Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KONSTRUKSI VISUAL SCENE TEMBANG DURMA KUNTILANAK DALAM FILM KUNTILANAK MELALUI TEKNIK MONTAGE Lilik Reni Randawati; Lilik Slamet Raharsono; Mochamad Ilham
Publika Budaya Vol 6 No 2 (2018): Publika Budaya
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/pb.v6i2.8714

Abstract

Abstrak Penelitian ini membahas tentang konstruksi visual dalam film Kuntilanak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konstruksi visual scene tembang durma kuntilanak dalam film Kuntilanak Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif untuk membedah secara detail penyelesaian masalah yang ada dalam penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik montage Sergei Eisenstein. Hasil analisis data memberikan kesimpulan bahwa penggunaan teknik montage tonal sangat berperan untuk dapat meningkatkan suasana horor pada film Kuntilanak khususnya pada scene tembang durma kuntilanak. Secara keseluruhan, teknik montage tonal tidak hanya menyusun urutan gambar namun memberikan nyawa berupa rasa dan emosi untuk membentuk sebuah konstruksi visual yang dapat merepresentasikan tembang durma kuntilanak sebagai daya tarik bagi film Kuntilanak. Kata Kunci: Film Kuntilanak , tembang durma kuntilanak, konstruksi visual, montage,
KONSTRUKSI VISUAL SCENE TEMBANG DURMA KUNTILANAK DALAM FILM KUNTILANAK MELALUI TEKNIK MONTAGE Lilik Reni Randawati; Lilik Slamet Raharsono; Mochamad Ilham
Publika Budaya Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/pb.v5i2.6546

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang konstruksi visual dalam film Kuntilanak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konstruksi visual scene tembang durma kuntilanak dalam film Kuntilanak Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif untuk membedah secara detail penyelesaian masalah yang ada dalam penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik montage Sergei Eisenstein. Hasil analisis data memberikan kesimpulan bahwa penggunaan teknik montage tonal sangat berperan untuk dapat meningkatkan suasana horor pada film Kuntilanak khususnya pada scene tembang durma kuntilanak. Secara keseluruhan, teknik montage tonal tidak hanya menyusun urutan gambar namun memberikan nyawa berupa rasa dan emosi untuk membentuk sebuah konstruksi visual yang dapat merepresentasikan tembang durma kuntilanak sebagai daya tarik bagi film Kuntilanak.
KONSTRUKSI VISUAL SCENE TEMBANG DURMA KUNTILANAK DALAM FILM KUNTILANAK MELALUI TEKNIK MONTAGE Lilik Reni Randawati; Lilik Slamet Raharsono; Mochamad Ilham
Publika Budaya Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang konstruksi visual dalam film Kuntilanak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konstruksi visual scene tembang durma kuntilanak dalam film Kuntilanak Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif untuk membedah secara detail penyelesaian masalah yang ada dalam penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik montage Sergei Eisenstein. Hasil analisis data memberikan kesimpulan bahwa penggunaan teknik montage tonal sangat berperan untuk dapat meningkatkan suasana horor pada film Kuntilanak khususnya pada scene tembang durma kuntilanak. Secara keseluruhan, teknik montage tonal tidak hanya menyusun urutan gambar namun memberikan nyawa berupa rasa dan emosi untuk membentuk sebuah konstruksi visual yang dapat merepresentasikan tembang durma kuntilanak sebagai daya tarik bagi film Kuntilanak.
ANALISIS STRUKTUR NARATIF PADA FILM MERRY RIANA MIMPI SEJUTA DOLAR DALAM MEMBANGUN ADEGAN DRAMATIK Irma oktarica Firziandini; Dwi Haryanto; Mochamad Ilham
Publika Budaya Vol 6 No 2 (2018): Publika Budaya
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/pb.v6i2.8713

Abstract

Abstrak Penelitian ini membahas struktur naratif yang membangun adegan dramatik dalam film Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur naratif dapat membangun adegan dramatik berdasarkan 4 unsur dramatik milik Elizabth Lutters yang terjadi dalam film Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif untuk membedah secara detail penyelesaian masalah yang ada dalam penelitian. Analisis data pada objek penelitian menggunakan teknik analisis naratif yang membangun dramatisasi. Teori yang digunakan adalah The Classical Hollywood Cinema yang diciptakan oleh David Bordwell, Janet Staiger dan Kristin Thompson, dan teori 4 unsur dramatik Elizabeth Lutters. Hasil analisis data memberikan kesimpulan bahwa unsur dramatik yang terdapat dalam film Merry Riana Mimpin Sejuta Dolar adalah konflik, suspense, curiosity dan surprise. Keempat unsur dramatik tersebut didukung dengan unsur naratif ruang dan waktu serta tujuan tokoh utama dalam meraih impiannya, sehingga pemaparan tentang adegan dramatik lebih lengkap dengan adanya analisis berdasarkan The Classical Hollywood Cinema atau unsur naratif David Bordwell, Janet Staiger dan Kristin Thompson. Kata Kunci: Film Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar, The Classical Hollywood Cinema, 4 unsur dramatik, struktur naratif.
LOCAL LANGUAGE AS CULTURAL COHESIVE DEVICE IN JANGER PERFORMING ART Mochamad Ilham
SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik Vol 19 No 1 (2018): Semiotika: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik
Publisher : Diterbitkan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember bekerja sama dengan Himpunan Sarjana - Kesusastraan Indonesia (HISKI), Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) dan Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.79 KB) | DOI: 10.19184/semiotika.v19i1.6771

