p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL Damar Budi Laksono; Haryanto Yoso Wigroho
Jurnal Teknik Sipil Vol. 11 No. 2 (2012)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.495 KB) | DOI: 10.24002/jts.v11i2.2

Abstract

Baja adalah salah satu bahan yang penting dalam dunia konstruksi. Profil yang digunakan sebagai struktur utama (kolom dan balok) dalam suatu bangunan pada umumnya memakai profil hasil bentukan panas. Profil hasil bentukan dingin biasanya hanya digunakan sebagai gording dan rangka atap. Pada penelitian ini dicoba kolom profil C (hasil bentukan dingin) yang diberi perkuatan tulangan transversal dan dicor beton pengisi yang dibebani sentris pada pusat sumbu kolom. Penelitian ini menggunakan profil kanal C yang akan digunakan sebagai kolom dengan diberi cor beton pengisi dan diberi perkuatan transversal. Panjang kolom profil kanal C 750 mm sebagai kolom pendek dan 1500 mm sebagai kolom panjang. Dimensi profil yang digunakan adalah tinggi (h) = 92,8 mm; lebar (b) = 34,0333 mm; lebar sayap (a) = 8,2667 mm dan tebal (t) = 1,8 mm. Benda uji sejumlah 16 buah dimana terbagi menjadi 2 kelompok yaitu benda uji yang diberi cor beton pengisi dan yang tidak diberi diberi cor beton pengisi. Setiap kelompok tersebut terdiri dari 4 buah benda uji kolom pendek dan 4 buah benda uji kolom panjang. Variasi perkuatan transversal pada masing-masing benda uji tersebut berbeda-beda yaitu 50 mm, 75 mm dan 100 mm. Data yang diperoleh berupa data lendutan kolom kesamping dan beban sentris yang dicapai oleh kolom. Penambahan cor beton meningkatkan kekuatan pada kolom pendek rata-rata sebesar 185,7%. Sedangkan pada kolom panjang rata-rata sebesar 148%. Defleksi maksimum terbesar kolom pendek tanpa cor beton pengisi sebesar 7,4 mm pada perkuatan 75 mm. Sedangkan pada kolom panjang tanpa cor beton pengisi sebesar 19,05 mm pada perkuatan 75 mm. Pada kolom pendek dengan cor beton pengisi defleksi maksimum tersebar terjadi pada perkuatan 50 mm sebesar 11,36 mm. Pada kolom panjang terjadi pada perkuatan 75 mm sebesar 27,1 mm. Pemberian cor beton pengisi terbukti dapat mencegah tekuk lokal yang terjadi karena dengan pemberian cor beton pengisi meningkatkan beban yang diterimanya hingga dapat melalui beban teoritisnya.
STUDI KUAT LENTUR BALOK PROFIL C GANDA DENGAN PERANGKAI TULANGAN DIAGONAL Haryanto Yoso Wigroho; Jonathan Alfarado
Jurnal Teknik Sipil Vol. 14 No. 3 (2017)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.062 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i3.1978

