Anna Satyana Karyawati
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Kompos Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) Silalahi, Yapto Haryadi; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1391

Abstract

Jagung manis (Zea mays saccharata L.) adalah salah satu sumber makanan yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Produksi tanaman jagung manis di Indonesia masih tergolong rendah dengan rata rata 6-8 ton ha-1 . Produksi jagung manis pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Produksi jagung manis pada tahun 2012 adalah 19.377.030 ton, sedangkan produksi jagung manis pada tahun 2013 adalah 18.506.287 ton (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut Dinariani (2014), salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem budidaya dalam meningkatkan produksi yaitu dengan perbaikan pemupukan. Pemupukan yang baik dapat dilakukan dengan mengkombinasikan pupuk anorganik dan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea dan pupuk kompos pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 – Agustus 2019. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk urea dan pupuk kompos terjadi pada beberapa kombinasi perlakuan, yaitu kombinasi pupuk urea 300 kg ha-1 dan pupuk kompos 20 ton ha-1 menghasilkan berat kering tanaman yang tertinggi. Kombinasi tersebut menghasilkan diameter tongkol tertinggi tetapi tidak berbeda dengan pemberian urea 300 kg ha-1 dan tanpa penambahan pupuk kompos. Kombinasi pupuk urea 300 kg ha-1 dan pupuk kompos 10 ton ha-1 menghasilkan luas daun tanaman yang tertinggi.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Ungu (Lycopersicum esculentum. L. var. indigo rose) Terhadap Intensitas Naungan dan Pemberian Pupuk MgSO4 Thaherah, Firinka Amalia; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1400

Abstract

Tomat Ungu (Lycopersium esculentum L. var. indigo rose) merupakan salah satu jenis komoditas tomat yang termasuk ke dalam tanaman hortikultura golongan sayur-sayuran dan buah-buahan yang merupakan sumber antioksidan dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sumber antioksidan tomat ungu berasal dari senyawa yang terkandung di dalam buah tomat ungu seperti likopen dan β-karoten, perbedaan yang dimiliki oleh tomat ungu apabila dibandingkan dengan tomat pada umumnya adalah tomat ungu tersebut memiliki sumber antioksidan tambahan yaitu kandungan antosianin di dalam buahnya. Selain itu, buat tomat ungu juga mengadung berbagai macam jenis vitamin diantaranya, B1, B2, B3, E, C serta D. Dalam industri pertanian, tanaman tomat ungu masih sangat minim untuk dibudidayakan, sehingga dibutuhkan beberapa upaya untuk meningkatkan produksi, tidak hanya memperhatikan dari segi kuantitas namun juga secara kualitas.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas naungan dan pupuk MgSO4, serta untuk menentukan intensitas naungan dan dosis pemupukan MgSO4 yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat ungu. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2018 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jatimulyo, Malang, Jawa Timur. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif yang dibagi menjadi dua variabel, yaitu variabel pengamatan pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan waktu muncul bunga serta variabel pengamatan hasil panen yang meliputi jumlah buah per tanaman, diameter buah, bobot buah total, kadar likopen, kadar β-karoten dan kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari kombinasi perlakuan tanpa naungan dan pemupukan MgSO4 2 gr.tan-1 terhadap kandungan antosianin.
Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Dua Varietas Jagung Manis (Zea mays saccarata Sturt) Terhadap Pemberian Nitrogen Saragih Simarmata, Dwi Veritasman Sangapta; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 10 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1472

