Claim Missing Document
Check
Articles

Characteristics of Tanning Leather Using Gambir on pH 4 and 8 Ardinal, Ardinal; Kasim, Anwar; Mutiar, Sri
Biopropal Industri Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.533 KB)

Abstract

Tannery production process in Indonesia is still using chromium sulfate or mimosa in general. Gambier (Uncaria gambier Roxb.) extract could be used as material for tanners because it contains tannin. This study aimed to investigate the characteristics of tanned leather using gambier solution at pH 4 and 8. Standard tanning method was used which includes the processing of goat leather with salt, acid and then tanned with gambier extracts. Observation of tanned leather refers to the SNI-06-0463-1989-A and ISO 0234:2009. The results showed that characteristics of tanned leather with solution of gambier at pH 4 and 8 respectively i.e.: degrees of tanning 29.87% and 39.55%, tensile strength 279.94 kg/cm2 and 433.85 kg/cm2, leather conditions was limp, light gray colour and yellow, thickness of 0.12 mm and 0.11 mm, and density 0.74 g/cm3 and 0.74 g/cm3. Tanned leather from different pH conditions generally has the same characteristic and meet standards.
Karakterisasi kulit kambing pada persiapan penyamakan dengan gambir dan sifat kulit tersamak yang dihasilkan Kasim, Anwar; Novia, Deni; Mutiar, Sri; Pinem, Janwaris
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.636 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i1.213

Abstract

ABSTRACTThe purposes of this research were to evaluate characteristic of goat skin beforepreparation for tanning, to observe the effect of concentration of gambier tanning agent and pHof gambier solution during tanning process. This research began with characterizing of skinbefore the tanning process. Gambier concentrations and pH of solutions were varied.Characterization of the goat skin was done on the area of goat skin, chemical composition, andweight change at each steps of tanning preparations. Physical and chemical analysis andobservation of the leather were done according to SNI-06-0463-1989-A. Goat skin in thisresearch was categorized as first quality according to the wide dimension and high water content.The results showed that the characteristics of dried goat skins changed during preparation andtanning process. The optimum concentration of gambier was 9% if the solution had a pH of 4 andthe optimum concentration was 3% if the solution had a pH of 8.Keywords: goat skin, tanning, gambier, concentration, pHABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kulit kambing padapersiapan penyamakan, melihat pengaruh perbedaan konsentrasi bahan penyamak gambir danpH larutan penyamak gambir selama proses penyamakan. Pelaksanaan penelitian dimulaidengan karakterisasi kulit sebelum proses penyamakan kemudian dilanjutkan penyamakanmenggunakan gambir. Konsentrasi gambir pada penyamakan ada 5 tingkat yaitu A1=3%,A2=6%, A3=9%, A4=12% dan A5=15% adapun pH larutan 2 tingkat yaitu pH 4 dan pH 8. Bahanbaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing kering awet garam. Karakterisasidilakukan terhadap luas kulit kambing, komposisi kimia, dan perubahan berat kulit pada setiaplangkah persiapan penyamakan. Analisis kimia dan pengamatan sifat kulit dilakukan terhadapkulit tersamak dengan mengacu kepada SNI-06-0463-1989-A. Kulit kambing penelitian adalahtermasuk kualitas I berdasarkan dimensi luas dengan kadar air yang relatif tinggi. Adapenambahan dan penurunan berat kulit selama proses pembuatan pikel dan penyamakan kulit.Rendemen pengolahan adalah 32,91% sampai 43,53%. Konsentrasi optimum zat penyamakgambir adalah 9% jika larutannya mempunyai pH 4 dan konsentrasi optimum 3% jika larutannyamempunyai pH 8. Sifat kulit tersamak jika konsentrasi gambir 9% dan larutan mempunyai pH 4adalah kadar zat kulit mentah 50,14%, kadar tanin terikat 13,47%, derajat penyamakan 26,86%,kekuatan tarik 418,48 kg/cm2 dan kemuluran pada waktu putus 54,80%, sedangkan jikakonsentrasi gambir 3% dan larutan mempunyai pH 8 adalah kadar zat kulit mentah 50,91%, kadartanin terikat 13,17%, derajat penyamakan 27,51%, kekuatan tarik 427,94 kg/cm2 dan kemuluranpada waktu putus 45,87%.Kata kunci: kulit kambing, penyamakan, gambir, konsentrasi, pH
Kajian kualitas gambir dan hubungannya dengan karakteristik kulit tersamak Kasim, Anwar; Asben, Alfi; Mutiar, Sri
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.211 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v31i1.220