Abstract

Abstract: Building construction like column, beam and girder at bridge generally used WF (wide flange) profile steel which is a steel from hot rolled steel process. For light construction like gording normally used channel (C) profile steel which is cold formed steel process. Therefore, this thesis research want to try to make a beam use channel (C) profile steel. In this paper, the test spec-imen in form of double channel (C) profile steel reinforcement with diagonal connector varied range of the connector welding with a distance h, 1,5h, 3h. Where h is then beam height of 20 cm. The method used in this thesis research is an experimental method which aims to find out the max-imum load that can be acceptable by double channel (C) profile beam. The result obtained from this thesis research are the test specimen with the code BCG200-2 can withstand the load of 1821,5280 kg, and then the test specimen with the code BCG300-1 can withstand the load of 1600,3116 kg, and the last test specimen with the code BCG600-2 can withstand the load of 841,8180 kg. From the result of this thesis research obtained too that the test specimen with the code BCG200-2 is the beam with most bending stress that is 102,9526 MPa. Abstrak: Konstruksi bangunan seperti kolom, balok dan gelagar jembatan biasanya menggunakan baja profil WF (wide flange) yang merupakan baja dari proses pembentukan keadaan panas (hot rolled steel). Untuk konstruksi ringan seperti gording biasanya digunakan baja profil C yang meru-pakan baja dari pembentukan keadaan dingin (cold formed). Maka dari itu, pada penelitian ini ingin mencoba membuat balok dengan menggunakan baja profil C. Pada tugas akhir ini, benda uji berupa baja profil C ganda dengan perangkai tulangan diagonal yang divariasikan jarak las perangkainya dengan jarak h, 1,5h, 3h. Dimana h adalah tingga balok yaitu 20 cm. Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini ialah metode eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar beban maksimal yang dapat diterima balok profil C ganda. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah benda uji dengan kode BCG200-2 mampu menahan beban sebesar 1821,5280 kg, kemudian benda uji dengan kode BCG300-1 mampu menahan beban sebe-sar 1600,3116 kg, dan yang terakhir benda uji dengan kode BCG600-2 mampu menahan beban sebesar 841,8180 kg. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa benda uji dengan kode BCG200-2 adalah balok dengan tegangan lentur terbesar yaitu 102,9526 MPa.
PERILAKU LENTUR BALOK LAMINASI KAYU GLUGU DAN SENGON DENGAN SAMBUNGAN EPOKSI DAN PAKU Henda Febrian Egatama; Haryanto Yoso Wigroho; Ade Lisantono
Jurnal Teknik Sipil Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v17i1.6335

Abstract

Kayu laminasi atau kayu glulam struktural (glued laminated timber) telah menjadi inovasi yang cukup berkembang dalam meningkatkan mutu kayu untuk digunakan sebagai elemen struktural suatu bangunan. Berbagai penelitian telah dilakukan sebagai upaya optimasi metode, antara lain dengan memvariasikan jenis kayu, dimensi, dan jumlah lamina. Penelitian untuk memeriksa pengaruh sambungan mekanis sebagai sambungan tambahan pada kayu laminasi dibutuhkan untuk memperluas inovasi metode, tetapi jumlah penelitian tersebut masih minim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak antar paku sebagai sambungan mekanis tambahan pada perilaku lentur balok laminasi, yang sudah direkatkan dengan lem epoksi. Dalam penelitian ini, balok laminasi kayu glugu-sengon-glugu berdimensi 5 x 7 cm diuji lentur satu titik dengan variasi jarak antar paku sebesar 5, 10, 15, dan 20 cm. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan sambungan paku dapat meningkatkan kekuatan lentur maksimum (MOR) sebesar 29% (47,67 MPa), 46% (54,01 MPa), 17% (43,12 MPa), dan 4% (38,49 MPa) pada variasi jarak antar paku 20 cm, 15 cm, 10 cm, dan 5 cm, dibandingkan dengan balok tanpa sambungan paku atau BK (36,91 MPa). Peningkatan nilai modulus elastisitas (MOE) terjadi pada variasi jarak antar paku 20 cm, 15 cm, dan 10 cm sebesar 19% (7213,22 MPa), 29% (7808,98 MPa), dan 16% (7016,08 MPa), sedangkan pada variasi jarak antar paku 5 cm terjadi penurunan sebesar 5% (5758,97 MPa), jika dibandingkan dengan BK (6042,20 MPa). Dari hasil tersebut, jarak optimal antar paku sebagai sambungan mekanis pada kayu laminasi adalah 15 cm. Lapisan kayu dengan kuat kelas yang lebih tinggi yang diletakkan pada bagian luar dapat memberikan penambahan kekuatan lapisan kayu dengan kuat kelas lebih rendah yang diletakkan di tengah.