khabibi Khabibi
Chemistry Departement Of Science And Mathematic Faculty Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, SH., Jurusan Kimia Fakultas Sains Dan Matematika Universitas Diponegoro, Tembalang Semarang

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGARUH PASTA ZnO HASIL SINTESIS DENGAN PENAMBAHAN POLI VINIL ALKOHOL (PVA) DAN DISH DETERGENT TERHADAP EFISIENSI DYE-SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DARI EKSTRAK BUNGA ROSELA(Hibiscus sabdariffa L.) Pratiwi, Rr. Dian; ,M.Si, Drs. Gunawan; ,M.Si, Khabibi
Chem Info Journal Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Chem Info Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A study the effects of synthesized ZnO pasta with the addition of poly vinyl alcohol (PVA) and dish detergent on the efficiency of dye-sensitized solar cell (DSSC) of rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa L.) had been done. The purpose of this study was to obtain ZnO from the precursor of Zn(CH3COO)2.2H2O with precipitation method as a semiconductor material in DSSC prototype and to determine the influence of synthesized ZnO pasta with poly vinyl alcohol and dish detergent to the dye-sensitized solar cell. The method used in this study with the manufacture of ZnO was by precipitation method using precursor of Zn(CH3COO)2.2H2O. The results obtained were analyzed by XRD, FTIR spectrophotometry, and SEM. ZnO crystals obtained had a size of 25.676 nm and pore size of 71.43 nm. ZnO was then used as a semiconductor in DSSC using dye rosella extract. ZnO pasta was added with variation of binders that attached to the FTO glass using PVA and dish detergent. The efficiencies obtained from each variation was 0.225x10-3% for PVA while 0.138 x10-3% for dish detergent. PVA binder can produce better efficiency of DSSC.
PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG WINDU (Penaeus monodon) SEBAGAI BAHAN ANTIMIKROBA PADA PROSES PENYIMPANAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Alifah, Kaviani Suciana; , M.Si., Khabibi; Widodo, M.Si., Didik Setiyo
Chem Info Journal Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Chem Info Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Has done research on use of chitosan from shrimp skin (Peneaus monodon) waste as antimicrobial agents in the process of tilapia (Oreochromis niloticus) storage. The purpose of this research is to isolate chitin from the shrimp skin (Peneaus monodon) waste into chitosan, and use as an alternative to be a natural antimicrobial compounds as well as determine the optimum concentration of chitosan solution as a preservative of tilapia (Oreochromis niloticus). This research was carried out by preparation of chitosan from shrimp skin (Peneaus monodon) was begin with deproteination using 3.5% NaOH, demineralization using HCl 1N, and deacetylation using 50% NaOH, analyzing its deacetylation degree by baseline method. Then it was used as an antimicrobial of tilapia, tilapia was immersed in a solution of chitosan by varying the concentration (w/v) 1%, 1.5% and 2% in 2% acetic acid. Storage was varied within 0 days, 1 day, 2 days; 3 days, and 4 days. The results of extraction was found white-grayish colour chitin and white chitosan with deacetylation degree of 66.73%. The optimum concentration of chitosan as an antimicrobial agent of tilapia is 2% with storage time of four day which preserve the fish is consumable.
Pengaruh Penambahan Aditif terhadap Karakterisasi Fisikokimia Membran Polisulfon Lusiana, Retno Ariadi; Prasetya, Nor Basid Adiwibawa; Khabibi, Khabibi
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v9i3.41759

