Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DAMPAK PEMBERLAKUAN CLINICAL PATHWAY TERHADAP KUALITAS PELAYANAN STROKE DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Tiara Kusumaningtyas; Adi Utarini; Rizaldy Taslim Pinzon
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 2 (2017): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.012 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i2.60

Abstract

Latar belakang: Stroke masih menjadi masalah kesehatan dunia. Dibutuhkan solusi manajemen klinis yang lebih baik guna mengupayakan pelayanan stroke yang berkualitas. Sebagai sebuah instrumen yang menstandarisasi proses dan outcome pelayanan, clinical pathway selayaknya mampu menjadi solusi perbaikan manajemen kualitas berkelanjutan. Hingga kini bukti mengenai efektivitas clinical pathway masih diperdebatkan. Tujuan: Untuk mengevaluasi dampak clinical pathway terhadap perbaikan kualitas pelayanan stroke berdasarkan indikator proses dan outcome. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode before-after without control group quasi exsperimental, dimana dilakukan penilaian pre dan post implementasi pada dua kelompok tanpa randomisasi. Kelompok intervensi adalah kelompok subyek yang ditatalaksana dengan clinical pathway sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok pasien sebelum pemberlakuan pathway (diambil dari data sekunder rekam medis). Outcome mortalitas sebagai output primer dari penelitian ini akan dibandingkan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Hasil: Karakteristik subyek dalam penelitian ini homogeny dalam hal variabel demografi (kecuali jenis kelamin) dan karakteristik klinis gejala wajah perot, faktor risiko dan komorbiditas. Pemberlakuan clinical pathway tidak memperbaiki outcome mortalitas, meskipun proporsi mortalitas menurun, 14,5% sebelum pemberlakuan dan 17,8% setelah pemberlakuan. Clinical pathway secara signifikan memperbaiki proses pelayanan stroke pada esesmen menelan (p=0,00), esesmen rehabilitasi (p=0,00) dan edukasi saat pasien pulang (p=0,001). Jenis stroke, kondisi kesadaran saat pasien masuk RS, adanya faktor risiko DM dan AF meningkatkan risiko mortalitas pasien stroke, sedangkan pelaksanaan esesmen menelan sesegera mungkin menurunkan risiko mortalitas. Kesimpulan: Pemberlakuan clinical pathway pada pelayanan stroke memperbaiki proses pelayanan meskipun dampaknya terhadap outcome mortalitas tidak berpengaruh.
Mendorong riset dan berbagi pengalaman untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit Sutoto Sutoto; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 1 No 01 (2019): Edisi Perdana Jurnal Akreditasi Rumah Sakit
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v1i1.18

