Fajar Awalia Yulianto
Bagian Ilmu Kesehatan Masyakarat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Bandung

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Systematical Review : Pengaruh Olahraga Sepeda terhadap Penurunan Berat Badan Pada Dewasa Muda Aulia Rahma; Devy Claudia; Fajar Awalia Yulianto; Nurul Romadhona
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7427

Abstract

Kelebihan berat badan menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia karena hal ini dapat menyebabkan sindrom metabolik hingga mengarah pada kematian. Kelebihan berat badan dapat diatasi dengan berbagai cara dengan salah satunya olahraga. Akhir-akhir ini bersepeda menjadi aktivitas olahraga yang banyak digemari di era modern. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah olahraga bersepeda dapat memengaruhi penurunan berat badan pada dewasa muda. Penelitian ini menggunakan metode systematical review. Database yang digunakan, yaitu Pubmed dan ProQuest dengan kata kunci “bicycling”, “weight loss”, “body weight change” dan “adult”. PICOS pada penelitian ini, yaitu Populasi (dewasa muda), Intervensi (olahraga sepeda), Outcome (penurunan berat badan), Study (Randomized Control Trial dan Clinical trial). Jumlah jurnal yang didapat dari dua database yaitu 79 jurnal, kemudian dilakukan screening hingga didapatkan 3 jurnal. Jurnal ini diambil dari tahun 2010‒2020. Hasil penelitian ini menunjukkan dua artikel dari tiga artikel yang diperoleh bahwa olahraga bersepeda berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Durasi bersepeda selama 30‒55 menit dengan frekuensi tiga sampai lima kali dalam seminggu dengan intensitas sedang dan pengendalian asupan makanan dapat menurunkan berat badan. The Effect of Bicycle Exercise on Weight Loss in Young Adults: Systematical ReviewBeing overweight is a serious health problem in the world because it can lead to metabolic syndrome leading to death. Being overweight can be overcome in various ways with one of them is exercise. Lately cycling has become a much-loved sporting activity in the modern era. The study aims to find out if cycling can affect weight loss in young adults. This research uses systematical review method. Database used, namely Pubmed and ProQuest with keywords "bicycling", "weight loss", "body weight change" and "adult". PICOS in this study are Population (young adult), Intervention (bicycle sports), Outcome (weight loss), Study (Randomized Control Trial and Clinical trial). The number of journals obtained from two databases, namely 79 journals, was then screened until 3 journals were obtained. This journal was taken from 2010‒2020. The results of this study showed two articles from three articles obtained that cycling sports have an effect on weight loss. Cycling duration for 30‒55 minutes with a frequency of three to five times a week with moderate intensity and the control of food intake can lose weight.
Kejadian Diare dan Perilaku Higienis pada Pengolah Makakanan Pedagang Kaki Lima di Wilayah Tamansari Intan Purnamasari Munajat; Budiman Budiman; Lisa Adhia Garina; Raden Ganang Ibnusantosa; Fajar Awalia Yulianto
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.4340

