Nurul Romadhona
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Bandung

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Dampak Program Jaminan Kesehatan Nasional Terhadap Utilisasi Layanan Kesehatan Pasien Kanker Serviks Hilmi Sulaiman Rathomi; Fajar Awalia Yulianto; Nurul Romadhona
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.441 KB) | DOI: 10.22146/jkki.38260

Abstract

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, termasuk masyarakat dengan penyakit katastropik seperti kanker serviks. Pasien kanker serviks seringkali gagal mendapatkan layanan yang optimal dan terdiagnosis pada stadium yang lebih lanjut sehingga menimbulkan beban ekonomi dan kesehatan yang amat berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dampak keberadaan JKN terhadap utilisasi layanan kesehatan pasien kanker serviks. Penelitian ini adalah studi cross sectional yang dilakukan di 2 Rumah Sakit di Kota dan Kabupaten Bandung pada periode 2013 – 2017. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei – Agustus 2018 dengan mengambil seluruh data rekam medis yang tercatat secara lengkap (total sampling). Data dianalisis dengan software STATA versi 13 dengan uji fisher exact. Dari 85 rekam medis yang tercatat secara lengkap didapatkan nilai tengah usia pasien adalah 49 (28 – 80), mengalami paritas 3 kali (0-9), 85% berstatus menikah, 88% merupakan ibu rumah tangga, 68% menggunakan jaminan kesehatan, dan 51% terdiagnosis pada stadium lanjut. Setelah penerapan JKN, terlihat adanya peningkatan utilisasi layanan kesehatan untuk kasus kanker serviks, terutama setelah tahun ketiga. Usia pasien yang terdiagnosis cenderung semakin muda, hampir seluruh pasien menggunakan BPJS untuk pembiayaan, dan stadium saat awal terdiagnosis cenderung semakin dini. Dari uji statistik didapatkan perbedaan bermakna antara periode sebelum dan setelah JKN dari aspek cara pembiayaan (p= 0.00), namun tidak didapatkan perbedaan bermakna pada stadium saat awal terdiagnosis (p> 0.05). Dapat disimpulkan bahwa JKN memiliki dampak terhadap utilisasi dan pola berobat pasien kanker serviks.
Implementation of Environmental Health Management to Achieve Open Defecation Free in Tamansari Village in Bandung Raden Ganang Ibnusantosa; Susan Fitriyana; Nurul Romadhona; Titik Respati
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1151.128 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i3.8328

Abstract

Proper sanitation will ensure the community is healthy and reduce most infectious diseases' transmission, especially water-borne diseases. Open defecation has a significant effect on public health. Sanitation coverage data from the Ministry of Health Republic of Indonesia in 2018 shows that open defecation is still high, including in Bandung city. This study aims to analyze the implementation of environmental health management programs that have been implemented in Tamansari village in Bandung city. This research is a qualitative research conducted in Tamansari village in Bandung city. The data were collected from May to August 2021 through Focus Group Discussion with cadres and in-depth interviews with informants from the village head, a representative from a non-governmental group, and cadres. The results of this study indicate that the process of planning, organizing, mobilizing, and controlling has been running according to the theory. Obstacles faced by the village in achieving open defecation free include funds, land, community understanding, and sub-optimal supervision. PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KELURAHAN TAMANSARI BANDUNGSanitasi yang layak akan memastikan masyarakat berada dalam lingkungan yang sehat dan mengurangi sebagian besar penularan penyakit infeksi terutama penyakit yang ditularkan melalui air. Buang air besar (BAB) sembarangan memiliki efek yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat. Data cakupan sanitasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa perilaku BAB sembarangan masih tinggi termasuk di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan program manajemen kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2021 melalui Focus Group Discussion dengan kader dan wawancara mendalam dengan lurah, perwakilan kelompok swadaya masyarakat, dan kader. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan sudah berjalan sesuai dengan teori. Kendala yang dihadapi oleh kelurahan dalam mencapai bebas BAB sembarangan antara lain dana, lahan, pemahaman masyarakat, dan pengawasan yang belum optimal.
Level of Depression, Anxiety, and Stress of College Students in Indonesia during the Pandemic COVID-19 Nurul Romadhona; Susan Fitriyana; Raden Ganang Ibnusantosa; Titik Respati
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.287 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i3.8337

