Deddy Bakhtiar
Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Jalan. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KARAKTERISTIK HAMBUR BALIK AKUSTIK PADA IKAN KAKAKTUA (Chlorurus sordidus) MELALUI PENGUKURAN SECARA EX-SITU DENGAN METODE AKUSTIK Deddy Bakhtiar; Indra Jaya; Henry M Manik; Hawis H Madduppa
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 17, No 4 (2021): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.17.4.271-278

Abstract

Ikan kakaktua (Chlorurus sordidus) merupakan salah satu ikan herbivora pada ekosistem terumbu karang yang memiliki peran dalam menjaga kesehatan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik hambur balik akustik ikan kakaktua dan hubungannya dengan ukuran panjang ikan. Manfaat dari penelitian ini berguna untuk pendugaan distribusi ukuran dan kelimpahan ikan kakaktua di suatu perairan. Pengukuran hambur balik akustik dilakukan secara ex-situ menggunakan metode tethered, dimana ikan kakaktua digantung pada kedalaman 2 meter di bawah transduser dan di sounding dengan echosounder Simrad EK-15 pada frekuensi 200 kHz. Data hasil perekaman dianalisis dengan software Echoview 8 untuk memperoleh data target strength (TS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambur balik ikan kakaktua (C. sordidus) memiliki nilai TS rata-rata -49.42 dB pada ukuran panjang baku berkisar 14 sampai 22 cm. Perbedaan nilai TS pada ikan kakaktua diduga dipengaruhi ukuran panjang tubuh, panjang gelembung renang dan aktifitas renang.  Rasio ukuran panjang gelembung renang dan panjang tubuh tidak menunjukkan keterkaitannya dengan nilai TS. Hubungan antara TS dan panjang baku ikan kakaktua (C. sordidus) diformulasikan dalam persamaan TS = 10,43 Log SL – 62,65 (R2 = 0,752). Hasil ini berbeda dengan ketetapan Love (1977) dimana hambur balik akustik dari ikan merupakan kuadrat dari ukuran panjang ikan yang tetapkan dengan nilai slope (b) sebesar 20. Parrot fish (Chlorurus sordidus) is one of the herbivorous fish in coral reef ecosystems that has a role in maintaining the health of coral reefs. This study aims to study the characteristics of acoustic backscattering of parrot fish and their relationship to fish length measurements. The benefits of this study are useful for estimating the size and abundance distribution of parrot fish in a waters. Acoustic backscattering measurements were carried out ex-situ using the tethered method, where the parrot fish was hung at a depth of 2 meters below the transducer and sounded with a Simrad EK-15 echosounder at a frequency of 200 kHz. Recording data were analyzed with Echoview 8 software to obtain target strength (TS) data. The results showed that the backscatter of parrot fish (C. sordidus) had an average TS value of -49.42 dB at standard lengths ranging from 14 to 22 cm. Differences in TS values in parrot fish are thought to be influenced by body length, swimbladder length and swimming activity. The ratio of the size of the swimbladder length and body length does not indicate an association with TS values. The relationship between TS and standard length of parrot fish (C. sordidus) was formulated in the equation TS = 10.43 Log SL - 62.65 (R2 = 0.752). This result is different from the Love (1977) provision where the acoustic backscatter of a fish is the square of the length of the fish set with a slope (b) of 20. 
PEMETAAN HABITAT PERAIRAN DANGKAL MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI MENENGAH DENGAN METODE KLASIFIKASI BERBASIS PIKSEL (STUDI KASUS PULAU TIKUS) Ari Anggoro; Zamdial zamdial; Dede Hartono; Deddy Bakhtiar; Nurlaila Ervina Herliany; Maya Angraini Fajar Utami
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.463 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.78-90

