Claim Missing Document
Check
Articles

Perkembangan Sensitizer pada Terapi Fotodinamika Tumor dan Kanker Hingga Penuntunan Nanopartikel (Nanoparticulate Targeting) Dengan Antibodi Monoklonal INDRAWATI, RENNY; KARWUR, FERRY F; LIMANTARA, LEENAWATY
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 3 (2010): Jul - Sep 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World Health Organization (WHO) estimates both the number of patients and mortality rates due to cancer will continue to rise. Various researches were conducted in order to prevent and handle the cases of tumors and cancers, including the application of photosynthetic pigment molecules known as photodynamic therapy (PDT). Chlorophylls, the main pigment in photosynthesis, have an ability to capture light energy and control series of photobiology and photochemical processes1. In PDT, chlorophyll or its derivatives compounds act as the sensitizer which have energy excitation by light radiation (visible or near infra red), and generate some reactive oxygen species which triggers the death of cancer cells selectively (through apoptosis and / or necrosis pathway)2. Sensitizer compounds have been progressing from the first to third generation. The development of the third generation sensitizer was influenced by the advances of nanotechnology which lead to the improvement of PDT efficacy. The structure and size of nanoparticles can increase light absorption, and make the sensitizer accumulate in cancer tissues more specifically 3-4. Furthermore, nanoparticulatte targeting also interested to be studied because by conjugate functional groups, i.e. monoclonal antibody, on the sensitizer, it can improve the selectivity of therapy in targeting tumor and cancer tissues.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
KOMPARASI MORFOLOGI BEBERAPA KOLONI JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) DARI PERKEBUNAN KARET DI JAWA TENGAH DAN SUMATERA SELATAN Langkuin, Jerry F.; Karwur, Ferry F.; Setyawan, Budi; Berlian, Intan; Rondonuwu, Ferdy S.; Martosupono, Martanto; da Costa, Junet F.; Im Toy, Binerd Anthon
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.562

Abstract

Rigidoporus microporus adalah jamur yang menyebabkan penyakit jamur akar putih (JAP) pada tanaman karet. Tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan oleh JAP berbeda antar wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi morfologi beberapa koloni jamur akar putih  dari perkebunan karet di Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sampel dikoleksi langsung dari perkebunan Merbuh dan Blimbing di Jawa Tengah dan Balai Penelitian Karet Sembawa di Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016-April 2017 di Laboratorium Carotenoid Antioxidant Research Center (CARC)  Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan ke-17 isolat berdasar penambahan diameter koloni hingga mencapai tepi petri bervariasi yaitu 4 hari (MB8), 6 hari (MM6), 7 hari (MK2, MK3, SS1), 8 hari (MK1, MM5, MM7, SS2, SS3), 9 hari (BW1, SS5), 10 hari (MK4, BW4, SS4), 11 hari (BW2), dan 13 hari (BB3). Morfologi koloni dan hifa JAP baik dari Jawa Tengah maupun Sumatera Selatan hampir sama, yakni koloni berbentuk bulat, filamentous, elevasi ada yang rata (flat) dan ada yang sedikit timbul (raised), serta berwarna putih hingga putih gading. Hifa JAP memiliki septa, hialin, bercabang, dan tidak ada clamp connection.
Analisis Komposisi dan Kandungan Karotenoid Total dan Vitamin A Fraksi Cair dan Padat Minyak Sawit Kasar (CPO) Menggunakan KCKT Detektor PDA Syahputra, M. Rio; Karwur, Ferry F; Limantara, Leenawaty
Jurnal Natur Indonesia Vol 10, No 2 (2008)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.953 KB) | DOI: 10.31258/jnat.10.2.89-97

Abstract

This study was carried out on two phases of Crude Palm Oil (CPO) to determine the total and composition ofcarotenoid and vitamin A content. Total of carotenoid was analyzed using spectrophotometer UV-Vis, and then theresult was calculated by Gross (1991) equation. The vitamin A content was calculated by NAS-NRC equation (1974).The type and composition of both phases of CPO were determined by Choo’s method (1994) by using HPLC withPhoto Diode Array (PDA) detector. The sample was prepared in two methods, with and without saponification. Theresult shows that total carotenoids in liquid and solid phase of CPO are 536 ± 13.2 g/g (liquid), 352 ± 17.7 μg/g(solid) and the vitamin A were 89.4 ± 2.2 RE (liquid), 58.7 ± 3.0 RE (solid), respectively. The carotenoid compositionsof both phases of CPO were dominated by - and -carotenes. The result shows that - and -carotenes preparedby saponification method in liquid phase are 29.03% and 60.88%, and without saponification (direct method) are28.14% and 59.44%. The result for solid phase shows that - and -carotenes by saponification are 25.89% and60.81%, and without saponification (direct method) are 30.00% and 56.92%. The research also shows the advantagesof using HPLC with PDA detector for identification and analysis of type and carotenoid composition.