Abstract

Diare merupakan penyakit menular di dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab kematian kedua di dunia serta merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah tuberkulosis dan pneumonia di Indonesia. Faktor risiko penyakit diare adalah kualitas air dan sanitasi yang buruk, serta perilaku pengolahan makanan yang tidak higienis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku higienis dengan kejadian diare. Metode penelitian ini adalah analitik observasional melalui pendekatan cross sectional dan bersifat kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang berdagang di wilayah Tamansari periode April–Juni 2018. Data subjek tersebut diambil menggunakan teknik pengambilan data consecutive sampling yang kemudian dianalisis menggunakan Uji Eksak Fisher. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner baku riset kesehatan dasar tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada subjek penelitian yang tidak higienis dan pernah diare dalam 1 bulan terakhir 92%, tidak higienis dan tidak diare 8%, higienis dan diare 83%, serta higienis dan tidak diare 17%. Nilai p=0,43 tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku higienis dan kejadian diare pada pedagang kaki lima di wilayah Tamansari. Terdapat faktor lain yang didapat saat pengisian kuesioner dan wawancara, yaitu usia dewasa pada responden, konsumsi makanan yang pedas, asam atau berkualitas kurang baik yang perlu dibuktikan dalam penelitian yang lain. THE INCIDENCE OF DIARRHEA AND HYGIENE BEHAVIOUR ON FOOD HANDLER STREET VENDORS AT TAMANSARI REGIONDiarrhea is an infectious disease in gastro intestinal tract wich is the second leading cause of death in the world and the third leading cause of death after tuberculosis and pneumonia in Indonesia. The risk factor of diarrhea is poor water quality and sanitation, and non hygiene food handling. The purpose of this research was to find out the relation one of the risk factor that is hygienic behavior towards the incidence of diarrhea. The method used in this research is observational analytics trough cross sectional approach and quantitative. The subject in this research was street vendors who selling food in Tamansari region during April–June 2018. The method for taking the data from the subject was consecutive sampling and analyzed by fisher’s exact test. Instrument that used in this research is a standard questionnaire from riset kesehatan dasar tahun 2013. The result demonstrate that the subject who hygiene and had diarrhea in the last month was 92%, hygiene and not diarrhea was 8%, hygiene and had diarrhea was 83%, hygiene and not diarrhea was 17%. P value was p=0.43 so the conclusion is there’s no meaningful relation between hygiene behavior towards the incidence of the street vendors diarrhea in Tamansari region. There is another factor found on the answer of the questionnaire and interview that is adult age in the respondents, spicy or sour food consumption, and not good quality of food consumption that need to be proven in another research.
Hubungan Pola Minum dengan Perubahan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Kedokteran Unisba Silma Nur Awali Wardah; Fajar Awalia Yulianto; Wiwiek Setiowulan
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.5576

Abstract

Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran untuk menunjukkan status gizi pada orang dewasa. Kuliah yang sangat padat menjadi salah satu alasan untuk melewatkan minum dan  dapat memengaruhi status gizi yang berujung overwight dan underwight sehingga menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak menular. Tujuan penelitian mengetahui hubungan pola minum dengan perubahan IMT pada mahasiswa tingkat satu Fakultas Kedokteran Uiversitas Islam Bandung. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan desain kohort prospektif pada 73 responden yang dilakukan pada bulan April hingga Juni 2019. Data pola minum diambil dengan metode food recall 24 jam setiap 3 kali dalam seminggu selama 2 bulan dan IMT diambil dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan sebanyak 3 kali dalam 2 bulan. Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa tingkat satu konsumsi air hariannya masih di bawah rekomendasi jumlah air minum, yaitu sebanyak 55 orang (63%) konsumsi harian kurang dari 1 liter/hari. Nilai tengah konsumsi minuman berpemanis adalah 348 mL/hari di atas konsumsi dunia. Uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna pola minum dengan perubahan IMT (p=0,85). Simpulan, tidak terdapat hubungan pola minum dengan perubahan IMT.  RELATIONSHIP DRINKING PATTERNS AND CHANGES IN THE BODY MASS INDEX TO STUDENTS LEVEL ONE FACULTY OF MEDICINE UNISBABody mass index (BMI) is a measure to indicate nutritional status in adults. A very hectic lecture class is one reason to skip drinking and can affect nutritional status which results in overweight and underweight, which causes an increased risk of non-communicable diseases. The purpose of this study was to determine the relationship between drinking patterns and changes in BMI among first-year students at the Faculty of Medicine, Unisba. This type of research was an observational analytic with a prospective cohort design on 73 respondents conducted in April to June 2019. Drinking habit data was taken by food recall method 24 hours every 3 times a week for 2 months and BMI is taken by measuring body weight and height as much as 3 times in 2 months. Data were analyzed using chi square test. The results showed that most of the first year students had their daily water consumption still below the recommended amount of drinking water, which was 55 people (63%) daily consumption of less than 1 liter per day. The median consumption of sweetened drinks was 348 mL/day above world consumption. Chi square test showed no significant relationship between drinking habit with changes in BMI (p=0.85). In conclusion, there is no relationship drinking pattern and changes in BMI.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Sarandi Karya Nugraha Sukabumi Livia Assyifa Rachman; Fajar Awalia Yulianto; M. Ahmad Djojosugito; Mia Yasmina Andarini; Tony S. Djajakusumah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.4341