Abstract

The COVID-19 pandemic has caused a shift in learning methods to online. The obstacles felt by college students can have an impact on mental health. However, data on student mental health in Indonesia during the pandemic is still limited. This study describes the depression, anxiety, and stress of college students in Indonesia during the COVID-19 pandemic. This research method is descriptive, conducted on college students in Indonesia from July to August 2021. Sampling is done by voluntary sampling collection, with 258 respondents. The research instrument is a questionnaire of characteristics and depression, anxiety, stress scale (DASS) 42 in the form of Google Form. Data analysis using Microsoft Excel. The results of the research on the characteristics of the most respondents, namely, age in the range of 20–24 years (85.3%), female (64.7%), from Java (60.8), third grade (66.7%), living with parents (74.8%), and from the faculty of medicine (23.3%). More college students are not depressed (55.0%) or not stressed (57.4%) than those who are depressed or stressed. However, more college students experience anxiety than those who are not anxious, 60.1%. Based on the level, most college students experienced moderate depression (12.8%), very severe anxiety (20.9%), and severe stress (13.6%). This study concludes that most college students experience moderate depression, very severe anxiety, and severe stress. The success of online education depends on several factors, such as basic technical skills and the ability to access hardware and software, good self-motivation, and the availability of a conducive learning environment. This problem can have an impact on the mental health of college students. TINGKAT DEPRESI, KECEMASAN, DAN STRES PADA MAHASISWA DI INDONESIA SELAMA MASA PANDEMI COVID-19Pandemi COVID-19 menyebabkan peralihan metode pembelajaran menjadi daring. Terdapat manfaat dan kendala pada pembelajaran daring. Kendala yang dirasakan mahasiswa dapat berdampak pada kesehatan mental. Data kesehatan mental mahasiswa di Indonesia selama pandemik masih terbatas. Penelitian ini bertujuan menggambarkan depresi, kecemasan, dan stres pada mahasiswa di Indonesia selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian adalah deskriptif yang dilakukan pada mahasiswa di Indonesia pada Juli hingga Agustus 2021. Pengambilan sampel dengan cara sampling sukarela dengan jumlah responden 258 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner karakteristik dan depression, anxiety, stress scale (DASS) 42 dalam bentuk Google Form. Analisis data menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian karakteristik responden yang terbanyak, yaitu usia pada rentang 20–24 tahun (85,3%), perempuan (64,7%), berasal dari Pulau Jawa (60,8), tingkat tiga (66,7%), tinggal bersama orangtua (74,8%), dan dari fakultas kedokteran (23,3%). Lebih banyak mahasiswa yang tidak depresi (55,0%) atau tidak stres (57,4%) daripada yang depresi atau stres. Namun, lebih banyak mahasiswa yang mengalami kecemasan daripada yang tidak cemas, yaitu 60,1%. Berdasar atas tingkatannya, mahasiswa paling banyak mengalami depresi sedang (12,8%), kecemasan sangat berat (20,9%), dan stres berat (13,6%). Simpulan penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa mengalami depresi sedang, kecemasan sangat berat, dan stres berat. Keberhasilan pendidikan daring bergantung pada beberapa faktor seperti keterampilan teknis dasar dan kemampuan mengakses perangkat keras dan lunak, motivasi diri yang baik, serta ketersediaan lingkungan belajar yang kondusif. Terkendalanya hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental mahasiswa.
Probability of Hypertension in Advancing Ages of Women Fajar Awalia Yulianto; Nurul Romadhona; Febyana Rosarianto; Vihannis Rahmanda; Salman Barlian; Tresya Anggi Tania; Romy Reynaldi Gunawan; Sumayya Nuri Fuadana Aulia Ul Haque; Rifa Nataputri; Aulia Nur Amalia; Paulina Maresta; Haris Nugroho
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.649 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i2.6340