Abstract

Pulau Tikus adalah pulau kecil yang terletak di Kota Bengkulu yang memiliki potensi terumbu karang disekitar perairan dangkal. Tujuan penelitian ini untuk memetakan kawasan habitat perairan dangkal ekosistem terumbu karang Pulau Tikus menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI dan menguji akurasi klasifikasi peta habitat perairan dangkal di Pulau Tikus. Metode klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing maximum likelihood classification. Hasil klasifikasi citra Landsat 8 OLI berdasarkan skema klasifikasi yang digunakan dari lima kelas habitat di Pulau Tikus tersebut yaitu karang hidup seluas 71,46 ha, karang campur pasir 106,9425 ha, karang mati 67,365 ha, makro alga 31,815 ha, dan pasir 40,05 ha. Uji akurasi dari perbandingan hasil klasifikasi citra dan data lapangan mendapatkan total akurasi keseluruhan yaitu sebesar 77%.SHALLOW WATER HABITATS MAPPING USING A MEDIUM RESOLUTION IMAGE WITH CLASSIFICATION METHOD PIKSEL-BASED (CASE STUDY OF THE TIKUS ISLAND). Tikus Island is a small island which located in Bengkulu City has the potential of coral reefs around the shallow water. The aims of this research were to map the area of benthic habitat in Tikus Island Bengkulu using Landsat 8 OLI satellite imagery and to test the accuracy on the benthic habitat map in Tikus Island. The method used supervised classification using maximum likelihood classification. The result of Landsat 8 OLI classification base on the five class habitats classification scheme used obtained in Tikus island showed coral reef (71,46 ha), coral mix sand (106,9425 ha), dead coral (67,365 ha), macroalgae (31,815 ha), and sand (40,05 ha). Accuracy test from the comparison of classification results and ground truth data get a total overall accuracy of 77%.
RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PULAU ENGGANO PROVINSI BENGKULU Zamdial Zamdial; Deddy Bakhtiar; Ari Anggoro; Dede Hartono; Ali Muqsit
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.08 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.5.1.23-39

Abstract

Pulau Enggano merupakan salah satu pulau kecil terluar di Indonesia yang terletak di perairan Pantai Barat Sumatera, Samudera Hindia. Pulau Enggano adalah sebuah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Untuk kepentingan ekologis dan ekonomi, semua potensi sumberdaya hayati kelautan yang ada  di Pulau Enggano, harus dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun Dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan dengan metode survei.  Data primer  yaitu kondisi bio-fisik dan persepsi masyarakat, dikumpulkan dengan metode obesrvasi, wawancara dan FGD (Focus Group Discussion). Data dikumpulkan dengan metode studi kepustakaan. Semua data di analisis dengan metode deskriptif-kualitatif. Luas wilayah daratan Pulau Enggano, ±  400,6 km² atau ± 40.600 hektar. Ekosistem utama adalah hutan mangrove ± 1414,78 ha (141,478 km2), dan terumbu karang ± 5.097 ha (± 50,97 km2). Potensi sumberdaya hayati lainnya adalah padang lamun, berbagai jenis  rumput laut,  ikan karang, ikan pelagis dan ikan demersal yang ekonomis penting. Kebijakan pengelolaan KKPD Pulau Enggano diarahkan untuk pemanfaatan kegiatan pariwisata dan perikanan berkelanjutan.  Lokasi KKPD Pulau Enggano di tetapkan di Kawasan Desa Banjarsari dan Desa Kahyapu. Visi Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara adalah “Mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Enggano secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan, sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat”. Pengelolaan KKPD Pulau Enggano untuk Rencana Jangka Panjang (RJP) adalah selama 20 tahun yang meliputi 4 tahapan Rencana Pengelolaan jangka Menegah (RPJM).MANAGEMENT PLAN AND ZONING OF THE CONSERVATION AREA OF THE ENGGANO ISLAND, BENGKULU PROVINCE. Enggano Island is one of the outer small islands in Indonesia which is located in the waters of the West Coast of Sumatra, Indian Ocean. Enggano Island is a district in the region of North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. For ecological and economic interests, all potential of marine living resources that exist on the island of Enggano, must be managed by optimally and sustainably. The purpose of this study was to compile the Document of Management Plan And Zoning of The Enggano Island Regional Marine Conservation Area (RMCA), Bengkulu Province. The study was conducted by survey method. Primary data, namely bio-physical conditions and community perceptions, were collected by observation, interviews and FGD (Focus Group Discussion) methods. Secondary data were collected by the literature study method. All data were analyzed by descriptive-qualitative methods. The total land area of Enggano Island, ± 400.6 km² or ± 40,600 hectares. The main ecosystem is mangrove forest ± 1414.78 ha (141.487 km2), and coral reef ± 5,097 ha (± 50.97 km2). Other potential biological resources are seagrass beds, various types of seaweed, reef fish community, pelagic and demersal fish which are economically important. The management policy of the Enggano Island RMCA is directed for the utilization of sustainable tourism and fisheries activities. The location of the Enggano Island RMCA was determined in the Banjarsari and Kahyapu Villages. The Vision of the Management of the Enggano Island KKPD of North Bengkulu Regency is "Realizing the management and utilization of the Enggano Marine Protected Area in an integrated, optimal and sustainable manner, so that it is beneficial for the welfare and prosperity of the community". The Management of the Enggano Island RMCA for the Long-Term Plan (LTP) is for 20 years which includes 4 stages of the Medium-Term Management Plan (MTMP).
STUDI IDENTIFIKASI KERUSAKAN WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU Zamdial Zamdial; Dede Hartono; Deddy Bakhtiar; Eko Nofridiansyah; Person Pesona Renta; Ali Muqsit; Ari Anggoro
JURNAL ENGGANO Special Issue SEMINAR NASIONAL VIRTUAL
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.3.510-528

