Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Optimasi Penggunaan Piperazine dalam Campuran MDEA pada Proses Absorpsi Gas Alam Rispiandi; Saripudin
Fluida Vol 14 No 1 (2021): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v14i1.3451

Abstract

Gas CO2 adalah gas asam dan merupakan kontaminan utama yang terkandung pada gas alam yang harus dihilangkan untuk menghindari masalah pada proses pemanfaatannya. Jika bercampur dengan air, gas CO2 akan membentuk senyawa asam yang korosif yang merusak sistem perpipaan, mengurangi kapasitas perpipaan dan akan membeku di dalam pipa pada temperatur rendah. Dewasa ini pelarut MDEA paling banyak digunakan pada absorpsi CO2 dari gas alam karena tidak korosif dan lebih ramah terhadap lingkungan. Namun begitu, untuk meningkatkan daya serap MDEA terhadap CO2 diperlukan zat aktivator yaitu Piperazine. Piperazin berfungsi sebagai katalis yang mempercepat absorbsi CO2 dengan MDEA dimana mekanisme kerjanya adalah dengan mengubah CO2 fasa gas menjadi fasa liquid sehingga mudah larut dalam MDEA. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu validasi model menggunakan data design dan data proses, analisa sensitivitas (simulasi), serta penentuan kondisi optimum beberapa variabel proses. Dari penelitian dihasilkan bahwa konsentrasi piperazin paling optimal adalah 2% massa (MDEA).
HIDROLISIS SELULOSA MENJADI GLUKOSA DENGAN KATALIS HETEROGEN ARANG AKTIF TERSULFONASI Didi Dwi Anggoro; Purwanto Purwanto; Rispiandi Rispiandi
Reaktor Volume 15, No.2, OKTOBER 2014
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.496 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.15.2.126-131

Abstract

CELLULOCE HYDROLYSIS TO GLUCOSE USING ACTIVE CARBON SULPHONATED HETEROGENOUS CATALYST. Enzimatic process and acid hydrolysis process are common process for conversion of cellulose to glucose. Unfornately, the two processes are expensive process and korosif process. Hence, the new process, that use sulfonaned active carbon catalyst is important to developing. The sulfonated active carbon is made from carbonated coconut sheel under temperature at 350oC. After carbonation, sulfonated active carbon soaked under sulphate acid 96% at 150oC until 15 hours. The result is then washed and dried, and tested catalyst characteristics in the form of H+ capacity, pore size catalysts by used BET surface area, functional groups by used FTIR, and morphology catalyst structure by used SEM. Catalyst performance was tested in an autoclave reactor through a hydrothermal process with difference of the catalyst amount and temperature. The results showed that the test characteristics of H+ capacity is 2.95 mmol/g, the pore size is 29 m2/gr. FTIR analyze showed that the presence of sulfonate groups read at a wavelength of vibration 1750 cm-1 and 1379 cm-1. By SEM analyze showed that the morphological structure of sulfonated active carbon is more open than other catalyst. By testing catalyst, the highest conversion of glucose is 87.2 %. Keywords: cellulose; glucose; sulfonate active carbon; thatch Abstrak Teknologi yang sudah digunakan dalam mengubah selulosa menjadi glukosa adalah dengan proses enzimatik dan hidrolisis asam. Kedua teknologi tersebut masih memiliki kendala teknis, yaitu  harga enzim yang mahal, proses yang korosif dan menimbulkan limbah, sehingga diperlukan pengembangan teknologi baru salah satu diantaranya yaitu dengan metode katalis heterogen berupa karbon aktif tersulfonasi. Karbon aktif tersulfonasi ini dibuat dari tempurung kelapa yang dikarbonisasi pada temperatur 350oC, selanjutnya direndam dalam asam sulfat 96% pada temperatur 150oC selama 15 jam. Hasilnya kemudian dicuci dan dikeringkan, dilakukan uji karakteristik dan performance (kinerja ) katalis berupa kapasitas H+, ukuran pori katalis dengan BET, uji gugus fungsi dengan FTIR, dan uji struktur marfologi katalis dengan SEM. Kinerja katalis diuji dalam reaktor autoclave melalui proses hidrotermal dengan mevariasikan jumlah katalis, dan variasi temperatur. Hasil penelitian menunjukkan untuk uji karakteristik kapasitas H+ sebesar 2,95 mmol/gr, untuk uji BET ukuran pori 29 m2/gr , untuk uji FTIR keberadaan gugus sulfonat terbaca pada vibrasi panjang gelombang 1750 cm-1 dan 1379 cm-1 , pada uji SEM struktur morfologi katalis yang lebih terbuka pada karbon aktif setelah proses sulfonasi. Kinerja katalis konversi tertinggi selulosa menjadi glukosa mencapai 87,2% pada jumlah alang-alang 2 gr, jumlah katalis 2 gr, dan temperatur 170oC selama  8 jam. Kata kunci : selulosa; glukosa; karbon aktif tersulfonasi; alang-alang
Simulator Storage Tank: Sebuah Alat Praktikum Untuk Melatih Pengoperasian Tangki Nurcahyo Nurcahyo; Rispiandi Rispiandi; Randy Surya Kusumah; Sandra Sopian
Fluida Vol 11 No 2 (2015): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v11i2.85

