Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN DAN BUAH MURBEI (MORUS ALBA L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN SHIGELLA DYSENTERIAE Hastuti, Utami Sri; Oktantia, Anggia; Khasanah, Henny Nurul
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.801 KB)

Abstract

ABSTRAK   Buah murbei (Morus alba L.) selain dapat dikonsumsi langsung, juga dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk. Daun murbei juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit, antara lain: batuk, gangguan pencernaan makanan, bisul radang kulit. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji daya antibakteri dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei  (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro; 2) menguji daya antibakteri dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Shigella dysenteriae secara in vitro; 3) mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus; 4) mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FMIPA UM dan laboratorium ekstraksi Materia Medika Batu. Daun dan buah murbei (M. alba L.) dihaluskan dan dilakukan maserasi dengan alkohol 95% selama 3 hari, kemudian disaring steril. Hasil penyaringan daun dan buah murbei tersebut dipisahkan dari pelarutnya melalui evaporasi. Selanjutnya dilakukan pengenceran ekstrak untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak 5%, 15%, 25%, 35%, 45%, 55%, 65%, 75%, 85%, dan 95%. Pengujian daya antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Ekstrak daun dan buah murbei (M. alba L.) diperlakukan pada biakan S. aureus dan S. dysenteriae yang telah ditumbuhkan pada medium Nutrient Agar dan diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 1 24 jam. Penentuan daya antibakteri ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dilakukan berdasarkan hasil zona hambat perrtumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae pada medium Nutrient Agar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh yang signifikan dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro; 2) ada pengaruh yang signifikan dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Shigella dycenteriae secara in vitro; 3) konsentrasi baik ekstrak daun maupun buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ialah 85%; 4) konsentrasi ekstrak daun murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae ialah 95%, sedangkan konsentrasi ekstrak buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae ialah 85%.   Kata Kunci: daun dan buah murbei (M. alba L.), efek antibakteri, Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae.
STUDI TENTANG PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN KAPANG KONTAMINAN PADA TEPUNG TERIGU Khasanah, Henny Nurul; Dewi, Otavia; Abidin, Safrudin M.; Hastuti, Utami Sri
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.533 KB)