Abstract

Kabupaten Bengkulu Utara merupakan satu dari 7 kabupaten/kota  di Provinsi Bengkulu yang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera. Wilayah pesisir Kabupaten Bengkulu Utara berada pada garis pantai sepanjang ± 115,9 km. Perubahan iklim yang mendorong naiknya permukaan air laut, bencana alam dan aktivitas manusia memberi dampak kerusakan terhadap kondisi wilayah pesisir yang semakin cepat dan kritis. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kerusakan wilayah pesisir berdasarkan analisis kerentanan di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Kegiatan penelitian yang meliputi observasi lapang,  wawancara, pengolahan dan analisis data, serta  verifikasi hasil penelitian, dilakukan selama 15 hari. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Kerusakan wilayah pesisir yang diukur dari indeks kerentanan, dihitung menggunakan Rumus IKP (Indeks Kerentanan Pantai). Sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Bengkulu Utara, terdapat 22 lokasi yang sudah menunjukkan gejala kerusakan dan dan sudah mengalami kerusakan. Serangai merupakan lokasi dengan IKP tertinggi (wilayah merah), yaitu 67,1 dan 75,0. Ada 8 lokasi yang IKP rendah, 11 lokasi IKP sedang, dan  3 lokasi IKP tinggi. Secara umum, kondisi wilayah pesisir Kabupaten Bengkulu Utara sudah mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan adalah degradasi hutan pantai, abrasi dan longsor, pertambangan-Galian C, alih fungsi hutan pantai, pemukiman, kerusakan muara sungai, pendulang emas tradisional, galian tanah untuk industri batu bata, pertambakan, sedimentasi/akresi, intrusi air laut, dan alur pelabuhan.North Bengkulu Regency is one of 7 regencies / cities in Bengkulu Province which is located on the West Coast of Sumatra Island. The coastal area of North Bengkulu Regency is located on the coastline along ± 115.9 km. Climate change, which has led to rising sea levels, natural disasters and human activities, has had an increasingly rapid and critical impact on coastal conditions. The research objective was to identify damage of coastal areas based on a vulnerability analysis in North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. This research was conducted using a survey method. Research activities which include field observations, interviews, data processing and analysis, and verification of research results, were carried out for 15 days. Data analysis was carried out descriptively. Damage of coastal areas measured from the vulnerability index is calculated using the CVI formula (Coastal Vulnerability Index). Along the coastal area of North Bengkulu Regency, there are 22 locations that have shown signs of damage and have already suffered damage. Serangai is the location with the highest CVI (red area), namely 67.1 and 75.0. There are 8 locations with low CVI, 11 locations with medium CVI, and 3 location with high CVI. In general, the condition of the coastal area of North Bengkulu Regency has been damaged. The causes of damage are degradation of coastal forests, abrasion and landslides, mining-C excavation, conversion of coastal forests, settlements, damage to river estuaries, traditional gold panning, excavation for the brick industry, aquaculture, sedimentation / accretion, sea water intrusion, and channels port.
PENGUKURAN AKUSTIK TARGET STRENGTH IKAN SELAR BENTONG (Selar boops) SECARA TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU TIKUS KOTA BENGKULU Deddy Bakhtiar; Lovita Nadia; Zamdial Zamdial; Ari Anggoro
JURNAL ENGGANO Vol 5, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.2.290-301