Abstract

This study aimed to investigate the quality of gambier taken from gambier production center in West Sumatra, the characteristic of tanned leather which was tanned by gambier, and the relationship between gambier quality and tanned leather product. This study was conducted by firstly taking the samples from ten location randomly, secondly analizing some of its characteristics, and later applicating them in leather tanning. The relationship between some gambier parameters with tanned leather was determined by linear regression. The result was finding that the quality was varied among different gambier production centers, comprise of water content, tannin level, cathecin level, ash level and water-insoluble substances. Sixty percent of producton centers had given gambier which was capable to produce leather met the quality requirements. The result also found there were a strong relationship between gambier characteristics and quality of tanned leather, e.g. gambier tannin level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.980), gambier catechins level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.967) and gambier ash content and bonded-tannin in tanned leather (r=0.852). Highest tannin level would produce good tanned leather.Keywords: gambier, tanning, tanned leather, the correlation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gambir yang diambil dari sentra produksi gambir Sumatera Barat, mengetahui karakteristik kulit tersamak yang disamak menggunakan gambir tersebut dan mengetahui hubungan kualitas gambir dengan kulit tersamak yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari sepuluh lokasi secara acak, dilanjutkan dengan analisis karakteristik gambir serta aplikasinya dalam penyamakan kulit. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa parameter gambir dengan parameter kulit tersamak yang dihasilkan digunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik gambir dari sentra produksi di Sumatera Barat memiliki kualitas yang bervariasi pada kadar air, kadar tanin, katekin, kadar abu dan zat tak larut air. 60% lokasi sentra produksi memberikan gambir yang mampu menghasilkan kualitas kulit tersamak memenuhi standar mutu. Hubungan antara beberapa parameter gambir sebagai bahan penyamak dengan kualitas kulit tersamak menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kadar tanin gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.980), kadar katekin pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.967), dan kadar abu pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.852). Tingginya kadar tanin gambir akan menghasilkan kulit tersamak yang baik.Kata kunci :gambir, penyamakan, kulit tersamak, korelasi
Perilaku Krom Dalam Limbah Cair Penyamakan Kombinasi Krom-Gambir dan Krom-Mimosa Pada Penyamakan Kulit Ardinal, Ardinal; Salmariza, Salmariza; Kasim, Anwar
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.537 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i1.646.59-66

