Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERHITUNGAN PARAMETER KISI KRISTAL BERSTRUKTUR HEXAGONAL BERDASARKAN POLA DIFRAKSI ELEKTRON DENGAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER Erwin '; Salomo '; Defrianto '; Mbantun Ginting; M. Rasyid Ridho
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 11, No 9 (2014)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.346 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.11.9.591-600

Abstract

Pola difraksi electron yang diperoleh melalui mikroskop electron untuk kristal berstruktur hexagonal seperti lapisan tipis cobalt sulit untuk dilakukan secara manual. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan terhadap parameter kisi cobalt dengan menggunakan komputer. Dalam penelitian ini, telah dibuat dua buah program komputer yang ditulis dengan menggunakan Matrix Laboratory (Matlab) versi R2008b. Program pertama disebut program menu yang digunakan untuk menulis data yang diperlukan dalam perhitungan. Program kedua disebut program utama yang dibuat untuk melakukan perhitungan terhadap parameter kisi a dan c dengan memanfaatkan data pada program menu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola difraksi elektron cobalt dalam bentuk lapisan tipis dari transmission electron microscope (TEM). Jari–jari dari masing masing cincin pola difraksi cobalt diukur dengan menggunakan jangka sorong. Nilai ini diinputkan kedalam program menu. Program utama akan menghitung nilai dari jarak antar bidang ሺ ????????ℎ???????????????? ) dlam kristal. Langkah berikutnya, program utama akan melakukan perhitungan terhadap nilai-nilai parameter kisi untuk semua kemungkinan bidang dari sistem kristal heksagonal dengan memanfaatkan subroutine bisection. Pada langkah akhir, program utama akan memilih untuk semua kemungkinan bidang bidang kristal dari sistem kristal heksagonal untuk mana nilai parameter kisi a dan c yang hampir sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan parameter kisi a dan c untuk h k l berbeda adalah a=2.4998 Å dan c=4.0545 Å.
PENENTUAN FREKUENSI FUNDAMENTAL DAN FORMANT SUARA MANUSIA DEWASA BERDASARKAN PERBEDAAN SUKU DAN GENDER MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Endah Mulyani; Erwin '; Salomo '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 10 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.685 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.10.679-685

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang analisa spektrum suara manusia dewasa dengan umur 30-45 tahun berdasarkan perbedaan suku dan gender. Perekaman suara menggunakan mikrofon yang dihubungkan dengan laptop yang telah dilengkapi dengan software praat. Sampel yang direkam adalah suku Aceh, Batak, Jawa, Melayu, Minang dan Sunda dengan masing-masing suku 8 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Setiap pembicara mengucapkan kalimat “Selamat Sore Untukmu Indonesiaku”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap sampel memiliki durasi pengucapan yang berbeda-beda namun memiliki kesamaan dalam pengelompokan kata. Frekuensi dasar perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Hasil analisa pengaruh perbedaan suku terhadap nilai frekuensi dasar untuk gender laki-laki nilai tertinggi yaitu 187,4 Hz pada sample suku Batak diikuti sampel suku Minang 166,16 Hz, nilai terendah yaitu 112,43 Hz pada sampel suku Jawa diikuti sampel suku Sunda 118,85 Hz, untuk gender perempuan nilai tertinggi yaitu 283,5 Hz pada sample suku Batak diikuti sampel suku suku Minang yaitu 257,02 Hz, Frekuensi terendah yaitu 207,18 Hz pada sample suku Sunda diikuti sampel suku Aceh 216,98 Hz. Nilai formant rata-rata F1, F2, dan F3 pada setiap suku pada gender laki-laki maupun perempuan nilainya naik dari formant pertama (F1) sampai formant ketiga (F3).
Penentuan Energi Dan Fungsi Gelombang Elektron Dalam Kawat Kuantum Dengan Bantuan Komputer Erwin '; Salomo '; Rio Fauzi
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 9, No 04 (2012)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.651 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.9.04.365-373

