Komang Iwan Suniada
Balai Penelitian dan Observasi Laut

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI PENENTUAN LOKASI UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERAIRAN TELUK SALEH, SUMBAWA, NTB Komang Iwan Suniada; Muji Wasis Indriyawan
ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science) Vol 8 No 1 (2014)
Publisher : Master Program of Environmental Science, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.1 KB)

Abstract

This study was carried out to support the strategic plan of the Ministry of Marine Affairs and Fisheries of Republic of Indonesia that seeks to increase fisheries production through the aquaculture, especially by developing seaweed cultivation around Sumbawa regency. Objective of this study is providing information of potential area for seaweed cultivation around Teluk Saleh water territory, Sumbawa Regency, Nusa Tenggara Barat. Remote sensing data (Terra/Aqua MODIS and Landsat satellite image), field survey data and secondary data were used for this study. Remote sensing data were used to produce Sea Surface Temperature, Chlorophylla information and mapping of bottom substrate, field survey data provided nitrate, phosphate, salinity, pH, DO, TDS, flow velocity, water transparency while secondary data was used to provide bathymetry information. Geographical Information System software was used to analyze this study by using overlay technique for all parameter, which had previously been weighted and scored based on the criteria of aquatic habitat suitability for seaweed cultivation. Higher scoreindicates that the areamoresuitableforseaweed cultivation activities. The results showedthat thepotential areasuitablefor seaweed cultivation activitiesaround Teluk Saleh water territory, Sumbawa Regency, Nusa Tenggara Barat is about 25.532,57 Ha.
DETEKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KABUPATEN JEMBRANA BALI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH Komang Iwan Suniada
Jurnal Kelautan Nasional Vol 10, No 1 (2015): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.936 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v10i1.8

Abstract

Perubahan garis pantai pada suatu wilayah  disebabkan faktor alamiah (arus, gelombang, badai, kenaikan muka air laut, jenis material pantai) dan atau faktor non alamiah (aktifitas manusia seperti penambangan pasir, reklamasi, perubahan penggunaan lahan). Deteksi perubahan garis pantai di Kabupaten Jembrana dilakukan menggunakan pendekatan penginderaan jauh yaitu menggunakan data citra Satelit Landsat dengan pathrow 117/66 pada tanggal akuisisi 17 Juli 1994 dan 17 Desember 2012. Garis pantai diekstrak dengan menggunakan band near infra merah (band 5) yang mempunyai karakteristik reflektan mendekati nol pada perairan, bahkan pada perairan yang keruh sekalipun. Penetapan garis pantai dilakukan dengan menggunakan metode visual dan on screen digitized mengingat daerah studi yang tidak terlalu luas. Selanjutnya dilakukan tumpang susun (overlay) antara data Landsat tahun 1994 dan 2012 pada perangkat lunak sistem informasi geografi untuk diketahui daerah-daerah yang mengalami abrasi dan sedimentasi pada periode waktu 1994 hingga 2012. Hasil analisis menunjukkan perubahan garis pantai yang disebabkan abrasi seluas 673.600 m2 dengan luasan terbesar terjadi di Desa Perancak seluas sekitar 228.500 m2, sedangkan perubahan garis pantai yang disebabkan oleh sedimentasi seluas 851.500 m2 dengan luasan terbesar terjadi di Desa Pengambengan seluas sekitar 544.100 m2. [Title : COASTLINE CHANGE DETECTION USING REMOTE SENSING TECHNOLOGY IN JEMBRANA BALI] Coastline change occurs due to natural factors (currents, waves, storms, sea level rise, beach material type) and non-natural factors (human activities such as sand mining, reclamation, land-use change). In general, coastline changes caused by the resignation of the beach area landward (abrasion), the advance of the land toward the sea (accretion) and the global phenomenon of rising sea levels. Detection of coastline changes in Jembrana performed using remote sensing approach by using Landsat Satellite image data with pathrow 117/66 at the acquisition date July 17, 1994 and December 17, 2012.The coastline was extracted using near infra-red band (band 5) which have characteristics of its reflectance value near zero in the waters, even though at turbid waters. Determination of coastline was done by on-screen digitized using a visual method considering the study area that is not too wide.  By using overlay method between Landsat 1994 and 2012 data at geographic information system software, areas experiencing erosion and sedimentation in the period 1994 to 2012 can be generated. Overlay analysis shows that the coastline change due to abrasion is measuring 673.600 m2 with the largest area occurred in Desa Perancak which abrasion area is around 228.500 m2, while the coastline changes caused by sedimentation is measuring 851.500 m2  with the largest area occurred in Desa Pengambengan which sedimentation area is approximately 544.100 m2. 
STUDI PENENTUAN LOKASI UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERAIRAN TELUK SALEH, SUMBAWA, NTB Komang Iwan Suniada; B. Realino S.
Jurnal Kelautan Nasional Vol 9, No 2 (2014): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.687 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v9i2.6205

Abstract

Studi ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap kebijakan strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mendorong peningkatan produksi perikanan melalui kegiatan budidaya perikanan. Teluk Saleh yang terletak di Pulau Sumbawa NTB merupakan salah satu lokasi yang potensial untuk pengembangan budidaya laut. Tujuan dari studi ini adalah memberikan informasi kepada pemerintah setempat mengenai daerah yang sesuai untuk pengembangan budidaya rumput laut di perairan Teluk Saleh. Studi ini menggunakan data yang bersumber dari data satelit penginderaan jauh (Terra/Aqua MODIS dan Landsat), data survey lapangan serta data sekunder. Data satelit penginderaan jauh digunakan untuk menghasilkan informasi suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a serta untuk pemetaan dasar perairan; data survey lapangan yang diukur adalah nitrat, fosfat, salinitas, pH, DO, Total Dissolves Solid (TDS), kecepatan arus dan kecerahan perairan; sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data bathymetri. Data-data tersebut kemudian diberi bobot dan skor yang disesuaikan dengan komoditi rumput laut yang akan dibudidayakan. Perangkat lunak Sistem Informasi Geografi dengan menggunakan metode tumpang susun (overlay) digunakan untuk menganalisis parameter-parameter tersebut di atas, dimana semakin tinggi skornya menunjukkan daerah tersebut semakin sesuai untuk pengembangan budidaya rumput laut. Studi ini menghasilkan informasi bahwa area yang potensial bagi pengembangan budidaya rumput laut di perairan Teluk Saleh adalah sekitar 25.532 Ha.