Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

THE EFFECT OF SOL-GEL TEMPERATURE AND SOLVENT POLYETILEN GLYCOL (PEG) IN ZnO- TiO2 PHOTOCATALYST ACTIVITY AS DEGRADER OF TEXTILE DYEING LIQUID WASTE Haryati, Tanti; Andarini, Novita; Mardhiyah, Siti
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of TiO2 powder as photocatalyst still provides some disadvantages such as the difficulties in regenerate ion, the low adsorption and turbulence. These problems can be overcomed by providing the photocatalyst as a composite of ZnO-TiO2. This research aims to investigate the effect of composition of solvent and temperature of synthesis on the quality and photocatalytic activity of ZnO-TiO2 which was prepared by sol-gel method. The photocatalytic activity was determined by applying the composite in degradation of Procion Red MX-8B under irradition of UV light for 24 hours. The procion red concentration after degradation was determined by UV-Vis spectrophotometer. Meanwhile the effect of synthesis temperature on crystal structure of composite was studied by XRD. The results show that the composite which was prepared by PEG 1500 at 1:4 of moles ratio and at 70oC of synthesis temperature has highest degradation percentage, i.e. 55.375 % and photocataltic activity of 3.561 x 10-7 mg/cm2s.
IDENTIFIKASI KUALITATIF BAHAN ANALGESIK PADA JAMU MENGGUNAKAN PROTOTYPE TES STRIP Dirgantara, Vici Saka; Zulfikar, Zulfikar; Andarini, Novita
BERKALA SAINSTEK Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : My Home

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan bahan analgesik pada jamu merupakan salah satu pelanggaran prosedur pembuatan jamu sehingga diperlukan metode analisis untuk mengetahui keberadaan bahan analgesik secara dini. Peneliti sebelumnya telah membuat tes strip untuk pengujian parasetamol, aspirin, dan asam mefenamat menggunakan reagen mandelin, asam nitrat pekat, ferri klorida, dan metil merah yang diimmobilisasi ke dalam membran selulosa bakterial-Al2O3. Studi lebih lanjut dilakukan pemanfaatan prototype untuk identifikasi bahan analgesik pada jamu setelah dilakukan uji interferensi analit, daya beda, waktu respon, dan uji real sampel pada jamu anti nyeri. Hasil menunjukkan bahwa prototype memiliki limit deteksi yang cukup baik pada kisaran 0,125 – 5 mg/ml untuk parasetamol dalam air dengan waktu respon yang cepat pada kisaran 56 – 266 detik, 0,125 – 1 mg/ml untuk aspirin dalam air dengan waktu respon yang cepat pada kisaran 26 – 36 detik, dan 0,125 – 0,25 mg/ml untuk asam mefenamat dalam kloroform dengan waktu respon sedang pada kisaran 90 – 435 detik. Prototype mampu membedakan keberadaan analit secara spesifik melalui warna pada tiap series strip. Uji real sampel menunjukkan keberadaan parasetamol pada jamu J1 dan asam mefenamat pada jamu J2. Kata Kunci: Analgesik, Jamu, Prototype, Tes strip
Isolasi Emas dari Larutan Kompleks Emas Thiourea Hasil Ekstraksi dengan Metode Elektrolisis Nursiah, N.; Haryati, Tanti; Andarini, Novita
BERKALA SAINSTEK Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v7i1.9917

Abstract

Emas merupakan logam mulia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Metode pemisahan emas dari campurannya yang biasa digunakan yaitu amalgamasi dan sianidasi, namun keduanya menghasilkan limbah yang dapat merugikan lingkungan dan makhluk sekitarnya. Metode isolasi alternatif yang dapat digunakan yakni dengan leaching menggunakan pelarut thiourea dilanjutkan dengan pemisahan kompleks yang terbentuk dengan elektrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimum dan luas permukaan katoda optimum menggunakan karbon selama elektrolisis berlangsung. Variasi waktu elektrolisis yang diterapkan sebesar 60; 90; 120; 150; 180; dan 210 detik. Waktu optimum yang diperoleh yaitu pada 150 detik dengan persentase penurunan Au dalam larutan sebesar 98,99% diikuti kenaikan massa katoda sebesar 0,02 mgram. Elektrolisis selanjutnya dilakukan dengan variasi luas permukaan katoda karbon 0,1256; 0,2462; dan 0,5064 cm2 dengan waktu 150 detik. Luas permukaan optimum yang diperoleh pada 0,2462 cm2 dengan hasil penurunan Au dalam larutan sebesar 98,459% dan kenaikan massa katoda 0,020 mgram. Kata Kunci: elektrolisis, emas, leaching, thiourea.
The Effect of Different Precursor Concentration on The Synthesis of CaO Nanoparticles with Coprecipitation Methods for Palm Oil Transesterification Catalysis Novita Andarini; Ria Sherly Farida; Tanti Haryati
Reaktor Volume 21 No. 2 June 2021
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.348 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.21.2.45-51

