Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STUDY ON THE SIZE STRUCTURE AND POPULATION PARAMETERS OF MUD CRAB SCYLLA SERRATA IN LAWELE BAY, SOUTHEAST SULAWESI, INDONESIA La Sara
JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Vol 13, No 2 (2010): Volume 13, number 2, Year 2010
Publisher : JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.217 KB)

Abstract

Population dynamics of mud crab Scylla serrata were studied in Lawele Bay.  The objectives were to determine population size structure and population parameters. Samples were obtained monthly using gillnets and baited traps.  Less than 70% of gillnet catches during flood tide consisted of adults. Subadults and juveniles were 28.0% and 4.5%, respectively.  Similarly, during ebb tide consisted of 51.7%, 24.2% and 24.1%, respectively.  It suggests that gillnets are not size selective gear. In contrast, baited traps only caught adults and subadults with percentage of 90.5% and 9.5%, respectively.  The CW¥ and K of males were slightly higher than females namely 21.147 and 1.38 for males and 21.023 and 0.83 for females.  The mortality estimates are as follows: natural mortality (M) male = 2.48 and fishing mortality (F) male = 1.2, while M female = 1.78 and F female = 0.75.  The difference was due to CW¥, K and Z.  The results show that S. serrata population is still under exploited.    
EMPOWERING COASTAL COMMUNITY BY IMPLEMENTING NATURAL RESOURCES MANAGEMENT (Case study in Southeast Sulawesi, Indonesia) La Sara; Abdul Hamid; Safilu .
JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Vol 14, No 3 (2011): Volume 14, Number 3, Year 2011
Publisher : JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.387 KB)

Abstract

Economic crisis in 1997-1998 had brought about the emergence of problems of coastal communities in Indonesia, including those in Southeast Sulawesi. Most of the problems still have taken place at present, leading to the degradation of ecosystem services for natural resources. Development activities in various sectors done through unsustainable practices of utilization of natural resources have contributed to increased environmental degradation , which resulted in drastically decreased on fish population. Recently, the government and people are aware that integrated natural resources of coastal and marine management have to be set based on scientific approach. There have been several strategies formulated. Among them is integrated coastal zone management, but unfortunately it has been using top down approach. Hence, local community has no access to the programs. The effective implementation of empowerment should involve all stakeholders who have access to the coastal resources. The objectives of this work were to reduce gradually coastal resources degradation, to change fishermen behavior using illegal fishing, and to create new job using natural resources. This work was implemented in Lasongko Bay of Buton island. The present work is formulated to reduce social economic problems, which has strong correlation with environmental degradation. The programs were formulated by local community in several discussion forums based on identification of their natural resources. To alleviate poverty, rehabilitation of environmental degradation was done first which consisted of planting mangrove seeds along shoreline of the bay and establishing marine protected area. Another program implemented was fish and seaweed cultures to improve community income. The local community in groups took full participation and involvement in all programs implemented due to the role of religion and traditional figures and youth leaders. To achieve the objectives and goals of the programs, each group had a leader and held monthly meeting to discuss strategies for better life. All programs implemented showed better hope for the future due to active participation of local community in maintaining all programs of environment rehabilitation. Similarly, activities of improving income also showed better production.
Sosialisasi Rumput Laut (Eucheuma Cotonii) Hasil Kultur Jaringan di Desa Puulemo Kecamatan Poleang Timur Kabubaten Bombana Oce Astuti; La Sara; Akhmad Mansur; Ira Ira
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.718 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.953

Abstract

Sosialisasi rumput laut (Eucheuma cottonii) hasil kultur jaringan ini merupakan salah satu kegiatan pengandian kepada masyarakat yang disatukan dengan KKN UHO, yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran kultur jaringan rumput laut kepada mahasiswa sekaligus memberikan keterampilan kepada masyarakat pembudidaya terkait cara mengikat dan penempatan rumput laut yang tepat di perairan. Metode yang digunakan dalam kegiatan yaitu penyuluhan kepada masyarakat. Tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu pembelajaran dan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh mahasiswa sebelum terlibat langsung ke masyarakat. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh mahasiswa dan dosen kepada masyarakat khususnya pembudidaya rumput laut dan anak-anak SMPN 05 poleang timur. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi terutama anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga yakni dengan terlibat secara langsung dalam kegiatan pelatihan dan sosialisasi.
Manajemen Kerja Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Pada PT. Benur Top De Heus Akhmad Mansyur; La Sara; Nurhuda Annaastasia; Wa Ode Intiyani Mangurana; Nurdiana A
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.282 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i3.2155