Abstract

Penggunaan polisulfon (PSf) sebagai bahan membrane telah meluas ke berbagai bidang, karena memiliki kekuatan mekanik dan ketahanan termal yang tinggi. Untuk meningkatkan kinerja membran, pada penelitian ini PSf direaksikan dengan zat aditif : polietilen glikol (PEG), sulfonasi dan kitosan tripolifosfat) CS-TPP, agar diperoleh membran dengan struktur dan morfologi yang sesuai. Membran dibuat melalui sistem inversi fasa dalam pelarut NMP (N-methyl pirolidone) dan air (non-pelarut air). Berdasar data analisis gugus fungsi dapat disimpulkan modifikasi menggunakan PEG, sulfonasi dan CS-TPP telah berhasil dilakukan pada polisulfon, ditunjukkan dengan muncul serapan spesifik gugus –OH (PEG) pada daerah 3400 cm-1. Masuknya gugus sulfon ditunjukkan oleh serapan kuat pada 1105 cm-1 yang menunjukkan peregangan –SO2 dari gugus -SO3H, penguatan serapan gugus –C-S pada 570 cm-1 yang mengindikasikan adanya peningkatan ikatan C-S, peak tersebut menunjukkan bahwa gugus –SO3H berikatan dengan benzen pada rantai polimer PSf. Masuknya kitosan-tripolifosfat (CS-TPP) ditunjukkan oleh serapan pada 1151 cm-1 yang merupakan regangan gugus –PO4 dan pada 1104 cm-1 merupakan serapan gugus –P-O-R. Pita serapan lain pada 1320 cm-1 menunjukkan serapan gugus –C-N dan pada 1585 cm-1 merupakan regangan gugus –OH dari O=P-OH serta terjadi pergeseran serapan gugus –OH dari 3464 cm-1 ke 3567 cm-1 dengan intensitas yang lebih besar. Berdasar data fisikokimia, menunjukkan bahwa modifikasi terhadap rantai polisulfon meningkatkan daya serap air, daya pengembangan, porositas, hidrofilisitas, dan fluks membran.
Pengaruh Penambahan Aditif terhadap Karakterisasi Fisikokimia Membran Polisulfon Lusiana, Retno Ariadi; Prasetya, Nor Basid Adiwibawa; Khabibi, Khabibi
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v9i3.41759

Abstract

Penggunaan polisulfon (PSf) sebagai bahan membrane telah meluas ke berbagai bidang, karena memiliki kekuatan mekanik dan ketahanan termal yang tinggi. Untuk meningkatkan kinerja membran, pada penelitian ini PSf direaksikan dengan zat aditif : polietilen glikol (PEG), sulfonasi dan kitosan tripolifosfat) CS-TPP, agar diperoleh membran dengan struktur dan morfologi yang sesuai. Membran dibuat melalui sistem inversi fasa dalam pelarut NMP (N-methyl pirolidone) dan air (non-pelarut air). Berdasar data analisis gugus fungsi dapat disimpulkan modifikasi menggunakan PEG, sulfonasi dan CS-TPP telah berhasil dilakukan pada polisulfon, ditunjukkan dengan muncul serapan spesifik gugus –OH (PEG) pada daerah 3400 cm-1. Masuknya gugus sulfon ditunjukkan oleh serapan kuat pada 1105 cm-1 yang menunjukkan peregangan –SO2 dari gugus -SO3H, penguatan serapan gugus –C-S pada 570 cm-1 yang mengindikasikan adanya peningkatan ikatan C-S, peak tersebut menunjukkan bahwa gugus –SO3H berikatan dengan benzen pada rantai polimer PSf. Masuknya kitosan-tripolifosfat (CS-TPP) ditunjukkan oleh serapan pada 1151 cm-1 yang merupakan regangan gugus –PO4 dan pada 1104 cm-1 merupakan serapan gugus –P-O-R. Pita serapan lain pada 1320 cm-1 menunjukkan serapan gugus –C-N dan pada 1585 cm-1 merupakan regangan gugus –OH dari O=P-OH serta terjadi pergeseran serapan gugus –OH dari 3464 cm-1 ke 3567 cm-1 dengan intensitas yang lebih besar. Berdasar data fisikokimia, menunjukkan bahwa modifikasi terhadap rantai polisulfon meningkatkan daya serap air, daya pengembangan, porositas, hidrofilisitas, dan fluks membran.
Recovery of Cu (II) and Cr (VI) Metals from Electroplating Liquid Waste Using Polymer Inclusion Membrane (PIM) muhammad cholid djunaidi; Nor Basid Adiwibawa Prasetya; Nur Asih Setyowati; Khabibi Khabibi; Khoirun Nita Ulfia
Reaktor Volume 18 No. 2 June 2018
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.189 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.18.2.102-109