Abstract

Persoalan mutu dan peningkatan mutu selalu menjadi urusan penting setiap lembaga yang memberikan pelayanan kepada konsumennya. Hal ini berlaku tanpa memandang baik kegiatan utama yang dilakukan oleh lembaga tersebut, apakah lembaga tersebut berorientasi untuk mencari keuntungan ataupun tidak (profit atau non-profit), seberapa ketat persaingan antar lembaga sejenis, berapa besar konsumen yang dilayani, serta bahkan apakah di lembaga tersebut mempunyai tim yang khusus dibentuk untuk menangani mutu. Mutu menjadi penentu kelangsungan hidup organisasi. Bagi lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, mutu dan keselamatan pasien menjadi ibarat ruh kegiatan setiap orang dengan berbagai peran dan latar belakang profesi yang bekerja di rumah sakit serta menjadi harapan setiap pasien, keluarga dan masyarakat dari berbagai tingkatan sosial ekonomi, pendidikan, budaya, dan latar belakang lainnya sebagai penerima pelayanan kesehatan. Demikian pula bagi pihak regulator yang bekerja memastikan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan keselamatan pasien serta pihak yang menjamin pembiayaan kesehatan. Di Indonesia, upaya-upaya untuk peningkatan mutu pelayanan dapat ditelusuri sejak tahun 1980an. Penelusuran historikal upaya mutu sebelum masa tersebut mungkin lebih merupakan faktor tantangan administratif dalam menemukan dokumen yang relevan. Saat ini, meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas adalah satu dari 12 strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 (Kementerian Kesehatan, 2015). Berbagai upaya peningkatan mutu telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan, diantaranya adalah melalui mekanisme perijinan fasilitas pelayanan kesehatan, total quality management dengan gugus kendali mutunya, quality assurance, berbagai sertifikasi sistem manajemen mutu, serta akreditasi lembaga pemberi pelayanan kesehatan. Implementasi cakupan kesehatan semesta di Indonesia sejak tahun 2014 menjadi pendorong kuat pula agar seluruh masyarakat dapat mengakses pelayanan yang bermutu. Secara nyata, Kementerian Kesehatan membentuk Direktorat Mutu dan Akreditasi pada tahun 2016 dan menguatkan strategi nasional mutu pelayanan kesehatan. Akreditasi merupakan strategi utama peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang telah diinisiasi sejak tahun 1995. KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan badan yang melaksanakan akreditasi rumah sakit. Bagi lembaga KARS, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien tidak hanya berlaku bagi rumah sakit, namun juga bagi lembaga KARS yang melaksanakan akreditasi. Seluruh potensi rumah sakit, baik dalam bidang pelayanan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terus didorong oleh KARS melalui berbagai strategi. Sebagai lembaga yang melakukan akreditasi rumah sakit, organisasi KARS menunjukkan komitmen terhadap mutu melalui akreditasi oleh the International Society for Quality in Health Care (ISQua) dan memperoleh sertifikasi pada tahun 2014. Pengembangan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dan senantiasa memperkuat sistem manajemen surveior dilakukan secara berkelanjutan, sehingga memperoleh sertifikasi ISQua untuk program pelatihan surveyor pada tahun 2017. Sejalan dengan roadmap Indonesia memasuki revolusi industri 4.0, KARS mengembangkan sistem informasi untuk lembaga KARS (SIKARS), Sistem Informasi Dokumentasi Akreditasi RS (SISMADAK), Sistem Informasi RS (SIRSAK), Tracking Sistem untuk Surveior (ReDOWSKo), dan Sistem Pembelajaran Surveior (KARS e-learning). Selain inisiatif untuk meningkatkan mutu organisasi lembaga KARS, upaya mendorong penelitian untuk memajukan dan berbagi pembelajaran kegiatan peningkatan mutu di rumah sakit merupakan aktivitas yang strategis untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Sejak tahun 2015, KARS menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Semiloka Nasional (PITSELNAS). Diawali dengan presentasi ilmiah, kegiatan PITSELNAS semakin berkembang dengan KARS award, lomba poster ilmiah, lomba video pemasaran rumah sakit, dan lomba pembuatan aplikasi teknologi informasi untuk mendukung implementasi SNARS. Berbagai upaya mendorong atmosfer penelitian dan berbagi pengalaman tersebut memunculkan kebutuhan akan media yang tepat dan spesifik untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan berbagi pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu. Untuk inilah sebuah jurnal elektronik digagas. The Journal of Hospital Accreditation (JHA) diluncurkan mulai tahun 2019 dengan fokus pada mutu, keselamatan pasien dan akreditasi. Topik yang disajikan dapat mendeskripsikan masalah mutu secara terinci, menggali faktor determinan, riset implementasi maupun hasil evaluasi sebuah intervensi. Jurnal ini akan diterbitkan dua kali dalam setahun untuk menerbitkan artikel berbentuk hasil penelitian dan praktek peningkatan mutu. JHA menggunakan open journal system berbasis web sehingga penulis harus terregister terlebih dahulu agar dapat berkontribusi. Dengan semangat untuk menyebarluaskan penelitian dan praktek peningkatan mutu, maka jurnal ini dapat diakses oleh seluruh pembaca dan masyarakat praktisi secara tidak berbayar melalui website KARS (www.kars.or.id). Dengan tersedianya jurnal yang spesifik terfokus pada mutu, keselamatan pasien dan akreditasi, kami berharap agar semangat dan upaya nyata meningkatkan mutu dan keselamatan pasien semakin tinggi dan meluas serta menjangkau berbagai kelompok yang tidak terbatas pada profesi penyedia pelayanan kesehatan, manajer-pemimpin rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, regulator, penjamin pembiayaan kesehatan, asosiasi profesi serta akademisi di berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
Terima Kasih Kepada Reviewer The Journal Of Hospital Accreditation (JHA) Tahun 2019–2020 Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 01 (2021): Pembelajaran dari Kegiatan Akreditasi dan Peningkatan Mutu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i01.99

Abstract