Rizki Kurniawan
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL BAGI NARAPIDANA Rizki Kurniawan; Iman Santoso
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 3 (2021): September, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i3.40862

Abstract

Kesehatan mental merupakan permasalahan yang selalu menarik perhatian masyarakat. Berita-berita tentang peningkatan jumlah pasien rumah sakit jiwa akibat musibah bencana alam di berbagai daerah, siswa bunuh diri karena belum bisa membayar SPP, narapidana bunuh diri akibat stress, dan sebagainya. Dukungan Sosial Keluarga adalah suatu hubungan interpersonal di mana individu memberikan bantuan kepada individu lain dan batuan yang diberikan berupa partisipasi, emansipasi, motivasi, penyediaan informasi, dan penghargaan atau penilaian terhadap individu. Sarason mengemukakan bahwa dukungan sosial merupakan suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, Kesehatan Mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.
PENTINGNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK SEORANG PEMIMPIN DI INDONESIA Rizki Kurniawan; Hestin Febbia Andriani
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.407-411

Abstract

Sebagai modal dasar maju dan bersaing secara global diperlukan revitalisasi dan penguatan karakter, serta kualitas sumber daya manusia dengan pemimpin yang tangguh. Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang tangguh dan berkarakter, yaitu seorang pemimpin yang mengedepankan panggunaan hati nurani melandasi pemikiran sikap dan perilakunya. Dalam hal ini pendidikan merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian. Artikel ini lebih spesifik akan menelaah peranan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia untuk tujuan melahirkan pemimpin bangsa yang berkarakter dan berkualitas. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Di sisi lain artikel ini berargumen bahwa pemerintah juga memiliki peranan yang besar dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada kesimpulannya, isu ketimpangan pendidikan yang terjadi di Indonesia merupakan isu internal yang semakin penting dalam pembangunan.
Menelaah Kesiapan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran di Lapas Kelas IIA Lahat Rizki Kurniawan; Markus Marselinus Soge
ADI Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2021): ADI Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : ADI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34306/adimas.v2i1.524

Abstract

Tercatat sebanyak 69 kasus data kebakaran yang terjadi di wilayah Lahat pada tahun 2018, hal ini mengalami peningkatan kasus sebesar 81,6% dibandingkan pada tahun 2017. Manajemen kebakaran penting diperhatikan khususnya di lembaga pemasyarakatan, mengingat kondisi penghuni lapas yang rentan menjadi korban karena lapas merupakan suatu bangunan yang didesain supaya penghuni yang ada di dalamnya tidak dapat mendapatkan akses keluar sehingga perlu adanya kebijakan dan tindakan yang dapat melindungi baik nyawa manusia maupun dokumen penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan manajemen kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lahat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi, panduan wawancara, dan lembar studi dokumen. Kepala Lapas, kepala kesatuan pengamanan Lapas, dan petugas pengamanan Lapas berperan sebagai informan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30 (34%) elemen penilaian penerapan manajemen kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA terpenuhi dan sebanyak 58 (66%) elemen tidak terpenuhi, dengan total keseluruhan elemen terpenuhi dan tidak terpenuhi sebanyak 88 elemen. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pemenuhan manajemen kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lahat memiliki tingkat dalam kategori rendah. Saran yang diberikan yaitu dibentuk suatu kebijakan manajemen kebakaran, prosedur penanggulangan kebakaran serta program untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Program Pembinaan Narapidana Melalui Asimilasi yang Diberikan dengan Community Based Correction Rizki Kurniawan; Mitro Subroto
Intelektualita Vol 10 No 2-a (2021): Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial, dan Sains
Publisher : Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/intelektualita.v10i2-a.12167

Abstract

Lembaga Pemasyarakatan adalah lembaga pemasyarakatan di Indonesia dimana narapidana dan andikpas dapat memperoleh pembinaan. Asimilasi ke dalam masyarakat merupakan proses yang membantu narapidana dan andikpas di lembaga pemasyarakatan menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar penjara. Hal ini dilakukan sesuai dengan peraturan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam program pembinaan narapidana dilakukan beberapa metode, yaitu: penyerapan, cuti mengunjungi keluarga, pembebasan bersyarat, cuti sebelum pembebasan, pengampunan, dan cuti bersyarat. Pendekatan alternatif dari Community-Based Correction (CBC) dapat didukung oleh program yang dirancang untuk membantu pelaku berintegrasi kembali ke masyarakat luar. Penerapan KBK bagi Lapas akan memberikan beberapa dampak positif seperti Jumlah narapidana yang akan berkurang secara signifikan karena suatu kebijakan baru ini. Tahanan yang berada di dalam lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan. Adapun Permasalahan yang terkait dengan beban yang meningkat dalam aspek jumlah tahanan, keterbatasan Sumber daya manusia, kebutuhan keuangann dan dana serta sarana prasarana, jadi pemasyarakatan harus lebih memikirkan tentang penerapan Community Based Correction.