Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Frekuensi Vibrasi terhadap Penyembuhan Luka Diabetes Yunita Sari; Eman Sutrisna; Hartono H
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1077.792 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i2.232

Abstract

Penelitian menyatakan bahwa vibrasi 47 Hz dapat meningkatkan penyembuhan luka diabetes. Namun sampai saat ini belum diketahui apakah frekuensi dibawah dan diatas 47 Hz dapat meningkatkan penyembuhan luka diabetes. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek frekuensi vibrasi yang berbeda terhadap penyembuhan luka diabetes. Desain penelitian eksperimen ini melibatkan 5 kelompok tikus putih; kelompok yang mendapatkan vibrasi 40 Hz (frekuensi rendah), kelompok 106 Hz (frekuensi menengah), kelompok 200 Hz (frekuensi tinggi), kelompok 300 Hz (frekuensi sangat tinggi), dan kelompok kontrol (tanpa vibrasi). Induksi diabetes dilakukan dengan Alloxan Monohidrat. Vibrasi diberikan selama 10 menit. Status luka didasarkan pada jaringan nekrotik, ukuran luka, inflamasi, dan reepitelisasi. Analisis histologi dilakukan dengan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin. Ukuran luka dianalisis dengan uji ANOVA, diikuti oleh tes Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan nekrotik dan intensitas inflamasi paling sedikit pada kelompok 40 Hz, dan paling banyak pada kelompok 300 Hz. Reepitelisasi paling baik pada kelompok 40 Hz, dan paling rusak pada 300 Hz. Ukuran luka di kelompok 40 Hz secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan kelompok lain (p <0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vibrasi frekuensi rendah dapat mempercepat penyembuhan luka diabetes, sebaliknya, vibrasi frekuensi tinggi dapat merusak atau memperparah jaringan luka.Kata kunci :Diabetes, penyembuhan, luka, terapi komplementer, vibrasi.The Provision of Different Vibration Frequency to Accelerate Diabetic Wound HealingAbstractStudies have revealed that diabetic wound healing can be accelerated using the vibration therapy of 47 Hz. However, no strong evidence compelled the use of different vibration rates. Thus, this experimental study aimed to examine the effect of different vibration frequencies towards diabetic wound healing. Five groups of white rats were injected using Alloxan Monohydrate within ten minutes before the vibration therapy. The dosage was given categorized as 40 Hz (low), 106 Hz (moderate), 200 Hz (high) and 300 Hz (very high). Control group was created without given vibration therapy. Wound status was evaluated using the presence of necrotic tissues, size, inflammation, and reepithelization where Hematoxicilin and Eosin color-based were used to analyse the histological presentation. Using ANOVA and Tukey test, it was found that the necrotic tissues and the intended inflammation have less developed among low vibration group compared to others. Reepithelization and wound size reduction most experienced by the lower group, but the worst damaged occupied by the highest vibration group. It is suggested that lower vibration frequency enabled to accelerate the wound care healing, but a high-frequency rate can disturb or damage the injured tissues. Keywords:Complementary therapy, diabetes mellitus, wound healing.
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETANOL DAUN SENDOK (Plantago major L) PADA TIKUS MODEL HEPATOTOKSIK : TINJAUAN ANATOMI DAN HISTOPATOLOGI Eman Sutrisna; Annisa A Fitriani; Setiawati Setiawati; Islimsyaf A Salim; Ani M Maskoen
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 01 Juli 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v10i1.771

