Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) SUHU DAN PH FERMENTASI ACETOBACTER XYLINUM Suwardiyono Suwardiyono; Harianingsih Harianingsih; Rony Wijanarko
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.277 KB)

Abstract

Perancangan sistem short message service (sms) suhu dan pH proses fermentasi Acetobacter xylinum yang digunakan sebagai microbacter untuk pembuatan selulosa dan berbagai macam produk lainnya diperlukan beberapa software pendukung. Antara lain menggunakan software IDE Arduino untuk merancang sistem kendali di Arduino UNO. Adapun implementasi yang diharapkan dalam perancangan ini yaitu: Implementasi perangkat lunak yang dimasukan kedalam Arduino UNO untuk dapat mengukur level yang diharapkan. Implementasi sistem pada program Arduino UNO untuk mengirim SMS tentang kondisi level yang telah ditentukan ketika sensor melakukan pendeteksian GSM juga diperlukan adalah standar internasional untuk telepon seluler. Singkatan yang berdiri untuk Global System for Mobile Communications. Pada penelitian ini dirancang sebuah alat ukur pH dan suhu berbasis SMS gateway dengan SMS (Short Message Service) sebagai media informasinya untuk jarak jauh. Data hasil pengukuran dapat dilihat langsung melalui LCD pada modul pH dan suhu. Selain itu dapat pula dilihat dari jarak jauh melalui sebuah PC yang telah tersambung pada modem wavecom dan pada sebuah ponsel. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa GSM Shield memungkinkan papan Arduino atau microcontroller untuk terhubung ke internet, mengirim dan menerima SMS, GSM akan bekerja dengan Arduino UNO dan microcontroller akan bekerja dengan mega papan ADK. Antara lain, GSM mendukung panggilan keluar dan masuk suara, Simple Pesan Sistem (SMS atau pesan teks), dan komunikasi data (melalui GPRS). Kata kunci : ArduinoUNO, GSM shield, SMS
PEKTIN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU BIOSORBEN LOGAM BERAT Kurniasari, L.; Riwayati, I.; Suwardiyono, .
MOMENTUM Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : MOMENTUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai kegiatan manusia sangat berpotensi menghasilkan limbah logam berat. Limbah ini bila tidak diolah dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan serta meracuni makhluk hidup termasuk manusia. Diantara berbagai alternatif pengolahan limbah yang mengandung logam berat, penggunaan biosorben memiliki beberapa keunggulan, diantaranya biaya yang relatif murah, efisiensi yang tinggi pada larutan encer serta kemudahan proses regenerasinya. Diantara berbagai bahan baku biosorben, pektin merupakan salah satu komponen tumbuhan yang banyak mengandung gugus aktif, yaitu komponen yang berperan penting dalam proses biosorpsi. Pektin banyak terdapat pada daun, kulit dan buah pada berbagai tanaman. Pektin yang dapat diaplikasikan sebagai biosorben logam berat adalah pektin jenis LMP (Low Methoxyl Pectin) yang dapat langsung diambil dari tanaman yang mengandung LMP atau dari HMP (High Methoxyl Pectin) yang mengalami proses demetilasi atau modifikasi. Kinetika proses biosorpsi logam berat dengan biosorben pektin dapat mengikuti model kinetika tingkat dua semu, sedangkan kesetimbangan isothermnya dapat mengikuti model Langmuir atau Freunlich. Beberapa penelitian penggunaan pektin sebagai biosorben logam berat diantaranya adalah penggunaan pektin dari pulpa gula beet dan pektin dari kulit buah durian. Kata kunci : biosorben, logam berat, pektin
ADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN ABU ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERAKTIVASI ASAM SULFAT Indah Riwayati; Ni’matul Fikriyyah; Suwardiyono Suwardiyono
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3016

Abstract

Salah satu masalah dalam perkembangan industri kimia adalah pencemaran oleh limbah. Methylen blue merupakan zat pewarna tekstil dalam industri dan menjadi salah satu sumber pencemar lingkungan. Metode adsorpsi menggunakan abu alang-alang (Imperata cylindrica)merupakan salah satu upaya untuk menurunkan konsentrasi methylene blue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pH, waktu kontak dan massa adsorben terhadap adsorpsi oleh abu alang-alang (Imperata cylindrica). Metode penelitian ini meliputi 3 tahap. Tahap preparasi adsorben,adsorpsi, dan analisis Spektrofotometri UV-Vis. Proses adsorpsi dilakukan dengan variasi rasio pH 3-10. variasi waktu kontak 15-90 menit dan massa adsorben 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 gram. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terbaik adsorpsi terjadi pada pH 3, waktu kontak 75 menit, dan massa adsorben 1 gram dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,4844 mg/g. Kata kunci : adsorben, adsorpsi, silikon dioksida, methylene blue, abu alang-alang
Analisis Sifat Fisik dan Kualitas Air Penyaringan Membran Keramik Zeolit, Lempung, Arang Batok Kelapa dengan Variasi Suhu Sintering Wahyu Tri Ardhana; Sri Mulyo Bondan Respati; Suwardiyono Suwardiyono
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v17i1.4380