Abstract

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, satu pekerja di dunia meninggal disebabkan oleh kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja setiap 15 detik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat karakteristik usia, dan pengetahuan serta hubungan pengetahuan, sikap, lingkungan, pendapatan dan pendidikan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri di PT Sarandi Karya Nugraha Sukabumi. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah karyawan PT Sarandi Karya Nugraha Sukabumi yang bekerja di bagian gudang dan processing (n=80) yang diambil secara simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden paling banyak adalah dewasa awal (18-40 tahun). Responden juga memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap APD. Tidak ada hubungan antara pengetahuan (p=0,17), sikap (p=0,84), pendapatan (p=0,27), lingkungan (p=0,61), pendidikan (p=1,00) dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri di PT Sarandi Karya Nugraha Sukabumi. RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH BEHAVIOR OF USING PERSONAL PROTECTICVE EQUIPMENT IN PT SARANDI KARYA NUGRAHA SUKABUMIBased on the 2013 data from the International Labour Organization (ILO), one worker dies due to workplace accidents and 160 workers suffer from work-related injuries every 15 seconds worldwide. The purpose of this study was to determine the characteristic of age and knowledge and the relationship between knowledge, attitude, environment, income, education with behavior of using personal protective equipment in PT Sarandi Karya Nugraha Sukabumi. The study was analytic observational study with cross sectional approach. The sample was the employee of PT Sarandi Karya Nugraha who worked in processing department (n=80) with simple random sampling. The instrument of this study was questionnaire. The result of the study was most respondents were early adult (18-40 years old). Respondents had a good knowledge and there was no relationship between knowledge (p=0.17), attitude (p=0.84), income (p=0.27), environment (p=0.61), education (p=1.00) with behavior of using personal protective equipment in PT Sarandi Karya Nugraha Sukabumi.
Systematic Review: Pengaruh Konsumsi Sayuran Harian terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Dewasa Muhamad Faishal Ramadhan; Anggia Skynta; Herri S Sastramihardja; Fajar Awalia Yulianto
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.517