Abstract

Hypertension is a problem in Indonesia, with 34.1% prevalence. The number reflected the number of hypertensive patients in the 2016 clinic report of Pasirjambu Public Health Center as the most prominent non-communicable disease. This research aimed to discover the specific age of onset and risk factors of hypertension in the village where the health center located. A rapid survey collected the data in May 2017, where 210 women (representing their household) were chosen by randomization inside their respective clusters. Risk factors were analyzed by a robust and parsimonious logistic regression model along with probability count on age as the final prediction. The prevalence of hypertension was 59.5% (95%CI=52.9, 66.2%). Risk factors for hypertension were age (OR=1.06, p=0.00), stress (OR=1.74, p=0.09) and family history (OR=1.99, p=0.03) but the protective factor was consumption frequency of salty food (OR=0.64, p=0.10). In conclusion, a woman would have a 42.9% chance (95%CI=33.7, 52.1%) for having hypertension at 40 years old of age after adjusted by other risk factors. Despite only two modifiable risk factors that can be intervened with, it would be worth trying to decrease the pace of onset in hypertension and the prevalence. KEMUNGKINAN HIPERTENSI BERDASAR ATAS USIA PADA WANITAHipertensi merupakan sebuah masalah di Indonesia dengan prevalensi sebesar 34,1%, angka tersebut terlihat dalam laporan tahunan Puskesmas Pasirjambu sebagai penyakit tidak menular terbanyak di wilayah kerjanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui usia munculnya hipertensi dan faktor risikonya. Pengumpulan data dilakukan melalui survei cepat di bulan Mei 2017, melibatkan 210 wanita yang mewakili  rumah tangganya dipilih secara random. Faktor risiko dianalisis menggunakan regresi logistik dengan hasil akhir berupa prediksi kemungkinan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 59,5% (IK95%=52,9; 66,2%). Usia (OR=1,06; p=0,00), stres (OR=1,74; p=0,09) dan riwayat hipertensi dalam keluarga (OR=1,99; p=0,03) menjadi faktor risiko, sedangkan frekuensi konsumsi makanan asin (OR=0,64; p=0,10) menjadi faktor protektif. Setelah adjusted terhadap variabel lain, kemungkinan untuk hipertensi seorang wanita usia 40 tahun sebesar 42,9% (IK95%=33,7; 52,1%). Pencegahan untuk menurunkan prevalensi dan laju insidensi dapat dilakukan pada usia tersebut walaupun hanya ada dua faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
Kualitas Pelayanan Berpengaruh terhadap Loyalitas Pasien Rumah Sakit Nurul Romadhona; Muhardi Muhardi; Nirmala Kesumah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4621

Abstract

Banyaknya rumah sakit di Indonesia menimbulkan persaingan ketat sehingga perlu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas menciptakan persepsi positif pasien terhadap rumah sakit sehingga menghasilkan kepuasan serta loyalitas pasien. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pasien. Penelitian dilakukan tahun 2011 di Poliklinik Rumah Sakit X Bandung. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional terhadap sampel 100 orang. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan dengan dimensi keandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti fisik, sedangkan variabel terikat adalah loyalitas pasien. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Penelitian ini menggunakan uji parsial (uji t), uji serempak (uji f), dan uji koefisien determinasi (R2). Hasil uji t dimensi keandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati diperoleh tingkat signifikansi = 0,000; sedangkan berwujud = 0,027, α = 5%, berarti kelima dimensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien. Hasil uji f diperoleh tingkat signifikansi = 0,000, α = 5%, berarti kelima dimensi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai R2 = 0,855, berarti kontribusi kualitas pelayanan terhadap loyalitas sebesar 85,5%. Faktor penentu loyalitas pasien adalah kualitas pelayanan, input, dan hasil pelayanan yang diberikan kepada pasien. Simpulan kualitas pelayangan berpengaruh terhadap loyalitas pasien.THE QUALITY OF SERVICE INFLUENCES THE LOYALTY OF HOSPITAL PATIENTS A large number of hospitals in Indonesia cause fierce competition, so it is necessary to provide quality health services. Quality creates a positive perception of patients towards hospitals that results in patient satisfaction and loyalty. The purpose of this study was to determine the effect of service quality on patient loyalty. The study was conducted at the X Polyclinic Hospital in Bandung. The method of this research is descriptive analytic, using a cross sectional design, a sample of 100 people. The sampling technique was consecutive sampling. The independent variable was the quality of service with dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles, while the dependent variable was patient loyalty. The instrument of this research is a questionnaire that has been tested for validity and reliability. This study used a partial test (t test), simultaneous test (f test), and coefficient of determination test (R2). The t test result of reliability, responsiveness, assurance, and empathy dimensions obtained a significance level = 0.000; while tangible = 0.027, α = 5%, meaning that the five dimensions partially have a significant effect on patient loyalty. The f test results obtained a significance level = 0.000, α = 5%, meaning that the five dimensions togetherly had a significant effect on patient loyalty. The test results of the coefficient of determination obtained the value of R2 = 0.855, meaning that the contribution of service quality to loyalty was 85.5%. In correlasion determinants of patient loyalty are service quality, input, and results of services provided to patients. In conclusion the quality of service affects patient loyalty.
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asupan Gizi tidak Berhubungan dengan Derajat Stunting pada Balita Yolanda Azhari Sahroni; Siti Annisa Devi Trusda; Nurul Romadhona
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i2.5870