Abstract

Calcium oxide nanoparticles was prepared by coprecipitation method using calcium acetate as precursor and calcined at 800 °C for 6 hours. This work studied the effect of different precursor concentrations on the size of calcium oxide obtained and its applicated for palm oil transesterification catalysis. Characteristics of samples were measured by XRD and SEM et al techniques. The results showed that the diffraction pattern of CaO has the same diffraction pattern as the XRD standard diffraction pattern from the Joint Committee on Powder Diffraction Standard (JCPDS). Calcium oxide analysis using SEM shows the morphology of particles that agglomerate almost all variations in precursor concentration. The particle size increases with increasing precursor concentration. The smallest particle size of 55.758 nm was produced on solid CaO from the lowest precursor concentration of 0.05 M. The catalytic activity of activated calcium oxide nanoparticle compound was tested in the production of methyl esters. The conversion of triglycerides in palm oil into methyl esters was 90.34%.Keywords: nanoparticles, calcium oxide, coprecipitation, precursor, catalys, metyl ester 
Sintesis Lapis Tipis Zn1-XNiXO sebagai Material Fotokatalis Pendegradasi Pewarna Tekstil Achmad Zainur Roziqin; Tanti Haryati; Novita Andarini
BERKALA SAINSTEK Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v6i2.9228

Abstract

Limbah cair zat warna dapat didegradasi dengan menggunakan teknik fotodegradasi katalitik menggunakan material semikonduktor dengan bantuan paparan sinar ultraviolet (UV). Salah satu material semikonduktor yang digunakan untuk proses pendegradasian adalah zink oksida (ZnO). Metode sintesis lapis tipis Zn1-xNixO adalah sistem deposisi larutan. Pengaruh dari variasi jumlah penambahan ion dopan Ni 2+ pada sintesis lapis tipis Zn1-xNixO terhadap struktur dan komposisi dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluoresence (XRF). Kinerja dari lapis tipis Zn1-xNixO sebagai fotokatalitik dipelajari melalui % degradasi limbah zat cair dalam hal ini menggunakan Procion Red MX8-B. Berdasarkan hasil karakterisasi diperoleh hasil semakin tinggi persentase ion dopan Ni2+ maka semakin tinggi kristanilitas dan semakin kecil ukuran kristal dari lapis tipis Zn1-xNixO. Begitu pula pada aktivitas fotokatalisnya semakin tinggi persentase ion dopan Ni2+ maka semakin tinggi pula persen degradasinya. Aktivitas fotokatalis optimum didapatkan pada lapis tipis dengan komposisi 5% Ni yaitu sebesar 34.5%. Kata Kunci: Lapis tipis Zn1-xNixO, fotodegradasi katalitik, limbah cair zat warna.
Variasi Penambahan CTABr Sebagai Template Terhadap Pembentukan TiO2 Anatase Dari Senyawa Natrium Titanat dan Aplikasinya Sebagai Fotokatalis Widya Puspita Dewi; Tanti Haryati; Suwardiyanto Suwardiyanto; Yudi Aris Sulistiyo; Novita Andarini
BERKALA SAINSTEK Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v7i2.12857