Abstract

Storage tank merupakan tangki penyimpanan untuk fluida cair dan gas. Dalam penelitian ini, storage tank digunakan untuk proses loading dan unloading fluida cair dan gas dengan tujuan untuk melihat fenomena yang akan terjadi akibat kekeliruan karena venting tidak dibuka yang akan menimbulkan potensi ledakan untuk proses loading dan bahaya collapse untuk proses unloading. Parameter yang digunakan adalah variasi laju alir volumetrik terhadap waktu dan tekanan ketika ledakan serta collapse. Adapun spesifikasi dari storage tank yang dibuat sesuai dengan desain dan rancangan dari API 620 dan 650 dengan ketinggian 50 cm, diameter 20.32 cm dan ketebalan 0.7 cm dari bahan carbon steel. Simulator keamanan dari storage tank ini menekankan pada aspek fenomena dari keamanan pengoperasian storage tank. Indikator untuk bahaya ledakan adalah balon, karet pipet dan plastik tebal, sementara untuk simulasi bahaya collapse, indikator yang digunakan adalah botol plastik dengan ukuran 450, 700 dan 1600 ml. Setiap indikator tersebut dimaksudkan sebagai sebuah simulator dari bahaya keamanan pada storage tank, tetapi tidak merepresentasikan daripada kekuatan tangki. Indikator yang digunakan untuk melihat fenomena ledakan saat proses loading maupun collapse saat proses unloading menekankan pada aspek penyadaran terhadap orang atau operator yang bersangkutan bahwa untuk setiap kekeliruan dari proses loading maupun unloading akan mengakibatkan konsekuensi. Dalam skala industri yang lebih besar dan dengan fluida yang lebih sensitif dan berbahaya, kekeliruan ini bisa fatal dan tidak bisa ditolerir. Hasil dari penelitian dan uji simulasi kemanan tersebut untuk proses loading fluida cair diperoleh tekanan maksimumnya 1 barg untuk indikator karet pipet pada nilai laju alir volumetrik pada 30 l/min dengan waktu loading 19.48 detik. sementara untuk proses loading fluida gas mempunyai tekanan maksimum sebesar 0.6 barg untuk indikator karet pipet pada nilai laju alir volumetrik 30 l/min dengan waktu pengisian adalah 11.91 detik untuk indikator karet pipet. sementara untuk proses unloading fluida cair botol berukuran 1600 ml menunjukan ketahanan terhadap collapse yang lebih kuat (lama) dengan waktu 0.58 detik untuk laju alir volumetrik maksimumnya. Terakhir untuk proses unloading fluida gas bahwa ketahanan botol berukuran 400 ml lebih kuat dengan waktu collapse yaitu 13.61 detik. Adapun indikator optimum untuk penelitian pada proses loading adalah dengan menggunakan karet pipet, dan proses unloading dengan menggunakan botol berukuran 700 ml.
Optimasi Suhu Reaksi Sintesis Senyawa LiFePO4 Menggunakan Prekursor Lithium Sulfat Sebagai Sumber Ion Lithium Rispiandi; Eko Andrijanto
Fluida Vol 15 No 1 (2022): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v15i1.3700

Abstract

ABSTRAK Dengan meningkatnya kebutuhan akan konsumsi energi, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan peralatan untuk mengkonversi energi dan menyimpannya, seperti baterai lithium. Lithium-ion batteries (LIBs) menjadi salah satu alat yang paling mendapat perhatian karena dianggap memiliki densitas energi yang tinggi. Senyawa LiFePO4 (LIPO) mulai dilirik sebagai alternatif yang paling cocok menggantikan LiCoO2 sebagai katoda pada baterai lihium karena memiliki stabilitas termal yang tinggi. Pada penelitian ini, dipelajari pengaruh kondisi reaksi sintesis LiFePO4 menggunakan metode solid state reaction yang dioptimasi dengan memvariasikan suhu kalsinasi. Bahan baku yang digunakan adalah Li2SO4. H2O , FeSO4. 4H2O dan NH4PO4 dengan ratio molar 1:1:0,5. Sintesis dengan metode solid state reaction ini dilakukan dengan memvariasikan suhu kalsinasi 600o, 650o dan 700 oC selama 5 jam untuk membentuk fase kristalin LiFePO4. Difraktogram LiFePO4 hasil sintesis dibandingkan dengan difraktogram standar LiFePO4 - JCPDS 40-1499. Ketiga variasi suhu ini menghasilkan difraktogram yang sangat identik dengan standar LiFePO4, namun demikian pada suhu 700 oC dianggap menjadi kondisi yang optimum untuk menghasilkan LiFePO4 dengan tingkat kemiripan yang lebih baik dengan LiFePO4 rujukan atau standar. Li2SO4 adapat dijadikan precursor sumber lithium dalam sintesis material LiFePO4. ABSTRACT The increasing for energy consumption, the need for electrical devices to convert energy and store it also increases, such as lithium ion battery. Lithium-ion batteries (LIBs) have received the wide attention because they are considered to have high energy density. LiFePO4 (LIPO) compounds are starting to be regarded as the most suitable alternative to replace LiCoO2 as a cathode in lithium ion batteries because it has high thermal stability. In this study, the reaction conditions for the synthesis of LiFePO4 utilized the solid state reaction method which was optimized by varying the calcination temperature was examined. The raw material used in this synthesis is Li2SO4. H2O, FeSO4. 4H2O and NH4PO4 with a molar ratio of 1:1:0.5. The synthesis method was carried out at high temperature calcination of 600o, 650o and 700oC for 10 hours to form a crystalline LiFePO4 phase. The synthesized LiFePO4 diffractogram was compared with the diffractogram standard of LiFePO4 - JCPDS 40-1499. These three temperature variations resulted in diffractogram that was very identical to the standard LiFePO4, however at 700oC it was considered to be the optimum condition to produce LiFePO4 with a better similarity to the reference LiFePO4. The Li2SO4 can be utilized as a precursor of ion sources in the synthesis of cathode material LiFePO4.
Pengaruh Konsentrasi Inhibitor dari Eceng Gondok dalam Air Hujan dan Air Kran terhadap Laju Korosi: Effect of Water Hyacinth Inhibitor Concentration in Rain Water and Tap Water Media on Corrosion Rate Emma Hermawati; Yunus Tonapa Sarungu; Bambang Soeswanto; Rispiandi; Alfiana Adhitasari; Sudrajat Harris Abdulloh; Rony Pasonang Sihombing; Retno Indarti
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia Vol. 8 No. 2 (2022): August Edition
Publisher : Chemistry Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/kovalen.2022.v8.i2.15931

Abstract

Organic inhibitors in the corrosion process could be obtained from water hyacinth plant. This plant contained antioxidants such as saponins, which could bind to protective metals from corrosion. The objective of this study was to observe the corrosion rate degradation in rainwater and tap water with saponin content of water hyacinth extract with novelty of using methanol in the maceration process. The sample: methanol ratio used in the maceration process was 1 : 9 (w/v). Steel testing was carried out for 5 days in rainwater and tap water. Based on the test results, the saponin content in the water hyacinth extract could be proven by the stability of the foam produced. The experimental results showed a corrosion rate escalation in tap water samples from 47.7% to 94.5% and samples in rainwater from 11.3% to 52.9% at 75 ppm inhibitor concentration. Based on the research, water hyacinth extract using methanol solvent could be used as a corrosion inhibitor.
Optimasi Penggunaan Piperazine dalam Campuran MDEA pada Proses Absorpsi Gas Alam Rispiandi Rispiandi; Saripudin Saripudin
Fluida Vol 14 No 1 (2021): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v14i1.3451

Abstract

Gas CO2 adalah gas asam dan merupakan kontaminan utama yang terkandung pada gas alam yang harus dihilangkan untuk menghindari masalah pada proses pemanfaatannya. Jika bercampur dengan air, gas CO2 akan membentuk senyawa asam yang korosif yang merusak sistem perpipaan, mengurangi kapasitas perpipaan dan akan membeku di dalam pipa pada temperatur rendah. Dewasa ini pelarut MDEA paling banyak digunakan pada absorpsi CO2 dari gas alam karena tidak korosif dan lebih ramah terhadap lingkungan. Namun begitu, untuk meningkatkan daya serap MDEA terhadap CO2 diperlukan zat aktivator yaitu Piperazine. Piperazin berfungsi sebagai katalis yang mempercepat absorbsi CO2 dengan MDEA dimana mekanisme kerjanya adalah dengan mengubah CO2 fasa gas menjadi fasa liquid sehingga mudah larut dalam MDEA. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu validasi model menggunakan data design dan data proses, analisa sensitivitas (simulasi), serta penentuan kondisi optimum beberapa variabel proses. Dari penelitian dihasilkan bahwa konsentrasi piperazin paling optimal adalah 2% massa (MDEA).
Optimasi Suhu Reaksi Sintesis Senyawa LiFePO4 Menggunakan Prekursor Lithium Sulfat Sebagai Sumber Ion Lithium Rispiandi Rispiandi; Eko Andrijanto
Fluida Vol 15 No 1 (2022): FLUIDA
Publisher : Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/fluida.v15i1.3700