Abstract

Metode akustik dapat digunakan dalam memperkirakan kelimpahan ikan. Metode ini membutuhkan informasi Target Strength (TS) untuk setiap spesies target. TS merupakan parameter penting sebagai faktor skala dalam pendugaan stok secara akustik. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik TS ikan selar bentong (Selar boops) dan mencari rumusan hubungan panjang baku dan panjang gelembung renang ikan selar bentong (Selar boops) terhadap nilai TS pada frekuensi transmisi 38 kHz. Pengukuran dilakukan secara terkontrol dimana ikan ditempatkan di bawah transduser dengan metode tethered menggunakan echosounder Simrad EK-60 pada frekeuensi 38 kHz. Hasil penelitian diperoleh nilai TS ikan selar bentong (Selar boops) berukuran panjang baku 16 cm sampai 20 cm menyebar pada kisaran –51,62 dB sampai dengan -39,03 dB, dengan nilai rata – rata -46,67 dB. Model hubungan TS terhadap panjang baku ikan selar bentong yaitu TS = 30,1 Log SL -84,49. Model hubungan TS terhadap panjang gelembung renang yaitu TS = 20,32 Log SB -62,34.ACOUSTIC CONTROLLED MEASUREMENT OF TARGET STRENGTH OF SELAR BENTONG FISH (SELAR BOOPS) IN TIKUS ISLAND WATER, BENGKULU CITY. Acoustic methods can be used to estimate fish abundance. This method requires Target Strength (TS) information for each target species. TS is an important parameter as a scale factor in acoustic estimation of stock. This study aims to analyze the TS characteristics of Selar bentong fish (Selar boops) and look for the formulation of the relationship between the standard length and length of the swim bladder in Selar bentong fish (Selar boops) to the TS value at the transmission frequency of 38 kHz. Measurements were carried out in a controlled manner where the fish were placed under the transducer with a tethered method using the Simrad EK-60 echosounder at a frequency of 38 kHz. The results showed that the TS value of Selar bentong (Selar boops) with a standard length of 16 cm to 20 cm spread over the range of -51.62 dB to -39.03 dB, with an average value of -46.67 dB. The relationship model of TS to the standard length of Selar bentong fish was TS = 30.1 Log SL -84.49. The relationship model of TS to swim bladder length was TS = 20.32 Log SB -62.34.  
STUDI IDENTIFIKASI KERUSAKAN WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU Zamdial Zamdial; Dede Hartono; Deddy Bakhtiar; Eko Nofridiansyah
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.246 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.2.196-207

Abstract

Kabupaten Mukomuko berada di Provinsi Bengkulu yang mempunyai wilayah pesisir dengan panjang garis pantai ± 98, 218 km. Dinamika alam yang terjadi pada beberapa tahun terakhir, seperti halnya perubahan iklim dan tekanan dari manusia yang makin parah memberi dampak yang nyata terhadap kondisi wilayah pesisir. Fenomena yang dijumpai adalah terjadinya kerusakan diwilayah pesisir yang semakin cepat.  Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kerusakan yang terjadi disepanjang wilayah pesisir Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dan memetakan lokasi wialayah pesisir yang sudah rusak. Penelitian ini dilakukan selama 15 hari pada bulan Oktober 2014. Penelitian dilakukan dengan metode survei yang meliputi kegiatan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi kondisi kerusakan wilayah pesisir. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Untuk mengindentifikasi kerusakan wilayah pesisir digunakan analisis Indeks Kerentanan Pantai (IKP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 lokasi kerusakan wilayah pesisir di Kabupaten Mukomuko dengan IKP secara berturut-turut yaitu Pantai Air Hitam-TWA (IKP=12), Pantai Air Rami (IKP=13,9), Rawa Bangun (IKP=14,7), Pantai Retak Ilir (IKP=17), Hutan Suaka Alam Mukomuko (IKP=19,6), Pantai Desa Air Dikit (IKP=19,6), Desa Pasar Bantal (IKP=24), Pantai Desa Air Buluh (IKP=22,6), dan Pantai Pasar Ipuh (IKP=55,1). Nilai IKP yang tertinggi adalah 55,1 dan yang terendah adalah 12. Wilayah pesisir Kabupaten Mukomuko secara umum sudah mengalami degradasi. Penyebab degradasi antara lain adalah rusaknya hutan pantai, alih fungsi lahan, abrasi, perubahan morfologi pantai dan pembangunan fisik.
PENGUKURAN KEPADATAN IKAN TERUMBU SECARA EX SITU DENGAN METODE AKUSTIK Deddy Bakhtiar; Indra Jaya; Henry M Manik; Hawis H Madduppa
JURNAL ENGGANO Vol 4, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.435 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.4.1.80-91