Abstract

This study aims to determine the amount of chrome that come out together with tannery waste in a tanned combination process of chrome-gambier and chrome-mimosa. the process research performed by 2 stages. The 1st stage  using chrome with 5 concentration,    they were 2,4,6 and 8 %. Then it followed by the 2nd stage  tanning process by using vegetable tanning, gambier and mimosa, with each 7% and 9% concentration. The results showed that the combination of chrome-gambier tanned at the same concentration disposed chromium waste less than the combination of chrome-mimosa tanned. The lowest total chrome waste on the chrome-gambier tanning combination was 3.9 ppm at  2% chromium and 7% gambier concentration and the highest was 146.6 ppm at 8% chromium and 9% gambier concentrations.  The lowest total chrome waste on the combination of chrome-mimosa tanning was 2.2 ppm at  2% chromium and 7% mimosa concentration and the highest was 170.4 ppm at 8 % chromium and 9% mimosa concentration. The 2ndtanning, was combination tanning process, chrome-gambier able to reduce chromium levels more than the chrome-mimosa tanning.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah krom yang ikut terbuang bersama limbah proses penyamakan kulit yang di samak kombinasi krom-gambir dan krom-mimosa. Pelaksanaan penelitian proses penyamakan kulit  dilakukan dengan 2 tahap. Tahap I menggunakan krom dengan 5 variasi  konsentrasi yaitu 2, 4, 6 dan 8%. Setelah penyamakan tahap I kemudian dilanjutkan penyamakan tahap II dengan menggunakan penyamakan nabati, gambir dan mimosa, dengan variasi konsentrasi masing-masing 7 dan 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyamakan kombinasi krom-gambir pada konsentrasi yang sama menghasilkan limbah krom yang lebih sedikit dibandingkan dengan samak kombinasi krom-mimosa. Jumlah limbah krom pada penyamak kombinasi krom-gambir terendah adalah 3,9 ppm pada konsentrasi krom 2% dan gambir 7% dan tertinggi 146,6 ppm pada konsentasi krom 8% dan gambir 9%. Jumlah limbah krom pada penyamak kombinasi krom-mimosa terendah adalah 2,2 ppm pada konsentrasi krom 2% dan mimosa 7% dan tertinggi 170,4 ppm pada konsentasi krom 8% dan mimosa 9%. Penyamakan tahap II, yang merupakan samak kombinasi, krom-gambir dapat menurunkan kadar krom lebih banyak dibandingkan kombinasi krom-mimosa.
Pengujian Kemampuan Daya Samak Cube Black dan Limbah Cair Gambir Terhadap Mutu Kulit Tersamak Yeni, Gustri; Syafruddin, Dindin; Kasim, Anwar
Jurnal Litbang Industri Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.568 KB) | DOI: 10.24960/jli.v6i1.1124.73-82

Abstract

Leather tanning industries generally use sintetic tanner such as chrome (Cr+3) which can damage environment. Therefore, it is needed to find environmentally friendly tannery material, one is by using gambier. The aim of this research was to know tannic ability of gambier on goat’s leather and tuna fish. The gambier for tannery material contained high tannin (>70%) namely Cube black and liquid waste from gambier processing. Concentration of tannery material that would be used for tanned was 1 kg. Tanned leather was tested to tannery degree (DP) and physical test included pull strength, elongation, and rip strength, at same treatment compared to chrome tannery. Test results leather tanned showed that, the higher the concentration of tannery material the higher the results of DP, and the physical characteristic was better. Tanned leather from goat that used Cube black gambier concentration at 4% gave DP value approximately equal to chrome tanner (38,45% and 36,60%). For tanned tuna fish gave value of DP were 39,57% and 31,35%. Tannery material of gambier gave value of pull strength, rip strength, and elongation were higher than chrome’s. The value of pull strength of goat’s leather was 730,37 kg cm-2, tuna fish was 353,33 kg cm-2 got from liquid waste tanner. The value of rip strength fof goat’s leather was 353,33 kg cm-2, tuna fish skin 29,96 kg cm-2, and elongation value from tuna fish skin 202,0% was gotten from Cube black gambier. The result of the research showed that tannery material of gambier had tannery characteristic that can replace tanner of chrome.ABSTRAKIndustri penyamakan kulit umumnya menggunakan bahan penyamak sintetis seperti krom (Cr+3) yang dapat merusak lingkungan. Untuk itu, perlu dicari bahan penyamak yang ramah lingkungan, diantaranya menggunakan gambir. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya samak gambir terhadap kulit kambing dan ikan tuna. Gambir untuk  bahan penyamak mengandung kadar tanin tinggi (>70%) adalah Cube black dan limbah cair pengolahan gambir. Konsentrasi bahan penyamak yang digunakan dalam perlakuan adalah 2%, 3% dan 4% dengan berat kulit yang akan disamak sebanyak 1 kg. Kulit tersamak diuji terhadap derajat penyamakan (DP) dan uji fisik meliputi kekuatan tarik, kemuluran dan kekuatan sobek. Pada perlakuan yang sama dibandingkan dengan penyamak krom. Hasil uji kulit tersamak menunjukkan makin tinggi konsentrasi bahan penyamak makin tinggi nilai DP dan sifat fisik kulit makin baik. Kulit tersamak dari kambing menggunakan Cube black gambir pada konsentrasi 4% menghasilkan nilai DP mendekati sama dengan penyamak krom (38,45% dan 36,60%). Untuk kulit ikan tuna tersamak menghasilkan nilai DP 39,57% dan 31,35%. Bahan penyamak gambir menghasilkan nilai kekuatan tarik, kekuatan sobek dan kemuluran lebih tinggi dari penyamak krom. Nilai kekuatan tarik kulit kambing 730,37 kg/cm2, ikan tuna 353,33 kg/cm2 diperoleh dari penyamak limbah cair. Nilai kekuatan sobek kulit kambing adalah 353,33 kg/cm2, kulit ikan tuna 29,96 kg/ cm2 dan nilai kemuluran kulit ikan tuna 202,0% diperoleh dari Cube black gambir. Hasil penelitian menunjukkan bahan penyamak gambir memiliki sifat penyamak yang dapat menggantikan penyamak krom.
Aplikasi Gambir Sebagai Bahan Penyamak Kulit Melalui Penerapan Penyamakan Kombinasi Kasim, Anwar; Mutiar, Sri
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.73 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.600.55-62