Abstract

Abstract. Hypertension is one of the most common cardiovascular problems and is considered a contributor to cardiovascular morbidity. According to the WHO (World Health Organization) in 2019, there were one billion people with hypertension worldwide. In addition to the pharmacological approach, applying a diet high in vegetable content can be used as an alternative in lowering blood pressure in patients with hypertension. The purpose of this study was to determine the effect of daily vegetable consumption on blood pressure in adult hypertensive patients. The study used the Systematic Review method, by searching the articles from database Medline, Springer Link, Ovid Clinical Edge with the keywords Hypertension AND Adult AND Vegetables NOT ("Dietary Supplements") AND ("Blood Pressure") AND ("randomized controlled trial") NOT ("protocol") in the period 2011-2021. Articles that meet the inclusion criteria are 562 articles. There are 7 articles that meet the PICOS criteria, and 4 articles that meet the criteria eligible based on critical appraisal. The results of the study of 4 articles found that eating vegetables can reduce blood pressure in patients with hypertension. The decrease in blood pressure itself is obtained from the effect of nitrate which can trigger the formation of nitric oxide in blood vessels which acts as a vasodilator and potassium which can inhibit the renin-angiotensin system, relaxation of blood vessels, and activation of baroreflex. The conclusion that can be drawn from this study is that consumption of vegetables with high nitrate content has an effect on blood pressure in adult hypertensive patients. Abstrak. Hipertensi merupakan salah satu masalah kardiovaskular yang paling sering ditemukan dan dianggap sebagai salah satu kontributor morbiditas kardiovaskular. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2019 terdapat satu miliar penderita hipertensi di seluruh dunia. Selain pendekatan farmakologis, penerapan pola makan tinggi kadar sayuran dapat dijadikan salah satu alternatif dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi sayuran harian terhadap tekanan darah penderita hipertensi dewasa. Penelitian menggunakan metode Systematic Review, dengan mencari artikel dari database Medline, Spinger Link, Ovid Clinical Edge dengan kata kunci Hypertension AND Adult AND Vegetables NOT ("Dietary Supplements") AND (“Blood Pressure”) AND ("randomized controlled trial") NOT ("protocol") dalam rentang tahun 2011-2021. Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 562 artikel. Terdapat 7 artikel yang sesuai dengan kriteria PICOS, dan 4 artikel yang memenuhi kriteria eligible berdasarkan critical appraisal. Hasil pengkajian terhadap 4 artikel didapatkan bahwa mengonsumsi sayuran dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah sendiri didapatkan dari efek nitrat yang dapat memicu pembentukan nitrit oksida pada pembuluh darah yang berperan sebagai vasodilator dan kalium yang dapat menginhibisi sistem renin-angiotensin, relaksasi pembuluh darah, dan aktivasi baroreflex. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa konsumsi sayuran dengan kandungan tinggi nitrat memiliki pengaruh terhadap tekanan darah penderita hipertensi dewasa.
Systematic Review: Pengaruh Berjalan Setelah Makan terhadap Glukosa Postprandial Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Anggia Skynta Febrianty; Muhamad Faishal Ramadhan; Ieva B Akbar; Fajar Awalia Yulianto
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.522

Abstract

Abstract. Diabetes mellitus is a serious health problem, because it is expected to continue to increase in the next twenty years, and more than 70% of patients will appear in developing countries. Postprandial glucose has a major role in glycemic control. One of the important methods of treating type 2 diabetes mellitus (DMT2) is increasing physical activity. Walking is a physical activity that almost everyone can do. The purpose of this study was to assess the effect of walking after eating on the control of postprandial blood sugar levels in patients with T2DM. This study uses a method systematic review from the database Pubmed, Springerlink, Sciencedirect, and Proquest with keywords (Adult OR Aged) AND "Diabetes Mellitus, Type 2" AND (Walking OR "Walking Speed") AND "Blood Glucose" AND "Postprandial Period" AND "Randomized Controlled Trial" taken from 2011-2021 . Articles that meet the inclusion criteria are 133 articles, and those included in the exclusion criteria are 129 articles. The results of the feasibility test based on PICOS are 4 articles. After a critical review, there are 3 articles left. Measurement of articles using Continuous Glucose Monitoring System and Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance. The results showed that T2DM patients who walked after eating had lower postprandial blood sugar compared to the control group. Walking causes autophosphorylation of insulin receptor substrates so that the Phosphatidylinositol-3-kinase pathway is activated and then there is a transfer of Glucose transporter type 4 to the cell surface which increases the ability of target cells to take blood sugar efficiently and postprandial blood sugar levels in circulation will decrease. Abstrak. Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan yang serius, karena diperkirakan akan terus meningkat dalam dua puluh tahun ke depan, dan lebih dari 70% pasien akan muncul di negara berkembang. Glukosa postprandial memiliki peran utama dalam kontrol glikemik. Salah satu metode penting pengobatan diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah peningkatan aktivitas fisik. Berjalan merupakan aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh hampir semua orang. Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh berjalan setelah makan terhadap pengendalian kadar gula darah postprandial pada penderita DMT2. Penelitian ini menggunakan metode systematic review dari database Pubmed, Springerlink, Sciencedirect, dan Proquest dengan kata kunci (Adult OR Aged) AND "Diabetes Mellitus, Type 2" AND (Walking OR "Walking Speed") AND "Blood Glucose" AND "Postprandial Period" AND “Randomized Controlled Trial” yang diambil dari tahun 2011-2021. Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 133 artikel, dan yang termasuk dalam kriteria eksklusi sebanyak 129 artikel. Hasil uji kelayakan berdasarkan PICOS sebanyak 4 artikel. Setelah dilakukan telaah kritis, tersisa 3 artikel. Pengukuran artikel menggunakan Continuous Glucose Monitoring System dan Homeostasis Model Assessment-Insulin Resistance. Hasil menunjukkan bahwa penderita DMT2 yang berjalan setelah makan, memiliki gula darah postprandial yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berjalan menyebabkan autofosforilasi Insulin receptor substrates sehingga jalur Phosphatidylinositol-3-kinase teraktivasi lalu terjadi perpindahan Glucose transporter type 4 ke permukaan sel yang meningkatkan kemampuan sel target untuk mengambil gula darah secara efisien dan kadar gula darah postprandial di sirkulasi akan menurun.
Systematic Review: Hubungan Diet Mediterania dengan Mortalitas pada Individu Lanjut Usia Berdasar Atas Bradford Hills Lisa Nuril Himawati; Fajar Awalia Yulianto; Cice Tresnasari; Hikmah Azzahro; Farras Oktavidya Duwandani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.603