Abstract

Kawat kuantum (nanowire) merupakan kawat dengan dimensi nanometer, dimana gerakanelectron didalamnya mengalami hoping dari satu site kesite berikutnya. Jika dalam kawat tersebut tidakterdapat impuritas (pengotor) maka gerakan electron adalah gerakan ballistic. Namun dalamkenyataannya pemuatan kawat kuantum tidak terlepas dari impuritas. Dalam tulisan didilakukan simulasiprogram komputer untuk menentukan eigen fungsi dan eigen energi elektron dalam kawat kuantum tanpaimputitas. Program yang dikembangkan ini menggunakan program MATLAB versi 7. Untukmendapatkan eigen function dan eigen energy dari electron dalam kawat kuantum, maka ditentukanpenyelesaian Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu. Dalam penelitian ini, program komputeryang dibuat terdiri dari 2 program yaitu program menu dan program utama. Program menu digunakanuntuk memasukkan data input yang nantinya ditulis dalam data file. Program ini memudahkan penggunadalam menginput data yang diperlukan dalam perhitungan. Program utama adalah program yangdigunakan untuk melakukan perhitungan terhadap eigen fungsi dan eigen energy.
STUDI GEJALA ARUS EDDY PADA PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN SOLENOID SILINDER Zulkarnain '; Erwin '; Rika Sawitri
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.798 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.745-751

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk merancang dan mengamati pengaruh arus Eddy terhadap ayunan bandul yang ditimbulkan oleh sumber magnet. Sumber medan magnet berasal dari dua solenoida silinder dengan 400 lilitan, diameter 3,8cm dan tinggi 10cm serta magnet Neodymium Iron Boron (NdFeB). Untuk medapatkan nilai medan magnet yang lebih besar pada solenoid maka perlu penambahan inti menggunakan bahan ferromagnetic yaitu besi. Besarnya nilai medan magnet diukur menggunakan sensor Probe Magnetic Pasco PS-2162. Arus Eddy terjadi akibat perubahan fluks pada sumber magnet ketika plat bergerak bolak balik diantara sumber magnet. Nilai medan magnet divariasi berdasarkan arus listrik, jarak serta solenoid yang dihubungkan secara seri dan parallel. Dimensi dari plat alumunium memiliki panjang 10cm, lebar 6cm dan panjang tangkai 20cm. Plat dirancang dengan geometri lurus yaitu tanpa celah, satu celah, tiga celah, dan empat celah. Solenoida dengan inti ferromagnetik dihubungkan secara seri dengan jarak 1,5 cm dengan arus tertinggi yaitu 7A dapat menghasilkan medan magnet sebesar 37,8851 mT, besarnya medan magnet berbanding terbalik dengan jarak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah ayunan plat dipengaruhi oleh kuat medan magnet dan jumlah celah pada bandul. Semakin banyak jumlah celah maka jumlah ayunan semakin banyak dan waktu semakin lama diakibatkan oleh pemutusan arus Eddy yang terjadi pada celah-celah plat.Fenomena inidisebabkan olehpemotongan(strip) pada plat disirkuit terbukasehingga mengurangi arusEddy. Untukosilasidengan menggunakanNdFeB, jumlahosilasimengalamipenurunanyang signifikan.
FENOMENA ARUS EDDY PADA PLAT ALUMUNIUMMENGGUNAKAN SOLENOID BERBENTUK BALOK Zulkarnain '; Erwin '; Indah Cahyani
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.4 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.901-906

Abstract

Penelitian untuk mengamati fenomena arus eddy pada plat alumunium dan koil berbentuk solenoid balok telah dilakukan. Fenomena arus Eddy diamati pada plat alumunium dengan ukuran 6 x 10 cm dan memiliki tangkai dengan panjang 20 cm. Sumber medan magnet dihasilkan oleh solenoid yang dihubungkan secara seri dan paralel. Solenoid dirancang berbentuk balok dengan ukuran 4x4x10 cm. Solenoid diberi inti dari bahan ferromagnetik yaitu besi (Fe). Plat alumunium yang digunakan dirancang dengan empat model yaitu satu celah, tiga celah, empat celah dan tanpa celah.. Kuat medan magnet diukur dengan menggunakan Probe Magnetic Pasco PS-2162 secara horizontal dan vertikal terhadap solenoid dengan memvariasikan jarak dan besarnya arus. Hasil penelitian menunjukkan medan magnet terbesar dihasilkan oleh kumparan menggunakan inti yang dihubungkan secara seri yaitu sebesar 40.1535 mT pada arus 7A. Arus Eddy yang timbul pada plat dipengaruhi oleh besarnya kuat medan magnet dan jumlah celah pada plat. Semakin besar kuat medan magnet yang digunakan maka jumlah ayunan dari plat semakin menurun. Selain itu, jumlah ayunan menurun dengan bertambahnya jumlah celah pada plat. Penurunan ini disebabkan oleh adanya pemutusan dari arus Eddy yang terbentuk pada plat oleh celah-celah yang terdapat pada plat tersebut, sebagai perbandingan pengaruh kuat medan magnet terhadap jumlah ayunan digunakan magnet Neodymium Iron Boron sebagai sumber medan magnet dan hasilnya menunjukkan bahwa jumlah ayunan pada plat menurun secara drastis.
PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN DI ARAE HYDROCREAKER COMPLEX UNIBON REAKTOR UNIT 211 PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT II DUMAI Ramadhani Herlly; Erwin '; Riad Syech
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 10 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.456 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.10.686-692