Abstract

TiO2 anatase mesopori (ukuran pori 2-50 nm) memiliki aktivitas fotokatalitik yang besar. Metode sintesis kimia padat dapat digunakan sebagai alternatif untuk memperoleh TiO2 anatase dari natrium titanat dengan menggunakan prekursor yang murah berupaTiO2 rutile komersial. Surfaktan CTABr (Cetyltrimethylammonium Bromide) mampu menghasilkan TiO2 anatase mesopori dengan kemampuannya sebagai template atau agen pembentuk pori. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi penambahan CTABr terhadap distribusi ukuran pori, volume total pori, luas permukaan TiO2 dan dan aktivitas fotokatalitik TiO2 hasil sintetis. Sintesis dilakukan menggunakan metode reaksi kimia padat dengan penambahan variasi perbandingan mol CTABr dan tanpa penambahan CTABr sebagai pembanding. Karakterisasi menggunakan XRD (X- Ray Powder Difraction), SEM (Scanning Electron Microscopy) dan Gas Sorption Analyer (GSA) untuk mengetahui struktur, morfologi dan sifat pori TiO2. TiO2 anatase mesopori hasil sintesis diaplikasikan sebagai fotokatalis dalam mendegradasi metilen biru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TiO2 anatase mesopori berhasil didapatkan dengan morfologi partikelnya berbentuk seperti balok, sisi tidak seragam serta ukuran partikel berkisar 200-500 nm. Variasi penambahan CTABr tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap distribusi ukuran pori, volume total pori, luas permukaan dan aktivitas fotokatalitik dari TiO2 anatase mesopori, dengan hasil distribusi pori mayoritas pada 2 nm dan aktivitas fotokatalitik sekitar 77%
Isolasi Emas dari Larutan Kompleks Emas Thiourea Hasil Ekstraksi dengan Metode Elektrolisis Nursiah Nursiah; Tanti Haryati; Novita Andarini
BERKALA SAINSTEK Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v7i1.9684

Abstract

Emas merupakan logam mulia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Metode pemisahan emas dari campurannya yang biasa digunakan yaitu amalgamasi dan sianidasi. Metode isolasi alternatif yang dapat digunakan yakni dengan leachingmenggunakan pelarut thiourea dilanjutkan dengan pemisahan kompleks yang terbentuk dengan elektrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimum dan luas permukaan katoda optimum menggunakan karbon selama elektrolisis berlangsung. Variasi waktu elektrolisis yang diterapkan sebesar 60; 90; 120; 150; 180; dan 210 detik. Waktu optimum yang diperoleh yaitu pada 150 detik dengan persentase penurunan Au dalam larutan sebesar 98,99% diikuti kenaikan massa katoda sebesar 0,02 mgram. Elektrolisis selanjutnya dilakukan dengan variasi luas permukaan katoda karbon 0,1256; 0,2462; dan 0,5064 cm2 dengan waktu 150 detik. Luas permukaan optimum yang diperoleh pada 0,2462 cm2 dengan hasil penurunan Au dalam larutan sebesar 98,459% dan kenaikan massa katoda 0,020 mgram.
Sintesis Kalsium Aluminat (CaAl2O4) dengan Variasi Asam Sitrat dan Suhu Kalsinasi Menggunakan Metode Sol-Gel sebagai Katalis Biodiesel Siti Zulaicha; Suwardiyanto Suwardiyanto; Novita Andarini
BERKALA SAINSTEK Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v8i2.15066

Abstract

Kalsium aluminat (CaAl2O4) disintesis menggunakan metode sol-gel sebagai katalis biodiesel. Jumlah mol asam sitrat dan suhu kalsinasi berpengaruh terhadap fasa material yang dihasilkan. Perbandingan mol (Ca2+ dan Al3+) : asam sitrat yang digunakan yaitu 1:1; 1:2; dan 1:3 mol, sedangkan variasi suhu kalsinasinya yaitu 700, 800, dan 900 oC. Material hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk, dan diolah lebih lanjut dengan program FindIt dan Match! untuk mengetahui komposisi phase hasil sintesis. Hasil XRD menunjukkan peningkatan kristalinitas dengan kenaikan suhu kalsinasi dan konsentrasi CaAl2O4 meningkat dengan kenaikan jumlah mol asam sitrat yang digunakan. Material katalis yang disintesis pada perbandingan 1:3 mol yang dikalsinasi pada suhu 900 oC diuji dalam reaksi transesterifikasi untuk mengetahui aktivitasnya sebagai katalis biodiesel. Metil ester hasil reaksi transesterifikasi dianalisa GC-MS untuk mengetahui komposisi FAME dan menentukan konversinya. Katalis ini mampu mengkonversi 33,78 % minyak sawit menjadi metil esternya .
Pemurnian Silikon (Si) Hasil Reduksi Silika dari Fly Ash Batubara Novita Andarini; Tanti Haryati; Rika Yulianti
BERKALA SAINSTEK Vol 6 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v6i1.7933