Abstract

Abstract. The Bradford Hills criteria serve to evaluate the uncounted hypothetical relationship between the exposure and the effect of a given exposure with nine criteria. The cause of mortality is currently more often caused by non- communicable diseases (PTM) and is more common in elderly individuals. One of the preventions of PTM is diet. Although various current diet models have been proposed, the main focus of researchers, doctors, and institutions is the Mediterranean diet that has beneficial effects on the body that can reduce all the risk of causing death. The goal of the study was to analyze the relationship between the Mediterranean diet and mortality in elderly individuals. The study used systematic reviews, looking for articles from the MedLine, SpringerLink, and Science Direct databases, articles that matched the keywords of 2,098 articles and which were included in the exclusion criteria of 677 articles. The results of due diligence and critical review based on PICOS and eligibility criteria were obtained as many as seven articles. The study was conducted from February to November 2021. The results of the study and analysis of the seven studies suggested there was significant cholera between high Mediterranean dietary scores with a 5% to 44% lower risk of all causes of death, cardiovascular disease (CVD), coronary artery disease (CAD), and cancer, and had a twoyear longer survival. The results of this study showed that higher dietary adherence and higher Mediterranean dietary scores lowered the risk of mortality, longer survival, and a reduced risk of developing CVD disease, cancer, and Ischaemia Heart Disease (IHD). Abstrak. Kriteria Bradford Hills berfungsi untuk mengevaluasi hubungan hipotesis yang tidak terhitung antara pajanan dan akibat pajanan yang diberikan dengan sembilan kriteria. Penyebab mortalitas saat ini lebih sering disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM) dan lebih sering terjadi pada individu lanjut usia. Salah satu pencegahan terjadinya PTM yaitu diet. Meskipun berbagai model diet saat ini telah diusulkan, tetapi fokus utama para peneliti, dokter, dan institusi adalah diet mediterania yang memiliki efek menguntungkan pada tubuh yaitu dapat munurunkan semua risiko penyebab kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara diet mediterania dengan mortalitas pada individu lanjut usia. Penelitian ini menggunakan systematic review, dengan mencari artikel dari database MedLine, SpringerLink, dan Science Direct, artikel yang sesuai dengan kata kunci sebanyak 2.098 artikel dan yang termasuk dalam kriteria eksklusi sebanyak 677 artikel. Hasil uji kelayakan dan telaah kritis berdasar atas PICOS dan kriteria kelayakan didapatkan sebanyak tujuh artikel. Penelitian ini dilakukan pada periode Februari sampai dengan November 2021. Hasil telaah dan analisis dari ketujuh studi menyatakan terdapat kolerasi bermakna antara skor diet mediterania yang tinggi dengan 5% sampai 44% risiko lebih rendah dari semua penyabab kematian, penyebab kematian terkait Cardiovascular Disease (CVD), Coronary Artery Disease (CAD) dan kanker, dan memiliki kelangsungan hidup dua tahun lebih lama. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan diet yang lebih tinggi dan skor diet mediterania yang lebih tinggi menurunkan risiko mortalitas, kelangsungan hidup yang lebih lama, dan penurunan risiko mengalami penyakit CVD, kanker dan Ischaemia Heart Disease (IHD).
Systematic Review: Pengaruh Vitamin C terhadap Penderita Covid-19 Derajat Berat Hikmah Azzahro; Lisa Himawati; Fajar Awalia Yulianto; Raden Ganang Ibnusantosa
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1829