Abstract

Air yang tercemar dan terkontaminasi oleh logam berat biasanya disebabkan karena pembuangan limbah industri dan rumah tangga yang sembarangan. Filter air yang murah, efisien dan ramah lingkungan diperlukan untuk mengurangi kadar kandungan air dengan menggunakan teknologi membran. Selain membran keramik bisa menyerap fluida, membran keramik juga lebih tahan terhadap perubahan suhu yang tinggi, koros, dan kontaminasi bahan lain, sehingga membran keramik dapat digunakan sebagai media filter yang baik. Material yang sering digunakan dalam pembuatan filter keramik terdiri dari material campuran seperti zeolit, lempung dan arang batok kelapa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat fisik dan kandungan kualitas air hasil penyaringan membran keramik zeolit, lempung dan arang batok kelapa dengan variasi suhu sintering. Penelitian ini menggunakan perhitungan susut volume, susut massa, bulk densitas, archimedes densitas, porositas, laju aliran air dan nilai TDS (Total Dissolved Solids), serta pegujian kandungan air hasil penyaringan dengan alat uji ICP-OES (Inductively Coupled Plasma–Optical Emission Spectrometry). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu sintering maka semakin besar penyusutan terhadap volume dan massa sehingga nilai densitas dan porositas semakin tinggi, semakin besar laju aliran air dan semakin rendah nilai TDS, serta penurunan kandungan unsur logam yang terdapat pada air hasil penyaringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu sintering memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik dan kandungan kualitas air hasil penyaringan membran keramik zeolit, lempung dan arang batok kelapa.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GONDORUKEM-TERPENTIN MENGGUNAKAN METODE FENTON (Fe2+/H2O2) UNTUK MENDEGRADASI COD Bella Paramaeshela; Suwardiyono Suwardiyono; Indah Hartati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3021

Abstract

Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) adalah suatu industri kimia milik perhutani yang mengolah bahan baku berupa getah pinus menjadi produk gondorukem (gum rosin), terpentin dan produk derivatifnya. Industri tersebut menghasilkan limbah cair yang memiliki kandungan konsentrasi COD tinggi sebesar 3248 ppm. Salah satu metode pengolahan limbah yang dapat digunakan yaitu proses fenton. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses fenton terhadap pengaruh suhu, waktu kontak, dan konsentrasi Fe2+.Proses inidilakukan pada suhu 30 oC, 35 oC, 45 oC, 55 oC, waktu kontak 60, 120, 180, 240 menit, dan konsentrasi Fe2+ pada 129,92; 162,4; 216,5;324,8; 649,6 mg/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penurunan nilai COD tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan bertambahnya suhu proses, waktu reaksi tidak menunjukkan penurunan COD yang semakin besar dengan bertambahnya waktu kontak serta penambahan konsentrasi Fe2+tidak menunjukkan pengaruh positif terhadap penurunan COD. Hasil penelitian ini mendapatkan kondisi optimum pada suhu 30 oC, waktu kontak 60 menit dan konsentrasi Fe2+ sebanyak 129,92 mg/L, yang mampu menurunkan nilai COD menjadi 480 ppm dengan efisiensi penurunan COD sebesar 85,2%. Kata kunci: Chemical Oxygen Demand (COD), fenton, gondorukem
PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H2SO4 15% Arif Andrianto; Suwardiyono Suwardiyono; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1645