Abstract

Stunting merupakan kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek apabila dibanding dengan tinggi badan orang lain seusianya. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap stunting adalah pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi. Pengetahuan ibu terhadap gizi akan menentukan kualitas asupan makanan anak yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang asupan gizi dengan derajat stunting pada balita di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini berupa analitik dengan pendekatan cross-sectional study kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu wilayah Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya dan home visit pada bulan Agustus–September 2019. Sampel pada penelitian ini, yaitu 85 ibu yang memiliki anak stunting. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini adalah ibu dengan tingkat pengetahuan baik memiliki anak berstatus pendek sebesar 49%, dan sebanyak 34,1% anak berstatus sangat pendek. Berdasar atas hasil perhitungan chi-square menunjukkan nilai p=0,075. Simpulan penelitian, tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang asupan gizi dan derajat stunting pada balita. MOTHER'S LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT NUTRITIONAL INTAKE IS NOT RELATED WITH DEGREE OF STUNTING IN TODDLERSStunting is a condition where the person’s height is shorter compared to his or her peers’ height at the same age. One factor which influences the stunting is maternal knowledge about health and nutrition. Maternal knowledge about nutrition will determine the quality of children’s food intake, which in turn affects growth and development. This study aimed to find out the correlation between maternal knowledge about nutritional intake and stunting level towards under-five years old children in Cihideung, Tasikmalaya City. The study method was analytic with a quantitative cross-sectional study approach. This research was conducted in Posyandu Cihideung Public Health Centre, Tasikmalaya City, and home visit, in August–September 2019. The research sample was 85 mothers who had stunting children. They were chosen by purposive sampling technique. The questioner was used for collecting the data. Afterward, the data were analyzed by using the chi-square test at a 95% confidence level. The result of the study was, the well knowledgeable mother had 49% of short status children and 34.1% of undersized status children. The chi- square calculation results showed a value of p=0.075. The conclusion of the study, there is not any relationship between these variables, the levels of maternal knowledge about nutrition to stunting level towards under-five years old children.
Systematical Review : Pengaruh Olahraga Sepeda terhadap Penurunan Berat Badan Pada Dewasa Muda Aulia Rahma; Devy Claudia; Fajar Awalia Yulianto; Nurul Romadhona
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7427

Abstract

Kelebihan berat badan menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia karena hal ini dapat menyebabkan sindrom metabolik hingga mengarah pada kematian. Kelebihan berat badan dapat diatasi dengan berbagai cara dengan salah satunya olahraga. Akhir-akhir ini bersepeda menjadi aktivitas olahraga yang banyak digemari di era modern. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah olahraga bersepeda dapat memengaruhi penurunan berat badan pada dewasa muda. Penelitian ini menggunakan metode systematical review. Database yang digunakan, yaitu Pubmed dan ProQuest dengan kata kunci “bicycling”, “weight loss”, “body weight change” dan “adult”. PICOS pada penelitian ini, yaitu Populasi (dewasa muda), Intervensi (olahraga sepeda), Outcome (penurunan berat badan), Study (Randomized Control Trial dan Clinical trial). Jumlah jurnal yang didapat dari dua database yaitu 79 jurnal, kemudian dilakukan screening hingga didapatkan 3 jurnal. Jurnal ini diambil dari tahun 2010‒2020. Hasil penelitian ini menunjukkan dua artikel dari tiga artikel yang diperoleh bahwa olahraga bersepeda berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Durasi bersepeda selama 30‒55 menit dengan frekuensi tiga sampai lima kali dalam seminggu dengan intensitas sedang dan pengendalian asupan makanan dapat menurunkan berat badan. The Effect of Bicycle Exercise on Weight Loss in Young Adults: Systematical ReviewBeing overweight is a serious health problem in the world because it can lead to metabolic syndrome leading to death. Being overweight can be overcome in various ways with one of them is exercise. Lately cycling has become a much-loved sporting activity in the modern era. The study aims to find out if cycling can affect weight loss in young adults. This research uses systematical review method. Database used, namely Pubmed and ProQuest with keywords "bicycling", "weight loss", "body weight change" and "adult". PICOS in this study are Population (young adult), Intervention (bicycle sports), Outcome (weight loss), Study (Randomized Control Trial and Clinical trial). The number of journals obtained from two databases, namely 79 journals, was then screened until 3 journals were obtained. This journal was taken from 2010‒2020. The results of this study showed two articles from three articles obtained that cycling sports have an effect on weight loss. Cycling duration for 30‒55 minutes with a frequency of three to five times a week with moderate intensity and the control of food intake can lose weight.
Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terhadap Mutu Pelayanan Farmasi di Instalasi Rawat Jalan Prahena Yudanisa; Ami Rachmi; Amri Yunus; Nurul Romadhona; Yuli Susanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i2.4350