Abstract

Abstract. The COVID-19 outbreak is still a world health problem. The mortality rate of COVID-19 increased in patients with severe degrees. There has been no right antiviral drug to eliminate the SARS-COV2 virus so there are several therapeutic options to help eliminate the virus. One of the recommended therapies is micronutrients such as vitamin C. Some studies mention that vitamin C has benefits for COVID-19 sufferers. This study aims to analyze the effects of vitamin C on COVID 19 severe patients. The study was conducted using systematic review methods by taking data from Medline, Springerlink, Science direct, and Proquest taken in 2020-2021. Obtained 404 articles, then eliminated duplicate articles, then the application of inclusion criteria, exclusion criteria so as to get 2 articles. After that, the eligibility criteria are based on Joana Briggs Intitude in the two articles. The first article's research design was a randomized controlled trial (RCT), and the second article used cohort study. Both articles use sequential organ failure assessment (SOFA score) measurements. The results in the first article mention that HDIVC does not increase IMVFD28, but shows benefits for COVID-19 degree weight, with an increase in P/F ratio and decreased interleukin (IL-6), while in the second article mentions that vitamin C contributes to aggressive development slowdown and death due to COVID-19. The conclusion of both studies is that vitamin C affects COVID-19 degrees of weight by slowing progressivity and helping to reduce mortality. Abstrak. Wabah COVID-19 masih menjadi masalah kesehatan dunia. Angka mortalitas COVID-19 meningkat pada pasien dengan derajat berat. Belum ditemukan obat antivirus yang tepat untuk mengeliminasi virus SARS-COV2 sehingga terdapat beberapa pilihan terapi untuk membantu eliminasi virus tersebut. Salah satu terapi yang disarankan adalah mikronutrisi seperti vitamin C. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa vitamin C memiliki manfaat terhadap penderita COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek vitamin C pada pasien COVID 19 derajat berat. Penelitian dilakukan menggunakan metode systematic review dengan mengambil data dari Medline, Springerlink, Science direct, dan Proquest yang diambil pada 2020-2021. Didapatkan 404 artikel, kemudian dihilangkan artikel yang duplikasi, lalu penerapan kriteria inklusi, kriteria eksklusi sehingga mendapatkan 2 artikel. Setelah itu dilakukan kriteria kelayakan berdasar atas Joana Briggs Intitude terhadap 2 artikel tersebut. Desain penelitian artikel pertama adalah randomized controlled trial (RCT), dan artikel kedua menggunakan cohort study. Kedua artikel tersebut menggunakan pengukuran sequential organ failure assessment (SOFA score). Hasil pada artikel pertama menyebutkan bahwa HDIVC tidak meningkatkan IMVFD28, tetapi menunjukkan manfaat untuk COVID-19 derajat berat, dengan peningkatan rasio P/F dan menurunkan interleukin (IL-6), sedangkan pada artikel kedua menyebutkan bahwa vitamin C berkontribusi pada perlambatan perkembangan agresif dan kematian karena COVID-19. Kesimpulan dari kedua penelitian tersebut adalah vitamin C mempengaruhi COVID-19 derajat berat dengan memperlambat progresivitas dan membantu menurunkan mortalitas.
Studi Literatur: Penggunaan Smartphone terhadap Keluhan Mata Kering Gaida Salsabila; Fajar Awalia Yulianto; Sandy Faizal
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5987