Abstract

ABSTRAK Hepar merupakan organ yang berisiko mengalami kerusakan akibat berbagai obat maupun bahan kimia lingkungan yang masuk ke dalam tubuh dan dapat menimbulkan gangguan metabolisme dan homeostasis sistemik. Daun sendok (Plantago major L.) mengandung senyawa aktif yang memiliki efek antiinflamasi, antiapoptosis, antiproliferatif, antioksidan dan hepatoprotektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek pemberian ekstrak etanol daun sendok terhadap penurunan volume, massa dan perbaikan gambaran histopatologi hepar tikus Wistar (Rattus norvegicus) model hepatotoksik. Penelitian berupa eksperimental dengan desain post test only with control group design. Sebanyak 21 ekor tikus wistar (Rattus norvegicus) dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol sehat (K0) diberi akuades, kelompok kontrol negatif (K1) diberi omeprazol dosis 10 mg/200 g BB tikus dan ciprofibrat 16 mg/200 gBB tikus/hari, dan kelompok intervensi (K2) diberi omeprazol dosis 10 mg/200 g BB tikus, ciprofibrat 16 mg/200 g BB tikus/hari, dan ekstrak etanol daun sendok 100 mg/200 g BB tikus. Derajat kerusakan hepar ditentukan menggunakan skor Manja Roenigk. Semua hewan coba dikorbankan dibawah pengaruh anestesi setelah perlakuan selama 2 bulan. Organ liver hewan coba diambil untuk pemeriksaan massa, volume dan histopatologi liver. Data massa dan volume hepar dianalisis secara statistika dengan Uji Kruskal- Wallis, dilanjutkan uji beda Mann-Whitney serta uji one way ANOVA untuk menganalisis perbedaan gambaran histopatologi hepar, dilanjutkan uji pos hoc. Terdapat perbedaan bermakna rerata massa hepar, volume dan skor Manja roenigk antar kelompok perlakuan (nilai p=0,000; 0,001; 0,000; α
Pelatihan Deteksi Karier Thalassemia kepada Bidan di Banyumas Lantip Rujito; Qodri Santosa; Diyah Woro Dwi Lestari; Eman Sutrisna; Ariadne Tri Hapsari
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2021): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v5i5.4659

Abstract

Thalassemia ranks top on the list of diseases caused by the monogenic mechanism, especially in hematology disorders. Currentlly, Thalassemia ranks 5th in the national health insurance coverage. Prevention is the only effective way to control the clinical, psychological and financial burden of the country. One aspect of prevention is the discovery and genetic counseling process of persons who carry the mutan gene or carier of thalassemia. Midwives as the most peripheral health workers in the national health system are very important in their role in the discovery and counseling of these people. Provision of sufficient knowledge and skills of midwives can be a reliable tool in efforts to prevent thalassemia in the community.
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG YANG DIMODERASI OLEH KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Firman Gusmawan; Haryadi Haryadi; Eman Sutrisna
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi (JEBA) Vol 21, No 4 (2019)
Publisher : Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.064 KB) | DOI: 10.32424/jeba.v21i4.1544

Abstract

PENGUJIAN MODEL HOT FIT PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSGMP UNSOED PURWOKERTO Ilma Soraya; Wiwiek Rabiatul Adawiyah; Eman Sutrisna
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi (JEBA) Vol 21, No 1 (2019)
Publisher : Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.465 KB) | DOI: 10.32424/jeba.v21i1.1261

Abstract

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF EGGPLANT ETHYL ACETATE EXTRACT (Solanum melongena L.) AGAINST Escherichia coli Mira Syafira Handayani; Setiawati Setiawati; Nia Krisniawati; Eman Sutrisna
Medical and Health Journal Vol 2 No 2 (2023): February
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.796 KB) | DOI: 10.20884/1.mhj.2023.2.2.8053

Abstract

Terong ungu mengandung senyawa metanol, flavonoid, saponin dan tanin yang berpotensi sebagai antibakteri. Escherichia coli merupakan salah satu kuman penyebab berbagai macam infeksi dan saat ini banyak dilaporkan telah mengalami resistensi terhadap sejumlah antibiotik onvensional. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi aktivitas antibakteri dari ekstrak etil asetat terong ungu terhadap bakteri Escherichia coli (E. coli). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode mikrodilusi untuk menentukan nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) dan metode spread-plate untuk menentukan konsentrasi bunuh minimal (KBM). Penelitian ini menggunakan berbagai dosis ekstrak etil asetat terong ungu (5-40 mg/mL) sebagai kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan ekstrak etil asetat terong ungu. Ekstrak etil asetat terong ungu mempunyai nilai KHM sebesar 20 mg/mL dan nilai KBM sebesar 20mg/mL. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etil asetat terong ungu, semakin besar pula persentase hambatan ekstrak etil asetat terong ungu terhadap bakteri E. coli. Ekstrak etil asetat terong ungu mempunyai potensi sebagai antibakteri terhadap E. coli