Abstract

Jagung manis merupakan komoditas hortikultura yang termasuk dalam jenis rerumputan atau gramniae dan mempunyai potensi tinggi untuk dibudidayakan. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata produksi jagung manis di Indonesia mencapai 19,81 juta ton dan produktivitas jagung manis di Indonesia dapat ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung manis adalah penggunaan dosis pupuk yang tepat dan pemilihan varietas berdaya hasil tinggi. Tanaman jagung manis diketahui sangat respon terhadap pemupukan yang diberikan, terutama pupuk nitrogen. Nitrogen memiliki peran yang besar pada fase vegetatif pertumbuhan tanaman. Unsur N merupakan bahan utama pembentuk protoplasma, pigmen klorofil dalam hormon tanaman serta komponen ATP, sekaligus pembawa energi respirasi. Selain dengan pemberian pupuk nitrogen, keberhasilan peningkatan produksi jagung manis sangat bergantung pada penerapan inovasi teknologi meliputi varietas unggul dan penyediaan benih bermutu, serta teknologi budidaya yang tepat. Pemilihan varietas merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan produksi jagung manis. Pemilihan varietas unggul merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2020, di desa Telasih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (Randomized Block Design) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Nitrogen dengan 5 taraf perlakuan yaitu 0 kg.ha-1 (N0), 100 kg.ha-1 (N1), 150 kg.ha-1 (N2), 200 kg.ha-1 (N3), dan 250 kg.ha-1 (N4).  Faktor kedua adalah varietas dengan 2 taraf yaitu Talenta (V1) dan Paragon (V2). Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada perlakuan 150 kg.ha-1 menunjukkan hasil yang terbaik.
Pengaruh Kombinasi Beberapa Varietas Dan Waktu Pemangkasan Pucuk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) Maghfiroh, Ika Yaumil; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1514

Abstract

Kacang tunggak (Vigna unguiculata) merupakan kacang lokal yang mengandung protein nabati tertinggi kedua setelah kedelai dan bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Dalam rangka peningkatan produktivitas lahan kacang tunggak dapat digunakan sebagai pengganti rotasi tanaman jagung pada lahan marginal (lahan kering). Varietas KT 6, KT 7 dan KT 9 merupakan varietas unggul yang memiliki potensi produksi tinggi. Kacang tunggak memiliki tipe pertumbuhan vegetatif yang berlebihan sehingga dapat membatasi produksi yang dihasilkan. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan upaya pemangkasan untuk memacu pertumbuhan cabang lateral serta menekan pertumbuhan vegetatif sehingga hasil fotosintat digunakan dalam pembentukan bunga dan polong. Pemangkasan kacang tunggak dilakukan pada umur 32 dan 46 hst. Setiap varietas memberikan pengaruh terbaik berdasarkan waktu pemangkasan yang tepat, sehingga dapat diasumsikan bahwa waktu pemangkasan pada setiap varietas berbeda. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IP2TP BALITKABI Desa Muneng Kidul, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo pada bulan Maret-Mei 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 9 kombinasi perlakuan, yang diulang 4 kali. Data dianalisis menggunakan ANOVA, apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas kacang tunggak KT 6 tanpa pemangkasan memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik daripada perlakuan lainnya pada tinggi tanaman dan jumlah buku subur. Sedangkan varietas KT 7 tanpa pemangkasan memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik daripada kombinasi perlakuan lainnya pada jumlah cabang.
Seleksi Toleransi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Cekaman Kekeringan Dengan Poly Etilene Glicol (PEG-6000) In Vitro Nourma Paramitha, Dyah Ayu; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 6 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1558

Abstract

Produksi kedelai nasional setiap tahunnya diketahui tidak mampu memenuhi pasokan kebutuhan nasional. Fakta ini mendorong pemerintah untuk melakukan kegiatan impor yang berujung pada ketergantungan harga pada skala internasional. Beberapa faktor rendahnya produksi kedelai nasional dapat diatasi dengan intensifikasi melalui perbaikan benih dengan seleksi benih pada beberapa konsentrasi Poly Etilene Glicol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menentukan genotipe kedelai yang diduga toleran terhadap kondisi cekaman kekeringan. Penelitian dilakukan pada Juli-Oktober 2020 di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Bahan penelitian terdiri dari benih F6 hasil pengembangan galur populasi bersegresi dari 6 tetua kedelai yang meliputi Varietas Anjasmoro, Varietas Tanggamus, Varietas Argopuro, Varietas Grobogan, UB1, UB2 dan Poly Etilene Glicol-6000 dalam 3 konsentrasi yaitu 0%, 5% dan 10%. Metode penelitian yang digunakan adalah RALF dan pengujian lanjut Scott-Knott. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terjadi perbedaan respon pada setiap genotipe di konsentrasi yang berbeda dengan hasil pertumbuhan terlambat pada konsentrasi 10%.
Pengaruh Jenis Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Serapan Unsur Hara Pada Dua Varietas Bawang Putih (Allium sativum L.) Gutama, Grenandio Harsa; Ningsih, Sulastri; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 7 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1566

