Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENERAPAN FLIPPED CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN DARING BAHASA JEPANG DI KELAS XII SMK SARASWATI 3 DENPASAR Meilantari, Ni Luh Gede
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v7i1.31100

Abstract

Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang muncul di dalam kurikulum pendidikan di kelas XII SMK Saraswati 3 Denpasar. Sebagai mata pelajaran bahasa, pelajaran Bahasa Jepang menekankan pada empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Tetapi karena hanya muncul di kelas XII, maka pembelajaran bahasa Jepang di SMK Saraswati 3 Denpasar, ditekankan pada kemampuan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah mampu berbicara dengan bahasa Jepang sederhana (level A1).Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMK Saraswati 3 Denpasar adalah melalui model flipped classroom. Model flipped classroom adalah model pembelajaran yang menggabungkan ide tradisional tentang pengajaran dan aktivitas di dalam kelas. Dalam model ini, siswa diberikan tugas untuk menonton video pengajaran yang diberikan guru di rumah, kemudian didiskusikan dan dipraktekan ketika berada di kelas. Model pembelajaran ini dipilih karena selama pandemi Covid-19 merebak sejak awal tahun 2020, pembelajaran dilakukan melalui daring (dalam jaringan) yaitu menggunakan google classroom. Penulis melihat kejenuhan siswa dalam belajar daring dan berinisiatif untuk melakukan pembelajaran melalui model flipped classroom. Penulis percaya, dengan mempercayakan siswa mencari sendiri dan mempersiapkan diri di rumah, diharapkan di kelas, siswa lebih aktif berdiskusi dan berkomunikasi dengan teman sejawatnya maupun dengan guru sehingga capaian pembelajaran bisa lebih cepat tercapai. Kata kunci : flipped classroom, pembelajaran bahasa
PENERAPAN FLIPPED CLASSROOM PADA PEMBELAJARAN DARING BAHASA JEPANG DI KELAS XII SMK SARASWATI 3 DENPASAR Ni Luh Gede Meilantari
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbj.v7i1.31100

Abstract

Bahasa Jepang merupakan bahasa asing yang muncul di dalam kurikulum pendidikan di kelas XII SMK Saraswati 3 Denpasar. Sebagai mata pelajaran bahasa, pelajaran Bahasa Jepang menekankan pada empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Tetapi karena hanya muncul di kelas XII, maka pembelajaran bahasa Jepang di SMK Saraswati 3 Denpasar, ditekankan pada kemampuan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah mampu berbicara dengan bahasa Jepang sederhana (level A1).Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMK Saraswati 3 Denpasar adalah melalui model flipped classroom. Model flipped classroom adalah model pembelajaran yang menggabungkan ide tradisional tentang pengajaran dan aktivitas di dalam kelas. Dalam model ini, siswa diberikan tugas untuk menonton video pengajaran yang diberikan guru di rumah, kemudian didiskusikan dan dipraktekan ketika berada di kelas. Model pembelajaran ini dipilih karena selama pandemi Covid-19 merebak sejak awal tahun 2020, pembelajaran dilakukan melalui daring (dalam jaringan) yaitu menggunakan google classroom. Penulis melihat kejenuhan siswa dalam belajar daring dan berinisiatif untuk melakukan pembelajaran melalui model flipped classroom. Penulis percaya, dengan mempercayakan siswa mencari sendiri dan mempersiapkan diri di rumah, diharapkan di kelas, siswa lebih aktif berdiskusi dan berkomunikasi dengan teman sejawatnya maupun dengan guru sehingga capaian pembelajaran bisa lebih cepat tercapai. Kata kunci : flipped classroom, pembelajaran bahasa
Vocabulary variety of Japanese in tourism field Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
English Vol 2 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.975 KB)

