analisis hubungan sebab akibat dengan metode system thinking, serta valuasi ekonomi. Hasil identifikasi sidik cepat menunjukkan keragaman jasa lingkungan di Sub DAS Cebong berupa: 1) jasa penyediaan dengan jasa utama sumber makanan dan air domestik, 2) jasa regulasi dengan jasa utama cadangan karbon dan pengendalian erosi sedimentasi, 3) jasa habitat dengan jasa utama biodiversitas, dan 4) jasa budaya dengan jasa utama pariwisata. Jasa penyediaan makanan dalam bentuk pertanian kentang memberikan nilai manfaat paling tinggi, namun memunculkan penurunan potensi jasa lingkungan lainnya. Jasa budaya berupa pariwisata, meskipun nilai manfaat langsungnya lebih rendah, namun dapat mendukung keberlanjutan pemanfaatan jasa lingkungan di dalam DAS. Penelitian ini menjadi sebuah inisiasi petunjuk teknis rencana pengelolaan DAS mikro berbasis jasa lingkungan.Kata kunci: metode sidik cepat; jasa lingkungan; DAS Mikro