Abstract

Tepung terigu merupakan komoditas pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan tepung terigu biasanya meliputi dalam proses pembuatan roti, makanan ringan dan aneka masakan. Dalam skala rumahtangga penggunaan terigu ini umumnya tidak digunakan sekaligus. Para konsumen biasanya menyimpan sisa penggunaan tepung terigu dalam jangka waktu yang lama  untuk digunakan secara berkala. Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengidentifikasi spesies-spesies kapang  kontaminan yang terdapat pada tepung terigu; 2) untuk meneliti pengaruh lama penyimpanan terhadap keanekaragaman spesies kapang kontaminan pada tepung terigu. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Sampel tepung terigu terdiri dari tiga macam merk yang disimpan dalam stoples kaca selama 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Sampel tepung diperiksa kualitas mikrobiologinya berdasarkan Angka Lempeng Total Koloni Kapang. Sampel tepung terigu yang diperlakukan dengan lama penyimpanan diambil 25 gram kemudian dilarutkan dalam 225 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkatan pengenceran 10-1. Selanjutnya dilakukan pengenceran suspensi  sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 104, 10-5, dan 10-6. Masing-masing suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium lempeng Czapek Agar (CA), lalu diinkubasikan pada suhu 25-270C selama 7x24 jam. Kapang kontaminan yang tumbuh diisolasi, dihitung jumlahnya dan diidentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) ada 14 spesies kapang kontaminan yang tumbuh dalam tepung terigu yaitu Penicillium funiculosum, Aspergillus flavus, Penicillium paraherquei, Eupenicillium hirayamae  Paecilomyces fulva, Aspergillus oryzae, Penicillium rugulosum, Aspergillus niger, Stachybotrys chartarum, Paecilomyces variotii, Cladosporium sphaerospermum, Aspergillus fumigatus, Aspergillus penicilloides, dan Penicillium corylophilum; 2) pada hari ke-0 terdapat lima spesies, pada hari ke-7 terdapat sembilan spesies dan pada hari ke-14 terdapat 14 spesies kapang kontaminan yang tumbuh      Kata kunci : tepung terigu, lama penyimpanan, kapang kontaminan
STUDI TENTANG PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN KAPANG KONTAMINAN PADA TEPUNG TERIGU Henny Nurul Khasanah; Otavia Dewi; Safrudin M. Abidin; Utami Sri Hastuti
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tepung terigu merupakan komoditas pangan yang banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan tepung terigu biasanya meliputi dalam proses pembuatan roti, makanan ringan dan aneka masakan. Dalam skala rumahtangga penggunaan terigu ini umumnya tidak digunakan sekaligus. Para konsumen biasanya menyimpan sisa penggunaan tepung terigu dalam jangka waktu yang lama  untuk digunakan secara berkala. Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengidentifikasi spesies-spesies kapang  kontaminan yang terdapat pada tepung terigu; 2) untuk meneliti pengaruh lama penyimpanan terhadap keanekaragaman spesies kapang kontaminan pada tepung terigu. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Sampel tepung terigu terdiri dari tiga macam merk yang disimpan dalam stoples kaca selama 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Sampel tepung diperiksa kualitas mikrobiologinya berdasarkan Angka Lempeng Total Koloni Kapang. Sampel tepung terigu yang diperlakukan dengan lama penyimpanan diambil 25 gram kemudian dilarutkan dalam 225 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkatan pengenceran 10-1. Selanjutnya dilakukan pengenceran suspensi  sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 104, 10-5, dan 10-6. Masing-masing suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium lempeng Czapek Agar (CA), lalu diinkubasikan pada suhu 25-270C selama 7x24 jam. Kapang kontaminan yang tumbuh diisolasi, dihitung jumlahnya dan diidentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) ada 14 spesies kapang kontaminan yang tumbuh dalam tepung terigu yaitu Penicillium funiculosum, Aspergillus flavus, Penicillium paraherquei, Eupenicillium hirayamae  Paecilomyces fulva, Aspergillus oryzae, Penicillium rugulosum, Aspergillus niger, Stachybotrys chartarum, Paecilomyces variotii, Cladosporium sphaerospermum, Aspergillus fumigatus, Aspergillus penicilloides, dan Penicillium corylophilum; 2) pada hari ke-0 terdapat lima spesies, pada hari ke-7 terdapat sembilan spesies dan pada hari ke-14 terdapat 14 spesies kapang kontaminan yang tumbuh      Kata kunci : tepung terigu, lama penyimpanan, kapang kontaminan
DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN DAN BUAH MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Shigella dysenteriae Utami Sri Hastuti; Anggia Oktantia; Henny Nurul Khasanah
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Buah murbei (Morus alba L.) selain dapat dikonsumsi langsung, juga dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk. Daun murbei juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa macam penyakit, antara lain: batuk, gangguan pencernaan makanan, bisul radang kulit. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menguji daya antibakteri dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei  (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro; 2) menguji daya antibakteri dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Shigella dysenteriae secara in vitro; 3) mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus; 4) mengetahui konsentrasi ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FMIPA UM dan laboratorium ekstraksi Materia Medika Batu. Daun dan buah murbei (M. alba L.) dihaluskan dan dilakukan maserasi dengan alkohol 95% selama 3 hari, kemudian disaring steril. Hasil penyaringan daun dan buah murbei tersebut dipisahkan dari pelarutnya melalui evaporasi. Selanjutnya dilakukan pengenceran ekstrak untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak 5%, 15%, 25%, 35%, 45%, 55%, 65%, 75%, 85%, dan 95%. Pengujian daya antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Ekstrak daun dan buah murbei (M. alba L.) diperlakukan pada biakan S. aureus dan S. dysenteriae yang telah ditumbuhkan pada medium Nutrient Agar dan diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 1 24 jam. Penentuan daya antibakteri ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dilakukan berdasarkan hasil zona hambat perrtumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae pada medium Nutrient Agar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh yang signifikan dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro; 2) ada pengaruh yang signifikan dari ekstrak ethanol daun dan buah murbei (M. alba L.) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap Shigella dycenteriae secara in vitro; 3) konsentrasi baik ekstrak daun maupun buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ialah 85%; 4) konsentrasi ekstrak daun murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae ialah 95%, sedangkan konsentrasi ekstrak buah murbei (M. alba L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Shigella dysenteriae ialah 85%.   Kata Kunci: daun dan buah murbei (M. alba L.), efek antibakteri, Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae.