Nining Sari Ningsih
Program Studi Oseanografi, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Upwelling di Sepanjang Perairan Selatan NTT Hingga Barat Sumatera Kunarso Kunarso; Nining Sari Ningsih; Agus Supangat
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 10, No 1 (2005): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.813 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.10.1.17-23

Abstract

Kejadian upwelling di sepanjang perairan Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Barat Sumateramerupakan bentuk evolusi upwelling yang setiap tahun berulang. Fenomena upwelling ini dipengaruhioleh musim dan iklim. Adanya perubahan fenomena iklim (Normal, El Niño, dan La Niña) diduga akanmenyebabkan perubahan karakteristik upwelling, baik temporal (periode upwelling), spasial (distribusihorisontal), maupun intensitasnya. Berdasarkan hasil analisa dari data pola angin, model pola arus, sebaran suhu baik dari model maupun dari WOD ( Word Ocean Data ), serta data satelit yang berupa SST ( Sea Surface Temperature ) dan chlorofil-a, ditemukan bahwa pada variasi fenomena iklim (Normal, El Niño dan La Niña) tahunan , menunjukkan karakteristik upwelling yang berbeda. Upwelling pada tipe periode El Niño mempunyai karakteristik lebih lama, lebih luas distribusi spasialnya dan lebih kuat intensitasnya dibanding pada periode Normal dan La Niña. Upwelling pada tipe periode La Niña mempunyai karakteristik paling singkat kejadiannya, paling sempit distribusi spasialnya dan paling kecil intensitasnya dibanding periode El Niño dan Normal.Kata kunci: Upwelling, Normal, El Niño, La NiñaUpwelling evolution on the Southern Coast of NTT to the Western Coast of Sumatera occurs periodicallyevery year. This upwelling phenomena is affected by weather and climate. The climate variability (Normal,El Niño, dan La Niña) are supposed to couses the upwelling characteristic changes, both temporally(upwelling periodic) and spacially (horizontal distribution) and also upwelling intensity. Based on wind data analysis, current patern model, temperature distribution carried out from model data, Word OceanData and Sea Surface Temperature and chlorophyl-a obtained from satelite image, it is found thatinterannual variability of climate (Normal, El Niño, and La Niña events) couses different upwellingcharacteristics. Upwelling during the El Niño event has longer period, wider spacial distibution andstronger intensity than that during the Normal and La Niña ones. Upwelling during the La Niña eventshas shorter period, narrower spacial distribution, and weaker intensity than that during the El Niño andNormal event.Key words : Upwelling, Normal, El Niño, La Niña
Variabilitas Suhu dan Klorofil-a di Daerah Upwelling pada Variasi Kejadian ENSO dan IOD di Perairan Selatan Jawa sampai Timor Kunarso Kunarso; Safwan Hadi; Nining Sari Ningsih; Mulyono S. Baskoro
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 16, No 3 (2011): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.096 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.16.3.171-180

Abstract

Informasi mengenai variabilitas spasial suhu dan klorofil-a permukaan laut memiliki peran penting sebagai sarana pendugaan daerah potensi ikan tuna. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menggambarkan variabilitas suhu dan klorofil-a permukaan laut baik secara spasial maupun temporal di daerah upwelling pada variasi kejadian El Nino Southern Oscilation (ENSO) dan Indian Oscillation Dipole Mode (IOD) di perairan Selatan Jawa hingga Timor. Variabilitas suhu dan klorofil-a permukaan laut dikaji berdasarkan data-data MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spektroradiometer) bulanan Level 3 dari satelit Aqua dan Terra. Nilai suhu dan klorofil-a permukaan laut bervariasi menurut waktu (bulan), wilayah (provinsi) dan variasi antar tahunan iklim global (El Niño-IOD(-), El Niño-IOD(+), La Niña-IOD(-) dan  La Niña-IOD(+). Secara umum kisaran suhu permukaan laut (SPL)  di  daerah  upwelling  pada  variasi  ENSO  dan  IOD  berkisar 26,18 -28,35°C  dengan  rerata 27,04±0,93°C. Kisaran klorofil-a sebesar 0,3-0,95 mg/M³ dengan rerata 0,69±0,28mg/M³. Mulai bulan Juni umumnya nilai suhu permukaan laut (SPL) semakin turun dan klorofil-a semakin meningkat hingga mencapai puncak bulan Agustus atau September, kemudian berangsur normal kembali. Nilai suhu permukaan laut terendah  ditemukan berkembang dari timur (Bali) pada bulan Juni bergerak ke barat hingga Jawa Barat di bulan Oktober. Nilai klorofil-a tinggi berkembang sesuai dengan perkembangan suhu terendah, namun nilai klorofil-a tertinggi umumnya bergerak tidak sesuai dengan perkembangan SPL terendah. Klorofil-a tertinggi umumnya terjadi di perairan selatan Provinsi Bali. Jauh dekatnya pergerakan SPL terendah dan klorofil-a tinggi tampak dipengaruhi nilai IOD-nya, semakin besar nilai IOD maka semakin jauh gerakannya ke barat.Kata Kunci : Variabilitas, suhu, klorofil-a, upwelling, perairan selatan Jawa The information of spatial variabilities of sea surface temperature and chlorophyll-a are important for predicting potential fishing ground of tuna. The aims of the reseach are to describe and study the spatial and temporal variabilities of sea surface temperature and chlorophyll-a at  upwelling area  during the variabilities of El Nino Southern Oscilation (ENSO) and Indian Oscillation Dipole Mode (IOD) event  at southern waters of Jawa until Timor Island. They were studied based on monthly MODIS (Moderate-Resolution Imaging Spektroradiometer) data  Level 3 from Aqua and Terra satelite. The values of sea surface temperature and chlorophyll-a are variable in the times (month), areas (province) and annually global climate (El Niño-IOD(-), El Niño-IOD(+), La Niña-IOD(-) dan  La Niña-IOD(+). Commonly range of the seawater surface temperature (SST) at upwelling area on the variabilities of ENSO and IOD are about 26.18-28.35°C with average 27.04±0,93°C, whereas average of chlorophyll-a are about 0.3-0.95 mg/m³ with average 0.69±0,28mg/M³. From June, sea surface temperature starts to decrease but clhorophyl-a is increasing and back to  normal after reaching peak in August or September. The lowest sea surface temperature was found developing from east (Bali) in June and then moving to west until southern west Java  in  October. The development of high chlorophyll-a values are suitable with that of low sea surface temperature. However the development of highest chlorophyll-a generally move inconsistent with that of lowest sea surface temperature. The highest chlorophyll-a generally happen at the southern of Bali Province. The distance movement of the low sea surface temperature and high chlorophyll-a distributions are affected by IOD value, the higher IOD value the further they move to the west. Key words: Variability, temperature, khlorophyll-a, upwelling, southern waters of Jawa