Abstract

Manajemen kerja mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Halu Oleo pada PT. Benur Top De Heus merupakan salah satu kegiatan pengabdian masyarakat terintegrasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam manajemen kerja perusahaan perikanan. Metode yang dilakukan melalui penerapan program kerja menjadi dua bagian yaitu konektivitas output kerja dengan peningkatan ekonomi masyarakat Desa Batu Putih. Hasil pengabdian terdapat enam divisi kerja yang terdapat di PT. Benur Top De Heus yaitu divisi water, induk, post larva center, plankton, quality control, dan market. Dalam membangun konektivitas perusahaaan dengan peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan limbah benur udang vannamei (PL 15) dari output kerja yang terdapat di hatchery dalam bentuk kegiatan produktif.
Karakteristik Habitat ikan sapu -sapu (Pterygoplichtys pardalis) di perairan sungai konaweha desa Anggoro kecamatan wonggeduku kabupaten konawe Luluk Santika; La Sara; Rajab Nadia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Konaweha merupakan bagian wilayah ekosistem yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem setempat. Sungai ini memiliki keanekaragaman jenis ikan yang beragam seperti ikan gabus, ikan lele, ikan mujair, ikan nila, ikan sepat, dan ikan sapu-sapu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik habitat ikan sapu-sapu (P. pardalis) di perairan Sungai Konaweha Desa Anggoro Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2021. Lokasi penelitian berada di Perairan Sungai Konaweha Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) pada 3 stasiun dengan karakteristik habitat yang berbeda. Data karakteristik habitat ikan diuraikan secara deskriptif berdasarkan kelompok ukuran ikan sapu-sapu mulai dari ikan juvenil, remaja, dan dewasa. Pengamatan karakteristik habitat dilakukan dengan pengukuran parameter lingkungan perairan dan mengukur kerapatan tumbuhan air. Hasil analisis menunjukkan karakteristik habitat ikan sapu-sapu dipengaruhi oleh parameter lingkungan perairan yaitu suhu, kecepatan arus, kecerahan, dan kedalaman. Kelimpahan ikan sapu-sapu tertinggi berada pada stasiun I yaitu 48 ind dan kelimpahan terendah berada pada stasiun III yaitu 35 ind. Kerapatan tumbuhan air tertinggi yaitu 13 ind/m2 pada stasiun II, sedangkan pada stasiun III tidak ditemukan tumbuhan air.Kata Kunci : Ikan sapu-sapu, karakteristik habitat, kerapatan tumbuhan air
Tingkat Eksploitasi Ikan Sembilang (Plotosus Lineatus) di Perairan Desa Kambowa, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara Atni Kadir; La Sara; Ahmad Mustafa
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan sembilang (Plotosus lineatus) merupakan salah satu sumber daya ikan di perairan pesisir yang mengalami tekanan eksploitasi sehingga perlu mendapat upaya pengelolaan yang berkelanjutan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2021 di Perairan Desa Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat eksploitasi ikan sembilang di Perairan Kambowa. Pengambilan sampel ikan sembilang dilakukan menggunakan alat tangkap jaring insang dasar dan tombak, yang dilakukan sebanyak 4 kali dalam sebulan. Selama periode penelitian ditemukan ikan sembilang sebanyak 316 ekor dengan panjang total berkisar 62-259 mm. Ikan sampel didominasi oleh kelompok ukuran juvenil sebesar 51,9%, dan kelompok remaja sebesar 26,9% dan dewasa 21,2%. Parameter pertumbuhan menunjukkan ikan sembilang mencapai panjang asimtotik (L∞) sebesar 255,20 mm pada umur 32,83 bulan dengan kecepatan pertumbuhan (K) sebesar 0,430 per tahun dan (t0) yaitu -0,22. Sedangkan mortalitas total (Z) pada ikan sembilang diperoleh 1,14 per tahun, dimana mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,59 per tahun, dan mortalitas alami (M) sebesar 0,55 per tahun. Analisis data tingkat eksploitasi yang menggunakan software FISAT II menunjukkan tingkat eksploitasi ikan sembilang di perairan Kambowa berada dalam kategori tangkap lebih (overfishing) dengan nilai status eksploitasi (E) sebesar 0,51. Kata kunci: Plotosus lineatus, pertumbuhan, mortalitas, status eksploitasi, Buton Utara.
Analisis Kesesuaian Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Perairan Pulau Motaha Dan Baliara Kepulauan Kabupaten Bombana Nurhalima Nurhalima; La Sara; Andi Irwan Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRumput laut merupakan salah satu jenis tanaman tingkat rendah dalam golongan ganggang yang hidup di air laut. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah Kappaphycus alvarezii. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian perairan Kecamatan Kabaena Barat sebagai lokasi budidaya rumput laut jenis K. alvarezii. Penelitian dilaksanakan dua minggu yaitu pada bulan April 2022. Lokasi penelitian terletak di perairan Pulau Motaha dan Baliara Kepulauan, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana yaitu di lokasi budidaya dan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo. Secara geografis stasiun I berada di titik koordinat 5026’95.83”LS dan 121077’23.94”BT sedangkan stasiun II berada di titik koordinat 5012’15.22”LS dan 121082’48.5”BT. Pengukuran parameter fisika dan kimia dilakukan dengan mengambil sampel air permukaan pada setiap stasiun pengamatan sebanyak satu kali dengan tiga kali pengulangan. Berdasarkan hasil analisis telah diperoleh nilai skor pada Stasiun I yaitu 100  (Sangat Sesuai) dan pada Stasiun II yaitu 100 (Sangat Sesuai). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Stasiun I dan Stasiun II dinyatakan layak untuk kegiatan budidaya rumput laut (K. alvarezii).
Kelimpahan dan Pola Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Hutan Mangrove Teluk Kulisusu Utara, Buton Utara Indira Rosvita Sari; La Sara; Muslim Tadjuddah
JSIPi (JURNAL SAINS DAN INOVASI PERIKANAN) (JOURNAL OF FISHERY SCIENCE AND INNOVATION) Vol 7 No 1 (2023): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsipi.v7i1.174