Abstract

Pendugaan kelimpahan ikan terumbu secara akustik masih jarang dilakukan karena tingginya keanekaragaman jenis dalam suatu agregasi sehingga sulit membedakan nilai hambur balik akustik tiap jenis ikan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan kepadatan ikan Abudefduf saxatilis, Scolopsis lineatus dan Chaetodon trifasciatus terhadap perubahan nilai volume backscattering strength (Sv) kemudian menganalisis tingkat kesesuaian pendugaan kepadatan ikan secara akustik dengan kepadatan ikan sebenarnya melalui pengukuran secara ex situ. Metode yang digunakan adalah metode kurungan untuk pengukuran akustik secara ex situ. Alat yang digunakan dalam pengukuran akustik adalah Echosounder Simrad EK-15 frekuensi 200 kHz. Hasil penelitian menunjukkan nilai hambur balik akustik ketiga ikan terumbu memiliki hubungan yang sangat tinggi dengan kepadatan ikan. Peningkatan kepadatan ikan ikan terumbu akan meningkatkan nilai hambur balik akustik secara linier. Pendugaan kepadatan ikan secara akustik menunjukkan bahwa ikan Abudefduf saxatilis dan ikan Scolopsis lineatus menghasilkan dugaan kepadatan ikan yang sama secara statistik dengan kepadatan ikan yang sebenarnya, sedangkan ikan Chaetodon trifasciatus menghasilkan dugaan kepadatan ikan yang berbeda dan cenderung lebih kecil dari kepadatan ikan yang sebenarnya.MEASUREMENT OF REEF FISH DENSITY USING EX SITU ACOUSTIC METHODS. Estimation of reef fish abundance using acoustic method is still rarely done. High diversity of species in an aggregation impacts on the difficult to distinguish the backscatter value for each species. Therefore, this research was proposed to analyze the relationship of fish density of Abudefduf saxatilis, Scolopsis lineatus and Chaetodon trifasciatus for the changing of volume backscattering strength value, then to analyze the conformity of estimate coral fish density comparing with actual reef fish density through ex situ acoustical measurements. Cage method was used in this research for ex situ acoustical measurement using Echosounder Simirad EK-15 200 kHz. The result showed that the acoustic backscattering value of three species had a high relationship with fish density. The density of Abudefduf saxatilis and Scolopsis Lineatus were statistically similar to the actual fish density, while the density of Chaetodon trifasciatus was different and tend smaller than the actual fish density.
Kajian Ukuran Rajungan (Portunus pelagicus) Menurut Jenis Kelamin, Tingkat Kematangan Gonad dan Faktor Kondisi di Perairan Pulau Baai Bengkulu Chantika Rachma Maylandia; Dina Ratnasari Matondang; Sitti Alya Ilhami; Andreas Jorghy Parapat; Deddy Bakhtiar
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ah.v4i2.7874