Abstract

The research on “application ofgambieras atanning agentby using alum and gambier”had been done to findthe optimumconcentrationand produce leatherthat meetsindustry standards, moreoverto subtitute chrome as a tanningmaterialthathas a negative impacton the environment. 45 sheets goat leather were used in this research. The phase I of tanningused alumthat consisted of 5 concentration levels (3%, 5%, 7%, 9% and 11% w/v), then continued with phase II that used  gambier as a tanning agentwhich consisted of 3 concentration level (3%, 6% and 9% w/v) with 3 replications. The results showedthat all leathersmet the SNI-06-0463-1989, standardfor the leather layer of tanning combination and SNI-0253-2009, standardfor the upper skin of goat legs to the chemical and physical properties. The optimum use of alum as a combination tanning agent in phase I was found to be 3% and followed by phaseIItanning agentusinggambierto be 3%. Analytical Results showed that the levels oftanned bound: 32.88%, tanning degree: 88.62%, tensile strength: 449.17kg/cm2and percentage extension:16% respectively.ABSTRAKPenelitian tentang “aplikasi gambir sebagai bahan penyamak kulit melalui penerapan penyamakan kombinasi dengan menggunakan tawas dan gambir” dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal serta menghasilkan kulit samak yang memenuhi standar industri, dan untuk menghindari penggunaan bahan penyamak krom yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan kulit kambing. Pelaksanaan proses penyamakan kulit tahap I menggunakan tawas yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi (3%, 5%, 7%, 9% dan 11%), kemudian dilanjutkan dengan penyamakan nabati tahap II dengan menggunakan gambir 3 taraf konsentrasi (3%, 6%, dan 9%) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hasil memenuhi standar SNI-06-0463-1989 tentang kulit lapis samak kombinasi dan SNI-0253-2009 tentang kulit bagian atas kaki kulit kambing terhadap sifat kimia dan fisik.Penggunaan zat penyamak kulit kombinasi yang optimum yaitu menggunakan penyamakan tahap I dengan tawas pada konsentrasi 3% dan dilanjutkan dengan penyamakan tahap II dengan menggunakan gambir pada konsentrasi 3%. Karakteristik kulit hasil pengamatan kulit tersamak adalah kadar tanin terikat: 32,88%, derajat penyamakan: 88,62%, kekuatan tarik: 449,17 kg/cm2 dan kemuluran: 16%.
Pengembangan Mesin Pengurai Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk Menghasilkan Serat Mekanis Junaidi, Junaidi; Kasim, Anwar; Ardinal, Ardinal
Jurnal Litbang Industri Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1785.521 KB) | DOI: 10.24960/jli.v6i1.955.39-49