Abstract

Research on recovery of Cu (II) and Cr (VI) from electroplating liquid waste has been carried out using a Polymer Inclusion Membrane (PIM). PIM has a high stability to overcome the weakness of liquid membrane instability. The PIM membrane was placed between two phases namely the feed phase as a metal source of Cu (II) from electroplating waste with pH 3 and the receiving phase which is HNO3 solution with pH 1 and pH 4.4 in the feed phase and pH 6.3 in the receiving phase with NaCl 2 N for metal Cr (VI). Recovery efficiency is known by determining the concentration of Cu (II) and Cr (VI) in the feed and receiving phases using AAS, while the membrane characterization were carried out using FTIR, SEM and UV-vis spectroscopy. The resulting PIM membrane has properties of thin, clear and flexible. AAS data showed that the percentage of PIM transport with stirring for 24 hours performed the highest percentage of Cu (II) metal transport from feed phase of 83.41% and transport in the receiving phase of 72.56%. While the percentage of optimum Cr (VI) transport was 97.8% in the feed phase and 76.5% in the receiving phase. The results of membrane characterization using FTIR and UV spectroscopy showed that the PIM membrane was quite stable. While the results of SEM show that there were no pores in the membrane so that the transport occurs by diffusion through the intermediate of the carrier compound. Keywords: electroplating waste; liquid membrane; PIM
SEPARATION OF CHROM (VI) FROM ELECTROPLATING WASTE USING POLYMER INCLUSION MEMBRANE (PIM) METHOD Muhammad Cholid Djunaidi; Khabibi Khabibi; Rizka Nurfitriana
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia Vol 13, No 1 (2017): March
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/alchemy.13.1.4562.119-132

Abstract

Research of chromium (VI) separation has been done using polymer inclusion membrane (PIM) method. This study aims to generate PIM, separate the metal ion chromium (VI) using PIM and determine the effect of the concentration of the feed phase, the thickness of the membrane and the amount of usage of the membrane for ion chromium (VI) diffusion.Polymer inclusion membrane (PIM) was made by mixing Aliquat 336-TBP as carrier compounds, PVC as the base polymer, DBE as a plasticizer and THF as a solvent. PIM membrane was placed between the source of analyte as a feed phase and result of the separation as a receiver phase. Feed phase was electroplating waste metal containing chromium (VI) at pH 4, while the receiver phase was a 2 N NaCl solution with a pH 6.7. The change of variables in this study were the concentration of the feed phase at various dilution i.e., 100x, 50x and 10x, the thickness of the membrane i.e., 25 μm, 20 μm and 10 μm, and the time of membrane using i.e., 1, 2 and 3 times. The concentration of chromium (VI) diffused after separation process was analyzed by atomic absorption spectroscopy (AAS). The stability of membrane was observed by analyzing the presence of membrane’s component in the feed phase and in the receiver phase. The analysis was conducted by UV-Vis spectrophotometry. Meanwhile, scanning electron microscopy (SEM) analysis was used to determine the morphology of membrane surface.The results showed that the chromium ion concentration diffused from the feed phase was 99.24%, meanwhile the 85.88% of it diffused to the receiving phase. The highest Cr(VI) ions diffusion was occured at the first use of PIM membrane with a thickness of 10 μm and the concentration of the feed phase was 10.55 ppm (resulted from 100 times dilution). Therefore, it can be concluded that the diffusion of chromium (VI) ion was influenced by the concentration of feed phase, the thickness of membrane and the number of membrane application.
PENGARUH ASAM ASKORBAT PADA PEMBUATAN CU2O DAN APLIKASINYA SEBAGAI LAPIS TIPIS UNTUK PEMECAHAN AIR SECARA FOTOELEKTROKIMIA Kharisma Luthfiaratri Rahayu; Abdul Haris; Gunawan Gunawan; Khabibi Khabibi; Didik Setiyo Widodo
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 6: Januari 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i6.1071