Abstract

Perkembangan industri aluminium dari tahun ketahun semakin meningkat. Korosi pada aluminium terjadi karena adanya unsur lain dalam aluminium, untuk itu pengerjaan secara kimia atau dengan proses anodic oxidation (proses anodizing) diusahakan untuk mendapatkan lapisan oksida yang lebih tebal dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Proses anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam dengan cara mereaksikan atau mengkorosikan suatu logam terutama aluminium dengan oksigen, diambil dari larutan elektrolit yang digunakan sebagai media, sehingga terbentuk lapisan oksida. Pada penelitian ini terdapat 2 tahapan utama, yaitu proses anodizing dan pewarnaan logam. Pada proses anodizing terjadi pembukaan pori-pori logam alumunium dan terbentuk lapisan alumunium oksida, sedang pada pewarnaan logam zat warna masuk kedalam pori-pori alumunium mengisi permukaan aluminium yang berpori. Pada penelitian ini ada 2 percobaan yang terjadi pada tahapan anodizing, yaitu percobaan pertama dengan waktu anodizing yang berbeda (5, 10, 15, 20, 25 menit) dan arus yang digunakan sebesar 1 ampere. Sedangkan pada percobaan kedua waktu anodizing tetap 10 menit, tetapi arus yang digunakan berbeda (0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 ampere). Semakin lama waktu anodizing dan arus yang semakin besar, maka semakin besar pula massa logam aluminium yang mengalami peluruhan. Pada kondisi ini, warna yang dihasilkan juga semakin pekat. Akan tetapi arus yang besar akan berdampak pada ketidakrataan hasil pewarnaan. Pada penelitian ini, faktor yang paling berpengaruh untuk menghasilkan pewarnaan yang rata adalah waktu anodizing, untuk menghasilkan hasil pewarnaan yang rata. Kata kunci : Alumunium, anodizing, korosi, lapisan oksida
Perancangan Sistem Detektor Suhu Fermentasi Acetobacter Xylinum menggunakan Sensor DS18B20 Harianingsih, Harianingsih; Suwardiyono, Suwardiyono; B, Nugroho Eko; Wijanarko, Rony
Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) Vol 2, No 1 (2018): JTIK
Publisher : KITA Institut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.373 KB) | DOI: 10.35870/jtik.v2i1.44

Abstract

a b s t r a c t Detection system temperature needed in the process of fermentation Acetobacter xylinum. Many food products produced from of fermentation this bacteria. Acetobacter xylinum need temperature fermentation between 28oC-32oCto growing good. To able for controlling temperature on fermentation Acetobacter xylinum, made a temperature design controller using Arduino Uno microcontroller and gauges the temperature of DS18B20 sensors. Election DS18B20 sensors because it had higher at 0,5 oC accuracy. The research covered structural testing component, testing functional and validation component. Data is the decimal form of signals delivered by a temperature on Arduino Uno microcontroller as the brain and processors. From test validation obtained prosesntase error for resistance (R) DS18B20 sensors for temperature 0oC-100oC of 0,96%. The testing Resistance (R) DS18B20 sensors for temperature 25oC-35oC of 1,12%. The measurement of temperature 25oC-35oC before calibration have prosentase error 9,65% and after calibration 0,70%. The prosentase error is still in a normal limits instrument temperature controller, so this instrument can be used as a control in the process of fermentation acetobacter xylinum. a b s t r a kSistem deteksi suhu sangat diperlukan dalam proses fermentasi Acetobacter xylinum. Banyak produk makanan yang diproduksi dari hasil fermentasi bakteri ini. Acetobacter xylinum memerlukan suhu fermentasi antara 28oC-32oC agar dapat tumbuh dan berkembang baik. Untuk dapat memudahkan pengontrolan suhu pada fermentasi acetobacter xylinum, dibuat rancangan alat pengendalil suhu menggunakan arduino uno sebagai mikrokontroler dan pengukur suhu berupa sensor DS18B20. Pemilihan sensor DS18B20 karena sensor ini mempunyai keakuratan tinggi yaitu 0,5oC. Rancangan penelitian meliputi pengujian struktural komponen, pengujian fungsional komponen dan uji validasi. Data merupakan bentuk desimal dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor suhu pada mikrokontroler arduino uno sebagai otak dan pengolah data. Dari hasil uji validasi diperoleh prosentase error untuk pengujian Resistensi (R) sensor DS18B20 untuk suhu 0oC-100oC sebesar 0.96%. Hasil pengujian Resistensi (R) sensor DS18B20 untuk suhu 25oC-35oC mempunyai prosentase error 1.12%. Pengukuran suhu sensor DS18B20 untuk suhu 25oC-35oC sebelum kalibrasi mempunyai prosentase error 9.65% dan setelah kalibrasi sebesar 0.70%. Prosentase error tersebut masih dalam batas normal alat engendali suhu, sehingga alat tersebut dapat digunakan sebagai pengontrol pada proses fermentasi acetobacter xylinum..
PENINGKATAN MUTU PROSES PRODUKSI KOPI BUBUK BAGI MASYARAKAT KLASTER KOPI DI DESA GAJAH KUMPUL KECAMATAN BATANGAN PATI Indah Riwayati; Suwardiyono Suwardiyono; Helmy Purwanto
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1637