Abstract

The resources of the blue swim crab are currently under pressure on survival due to the increasing effort to catch in nature. Management of blue swim crab resources requires information on the biological conditions of the crab to determine the size, sex, and number that can be caught. This study aims to analyze the structure of carapace width concerning differences in sex, gonad maturity level, and crab condition factors. The method used is the method of observation by measuring the length, weight, and maturity level of the gonads and then analyzed descriptively. The results showed that the size of the crabs was included in the category of juvenile to adult crabs for both male and female crabs. The growth pattern of male crabs with a coefficient of b value of 2.47 and female crabs of 2.78 shows that the growth patterns of crabs in Pulau Baai waters are negative allometric. Most of the female crabs are in the immature stage of the gonads, so the condition factor for the female crabs tends to be lower than the male crabs, this is because most of the female crabs have just passed the spawning phase.
STUDI STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI KARANG BAYANG DAN KARANG LEBAR, PERAIRAN PULAU TIKUS,KOTA BENGKULU Zamdial Zamdial; Deddy Bakhtiar; Dede Hartono; Yar Johan; Maya Angraini Fajar Utami; Nurlaila Ervina Herliany
JURNAL ENGGANO Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.7.1.106-120

Abstract

Ekosistem terumbu karang yang cukup luas terhampar di sekitar perairan Pulau Tikus yang terdiri dari ± 238 hektar. Dua lokasi fishing ground bagi nelayan yang tinggal di wilayah pesisir Kota Bengkulu adalah KarangBayang dan Karang Lebar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas ikan karang di kedua lokasi tersebut. Itu menggunakan metode survei. Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Analisis struktur komunitas ikan karang terdiri dari kelimpahan, komposisi jenis (KJ), indeks keanekaragaman (H'), indeks kemerataan (E), dan indeks dominasi (C). Penelitian ini menemukan 11 famili dan 22 spesies ikan karang dengan total 324 individu. Kepadatan ikan karang diperkirakan sekitar 2.160 ekor/ha. Rata-rata ikan target, ikan mayor, dan ikan indikator adalah 9,62%, 61,41%, dan 28,97% untuk Karang Bayang, dan 7,82%, 60,92%, dan 31,27% untuk Karang Lebar. ndeks keanekaragaman ikan karang (H') di setiap lokasi berada pada kisaran 2,37-2,50 dan 2,27-2,46. Selanjutnya nilai indeks kemerataan (E) ikan karang untuk kedua lokasi tersebut rata-rata sebesar 0,92 (Karang Bayang) dan 0,94 (Karang Lebar) yang menunjukkan kondisi populasi ikan karang yang stabil. Indeks dominasi (C) ditemukan agak tinggi di Karang Lebar (0,14) dibandingkan KarangBayang (0,11) yang menunjukkan tidak ada dominasi ikan karang.Kondisi komunitas ikan karang di lokasi penelitian masih cukup baik. Nilai IRDI masing-masing lokasi adalah 34,15% dan 31,70% yang mencerminkan kesehatan terumbu karang dalam kondisi sedang. Kata kunci :  Ikan karang; Karang Bayang; Karang Lebar; Struktur komunitas; Pulau  Tikus
TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU Supiyati Supiyati; Deddy Bakhtiar; Siti Fatimah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 5 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.456 KB) | DOI: 10.21009/0305020403

Abstract

Sediment transport caused by longshore current impact on the occurrence of rapid sedimentation of the coastal at Teluk Segara District Bengkulu City. The research aimed to determine the velocity of longshore current, wave energy and sediment transport happened of the coastal at Teluk Segara District which includes of the coastal at pasar Bengkulu, the coastal at Zakat, and the coastal at Pondok Besi. The method used in the research is a direct measurement in the field with the measured parameter is the height of a breaking wave, wave period, angle of breaking wave, and the velocity of longshore current. The results showed in the coastal at pasar Bengkulu average velocity of longshore current is 0.12 m/s, the wave energy is 390.16 N/m, and sediment transport is 110.956 m3/day. The coastal at Zakat average velocity of longshore current is 0.06 m/s, the wave energy is 289.52 N/m, and sediment transport is 51.085 m3/day. While the coastal at Pondok Besi average velocity of longshore current is 0.02 m/s, the wave energy is 200.20 N/m, and sediment transport is 16.026 m3/day. Keywords: Sedimentation, longshore current, wave energy, Teluk Segara.