Abstract

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) adalah badan hukum publik yang berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang diberikan BPJS yaitu pelayanan farmasi yang masih dinilai belum memenuhi standar pelayanan minimal rumah sakit sehingga mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Terdapat beberapa indikator kepuasan yang dapat digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan yaitu dimensi tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), dan emphaty (empati). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien peserta BPJS terhadap mutu pelayanan farmasi unit rawat jalan di salah satu rumah sakit swasta Kota Bandung. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pemilihan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dan didapatkan 48 pasien yang telah mendapatkan pelayanan farmasi di salah satu rumah sakit swasta Kota Bandung pada bulan Maret ̶ Mei 2018 dengan menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan pasien terhadap dimensi tangible 69,90% (puas), reliability 76,15% (puas), responsiveness 55,78% (tidak puas), assurance 73,61% (puas), dan empathy 77,43% (puas). Penambahan jumlah petugas apotik dan sosialisasi tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit kepada petugas mengenai waktu tunggu penyerahan obat diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pasien terhadap dimensi responsiveness. THE LEVEL OF BPJS PARTICIPANT ON THE QUALITY OF PHARMACEUTICAL SERVICES IN OUTPATIENT INSTALLATION Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) is a public legal institution whose function is to organize a health insurance program. One of the health services provided by BPJS is the pharmaceutical service which is still considered not meet the minimum hospital service standards so that it affects the level of patient satisfaction on the quality of service provided. There are several indicators of satisfaction that can be used to determine the quality of service that is, tangible, reliability, responsiveness, assurance, and emphaty. This study aims to determine the description of patient satisfaction level of BPJS participants on the quality of outpatient pharmaceutical service in one of Bandung’s private hospitals. This study was done by descriptive method with cross sectional approach. The sample selection technique used a consecutive sampling technique and got 48 patients who have received pharmacy service in one of Bandung’s private hospitals in March−May 2018 by using validated questionnaires. The result of this study showed that patient satisfaction on tangible dimension (physical proof) was 69.90% (satisfied), reliability 76.15% (satisfied), responsiveness 55.78% (not satisfied), assurance 73.61% (satisfied), and empathy 77.43% (satisfied). The addition of the number of pharmacy officers and the socialization of Hospital Minimum Service Standards to officers regarding the waiting time for drug delivery is expected to increase patient satisfaction with the dimensions of responsiveness.
Nyeri Punggung Bawah serta Kebiasaan Merokok, Indeks Massa Tubuh, Masa Kerja, dan Beban Kerja pada Pengumpul Sampah Ida Astuti; Dony Septriana Rosady; Nurul Romadhona; Sadiah Achmad; Mia Kusmiati
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4326

