Dyah Umiyarni Purnamasari
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Determinan Growth Faltering (Guncangan Pertumbuhan) pada Bayi Umur 2-6 Bulan yang Lahir dengan Berat Badan Normal Dyah Umiyarni Purnamasari; Martha I Kartasurya; Apoina Kartini
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2009:MMI VOLUME 43 ISSUE 5 YEAR 2009
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.897 KB)

Abstract

Growth faltering determinants among 2-6 years old infants born with normal birth weightBackground: Poor growth in infants can be indicated by a decrease in WAZ score, and is started at the age of 3-6 months. Growth faltering can lead to growth failure. Therefore it is important to investigate growth faltering determinants to solve the growth problems.Methods: This case controls study was conducted at Kangkung subdistrict, Kendal district. Cases were the subjects who had growth faltering, and controls were the subjects who had normal growth. Thirty six subjects were included in each group. The determinant variables investigated were non-exclusive breastfeeding, no-colostrum feeding, formula feeding, early complementary food feeding, pacifier used, diarrhea, upper respiratory tract infections and lack of mother’s allocation time for caretaking. Analyses were conducted by bivariate and multivariate logistic regression.Results: Based on the results of bivariate logistic regression analyses, the determinants of growth faltering were: Non-exclusive breastfeeding (OR=3.30; 95%CI:1.15-9.52; PAR=0.61), formula feeding (OR=2.96; 95%CI:1.03-8.53 PAR=0.38), early complementary food feeding at ≤3 months (OR=16; 95%CI: 1.78-143.15) and upper respiratory tract infections (OR=3.35; 95%CI: 1.23-9,10; PAR=0.48). No-colostrum feeding, pacifier used, diarrhea, and lack of mother’s allocation time for caretaking were not the determinants of growth faltering. Multivariate logistic regression analyses showed that non-exclusive breastfeeding (OR=3.43; 95%CI: 1.15-10.17) and upper respiratory tract infections (OR=3.09; 95%CI: 1.09-8.73) were the main determinants of growth faltering.Conclusions: The main determinants of growth faltering among infants aged 2-6 months at Kangkung sub-district were nonexclusive breastfeeding and upper respiratory tract infections. It is recommended to promote exclusive breast-feeding and prevent upper respiratory tract infections among infants.Keywords: Growth faltering, non-exclusive breastfeeding, upper respiratory tract infections, infants, normal birth weight ABSTRAKLatar belakang: Gangguan pada pertumbuhan bayi ditunjukkan dengan penurunan skor Z menurut indeks BB/U, dan pada umumnya dimulai pada umur 2-6 bulan. Gangguan tersebut bila tidak ditangani lebih lanjut akan menjadi growth failure (kegagalan pertumbuhan). Oleh karena itu perlu diketahui faktor determinan growth faltering agar dapat dilakukan pencegahan dan penanggulangan masalah tersebut.Metode penelitian: Penelitian observasional dengan disain penelitian kasus-kontrol, yang dilakukan di Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal. Subyek adalah bayi yang mengalami growth faltering, dan kontrol adalah bayi yang mengalami pertumbuhan normal. Jumlah subyek masing-masing kelompok kasus dan kontrol adalah 36 subyek. Variabel yang diamati meliputi tidak diberikannya kolostrum, pemberian ASI tidak eksklusif, susu formula, MP-ASI dini, penggunaan kempongan, kejadian diare, ISPA danalokasi waktu asuh ibu. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik bivariat dan multivariat.Hasil: Berdasarkan analisis regresi logistik bivariat, determinan growth faltering adalah: pemberian ASI tidak eksklusif (OR=3,30; 95%CI: 1,15-9,52; PAR=0,61), susu formula (OR=2,96; 95%CI: 1,03-8,53 PAR=0,38), MP-ASI dini umur ≤3 bulan (OR=16; 95%CI: 1,78-143,15) dan ISPA (OR=3,35; 95%CI: 1,23-9,10; PAR=0,48). Variabel tidak diberikannya kolostrum, penggunaan kempongan, kejadian diare dan alokasi waktu asuh ibu yang kurang bukan merupakan faktor determinan. Analisis regresi multivariat menunjukkan bahwa pemberian ASI tidak eksklusif (OR=3,43; 95%CI: 1,15-10,17) dan kejadian ISPA (OR=3,09; 95%CI:1,09-8,73) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian growth faltering.Simpulan: Determinan growth faltering utama pada bayi umur 2-6 bulan di Kecamatan Kangkung adalah Pemberian ASI tidak eksklusif dan kejadian ISPA. Disarankan untuk melakukan penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif dan pencegahan terhadap ISPA pada bayi.