Abstract

The purpose of this research was to design shredded oil palm empty fruit bunch (EFB) fiber extractor machine, to conduct technical evaluation on the machine performance, and to conduct fiber chemical analysis. This prototype is expected to increase added value on EFB waste as it is not maximally utilized. The machine must be both technically and economically feasible to be applied in particle board industry to produce oil palm empty fruit bunch fiber. Based on its design, the machine has ± 200 kg/hours capacity and 5 HP motor. The evaluation of machine performance on 600 RPM and 900 RPM rotations resulted on similar numbers of fiber and mixed fiber percentage. From 10 shredded EFB extracted, 7.6 kg (76%) clean fiber, 2.05 kg (20%) mixed fiber, and 1.35 kg ash were obtained. Three times extracting process on 600 RPM rotation resulted on fiber percentage based on its length as follows: 4.6% long fiber (>10 cm), 32.3% medium fiber (5-10 cm), and 61.4% short fiber (2-4 cm). Meanwhile, the percentages on 900 RPM rotation were 0% of long fiber, 22.37% of medium fiber, and short fiber of 77.3%. There were five types of composition of extracted fiber level; 1) clean fiber on 600 RPM, 2) clean fiber on 900 RPM, 3) mixed fiber (medium fiber 2-3 cm + petal), 4) mixed fiber (short fiber <2 cm + petal), 5) mixed fiber (soft fiber + pollens). The result of chemical analysis showed that those five types of fibers contained 9.3% water, 5.6% extractive, 1.4% fat, 33.1% lignin, 58.33% holocellulose, and 39.2% cellulose contents. Finally the analysis showed that it had a similar chemical composition compared to the fibers of softwood and Red Meranti wood.ABSTRAKPengembangan mesin pengurai serat tandan kosong kelapa sawit dilakukan untuk menghasilkan serat mekanis sebagai penguat papan partikel. Didalam penelitian ini dilakukan perancangan mesin, pembuatan mesin dan evaluasi teknis kinerja mesin. Evaluasi teknis dilakukan pada putaran 600 rpm dan 900 rpm dengan masing-masing putaran 2 kali penguraian, dan masing-masing penguraian 3 ulangan. Dari hasil rancangan mesin didapatkan kapasitas mesin ± 200 kg/jam dan daya penggerak  5 HP. Hasil evaluasi teknis kinerja mesin didapatkan persentase serat dan serat campuran pada putaran 900 rpm pada pengujian 1 dan 2 tidak berbeda jauh dengan pengujian pada putaran 600 rpm. Dari 10 kg TKKS cacahan masing-masing putaran, didapatkan rata-rata serat bersih  82%, serat campuran 14%, dan 4% menjadi debu. Dari hasil penguraian pada putaran 600 rpm dan 900 rpm didapatkan 5 macam komposisi tingkatan serat yaitu, a) serat bersih 600 rpm, b) serat bersih 900 rpm, c) serat campuran (2-3 cm+kelopak), d) serat campuran (<2 cm + kelopak), e) serat campuran (serat halus + serbuk). Hasil analisis kimia ke lima serat tersebut yaitu,  rata-rata kadar air serat 9,3%, kadar ekstraktif 5,6%, kadar lemak 1,4%, kadar lignin 33,1%, kadar holoselulosa 58,33%, dan selulosa 39,2%. Dibandingkan dengan serat kayu daun jarum dan kayu meranti merah, kandungan kimia serat tersebut hampir sama atau tidak berbeda jauh.
PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT FISIS DAN KIMIA PASTA GAMBIR SELAMA PENYIMPANAN Kasim, Anwar; Sub’han, Yoli; Indeswari, Netty Sri
Jurnal Riset Kimia Vol 1, No 2 (2008): March
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v1i2.21

