Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAN ADVOKAT PERAWAT DI RUMAH SAKIT NEGERI DI KABUPATEN SEMARANG Etty Nurul Afidah; Madya Sulisno
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.694 KB)

Abstract

Advokasi merupakan peran profesional perawat untuk melakukan pembelaan dan perlindungan kepada pasien. Dalam pelaksanaannya terdapat faktor yang penghambat dan pendukung peran advokat perawat.Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peran advokat di ruang rawat inap RS di Kabupaten Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.Pengambilan sampel dilakukan secara purposif, berjumlah 5 informan. Tehnik pengambilan data dengan wawancara mendalam. Penelitian ini menghasilkan 3 tema yaitu definisi peran advokasi perawat, pelaksanaan tindakan peran advokasi perawat dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran advokasi perawat. Definisi peran advokasi perawat yaitu tindakan perawat untuk memberikan informasi dan bertindak atas nama pasien. Pelaksanaan tindakan peran advokasi meliputi memberi informasi, menjadi mediator dan melindungi pasien. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya terdiri dari faktor penghambat dan faktor pendukung. Faktor yang menjadi penghambat antara lain: kepemimpinan dokter, lemahnya dukungan organisasi, kurangnya perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah tenaga perawat, kondisi emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan dan lemahnya kode etik. Sementaraitu faktor yang mendukung meliputi: kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien, pendidikan keperawatan yang semakin tinggi, kewajiban perawat dan dukungan instansi rumah sakit. Kesimpulandari penelitian ini adalah advokasi tidak hanya diartikan sebatas pada tindakan membela pasien tetapi juga meliputi tindakan memberi informasi, bertindak atas nama pasien, menjadi mediator dan melindungipasien. Perawat diharapkan dapat mengoptimalkan perannya sebagai advokat yaitu dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien, menjadi penghubung antara pasien dan tim kesehatan lain,membela hak-hak pasien dan melindungi pasien dari tindakan yang merugikan.
HUBUNGAN KECEMASAN IBU DENGAN KECEMASAN ANAK SAAT HOSPITALISASI ANAK Febriana Sartika Sari; Madya Sulisno
Jurnal Keperawatan Diponegoro Vol 1, No 1 (2012): Diponegoro Journal of Nursing
Publisher : Jurusan Keperawatan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.328 KB)

Abstract

The prevalence of hospitalized child’s anxiety reached 75%. The anxiety worsen  the healing process of diseases. The hypothesis of the relationship between mother’s anxiety and child’s anxiety was emerged because many mothers had anxiety in child’s hospitalization. The mothers were depressed, confused, or  very angry in child’s hospitalization. The research aimed to find out the relationship between the level of Mother’s anxiety and the level of  3-year-old to 6-year-old child’s anxiety who had hospitalization in Room Anggrek Ambarawa Public Hospital. Researcher also aimed to identify the level of mother’s and child’s anxiety acc ording to the their characteristics. The research used non experimental quantitative method and correlation study design. The data were collected by interview using questioner. The sample were 60 partners of mother and child who were taken by incidental sampling technique. The data were analyzed using kendalls tau formula. The research indicated that the occurance of mothers and children with mild anxiety was 63.3%, the occurance of mothers with mild anxiety and children with moderate anxiety was 10%, the occurance of mothers with moderate anxiety and children with mild anxiety was 5%, and the occurance of mothers and children with moderate anxiety was 21.67%. Kendalls tau correlation test indicated that p value is 0.000 and coefficient correlation is 0.643. The conclusion was there is relationship between the level of Mother’s anxiety and the level of  3-year-old to 6-year-old child’s anxiety who had hospitalization in Room Anggrek Ambarawa Public Hospital. The level of mother’s and child’s anxiety were different according to the characteristics.  The author recommended that nurse should give comprehensive nursing care and the hospital should make Standart Operating Procedure for anxiety management
ANALISIS KINERJA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT AISYIYAH KABUPATEN KUDUS DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD TRI SUWARTO; Tri Hartitia; Madya Sulisno
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.512