Abstract

Bawang putih adalah tanaman bawang terpenting kedua di dunia setelah bawang Bombay. Bedasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2018, menunjukkan bahwa produksi bawang putih pada tahun 2017 adalah sebesar 19.510 ton, namun nilai produksi tersebut masih belum dapat memenuhi permintaan yang ada. Penyebab rendahnya produksi bawang putih adalah teknik budidaya yang kurang optimal, serangan penyakit dan kualitas bibit yang rendah. Produksi bawang putih dapat ditingkatkan dengan memenuhi kebutuhan unsur hara secara tepat waktu dan tepat jumlah, sehingga diperlukan informasi tentang serapan aktual setiap nutrisi yang dibutuhkan tanaman bawang putih. Penelitian dilaksanakan di green house PT BISI International Tbk, Pujon. Bahan yang digunakan dua varietas bawang putih. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama varietas yaitu, Lumbu  Putih, dan Geol. Faktor kedua adalah jenis pupuk anorganik, Pupuk NPK, Pupuk Majemuk (KNO3, ZA, KP), Pupuk AB Mix. Parameter pertumbuhan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar, bobot kering, bobot umbi, dan serapan unsur hara (Nitrogen & Fosfor). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Apabila hasil menunjukan pengaruh nyata maka di uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil. Hasil penelitian menunjukan, bahwa tidak ada interaksi antara varietas bawang putih dengan jenis pupuk anorganik. Serapan hara pada perlakuan varietas lumbu putih dapat memberikan hasil yang lebih unggul dibandingkan varietas geol. Penggunaan jenis pupuk AB mix meningkatkan serapan hara nitrogen dan fosfor serta menghasilkan pertumbuhan dan bobot umbi yang lebih baik.
Perbedaan Sistem Penanaman Tumpangsari Jagung (Zea mays l) dan Kedelai (Glycine max l. Merr.) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Nursalim, Moch; Karyawati, Anna Satyana
Jurnal Produksi Tanaman Vol 9, No 7 (2021)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1569

Abstract

Tanaman jagung dan kedelai merupakan salah satu tanaman yang banyak diminati dimasayakat, karena hasilnya yang mudah untuk dikelola baik untuk makanan maupun sebagai kebutuhan ternak. Pada penelitian kali ini melakukan dua kombinasi dari kedua tanaman tersebut dengan sistem pola tanam tumpangsari satu baris dan dua baris pada kedelai. Tumpangsari sendiri dipilih karena penanaman secara tumpangsari memiliki banyak manfaat dibandingkan dengan menanam tanaman secara monokultur. Pola penanaman tumpangsari ini juga dapat meningkatkan produktivitas lahan yang maksimal, dan hasil yang stabil dan meningkat. Dalam pola tanam tumpangsari antara tanaman jagung dan kedela maka perlu juga diperhatikan keberadaan tanaman kedelai karena tanaman kedelai relatif pendek dibandikan dengan tanaman kedelai sehingga lebih terbatas ruang hidupnya. Jarak tanam yang terlalui sempit akan dapat menyebabkan terjadinya kompetisi air, unsur hara, dan penyerapan sianr matahari.dengan jarak tanam yang optimum akan mempengaruhi jumlah barisan baik ditanaman kadelai maupun ditanaman jagung. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pola penanaman tumpangsari antara kedelai dengan jagung menggunakan sistem satu baris dan dua baris memberikan hasil yang layak, baik untuk jumlah panen maupun untuk analisis usaha tani. Dengan hasil yang tidak berbeda nyata maka dari penelitian ini bisa dilakukan untuk menambah penghasilan dan penggunaan efisiensi lahan yang semakin hari semakin berkurang dalam melakukan usaha tani agar hasil yang diperoleh lebih optimal.