Abstract

ABSTRACT Studying about the change of physical and chemical properties Gambir paste during 28 days was conducted in order to know the change primarily the chemical content and physical properties as storage consequences. Experimental design was used completely randomized design for 4, 8, 12, 16, 20, 24, and 28 days storage periods. Replication was two and as a control was used paste non treatment. F-test and T-Dunnet test were applicated for statistical analysis. The result indicated that treatment can not change physical properties but change the chemical properties gambir paste. The initial water contents of gambir paste was 72.26% and after 28 days storage 71.68%. Color of gambir paste was still yellow during storage. The initial non water soluble substance was 6.96% and after 28 days storage 4.69%. The initial non alcohol soluble substance was 14.83% and after 28 days storage 13.15%. The initial chatechin contents was 72.22% and after 28 days storage 65.38%. The initial tannin contents 38.68% and after 28 days storage 35.12%. Total ash content of gambir paste was 2.72%.   Keywords : gambir, paste, storage, change, properties
KAJIAN SERAPAN TANAMAN PENGHIJAUAN TERHADAP LOGAM BERAT AKIBAT PERBEDAAN TRANSPORTASI DI KOTA PADANG”. TESIS. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG Indang Dewata, Susilastri, Anwar Kasim,
Menara Ilmu Vol 12, No 7 (2018): vol. XII No. 7 Juli 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i7.1509

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya serap daun dari pohon Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.), Trembesi (Samanea summons), Angsana (Pterocarpus indicus), Tanjung (Mimusops elengi), dan Kerai Payung (Filicium decipiens) terhadap cemaran logam berat pada daerah dengan kepadatan lalu lintas tinggi, sedang dan rendah. Analisis data dilakukan secara statistik dan deskriptif. Data hasil penelitian yang didapatkan di analisis secara statistik dengan menggunakan varian dan standar deviasi. Penelitian lapangan dan pengambilan sampel dilakukan pada beberapa level kepadatan transportasi yang berada di kota Padang, yaitu kategori tingkat kepadatan lalu lintas tinggi, tingkat kepadatan lalu lintas sedang, tingkat kepadatan lalu lintas rendah. Lokasi yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel dipastikan mempunyai 5 jenis pohon sampel yang sama, antara lain: pohon Mahoni (Swietenia Mahagoni Jacq.), Trembesi (Samanea summons), Angsana (Pterocarpus indicus), Tanjung (Mimusopselengi), dan pohon Kerai payung (Filicium decipiens). Hasil serapan logam berat jenis Plumbun (Pb) tertinggi terdapat pada pohon sampel yakni daun Angsana dengan kepadatan transportasi sedang dengan angka 6,29 ppm, Kandungan Cu didapat hasil tertinggi 26,49 ppm pada pohon Angsana dilokasi dengan tingkat kepadatan transportasi sedang, Sedangkan pada Co hasil tertinggi di dapat pada lokasi dengan tinggkat kepadatan transportasi tinggi dari daun pohon Gerai payung dengan angka 32,73 ppm. Kata kunci : Serapan tanaman penghijauan, Logam Berat, Tingkat kepadatan Transportasi
RASIO PATI SINGKONG DAN ASAM AKRILAT TERHADAP KAPASITAS ABSORBSI PADA SINTESIS KOMPOSIT POLIMER SUPERABSORBAN Fika, Weni; Kasim, Anwar; Novelina, Novelina; Septevani, Athanasia Amanda
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 20 No 2 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v20i2.963.2019