Abstract

Era globalisasi di dunia usaha semakin berkembang pesat, salah satunya dengan banyak berdirinya rumah sakit yang menawarkan berbagai macam fasilitas. pelayanan kesehatan yang bermutu dan strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Layanan keperawatan yang berkulitas dan profesional adalah pelayanan keperawatan yang selalu berupaya memenuhi kebutuhan pasien dan kemandirian pasien, sehingga pasien akan merasakan puas dengan pelayanan di rumah sakit itu. Kinerja Keperawatan adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik- baiknya suatu wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran  organisasi. Kinerja bisa dilihat dengan pendekatan Balance Scorecard. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah 8 orang dan pengambilan data dengan wawancara mendalam. Hasil yang diperoleh bahwa kinerja berdasarkan instrumen A B C masih kurang yaitu sebesar 65 %, dari segi keuangan kinerja keperawatan efektif efisien, dari segi pelanggan berdasarkan IKM yang ada sudah baik dengan capaian 81%, berdasarkan proses bisnis internal capaian tingkat pelayanan masih kurang dengan capaian 65 %, dan dari segi pertumbuhan dan pembelajaran ditemukan masih kurang aktifnya perawat untuk meneliti
PENERAPAN KOMUNIKASI SBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN DOKTER Sri Siska Mardiana; Tri Nur Kristina; Madya Sulisno
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i2.487

Abstract

Komunikasi antara perawat dengan dokter merupakan salah satu elemen penting dari praktik kolaborasi dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi yang terjalin baik antara dokter dan perawat diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyampaikan hal - hal penting, menjalin diskusi, memutuskan secara bersama-sama serta dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang ada dalam pemberian perawatan kepada pasien. Model teknik komunikasi SBAR (Situation Background Assessment Recommendation)  membantu perawat untuk mengorganisasi cara berfikir, mengorganisasi informasi, dapat memudahkan penyampaian pesan serta berdiskusi saat berkomunikasi dengan dokter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi lisan dengan dokter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 peserta pada kelompok intervensi dan 18 peserta pada kelompok kontrol yang diambil dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan komunikasi SBAR dapat meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan dokter. 
Efektivitas Intervensi Depresi dan Jumlah CD4 pada Orang yang Hidup dengan HIV Richal Grace Zefanya Uly; Untung Sujianto; Madya Sulisno
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 3 No. 1 (2020): February 2020
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.517 KB) | DOI: 10.32584/jikj.v3i1.473

Abstract

Acquired Immunodeficiency Syndrome timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodefiency Virus (HIV). Penderita penyakit  HIV/AIDS semakin meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Masalah yang dialami ODHA sangat kompleks salah satunya yaitu depresi. Depresi pada pasien HIV/AIDS disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu karena jumlah CD4 yang menurun. Tujuan penelitian ini menggunakan pendekatan systematic review bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih tentang intervensi terhadap depresi dan jumlah CD4 pasien HIV. Metode systematic review dilakukan dengan mencari literatur-literatur yang terkait dengan tema yang diambil. Pencarian literatur diambil dari scient direct, EBSCO, proquest dan google scholar. Kata kunci yang dimasukan dalam pencarian artikel ini antara lain “intervention”, “depression”, “CD4 count patient HIV”. Pencarian literatur dibatasi dari tahun 2014-2020, artikel diseleksi dan didapatkan 18 artikel yang sesuai dengan metode RCT, RCP, quasi experiment dan cross sectional. Hasil artikel yang didapat berasal dari beberapa negara, dari 18 penelitian mayoritas studi dilakukan di negara Indonesia dan dibeberapa negara lainnya, sedangkan intervensi terbanyak yaitu dengan melakukan berbagai macam jenis exercise (yoga, aerobik) dan mindfulness untuk penurunan depresi, sebagiannya dapat meningkatan jumlah CD4 pasien HIV. Kesimpulan tinjauan ini membantu menginformasikan beberapa intervensi yang dapat dilakukan pada ODHA, dapat menghemat biaya dan sederhana untuk dilakukan untuk menurunkan depresi dan meningkatkan jumlah CD4 pada ODHA. Kata kunci: depresi, intervensi, jumlah CD4 pasien HIV EFFECTIVENESS OF  DEPRESSION INTERVENTIONS AND CD4 COUNT  FOR PEOPLE LIVING WITH HIV ABSTRACTAcquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) arises due to damage to the human immune system caused by infection with the Human Immunodefiency Virus (HIV). HIV / AIDS sufferers are increasing significantly every year. Problems experienced by people living with HIV are very complex one of which is depression. Depression in HIV / AIDS patients is caused by many factors, one of which is due to a decreased CD4 cell count. Purpose this study uses a systematic review approach aimed at gaining a better understanding of interventions for depression and CD4 counts of HIV patients. Method Systematic review is done by looking for literature related to the theme taken. Literature search was taken from scient direct, EBSCO, proquest and google scholar. Keywords included in the search for this article include "intervention", "depression", "CD4 count patient HIV". Literature search was limited from 2014-2020, articles were selected and 18 articles were found in accordance with the RCT, RCP, quasi experiment and cross sectional methods. Results articles obtained from several countries, from 18 studies the majority of studies conducted in Indonesia and in several other countries, while the most interventions are by doing various types of exercise (yoga, aerobics) and mindfulness to reduce depression, some of which can increase the CD4 count of HIV patients / AIDS. Conclusion this review helps inform some of the interventions that can be carried out in people living with HIV, can save costs and is simple to do to reduce depression and increase CD4 counts in people living with HIV. Keywords: depression, intervention, CD4 cell count of HIV  patients
The Implementation Of Integrated Patient Progress Notes In Interprofessional Collaborative Practice Puput Risti Kusumaningrum; Edi Dharmana; Madya Sulisno
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.178 KB) | DOI: 10.21927/jnki.2018.6(1).32-41