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengukuran tingkat kebisingan di area Hydrocracker Complex Unibon Reaktor Unit 211 PT PERTAMINA RU II Dumai khususnya pada area reaktor, pompa, dan kompressor dengan metode survei lapangan. Alat yang digunakan untuk merekam tingkat kebisingan pada penelitian ini adalah dua buah sound level meter (SLM), sebagai fungsi waktu dan jarak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan tertinggi terjadi pada area kompressor yaitu dalam rentang 93,685 dBA sampai 93,689 dBA. Sedangkan tingkat kebisingan yang terjadi tiap harinya pada area reaktor, pompa, dan kompressor menghasilkan nilai yang hampir sama pada jam kerja yaitu 08:00 to 15:00.. Namun pada hari tertentu dan jam tertentu tingkat kebisingan mengalami fluktuasi yang cukup signifkan. Fluktuasi ini disebabkan oleh adanya kebocoran steam pada pipa koneksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tingkat kebisingan sebagai fungsi jarak dari sumber menuju Maintenance 687 Repository FMIPA 2 dan Campo reaktor menurun seiring dengan pertambahan jarak. Penurunan tingkat kebisingan sebagai fungsi jarak pada Campo Reaktor lebih cepat dibandingkan dengan maintenance dan ditunjukkan oleh persamaan garis lurus antara masing-masing maintenance dan campo reactor yaitu -0,9939d+80,087 dan -1,71d+88,25. Penurunan yang cepat disekitar Campo Reaktor ini disebakan adanya penyerapan bunyi oleh vegetasi disekitar area tersebut.
Pengaruh Tekanan Sputtering Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Interaksi Butiran Magnetik Dalam Lapisan Tipis Cobalt-Samarium Salomo '; Erwin '; Hera Didana
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 9, No 04 (2012)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.5 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.9.04.374-379

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Tekanan Sputtering Terhadap Kekasaran Permukaan danInteraksi Butiran Magnetik Dalam Lapisan Tipis Cobalt-Samarium (CoSm) dengan menggunakanAtomic Force Microscopy (AFM) dan Alternating Gradient Force Magnetometry (AGFM). TekananSputtering divariasi dari (4, 8, 12, 16 dan 20)x10-3 mbar, ternyata kekasaran permukaannya adalah (2,2;3,1; 3,2; 5,3 dan 5,8)nm dan interaksi butiran magnetiknya (0,49; 0,42; 0,30; 0,23 dan 0,20) sedangkannilai koersivitasnya adalah (1821,10; 1525,45; 1230,90; 920,75 dan 345,35)oersted.Terlihat bahwa kekasaran permukaan cenderung bertambah dengan naiknya tekanan Sputtering,sedangkan nilai interaksi butiran magnetik dan koersivitasnya cenderung menurun denganbertambahnya tekanan Sputtering.
PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ Salomo '; Erwin '; Ginisa Ardiyani
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 12 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.327 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.12.814-819