Abstract

This study aimed to synthesize a superabsorbent polymer composite based on a natural polymer that has been made by grafting method using cassava starch as a backbone (main framework), Acrylic acid (AA) as a monomer, Ammonium persulfate (APS) as an initiator and N,N Methylene bisacrylamide (MBA) as a crosslinker. The effect of the ratio of cassava starch and acrylic acid (25 : 75; 50 : 50 and 75 : 25% weight total) has been studied based on absorption capacity. The chemical structure that occurs is analyzed using Fourier Transform Infra-red (FTIR) spectroscopy. The results of the FTIR spectrum showed that the grafting of acrylic acid to starch occurred. In the ratio of starch to acrylic acid 25 : 75% of the weight total obtained the maximum water absorption ability (absorption capacity) 224 g/g in aquades and 25 g/g in 0,9% NaCl solution. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis komposit polimer superabsorban berbasis polimer alam yang telah dibuat dengan metode grafting (pencangkokan) yang menggunakan pati singkong sebagai backbone (kerangka utama), asam akrilat (AA) sebagai monomer, Ammonium persulfat (APS) sebagai inisiator dan N,N Metilen bisakrilamida (MBA) sebagai crosslinker. Pengaruh rasio pati singkong dan asam akrilat (25 : 75; 50 : 50 dan 75 : 25% berat total) telah dipelajari berdasarkan kapasitas absorbsi. Struktur kimia yang terjadi dianalisa menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra-red (FTIR). Hasil dari spektrum FTIR memperlihatkan bahwa terjadinya grafting asam akrilat terhadap pati. Pada rasio pati dengan asam akrilat 25 : 75% berat total diperoleh kemampuan menyerap air (kapasitas absorbsi) maksimum 224 g/g dalam aquades dan 25 g/g dalam larutan NaCl 0,9%.
Co-Authors ., Yusniwati Abral, Hairul Adjar Pratoto Adjar Pratoto, Adjar Ahmad Fuadi Akhis Soleh Ismail Alfi Asben Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Anggraini, Tuty Anwar, Aswaldi Aprialis Aprialis Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal Ardinal, Ardinal Ariyeti Ariyeti Ariyetti Ariyetti Asfarizal Asfarizal Asfarizal Saad Asfarizal Saad Athanasia Amanda Septevani Athanasia Amanda Septevani, Athanasia Amanda D. Novia Daimon Syukri Deddi Prima Putra Deivy Andhika Permata Delfiana, Winda Deni Novia Derosya, Vioni Dewi Arziyah Dindin Syafruddin E Efrina Edi Syafri Edi Syafri Emriadi - F Failisnur Fakhruzy Fakhruzy Fakhruzy, Fakhruzy Fauzan Azima Fika, Weni Firman Ridwan Fitriani Kasim Fitriani Kasim Fransiska Angelina G Rezekinta Fransiska Angelina Rezekinta G Gunawarman, G Gunawarman Gustri Yeni Gustri Yeni Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hasbullah Hazli Nurdin Herwin Gevin Ilham Syukri Erdiman Inda Three Anova Irawati Chaniago Isril Berd Janwaris Pinem Janwaris Pinem, Janwaris Jeany Ristia Jhoni Heni Helvandari Joni Frengki Samosir Junaidi - - Laksono Trisnantoro Lisa Yusmita Lisa Yusmita Malse Anggia Maryam, Maryam Melbi Mahardika Melbi Mahardika Melbi Mahardika Melbi Mahardika Mochamad Asrofi Mochamad Asrofi Mochamad Asrofi Mochamad Asrofi Muhammad Arwani Mutiar, Sri Nazar, Armenia Neswati Neswati Netty Sri Indeswari Netty Sri Indeswari Nguyen Ngoc Anh Thu Nofriady Handra Nofriady Handra, Nofriady Novelina Novizar Nazir Novizar Novizar Pandu Imam Reno Irwanto, Reno Rilma Novita Rina Yenrina Rini B Rini Bahar Rini Rini Rini Rini Ririn Fatma Nanda Ruby Afrizon Ruri Wijayanti Sahadi Didi Ismanto Salmariza Salmariza Salmariza, Salmariza Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Santosa Sayuti, Kesuma Sir Anderson Sri Mutiar Sri Mutiar Sri Mutiar Sri Mutiar Sri Mutiar, Sri Sub’han, Yoli Sudirman Sudirman Surini Siswarjono Syafruddin, Dindin Syukri Arief Wahyudi David Wahyudi David Weni Fika Yefsi Malrianti Yeni, Gustri Yoli Sub’han Yoserizal Yoserizal Yulhendri Yulhendri Yumarni Yumarni