Abstract

Kejadian nyeri punggung bawah (NPB) di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37%,  umumnya terjadi pada usia 45–60 tahun. NPB merupakan nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah dan dapat terasa nyeri yang lokal maupun nyeri radikuler yang terasa di daerah lumbar atau lumbo-sakral. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko keluhan nyeri punggung pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan periode Maret–Juli 2018. Jumlah sampel 84 responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan NPB sebanyak 75%. Kebiasaan merokok sedang 64%, indeks massa tubuh (IMT) normal 62%, masa kerja baru 99%, dan responden dengan beban kerja yang ringan 99%. Tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok (p=0,811), IMT (p=0,735), beban kerja (p=0,081), dan masa kerja (p= 0,561) dengan keluhan nyeri punggung bawah. Simpulan, tidak terdapat hubungan kebiasaan merokok, IMT, beban kerja, dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada petugas pengumpul sampah di Kecamatan Bandung Wetan. Terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap NPB seperti posisi kerja dan lama kerja. LOW BACK PAIN AND SMOKING HABITS, BODY MASS INDEX, WORKING PERIOD AND WORKLOAD ON GARBAGE COLLECTORSIncidence low back pain (LBP) in Indonesia are varies between 7.6% to 37%, generally occurs at the age of 45–60 years. LBP is a pain that is felt in the low back area. It could felt local and radicular pain in lumbar or lumbo-sacral area. The objectives of the study was to identify the risk factors of back pain complaints on garbage collectors in Bandung Wetan sub-district during March to June 2018. The subjects were 84 respondents and used simple random sampling technique. This research used observational analytical method with cross sectional approach and data analysis used chi square. The results of this study reveald that most respondents had 75% LBP complaints. Respondents with moderate smoking habits were 64%, respondents with normal body mass index (BMI) of 62%, respondents with a new work period of 99%, and respondents with a light workload of 99%. The results of statistical analysis showed that there were no correlation between smoking habits (p=0.811), BMI (p=0.735), workload (p=0.081) and years of work (p=0.561) with complaints of low back pain. Conclusions, there are no relationship between smoking habits, BMI, workload, and years of service with complaints of low back pain in officers of garbage collectors in Bandung Wetan Subdistrict. There are other factors that have more influence on LBP such as work position and duration of work.
Hubungan Jenis Kecelakaan dengan Tipe Fraktur pada Fraktur Tulang Panjang Ekstremitas Bawah Rianti Puti Ramadhani; Nurul Romadhona; M. Ahmad Djojosugito; Dyana Eka Hadiati; Dadang Rukanta
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v1i1.4317

Abstract

Cedera diprediksi menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan dengan fraktur sebagai trauma utama, bahkan World Health Organization (WHO) telah menetapkan tahun 2000 ̶ 2010 sebagai “The Bone and Joint Decade”. Traumatic fracture dapat terjadi pada kecelakaan lalu lintas dan non-lalu lintas. Tipe fraktur berdasar atas hubungan dengan jaringan sekitarnya, antara fragmen tulang dan dunia luar (terbuka dan tertutup) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan jenis kecelakaan dengan tipe fraktur yang terjadi pada fraktur tulang panjang ekstremitas bawah di Rumah Sakit Khusus Bedah Halmahera tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik melalui cross sectional dan dilaksanakan selama Februari –Juni 2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dari data sekunder, yaitu rekam medik yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk eksklusi dihitung menggunakan uji dua hipotesis didapatkan 84 orang. Hasil penelitian bivariat menggunakan uji chi-square didapatkan nilai signifikansi variabel jenis kecelakaan (p<0,001) lebih kecil daripada nilai signifikansi uji (p<0.05), terdapat perbedaan proporsi kejadian fraktur terbuka antara korban kecelakaan lalu lintas dan non-lalu lintas. Simpulan bahwa pada jenis kecelakaan dan tipe fraktur terdapat hubungan yang dipengaruhi oleh mekanisme cedera, kekuatan energi, tipe benda, dan kronologis kecelakaan. CORRELATION BETWEEN TYPE OF ACCIDENTS AND TYPE OF FRACTURES IN LOWER-EXTREMITY LONG BONE FRACTURESInjury predicted to be a leading cause of death and disability, with fractures as the majority of trauma, even the World Health Organization (WHO) has set 2000 ̶ 2010 as “The Bone and Joint Decade”. Traumatic fractures can be caused by the road traffic accidents and non traffic accidents. Fracture types in terms of its relation to the tissues involved, between the bone fragments and the outside (open and closed fractures) can be affected by several factors. This study purposed to determine the relation between types of accidents and types of fractures occurred in Halmahera Surgery Hospital 2017. This research uses analytic method with cross sectional study and was conducted in February ̶ June 2018. Data sampling was taken by simple random sampling technique from medical records as secondary data, and the number of samples met both inclusion and exclution criteria calculated using the two hypotheses test resulted 84 people. The result of this research with chi-square test showed that the significance value of the type of accidents (p<0.001) was lesser than the test significance value (p<0.05). This concluded that in this bivariate comparation research there is a difference between the type of accidents and low extremity long bone fracture types.