Abstract

Energi hidrogen mempunyai potensi yang besar untuk sumber energi terbarukan. Salah satu cara untuk memperoleh hidrogen adalah melalui proses pemecahan air secara elektrokimia untuk mengkonversi energi matahari menjadi hidrogen. Pada proses pemecahan air secara fotoelektrokimia, elektroda semikonduktor harus memiliki bandgap 1,5- 2,5 eV. Salah satu semikonduktor oksida logam berbasis tembaga adalah tembaga (I) oksida, yang memiliki bandgap sekitar 2;2,1;2,2;2,35 dan 2,45 eV. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh asam askorbat dalam pembuatan semikonduktor Cu2O, membuat semikonduktor lapis tipis Cu2O dengan menggunakan metode spin-coating dan mengaplikasikannya sebagai fotokatoda dalam pemecahan air secara elektrokimia. Beberapa tahap penelitian yang dilakukan adalah pembuatan spin coater home made, sintesis serbuk Cu2O dengan pencampuran Fehling A dan Fehling B serta ditambahkan asam askorbat sebagai agen pereduksi, pembuatan lapis tipis Cu2O diatas spin coating dan terakhir proses annealing. Hasil dari penelitian ini adalah semikonduktor Cu2O telah berhasil disintesis. Penambahan askorbat berpengaruh pada arus foton dan potensial onset semikonduktor Cu2O yang diaplikasikan sebagai fotokaatoda Cu2O. Dari hasil sintesis, didapatkan Cu2O pada C1 (konsentrasi lebih kecil dari Cu2+) memililiki rendemen 95,69%, rendemen Cu2O  pada C2 (konsentrasi sama dengan  Cu2+)  96,2% dan rendemen untuk Cu2O pada C3 (konsentrasi lebih besar dari Cu2+)  adalah 99,82%. Arus foton yang dihasilkan pada penambahan 3,6 dan 9 % larutan askorbat secara berturut – turut sebesar 1,18; 1,69 dan 1,78 mA/ cm2 pada 0,3 V vs RHE (Reversible Hydrogen Electroda). Hasil analisis difraksi sinar X menunjukkan bahwa sampel mengandung Cu2O C3 menunjukkan ukuran bulir rata-rata adalah 17,55 nm. Sedangkan, Cu2O C1 memiliki ukuran bulir rata-rata 38,99 nm dan pada Cu2O C2 menunjukkan ukuran bulir rata-rata 36,42 nm. Hasil analisis SEM menunjukkan adanya Cu2O dengan morfologi berbentuk kubus dan flower-like.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DOPING MANGAN TERHADAP KARAKTERISTIK ELEKTROLIT PADAT NaCo(1-X)MnXO2 DENGAN METODE SOL-GEL Risky Haerul Imam; Rahmad Nuryanto; Khabibi Khabibi; Linda Suyati
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 1: Agustus 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i1.792

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi konsentrasi doping mangan terhadap karakteristik elektrolit padat NaCo(1-x)MnxO2 dengan metode sol-gel. Tujuan penelitian ini adalah membuat elektrolit padat NaCo(1-x)MnxO2 dan menentukan pengaruh variasi konsentrasi doping mangan terhadap karakteristik NaCo(1-x)MnxO2 meliputi morfologidan konduktivitas listrik.Karakterisasi hasil sintesis elektrolit padat yang dilakukan meliputi uji konduktivitas menggunakan LCR meter, X-ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah diperoleh elektrolit padat NaCo(1-x)MnxO2 dengan mineral penyusun elektrolit padat terdiri dari NaMnO2, CoO, Na2O dan MnO2. Penambahan variasi doping mangan menghasilkan konduktivitas tertinggi pada konsentrasi 0,22 M sebesar 4,057x10-6 S/cm, dengan formula spinel yang diperoleh adalah NaCo0,61Mn0,39O2.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN PADUAN KITOSAN-POLIETILENGLIKOL6000 Alinda Megagita Nurratri; Khabibi Khabibi; Retno Ariadi Lusiana; Abdul Haris; Rahmad Nuryanto
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 9: April 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.525 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i9.506