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang  : Interprofessional Collaborative Practice (IPCP) merupakan bentuk kerjasama antar tenaga kesehatan dalam melakukan kolaborasi, komunikasi, dengan pendekatan yang terkoodinasi dalam berbagi pengambilan keputusan seputar masalah kesehatan untuk memastikan bahwa perawatan yang diberikan handal dan berkelanjutan. The World Health Organization (2010) juga menekankan pentingnya kolaborasi interprofesi. Kolaborasi interprofesi akan menurunkan angka komplikasi, lama rawat di rumah sakit, ketegangan dan konflik diantara tim kesehatan, tingkat kematian, serta mengurangi biaya perawatan dan durasi pengobatan, meningkatkan kepuasan pasien dan tim kesehatan. Pelaksanaan IPCP belum berjalan dengan baik salah satunya karena berbagai tenaga kesehatan masih menggunakan catatan medis yang terpisah dengan catatan perawatan dan catatan tenaga kesehatan lain untuk merekam kondisi pasien. Dengan demikian, untuk meningkatkan pelaksanaan IPCP membutuhkan media yang mendukung yaitu dengan mengintegrasikan catatan professional kesehatan menjadi satu catatan pasien yang terintegrasi.  Sehingga antar tenaga kesehatan dapat berkolaborasi dengan media berupa catatan perkembangan pasien terinteintegrasi. Tujuan : Penelitian ini untuk mengeksplor pengalaman dokter spesilais, perawat, apoteker, ahli gizi, dan fisioterapis pada pendokumentasian Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dalam IPCP di Ruang Rawat Inap RS UGM Yogyakarta.Metode : Rancangan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini diambil dengan teknik nonprobability sampling menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan indepth interview semistructure selanjutnya peneliti menganalisis semua data dengan menggunakan inductive content analysis dengan melakukan pengkodean terbuka, membuat kategori dan abstraksi data.Hasil : Empat tema telah dididapatkan dalam studi ini, yaitu pemahaman tenaga kesehatan tentang Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi dalam IPCP, Tingkat Kepatuhan tenaga kesehatan, Faktor Pendukung, Faktor Penghambat pendokuemntasian CPPTKesimpulan : Pendokumentasian Catatan Perkembangan Pasein Terintegrasi yang ditulis semua tenaga kesehatan merupakan media atau komunikasi non verbal yang dapat digunakan dalam pelaksanaan IPCP sehingga dengan adanya pendokumentasian Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi yang sesuai standar dapat menunjang pelaksanaan IPCP di Rumah Sakit. Peran masing-masing tenaga kesehatan sangat penting dalam keberhasilan pelaksanaan IPCP dan harus mendapat dukungan dari managemen rumah sakit. Kata Kunci: catatan teri terintegrasii; rekam medis; kolaborasi; multidisiplin ilmu.
GAMBARAN RESPONS PSIKOLOGIS PENDERITA STROKE Adhiguno Sumbogo; Madya Sulisno; Lestari Eko Darwati
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 5 No 1 (2015): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.5.1.2015.29-37