Abstract

ABSTRAK Dengan meningkatnya kebutuhan akan konsumsi energi, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan peralatan untuk mengkonversi energi dan menyimpannya, seperti baterai lithium. Lithium-ion batteries (LIBs) menjadi salah satu alat yang paling mendapat perhatian karena dianggap memiliki densitas energi yang tinggi. Senyawa LiFePO4 (LIPO) mulai dilirik sebagai alternatif yang paling cocok menggantikan LiCoO2 sebagai katoda pada baterai lihium karena memiliki stabilitas termal yang tinggi. Pada penelitian ini, dipelajari pengaruh kondisi reaksi sintesis LiFePO4 menggunakan metode solid state reaction yang dioptimasi dengan memvariasikan suhu kalsinasi. Bahan baku yang digunakan adalah Li2SO4. H2O , FeSO4. 4H2O dan NH4PO4 dengan ratio molar 1:1:0,5. Sintesis dengan metode solid state reaction ini dilakukan dengan memvariasikan suhu kalsinasi 600o, 650o dan 700 oC selama 5 jam untuk membentuk fase kristalin LiFePO4. Difraktogram LiFePO4 hasil sintesis dibandingkan dengan difraktogram standar LiFePO4 - JCPDS 40-1499. Ketiga variasi suhu ini menghasilkan difraktogram yang sangat identik dengan standar LiFePO4, namun demikian pada suhu 700 oC dianggap menjadi kondisi yang optimum untuk menghasilkan LiFePO4 dengan tingkat kemiripan yang lebih baik dengan LiFePO4 rujukan atau standar. Li2SO4 adapat dijadikan precursor sumber lithium dalam sintesis material LiFePO4. ABSTRACT The increasing for energy consumption, the need for electrical devices to convert energy and store it also increases, such as lithium ion battery. Lithium-ion batteries (LIBs) have received the wide attention because they are considered to have high energy density. LiFePO4 (LIPO) compounds are starting to be regarded as the most suitable alternative to replace LiCoO2 as a cathode in lithium ion batteries because it has high thermal stability. In this study, the reaction conditions for the synthesis of LiFePO4 utilized the solid state reaction method which was optimized by varying the calcination temperature was examined. The raw material used in this synthesis is Li2SO4. H2O, FeSO4. 4H2O and NH4PO4 with a molar ratio of 1:1:0.5. The synthesis method was carried out at high temperature calcination of 600o, 650o and 700oC for 10 hours to form a crystalline LiFePO4 phase. The synthesized LiFePO4 diffractogram was compared with the diffractogram standard of LiFePO4 - JCPDS 40-1499. These three temperature variations resulted in diffractogram that was very identical to the standard LiFePO4, however at 700oC it was considered to be the optimum condition to produce LiFePO4 with a better similarity to the reference LiFePO4. The Li2SO4 can be utilized as a precursor of ion sources in the synthesis of cathode material LiFePO4.
Lithium Recovery Using Hydrogen Manganese Oxide Adsorbent Derived from Spinel Lithium Manganese Oxide : Pemulihan Litium Menggunakan Adsorben Hidrogen Mangan Oksida Berasal dari Spinel Litium Mangan Oksida Dewi Widyabuningsih; Hanadia Hielwana; Ekbar Pauti; Iwan Ridwan; Rispiandi Rispiandi; Eko Andrijanto
Jurnal Rekayasa Bahan Alam dan Energi Berkelanjutan Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rbaet.2023.007.01.05

Abstract

Lithium recovery from brine is recently attracting significant attention due to increasing industrial demand for energy storage, such as batteries. The lithium recovery from lithium brine was investigated using hydrogen manganese oxide adsorbent. The hydrogen manganese oxide adsorbent HMn2O4 (HMO) is derived from the spinel lithium manganese oxide  (LMO), which is synthesized from  LiOH and MnO2 precursor through the reflux method. The synthesized adsorbent was characterized using Scanning Electron Microscopy to identify its physical characteristics and its surface morphology. The adsorption capacity toward lithium solution was performed through an ion exchange process, and the adsorption values were determined using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). The synthesized HMO has a high lithium adsorption capacity for lithium-ion, which is 23 mg/g, and 10 mg/g for desorption. The optimum uptake capacity of HMn2O4 is 44% of the initial values (52 ppm) after 120 minutes of contact time. The synthesized hydrogen manganese oxide adsorbent has a potential industrial lithium recovery for large-scale application.