Abstract

Kitosan adalah polimer alami yang memiliki sifat non toksik, hidrofil, biokompatibel dan biodegradabel dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membran. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi membran kitosan yang dipadukan dengan Polietilen glikol berat molekul 6000/PEG 6000 (kitosan-PEG6000) dan mengkarakterisasi membrannya. Mula-mula kitosan dan PEG6000 dilarutkan dan dipadukan dengan perbandingan tertentu, kemudian larutannya diubah menjadi bentuk membran. Membran kitosan-PEG diperoleh dengan memvariasikan perbandingan kitosan-PEG sebesar 8:2; 7:3; 6:4; dan 5:5 (v/v). Karakterisasi membran dilakukan dengan pengujian ketebalan, pengembangan/swelling, morfologi, biodegradasi, ketahanan terhadap pH. Uji tarik dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsinya.  Hasil karakterisasi membran kitosan-PEG 6000 menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan PEG dalam membran menghasilkan membran yang lebih tipis, kemampuan swelling meningkat, hidrofilitasnya meningkat, kemampuan biodegradable menurun, kekuatan mekanik menurun, memiliki ketahanan pH pada range 3-13 dan kontur permukaan berpori dengan ukuran pori 30-120 nm.
ADSORBSI ION TEMBAGA (II) DENGAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH YANG TERMODIFIKASI TRIPOLIFOSFAT Ahmad Ahmad; Khabibi Khabibi; Rahmad Nuryanto; Abdul Haris
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 6: Januari 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.964 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i6.514

Abstract

Sintesis adsorben kitosan dari limbah kulit udang yang dimodifikasi dengan tripolifosfat telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah mensintesis kitosan dari kulit udang, kemudian memodifikasi dengan tripolifosfat dan mengaplikasikannya pada adsorpsi ion logam Cu(II). Kitosan disintesis dari kulit udang putih melalui deproteinisasi, demineralisasi dan deasetilasi. Kitosan yang diperoleh kemudian dimodifikasi dengan tripolifosfat pada berbagai perbandingan. Karakterisasi kitosan dan kitosan yang dimodifikasi oleh tripolifosfat (K-TPP) menggunakan spektrofotometer FTIR. Kitosan diaplikasikan untuk mengadsorpsi Cu(II) pada berbagai variasi pH  dan waktu. Hasil spektra FTIR menunjukkan bahwa kitosan yang diisolasi dari limbah kulit udang putih menghasilkan kiitosan dengan derajat deasetilasi 73,8% yang ditentukan dengan metode baseline. Berdasarkan spektra FTIR, ikatan antara kitosan dan tripolifosfat teramati pada 1558,72 cm-1 (serapan N-O) dan absorbansi 1153,34 cm-1 (serapan P-O). Kitosan yang termodifikasi dengan TPP mempunyai kemampuan adsorpsi optimal untuk ion logam Cu(II) pada perbandingan kitosan:tripolifosfat 1:1, pH 4 dan waktu adsorpsi pada 4 jam. Dalam kondisi optimal menunjukkan bahwa adsorbsi K-TPP dan kitosan masing-masing sebesar 99,8 dan 43,96 terhadap 100 ppm Cu(II). Hasil penelitian menunjukkan bahwa K-TPP adalah adsorben Cu(II) yang lebih efektif dibandingkan kitosan murninya.