Abstract

ABSTRAKHutan Mangrove di Teluk Kulisusu Utara mengalami konversi lahan yang menyebabkan penurunan populasi kepitingbakau (S. serrata) dan penurunan hasil tangkapan nelayan. Kondisi kerapatan mangrove diklasifikasi dalam 4 kriteria menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) Landsat 8 OLI, yakni kerapatan lebat (0,043 -1), kerapatan sedang (0,247 - 0,403), kerapatan jarang (0,082 - 0,247) dan kerapatan sangat jarang (0,027 - 0,082).Penggambilan sampel kepiting bakau bakau menggunakan bubu. Total sampling sejak April sampai June sebanyak 12 kali. Kelimpahan relatif kepiting bakau tertinggi ditemukan pada stasiun III yaitu 10,41 ind/trip yang ditemukan pada mangrove dengan kerapatan tinggi (0,403 - 1). Sedang kerapatan rendah terdapat pada stasiun II 0,08 ind/trip pada hutan mangrove dengan kerapatan sangat jarang (0,027 - 0,082). Hasil analisis pola pertumbuhan kepitig bakau menunjukan allometrik negative (b < 3). Oleh karena alat tangkap bubu yang digunakan banyak menangkap ukuran juvenile maka alat tangkap ini merupakan alat tangkap non selektif yang dapat mempengaruhi secara negative keberlanjutan populasi di lokasi perairan ini. Dengan demikian makan penggunaan alat perlu dirancang ulang (redesign) menjadi lebih selektif atau alat tangkapan tangkap mempunyai pintu keluar yang tujuannya untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya populasi kepiting bakau.Kata kunci: Kepiting bakau (S. serrata), kerapatan mangrove, pola pertumbuhan
Efisiensi distribusi pada bisnis komoditi rumput laut di Kabupaten Bombana Wa Ode Shafira Harfin; Sjamsu Alam Lawelle; Akhmad Mansyur; La Sara; Irdam Riani
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol 8 No 3 (2023): Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsep.v8i3.21

Abstract

Seaweed distribution is the process of sending seaweed from producers to consumers. This study aimed to determine distribution, distribution patterns, and distribution efficiency in the seaweed commodity business. This research was conducted in Bombana Regency, from February to March 2022. Respondents were classified into 3 groups namely, seaweed farmers, small traders and big traders. Samples of each group were chosen purposively (purposive random sampling) the interview with each respondent used snowball sampling. The data collected includes the characteristics of the respondents, the characteristics of the seaweed business, and the minimum costs. The data were analyzed descriptively qualitative to answer the objective of how the distribution and pattern of distribution of seaweed in Bombana Regency was used, while the Least Cost method was used to answer the goal of seaweed distribution efficiency. The results showed that there were 4 seaweed distribution channels, namely: (1) seaweed farmers to small traders to big traders then to industry, (2) seaweed farmers to small traders to big traders then to exporters, (3) seaweed farmers to big traders then to industry, and (4) seaweed farmers to big traders then to the exporter. The amount of seaweed production distributed from seaweed farmers to small traders averaged 361.11 kg, while from small traders to wholesalers an averaged 3,817 kg, and from wholesalers to industry an average of 735 kg. The largest amount of seaweed production is from wholesalers to exporters with an average of 5,591 kg. The efficiency of distribution with the lowest cost occurs in distribution from seaweed farmers directly to big traders and from big traders to exporters