Abstract

Kabupaten Pati memiliki potensi produk kopi yang cukup baik. Pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk dilakukan secara berkelompok dalam  suatu klaster kopi. Beberapa klaster kopi ada di desa Gajah kumpul Kecamatan Batangan. Dalam proses produksi klaster (mitra) menghadapi permasalahan yaitu: 1. Proses produksi yang tidak efisien, karena penggunaan alat produksi (penggiling dan sangrai biji kopi) yang mengharuskan proses berulang-ulang sehingga tidak hemat energi dan waktu, 2. Ketidaktahuan mengenai cara pengemasan yang baik produk mereka, 3. Memerlukan tambahan pengetahuan dan ketrampilan mengnai Good manufacturing practice (GMP) untuk produk kopi bubuk, 4. Kurangnya wawasan mengenai manajemen usaha kecil, 5. Ketidaktahuan mengenai prosedur memperoleh ijin edar produk dari Dinas kesehatan. Dari permasalahan tersebut ditawarkan solusi kepada mitra berupa : Perbaikan proses Alat penggiling dan sangrai biji kopi menjadi kopi bubuk, Pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP) produk makanan, Pelatihan tentang pengemasan produk  makanan, Pelatihan Manajemen Usaha kecil, Pelatihan prosedur perijinan produk UKM dan sertifikasi halal. Solusi yang telah dilakukan tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra sehingga mitra dapat lebih mengembangkan usahanya. Kata kunci: kopi,penggiling, sangrai, pengemasan 
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR REBUSAN OLAHAN KEDELAI MENGGUNAKAN EFFECTIVE MIKROORGANISME Suwardiyono Suwardiyono; Farikha Maharani; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3024

Abstract

Penelitian pembuatan pupuk organik cair dari air rebusan olahan kedelai dengan penambahan effevtive mikroorganisme (EM4) sebagai bioaktivator bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu fermentasi terhadap kandungan Nitrogen (N) dan Fospor (P) dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organic cair inimerupakan proses fermentasi 500 ml air rebusan kedelai dalam bak fermentor dengan penambahan EM4 sebanyak 15ml dan sukrosa dan variasi waktu fermentasi 4,6,8,10,12,14 hari. Variasi pengambilan sampel berikutnya dilakukan dengan penambahan EM4 sebanyak 5,10,15, 20 ml dan waktu fermentasi 14 hari. Parameter yang diuji adalah prosentase nitrogen dan Fosfor menggunakan uji Kjeldah dan dilanjutkan dengan uji kandungan Fosfor menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 650-750nm. Hasil dari penelitian ini dengan penambahan 15 ml EM4 diperoleh prosentase nitrogen dan phosphor pada hari ke-10 sebesar 0,302% dan 0,0068%. Semakin lama waktu fermentasi maka prosentase semakin turun antara lain pada waktu 14 hari kandungan nitrogen dan phosphor yang diperoleh 0,128 % dan 0,0014%.. Kata kunci : Air rebusan Kedelai, Effective Microorganisme, Pupuk Organik Cair
KINETIKA PENGERINGAN LAPIS TIPIS PUREE LABU KUNING (Cucurbita moschata) Indah Hartati; Salsa Erna Setiawati; Suwardiyono Suwardiyono
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i2.5510

Abstract

Pengolahan daging buah labu kuning menjadi tepung melalui proses pengeringan dapat meningkatkan umur simpan produk, mempermudah penggunaan dan pengolahannya menjadi berbagai produk lanjutan, mempermudah proses penyimpanan serta dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu pada proses pengeringan daging buah labu kuning serta memvalidasi model kinetika lapis tipis Lewis, Henderson Pabis, Page, Midili dan Two Term menggunakan data eksperimen pengeringan daging buah labu kuning. Proses pengeringan dilakukan menggunakan pengering tipe rak pada suhu 60-70 . Hasil penelitian menunjukkan jika proses pengeringan pada suhu 70  selama 165 menit merupakan kondisi proses pengeringan yang dianggap relatif baik karena mampu menghasilkan produk dengan nilai moisture ratio yang rendah yakni 0,04. Berdasarkan nilai RSS-nya, model kinetika pengeringan Midili merupakan model kinetika pengeringan lapis tipis yang memiliki kesesuaian tertinggi dengan data eksperimen proses pengeringan puree labu dibandingkan model kinetika lapis tipis  Lewis, Henderson Pabis, Page, dan Two Term. Nilai konstanta kinetika pengeringan puree labu kuning adalah 9.10-8- 2,4.10-71/menit untuk proses pada suhu 60-70 .Kata kunci: labu kuning, model kinetika, Midili, lapis tipis