Abstract

The growing number of Japanese tourists to Bali has resulted in large numbers of workers in the tourism sector, such as Japanese language tour guide, GRO and hotel staff, Japanese travel agency staff and others. To provide good service to Japanese tourists, the quality of tourism practitioners also need to be improved both from the attitude, hospitality, security and the ability to speak Japanese so that Japanese tourists feel comfortable while on the island of Bali. Efforts to improve the ability of Japanese language, the vocabulary knowledge of tour guide is needed to be able to use the vocabulary in context. Based on the phenomenon, then this paper discusses the variety of Japanese vocabulary that is often used when doing tourism activities in some tourist attractions in Gianyar regency. The problems discussed in this paper is what kind of tourist vocabulary is commonly spoken Japanese tourists when visiting the tourist attraction on the island of Bali. In general, this study aims to support the program of Welcome to Bali in order to become more popular bali tourism that can increase the number of Japanese tourists to come to visit the island of Bali. The specific purpose of this research is to (1) know the Japanese language vocabulary of tourism spoken by Japanese tourists so that the vocabulary can be used as a reference for tourism practitioners in order to increase the knowledge of Japanese language vocabulary of tourism. The approach used in this study is a qualitative approach. Research approach by processing the data source that is descriptive by using descriptive method qualitatif. The research was done in tourist object in Ubud area. The data types are primary data with lingual data sources obtained from Japanese tourist communications. The observations show that the vocabulary spoken by Japanese tourists is a vocabulary that is related to cultural and natural activities such as esute, chiketto, raisu terasu, kojin takushi, mise, subarashii. Japanese tourists often use joshi as a complement to a speech to tourism practitioners in communicating. Joshi also sometimes omitted in speech but still acceptable.
UJI COBA PEMANFAATAN KAMUS BAHASA JEPANG PARIWISATA GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAGI PRAMUWISATA DI BALI Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 18 No 01 (2018)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.724 KB) | DOI: 10.30996/parafrase.v18i01.1385

Abstract

Abstract. The there is a big need of labours in tourism, trour beaurues, and hotel sectors in Bali, particularly those who are able to speak Japanese due to the fact that many Japanese tourits are interested in visiting Bali. However, the most of current tourist guides who speak Japanese acquire their Japanese from non formal education, such as from reading books or listening materials they gain by themselves. This, in turn, effect on their performance which cannot be done maximally in their service to the Japanese toruists, particularly due to their lack of vocabulary building. This condition has stimulated for a research to be conducted which produces an outcome ina form of dictionary. The entry of the Japanese words were collected through direct observation in field when there were conversations between Japanese tourits and their guieds or tour leaders or information staff. This reseach is a continuation whose goal is to evaluate its acceptance and the evaluation is conducted by experts and people work on tourism sector. The research applied descriptive qualitative method. The reseach resulted in a development product of a Japanese dictionary draft. This draft was evaluated by people majoring the Japanese language and users of the dictionary,that is people running tourism sector. Questionairs were handed out to the toruist guides in Bali to collect their feedback on the dictionary and its role in increasing their vocabulary on tourism. The result shows that the dictionary is useful to enrich their vocabulary building. It can be read from the positive responses since 30% of the words in the dictionary cannot be understood their use in context. This means that the dictionary increases their knowledge of Japanee words of tourism. Key words: dictionary, vocabulary, tourism practionist, Japanese language
FOBIA LAKI-LAKI TOKUJIRA AOI PADA MANGA OOKAMI SHOUNEN WA KYOU MO USO WO KASANERU KARYA NAMO I Putu Gede Aditya Djanardhana; Anak Agung Ayu Dian Andriyani; Ni Luh Gede Meilantari
Omiyage : Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Jepang Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/omg.v5i1.452