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Stroke dapat menimbulkan kelemahan, gangguan keseimbangan, gangguan berbicara atau berkomunikasi, gangguan menelan dan gangguan memori yang berdampak pada kemampuannya dalam melakukan kegiatan kesehariannya. Ketergantungan individu dengan stroke terhadap orang lain dalam melakukan aktifitas sehari-hari berdampak terhadap kondisi psikologiss pasien stroke. Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran respon psikologis penderita stroke. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil secara accidental sampling sebanyak 46 pasien stroke. Alat penelitian menggunakan kuesioner Karakteristik Pasien, Penerimaan Diri, Zung Self-RatingDepression Scale (ZSRDS), dan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anciety), yang dianalisa secara univariat. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan penderita stroke sebagian besar kurang menerima dirinya (54,3%), tidak mengalami depresi (47,8%), mengalami kecemasan sedang (39,1%). Diskusi: Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan desain yang lebih bisa melihat secara tepat dukungan dan beban keluarga yang cukup sulit untuk diukur mengingat setiap keluarga bervariasi. Kata kunci: Stroke, Penerimaan Diri, Depresi, Kecemasan. ABSTRACT Introduction: Stroke can cause weakness, impaired balance, impaired speech or communication, swallowing disorders and memory disorders that affect the ability to perform daily activities. The dependence of individuals with stroke against others in doing daily activities affect the psychological condition of stroke patients. Methods: The purpose of this study is to describe the psychological responses in stroke patients. This research uses descriptive research design with cross sectional method. The sample in this study were taken by accidental sampling 46 stroke patients. Research tool questionnaire Patient Characteristics, Self-Acceptance, Zung Self-Rating Depression Scale (ZSRDS), and HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anciety), were analyzed by univariate. Results: These results indicate stroke patients mostly less accept themselves (54.3%), not depressed (47.8%), experienced moderate anxiety (39.1%). Discussion: Expected no further research with more design can see exactly support and family burden is quite difficult to measure given each family varies. Keywords: Stroke , Self-Acceptance , Depression , Anxiety.
KARAKTERISTIK PERAWAT IGD PUSKESMAS Lestari Eko Darwati; Siti Kurnia Desi; Madya Sulisno
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 6 No 1 (2016): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.6.1.2016.22-27

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Pelayanan pasien gawat darurat di puskesmas belum sesuai harapan masyarakat. Kasus pasien gawat di puskesmas kurang mendapatkan penanganan dengan baik.Diantara faktornya adalah kurangnya kualitas SDM perawat IGD.Kondisi pasien semakin memburuk sesampainya di RS rujukan dan tidak distabilisasi dengan baik.Perawat IGD puskesmas merasa tidak berdaya saat menangani pasien dengan kondisi gawat, perawat mengakui pula merasa kurang percaya diri dan takut salah memberi tindakan untuk pasien gawat. Metode: Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik perawat IGD Puskesmas yang meliputi pelatihan, pengalaman, pengetahuan BHD, dan kesiapan melakukan BHD. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif survey dengan membagi kuesioner kepada 40 perawat IGD Puskesmas. Hasil: Perawat IGD Puskesmas masih cukup banyak yang belum pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan (15%), sebagian besar (77,3%) pernah menangani pasien gawat, berpengetahuan kurang tentag BHD (40%), dan mayoritas (75%) memiliki kesiapan yang baik untuk melakukan BHD. Diskusi: disarankan kepada pimpinan puskesmas untuk meningkatkan kualifikasi perawat IGD dengan memberi pelatihan kegawatdaruratan, dan bagi perawat untuk lebih meningkatkan pengetahuan perawat tentang BHD agar pelayanan kegawatan untuk masyarakat semakin meningkat. Kata kunci: Karekteristik perawat IGD, Puskesmas THE CHARACTERISTICS OF EMERGENCY NURSES OF PUBLIC HEALTH CENTER ABSTRACT Introduction: The emergency patient services at the Public Healt Center have not met the expectations of the community. Patient cases in Public Healt Center are poorly managed. Among the factor is the lack of emergency nurses’s human resources quality. The patients's condition worsened when they arrived at the referral hospital and was not stabilized properly. Emergency nurses inPublic Healt Center feel helpless when dealing with patients in serious condition, nurses also admitted to feel less confident and afraid of misbehavior for the patients. Methods: The purpose of research To know the characteristics of emergency nurses of Public Health Center covering training, experience, knowledge of BHD, and readiness to do BHD. The research design that used was descriptive survey by dividing questionnaires to 40 emergency nurses of Public Healt Center. Results: There are still a lot of nurses who have never undergo emergency training (15%), most (77.3%) have had an emergency patient, less knowledgeable about BHD (40%), and the majority (75%) have good preparedness to do BHD. Discussion: It is suggested to the leaders of Public Healt Center to improve the qualification of emergency nurses by providing emergency training, and the nurses should improve their knowledge about BHD so the emergency services for the community will increase. Keywords: Characteristics of emergency nurse ,Public Healt Center