Abstract

Janger performing art is still able to attract the public because of its ability to adopt various local languages in Banyuwangi. In addition to apply Javanese language, it also utilizes Using, Madurese, and Indonesia languages. Nevertheless, the actors of Janger cannot simply mix language. Appropriateness in applying and mixing languages is a prerequisite for being a successful actor. This article aims to analyze the ways in which actors adopt four languages in their performances. Therefore the relevant approach used is the perspective of orality. This approach leads to the answer that the local languages are the cultural cohesive device between Janger performing art and its audiences. Although using different languages, the three major ethnic groups in Banyuwangi, namely Using, Javanese, and Madurese can together become Janger supporters because symbolically all of them feel become the owner of Janger.
Janger Performance: The Rite of Unification and (Re)construction of Cultural Identity of Banyuwangi, East Java Mochamad Ilham
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol 1 No 1 (2021): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.792 KB) | DOI: 10.21009/Arif.011.05

Abstract

Artikel ini membahas bagaimana masyarakat Banyuwangi, yang terdiri atas berbagai suku, menyatukan diri dan merekonstruksi identitas budaya mereka melalui seni pertunjukan Janger. Konstruksi identitas merupakan cara pandang atau makna identitas yang dikonstruksi oleh masyarakat. Mereka pernah mengalami keruntuhan identitas budaya ketika kalah total dalam perang besar melawan Belanda pada tahun 1772. Sebelum perang, mereka memiliki pemerintahan yang independen, tidak di bawah kendali pihak lain. Dalam beberapa dekade terakhir, ada upaya untuk merekonstruksi identitas budaya yang runtuh tersebut. Penelitian ini membutuhkan eksplorasi lapangan dengan memanfaatkan pendekatan etnografi. Pendekatan ini menggali data tentang berbagai aspek sosial budaya masyarakat Banyuwangi yang menjadi konteks seni pertunjukan Janger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Janger Banyuwangi menjadi momentum vital untuk membangun dan merekonstruksi budaya baru Banyuwangi yang dapat diterima semua lapisan masyarakat.
PENYUTRADARAAN FILM FIKSI BHÂKO DENGAN MENGGUNAKAN ALUR MULTIPLOT Alif Septian Raksono Putra; Muhammad Zamroni; Mochamad Ilham
ROLLING Vol 2 No 2 (2019): Rolling Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Program Studi Film dan Televisi Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bhâko adalah film fiksi yang menceritakan potret kegelisahan para petani tembakau yang rentan terhadap permainan harga di tingkat pembeli (tengkulak) dan gudang tembakau. Teknik yang digunakan pengkarya adalah alur multiplot. Penggunaan alur multiplot dipilih dengan tujuan untuk menujukan kerumitan proses distribusi tembakau, serta membuat penonton merasakan efek dramatisasi karena alur multiplot yang padat konflik dan tidak terputus. Untuk mendapatkan alur cerita multiplot dengan baik, pengkarya melakukan beberapa tahap seperti casting pada proses praproduksi, memimpin proses kreatif pada proses produksi, dan mengarahkan editor pada proses pasca produksi.
KEMAH DI TANAH LELUHUR: PENDAMPINGAN BRANDING WISATA MEGALITIKUM DESA KAMAL, JEMBER Edy Hariyadi; Heru S.P. Saputra; Titik Maslikatin; Siswanto Siswanto; Dominikus Rato; Mochamad Ilham; Lilis Yuliati
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21949

Abstract

Artikel ini membahas pendampingan branding wisata budaya berbasis peninggalan purbakala di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Jember. Desa Kamal memiliki potensi situs megalitikum yang dapat dijadikan sebagai objek wisata budaya dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat desa. Branding wisata megalitikum Desa Kamal pada konsumen wisata dan masyarakat umum dilakukan melalui saluran-saluran komunikasi, branding di media massa, media sosial maupun event-event budaya. Metode pelaksanaan pengabdian dilakukan melalui tahap persiapan, pelaksanaan pendampingan dan evaluasi. Tahap persiapan mencakup kegiatan observasi awal, pemetaan masalah di lapangan, dan penyusunan rancangan kegiatan pendampingan. Observasi dilaksanakan guna memahami kompleksitas dan dinamika yang ada di lapangan. Data hasil observasi diklasifikasi dan dirumuskan berbagai masalah, kendala dan kekurangan yang dihadapi masyarakat desa, serta menyusun solusi pemecahannya. Kegiatan berupa pelatihan sistem tata kelola wisata dan pengembangan sumber daya manusia masyarakat Desa Kamal. Hasil pengabdian berupa Rembuk Desa bersama Pokdarwis yang mendiskusikan strategi pengelolaan wisata berbasis peninggalan megalitikum melalui pengelolaan website, media sosial ofisial, dan branding di media online. Workshop Branding Wisata Megalitikum diselenggarakan sebagai upaya peningkatan kapasitas (capacity building) anggota Pokdarwis dengan materi: 1. Membangun Wisata Desa Kamal Berbasis Peninggalan Megalitikum; 2. Liputan dan Penulisan Artikel Berita; 3. Fotografi Smartphone untuk Konten Media Sosial; 4. Cara Bikin Video Klip YouTube dan Monetasi. Faktor-faktor kunci dalam pengembangan Wisata Desa Megalitikum Kamal adalah kapasitas kelembagaan Pokdarwis dan peran pemerintah desa, pemerintah daerah, akademisi, dan media massa.