Abstract

Fly ash merupakan limbah hasil pembakaran batubara yang mengandung beberapa senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan.. Salah satu senyawa kimia dengan persentase tinggi di dalam fly ash adalah senyawa silika (SiO2). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan silikon murni hasil dari reduksi silika dari fly ash batubara. Silika diperoleh dengan metode ekstraksi yaitu dengan menggunakan NaOH 3M dan HCl 1M, dilanjutkan dengan pemurnian silika menggunakan HCl 37%. Silika murni yang diperoleh kemudian direduksi menggunakan metode metalotermal dengan logam magnesium. Komposisi massa silika dan magnesium yang digunakan dioptimasi dengan empat variasi perbandingan massa silika:magnesium masing- masing 1:0,8 ; 1:1,5; 1:2 dan 1:2,5. Produk optimum hasil dari proses reduksi kemudian dimurnikan menggunakan 150mL HCl 2M lalu dipanaskan pada suhu 80oC sambil distirer selama 3 jam. Hasil analisa XRF (X-Ray fluorescence) menunjukkan persentase kadar silika yang diperoleh dari proses ekstraksi yaitu 79,72% dan meningkat kadar kemurniannya menjadi 93,76% setelah dilakukan pemurnian. Karakterisasi produk dari reaksi reduksi silika oleh magnesium menggunakan XRD dengan program software Match 3 secara keseluruhan terhadap semua variasi massa silika:magnesium menunjukkan bahwa silikon yang dihasilkan hanya diperoleh pada variasi silika:magnesium 1:0,8 yaitu sebanyak 4,8%. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya puncak 2 theta pada titik 42.77 o, 48.43o dan 78.39o. Kemurnian silikon kemudian meningkat menjadi 5,6% setelah dilakukan pemurnian.Kata Kunci: fly ash, pemurnian, reduksi, silika, silikon
HYBRID KITOSAN/BENTONIT SEBAGAI MATRIKS UNTUK PELEPASAN ION AMONIUM DALAM AIR Bambang Piluarto; Yusril Ihza Mahendra; Novita Andarini
Jurnal Kimia Riset Vol. 1 No. 1 (2016): Juni
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.154 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v1i1.2441

Abstract

AbstrakHybrid kitosan/bentonit dalam bentuk bead telah berhasil dibuat dengan berbagai rasio komposisi kitosan dan bentonit. Dalam penelitian ini, bead dari hybrid ini digunakan sebagai matriks untuk ion amonium. Bead dibuat dengan pengendapan suspensi kitosan dan bentonit menggunakan koagulan NaOH. Bead hybrid yang diperoleh dikarakterisasi daya serap air (DSA) dan pelepasan ion amonium dalam air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bentuk bead dipengaruhi oleh kandungan bentonit dalam hybrid. Peningkatan kandungan bentonit dalam hybrid menurunkan nilai DSA, namun meningkatkan pelepasan ion amonium dalam air. Sisa basa pada permukaan bead hybrid mempengaruhi deteksi pelepasan ion amonium dalam air. Kata kunci: hybrid, bead, suspensi, daya serap air, pelepasan ion  AbstractChitosan/bentonite hybrid in the form of beads was successfully prepared in various of chitosan and bentonite composition ratio. In this study, beads of hybrid play role as matrix for ammonium ions. Beads prepared by precipitation of chitosan and bentonite suspension using NaOH as coagulant. Characterization beads obtained were carried out on water uptake and release of ammonia ions in the water. The results showed that forms of bead were affected by bentonite content in the hybrid. Increasing of bentonite content decreased water uptake of hybrid, however the release of ammonia ions in the water increased. Remaining base in the beads surface affected detection of release of ammonia ions in the water. Keywords: hybrid, beads, suspension, water uptake, release of ions