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang rancang bangun dan analisis kumparan Helmholtz yang dibuat dengan diameter 13 cm dan jumlah lilitan yang bervariasi yaitu dari : 50, 100, 150, 200 dan 250 lilitan. Medan magnetik yang ditimbulkan oleh kumparan ini diukur menggunakan probe magnetik pasco PS-2162 sebagai fungsi arus, jarak dan jumlah lilitan. Nilai maksimum medan magnetik yang dihasilkan pada pusat kumparan Helmholtz standar dengan arus sebesar 2 A adalah sebesar 7.156 x 10-5 T sedangkan untuk kumparan Helmholtz yang dibuat adalah 5.907 x 10-5T. Kenaikan jumlah lilitan dan kuat arus mengakibatkan medan magnetik juga semakin besar, untuk kumparan dengan jumlah lilitan 50 dan 250 yang dialiri arus sebesar 1.0 A menghasilkan medan magnetik masing-masing sebesar 5.241 x 10-5T dan 6.208 x 10-5T. Pertambahan ini sesuai dengan yang diharapkan dimana medan magnetik nilainya berbanding lurus dengan arus (I) dan jumlah lilitan (N). Nilai medan magnetik menurun ketika jarak semakin jauh dari pusat kumparan dalam arah horizontal dan vertikal.
PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN DI AREA HYDROCRACKER COMPLEX UNIBON REAKTOR PT. PERTAMINA REFINERY UNIT II DUMAI Silvia Noviana; Erwin '; Juandi '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 10 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.73 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.10.693-699

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk pemetaan tingkat kebisingan diarea Hydrocracker complex unibon Reaktor PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai dengan metode survey lapangan. Tingkat kebisingan diukur berdasarkan titik-titik kordinat dengan menggunakan sound level meter (SLM). Pengukuran ini dilakukan dari tanggal 13 – 23 April 2015 mulai jam 08:00 sampai 15:00 wib. Data hasil penelitian tingkat kebisingan diarea Hydrocracker Complex Unibon Reaktor secara umum jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan menurut keputusan menteri tenaga kerja nomor : KEP-51/MEN/1999, tentang nilai ambang batas (NAB) kebisingan ditempat kerja yang telah 694 2 ditetapkan sebesar 85 dBA. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya diinputkan kedalam software “surfer 11” untuk diproses sehingga dperoleh peta kontur kebisingan diarea hydrocracker unibon reaktor dengan pewarnaan yang bervariasi yaitu: kuning, hijau, biru, ungu kemerahan, merah, dan coklat tua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kebisingan tertinggi terletak pada area make-up kompressor yaitu mencapai 93,7 dBA yang ditunjukkan oleh warna coklat tua pada kordinat (4,18) dan tingkat kebisingan terendah yaitu 77,2 dBA terdapat pada kordinat (9,0) ditunjukkan oleh warna kuning pudar. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa tingkat kebisingan diarea Hydrocracker Complex Unibon Reaktor PT. Pertamina RU II berasal dari kompresor, pompa dan reaktor dengan nilai tingkat kebisingan masing masing adalah (90,0-93,3) dBA, (83,0- 92,3) dBA, (82,3-92,8) dBA.
PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Salomo '; Natalia '; Erwin '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.02 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.732-738

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengukuran spektrum suara manusia lansia berdasarkan jenis kelamin dan suku menggunakan software Praat. Suku yang dijadikan sampel penelitian yaitu suku Batak, Jawa, Melayu, Minang, Sakai dan Sunda. Proses perekaman suara manusia menggunakan mikrofon dan laptop (komputer) yang dilengkapi dengan software praat. Pengambilan sampel dilakukan dengan merekam suara lansia (60-70 thn) yang terdiri dua lakilaki dan dua perempuan setiap suku. Setiap sampel membaca sebuah kalimat yaitu “Joko Widodo adalah Presiden Indonesia yang Ketujuh” yang diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian Spektrum suara yang dihasilkan antara sampel laki-laki dan perempuan pada setiap suku berbeda-beda. Frekuensi dasar rata-rata tertinggi untuk laki-laki adalah suku Batak yaitu 158 Hz dan terendah adalah suku Minang yaitu 98 Hz. Frekuensi dasar rata-rata tertinggi untuk perempuan adalah suku Jawa yaitu 221 Hz dan terendah adalah suku Sunda yaitu 160 Hz. Frekuensi dasar untuk laki-laki dan perempuan secara umum berkurang seiring dengan pertambahan usia, bentuk organ penghasil suara dan kondisi sampel. Bertambahnya usia mempengaruhi nilai formant. Semakin tua usia seseorang maka nilai formantnya semakin menurun. Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan hal yang sama, namun ada beberapa sampel yang nilai formantnya mengalami kenaikan, kenaikan ini disebabkan adanya perubahan jarak antara mulut sampel terhadap mikrofon.