Abstract

Abstract. The use of smartphones today can facilitate long-distance and short-distance communication, access the internet, use social media, or learning media. Smartphone usage activity can be viewed and managed in the duration of the screen time every day. An increase in screen duration can cause health problems, one of which is dry eye complaints. The aim of this study was to find evidence of a relationship between smartphone use and dry eye complaints from previous studies. The results showed that the use of smartphones for a high duration, i.e. >3 hours/day, can cause dry eye complaints and there is a relationship between smartphone use and dry eye complaints. Abstrak. Penggunaan smartphone saat ini dapat memudahkan komunikasi jarak jauh maupun jarak dekat, akses internet, menggunakan media sosial, ataupun media pembelajaran. Aktivitas penggunaan smartphone dapat dilihat dan diatur dalam durasi waktu layar setiap harinya. Peningkatan durasi layar dapat menyebabkan gangguan kesehatan, salah satunya yaitu keluhan mata kering. Tujuan penelitian adalah untuk mencari bukti hubungan antara penggunaan smartphone dengan keluhan mata kering dari penelitian-penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone dalam durasi yang tinggi yaitu >3 jam/hari dapat menyebabkan timbulnya keluhan mata kering dan terdapat hubungan antara penggunaan smartphone dengan keluhan mata kering.
Gambaran Energy Expenditure Berdasarkan Aplikasi Google Fit pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Angkatan 2022 Muhammad Jordan; Fajar Awalia Yulianto; Widhy Yudistira Nalapraya
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6963

Abstract

Abstract. Energy expenditure is the process of energy production from the burning of energy substrates (carbohydrates, fats and proteins), consumption of oxygen and production of carbon dioxide. Factors that affect energy expenditure are body weight, height, body composition, age, gender, physical activity, and other factors such as hormones and genetics. The level of physical activity in medical students is low so that the energy expenditure is also low. This energy expenditure is said to be low compared to the Mifflin-St Jeor energy expenditure recommendation formula. This research is a descriptive study with a survey method to see an overview of energy expenditure based on the Google Fit application. The subjects in this study were students of the Faculty of Medicine at the Islamic University of Bandung year 2022 with a total of 39 respondents. The results of this study indicate that the average energy expenditure is 1,301.04 calories/day. The results of this study indicate that the average energy expenditure of students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University class of 2022 is still below the value of the recommended Miffline-St Jeor formula. Abstrak. Pengeluaran energi adalah proses produksi energi dari pembakaran substrat energi (karbohidrat, lemak, dan protein), konsumsi oksigen, dan produksi karbon dioksida. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran energi adalah berat badan, tinggi badan, komposisi tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan faktor lainnya seperti hormonal dan genetik. Tingkat aktivitas fisik pada mahasiswa kedokteran termasuk rendah sehingga pengeluaran energi juga rendah. Pengeluaran energi ini dikatakan rendah dibandingkan dengan rumus rekomendasi pengeluaran energi Mifflin-St Jeor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey untuk melihat gambaran pengeluaran energi berdasarkan aplikasi Google Fit. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2022 dengan jumlah 39 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran energi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung angkatan 2022 masih di bawah nilai rumus rekomendasi pengeluaran energi Mifflin-St Jeor.