Abstract

This study examines the phobia phenomenon on character Tokujira Aoi from manga Ookami Shounen wa Kyou mau Uso wo Kasaneru created by namo. The reason for this study is because, amongst the character with phobia in any anime or manga, Tokujira Aoi is one of androphobia character that not using any violence nor passive-aggressive behaviour toward the subject of her fear, which is male. Therefore, the purpose of the study of this study is to examine how reaction of androphobia occurs on Tokujira Aoi. The data source of this study is using the dialogues between Tokujira Aoi and other characters on manga Ookami Shounen wa Kyou mau Uso wo Kasaneru. Reading and note-taking procedures are used in this study, which also utilized a qualitative descriptive analysis method. The data analysis presentation is by using informal method which the data presented by word-by-word descriptive explanation. The result on this study are concluded that androphobia phenomenon on Tokujira Aoi is classified a specific phobia. Tokujira Aoi has two reaction regarding her fear of man, which are physical and emotional reaction, that caused by trauma.
PEMANFAATAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN KATAKANA PADA POKDARWIS DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI Made Henra Dwikarmawan Sudipa; Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v3i2.1957

Abstract

Desa Penglipuran merupakan desa wisata yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini sering dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya dari Jepang. Namun kurangnya pemahaman tentang bahasa Jepang menyebabkan kurang maksimalnya dalam memasarkan produk usaha kepada wisatawan Jepang. Melihat kondisi seperti ini, tim pelaksana pengabdian terjun ke lapangan untuk memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis huruf Jepang katakana. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu selama delapan kali dimulai tanggal 20 Juni 2021 sampai 8 Agustus 2021. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah Pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang menetap di desa Penglipuran. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang kepada Pokdarwis desa Penglipuran dalam mempromosikan usahanya. Kemudian memanfaatkan waktu luang akibat menurunnya jumlah wisatawan karena pandemi Covid-19. Dengan harapan ketika kondisi wisata sudah normal, Pokdarwis desa Penglipuran sudah memiliki kemampuan berbahasa Jepang yang mumpuni. Media yang digunakan adalah media kartu pembelajaran untuk mempermudah dalam mengingat huruf katakana. Dalam pelaksanaannya, tim pelaksana menggunakan media kartu untuk mengajak peserta untuk mengingat kembali huruf yang telah dijelaskan sebelumnya. Media kartu digunakan sebagai bentuk latihan membaca dan menulis kosakata menggunakan huruf katakana. Untuk membuat kegiatan pengajaran menjadi lebih menarik dengan games, seperti tebak huruf, mencari huruf secara acak, dan sebagainya. Berdasarkan hasil kegiatan, dapat disimpulkan bahwa para peserta Pokdarwis desa Penglipuran yang sebelumnya tidak memahami penulisan huruf Jepang katakana menjadi terbantu melalui kegiatan pengabdian ini. Hasil evaluasi menunjukkan 76.9% peserta sudah mampu membaca huruf katakana dan 53.8% peserta sudah mampu menulis dan membaca huruf katakana. Para peserta juga menjadi lebih tertarik dalam mempromosikan kegiatan pariwisata desa Penglipuran kepada wisatawan Jepang
Makna Syair Lagu Yesterday Karya Official Hige Dandism: Kajian Semiotika Imelda Wahyuning Tyas; Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra Jepang (Edisi Elektronik) Vol 11 No 2 (2022): November 2022
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/js.v11i2.5293

Abstract

Abstract This paper aims to find out the meaning of the lyrics to the song Yesterday by the Official band HIGE DANdism. The Riffaterre's semiotic theory is being used in this research. Sources of data used in this study is primary data sources obtained from data collection using non-interactive methods. A qualitative descriptive method used for analyzing data in this research. Then, presented with an informal method, namely the data is presented in the form of sentences that are good and can be understood easily. Based on the results of data analysis that has been obtained, it can be seen that Yesterday's song has the meaning that the male character is too in love with the figure of a girl to be unable to think rationally. Keyword: Semiotic Riffaterre, song, yesterday Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui makna syair lagu Yesterday karya band Official HIGE DANdism. Teori semiotik Riffaterre yang muncul pada tahun 1978 digunakan dalam penelitian ini. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yaitu berupa syair lagu Yesterday yang ada pada CD album Traveler karya Official HIGE DANdism yang dirilis pada 9 Oktober 2019 oleh label Pony Canyon.yang diperoleh dari pengumpulan data dengan menggunakan metode non-interaktif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini. Kemudian, disajikan dengan metode informal yaitu data-data disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang baik dan dapat dipahami dengan mudah. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh melalui pencarian ketidaklangsungan ekspresi, pembacaan heuristic dan hermeneutik, kemudian pencarian matriks, model, dan variannya dapat diketahui bahwa lagu Yesterday memiliki makna bahwa tokoh aku yang terlalu mencintai sosok seorang sang gadis hingga tidak bisa berpikir secara rasional. Kata Kunci: Lagu, semiotika Riffaterre, yesterday
Semiotika Riffaterre dalam Puisi Ame ni mo Makezu Putu Diah Purnami Sari; Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Undiksha Vol. 8 No. 3 (2022): Pendidikan Bahasa Jepang
Publisher : Undiksha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puisi Ame ni mo Makezu karya Miyazawa Kenji merupakan salah satu puisi yang unik karena tidak dipublikasikan oleh sang penyair melainkan ditemukan sang bibi pada buku catatannya setelah ia meninggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna pada puisi Ame ni mo makezu menggunakan teori semiotika Riffaterre. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah yaitu deskriptif kualitatif. Data dihimpun menggunakan teknik studi pustaka. Melalui proses analisis ditemukan bahwa makna yang ingin disampaikan penyair melalui puisi adalah tentang keinginannya untuk dapat menebar kebajikan selama masa hidupnya dan bermanfaat bagi orang banyak. Ditemukan pula 6 metafora, 1 perumpaan epos, 1 kontradiksi dan 1 rima.
PENGENALAN KOSAKATA COVID-19 DALAM BAHASA JEPANG MELALUI AUDIO VISUAL DI SMK SARASWATI 3 DENPASAR Ni Luh Gede Meilantari; Made Henra Dwikarmawan Sudipa
LOKATARA SARASWATI Vol. 1 No. 2 (2022): Lokatara Saraswati: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Bahasa Asing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.124 KB)

Abstract

2020 became a hard year for global society. Since March, 2020, school is closed. All learning process is going by online. On the situation like this, Japanese Literature Study Program, Faculty of Foreign Language, Denpasar Mahasaraswati University would like to held community service, especially at SMK Saraswati 3 Denpasar, as one of high school below Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar (Saraswati Foundation). This service, focused on aiding Japanese learning process, especially on introducing COVID-19 vocabulary in Japanese. Using learning media hopefully can solved online learning problems. Specifically, by using audio visual. In the end of the service, the participants took survey about introducing COVID-19 vocabulary in Japanese using audio visual. From 80 participants, 54 gives feedback and the result is using audio visual as an aid during language learning process is effective, although, the quality of the video should be more attractive to attract students.
CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU MILIK JKT48 KARYA YASUSHI AKIMOTO Elizabeth Siagian; Ni Wayan Meidariani; Ni Luh Gede Meilantari
Jurnal Daruma : Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang Vol. 2 No. 3 (2022): Jurnal Daruma: Linguistik, Sastra dan Budaya Jepang
Publisher : Program Studi Sastra Jepang Fakultas Bahasa Asing Unmas Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.405 KB)

Abstract

This research aims to determine the form of code mixing and the factors that cause code mixing in the lyrics of the song JKT48 by Yasushi Akimoto. In this research using sociolinguistic theory. Then, this research uses data collection methods and techniques used are the listening method and the note-taking technique. Methods and techniques of data analysis using descriptive qualitative method. This research uses the method of presenting the results of data analysis informally. Based on the results of the analysis, it was found that there were several forms of code mixing including the insertion of word elements, the insertion of phrase elements, the insertion of repetition of words, and the insertion of sentence elements. There are factors that cause code mixing, including because there are no appropriate words to explain the word and informal situation factors.