Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ESTIMASI SEBARAN DAERAH POTENSI RESAPAN AIR KOTA PADANG Dwi Marsiska Driptufany; Quinoza Guvil; Syahri Ramadhan
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X Vol 21, No 1 (2019): Volume 21 No. 1 Februari 2019
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan pembangunan Kota Padang akan berbanding terbalik dengan berkurangnya daerah resapan air dan menjadi daerah yang kedap air yang membuat air hujan tergenang di permukaan dan terjadi banjir. Perkembangan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis telah memungkinkan mengkaji pola spasial potensi daerah resapan air dalam cakupan yang luas, termasuk pemetaan potensi daerah resapan air Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi sebaran kawasan resapan air di Kota Padang berdasarkan data parameter-parameter spasial seperti data curah hujan, kemiringan lereng, peta jenis tanah, dan penggunaan lahan yang diperoleh dari data citra landsat 8 OLI/TIRS. Penelitian ini menggunakan metode skoring dan tumpang susun atau overlay menggunakan Sistem Informasi Geografis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kawasan resapan air dengan luasan terbesar di daerah penelitian yaitu seluas 69,79% dari luas wilayah daerah penelitian terdapat pada kondisi resapan baik tersebar di wilayah timur Kota Padang yang merupakan wilayah pegunungan yang mempunyai ketinggian bervariasi dan sangat curam dengan ketinggian 1000 mdpl dan didominasi oleh hutan lebat.  Namun, sebagian besar kawasan resapan air di bagian timur Kota Padang telah kritis, disebabkan penggunaan lahan yang telah mengalami alih fungsi. Daerah potensi resapan air dapat diketahui luasan dan sebarannya dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis yang memungkinkan mengkaji pola spasial potensi daerah resapan air dalam cakupan yang luas dengan parameter-parameter spasial. Kata-kata kunci : resapan air,sistem informasi geografis,penginderaan jauh, spasial
Deteksi Perubahan Garis Pantai Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman Menggunakan Aplikasi Penginderaan Jauh Dwi Marsiska Driptufany
JURNAL TEKNIK SIPIL ITP Vol 7, No 2 (2020): JURNAL TEKNIK SIPIL (JTS) ITP
Publisher : LP2M ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman merupakan kabupaten/kota yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, hal ini mengakibatkan pantai Kabupaten dan Kota Pariaman rentan terjadinya abrasi dan akresi. Selain mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian abrasi dan akresi, sebaran lokasi perubahan garis pantai akibat dampak abrasi dan akresi perlu dipantau secara spasial dan temporal untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan garis pantai Kab. Padang Pariaman dan Kota Pariaman menggunakan data citra multi temporal. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh sebagai kajian yang cepat untuk menganalisis perubahan garis pantai dengan Citra Landsat 7 ETM tahun 2004 dan 2009, Citra Landsat 8 OLI tahun 2014, dan Citra Sentinel 2a tahun 2019 sebagai data sekunder. Perubahan garis pantai diperoleh menggunakan metode overlay peta hasil interpretasi citra 4 waktu pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan garis pantai tahun 2004-2009 karena abrasi dengan perubahan maksimal sebesar -20,98 meter/5 tahun, sedangkan perubahan yang terjadi karena akresi maksimal 0,78 meter/ 5 tahun. Pada garis pantai tahun 2009-2014 terjadinya perubahan karena abrasi dengan perubahan maksimal sebesar -41,79 meter/5 tahun, selain itu ada pula perubahan akibat akresi maksimal 8,65 meter/5 tahun. Sedangkan pada garis pantai tahun 2014-2019 terjadi karena abrasi dengan perubahan maksimal sebesar -17,13 meter/5 tahun, dan akresi maksimal 10,15 meter/5 tahun. Dari tahun 2004-2019 garis pantai banyak mengalami abrasi karena beberapa penyebabnya seperti gempa bumi, pasang air laut dan kurangnya batu pemecah ombak, sedangkan akresi yang terjadi pada kawasan pantai terjadi karena sedimentasi pasir laut oleh kawasan pantai serta beberapa faktor pembangunan yang sedang marak dilakukan di kawasan pesisir pantai Padang Pariman untuk meningkatkan kualitas pariwisata.Kata kunci: perubahan garis pantai, penginderaan jauh, abrasi, akresi
Identifikasi Urban Heat Island Kota Padang Menggunakan Teknik Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Fajrin; Dwi Marsiska Driptufany
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.901 KB) | DOI: 10.21063/jts.2019.V601.01-7

Abstract

Urban Heat Island (UHI) adalah sebuah fenomena lingkungan di mana suhu (misalnya bangunan, beton, aspal dan aktivitas industri) di daerah perkotaan secara signifikan lebih tinggi daripada di daerah pedesaan di dekatnya. Banyak bukti telah membuktikan bahwa itu dapat menyebabkan beberapa efek buruk bagi masyarakat, seperti peningkatan konsumsi energi. Suhu permukaan tanah (LST) diambil dari tiga perekaman data Landsat multitemporal untuk menganalisis pola spasial termal dan intensitas permukaan. UHI tidak dapat diketahui hanya melalui pemrosesan citra tanpa mengidentifikasinya dan analisa spasial melalui Sistem Informasi Geografis (SIG), proses penelitian ini ditandai dengan mengkonversi digital number pada citra satelit Landsat 7ETM+ dan Landsat 8 OLI/TIRS pada Band Thermal untuk menghasilkan LST, proses selanjutnya dilakukan di lingkungan perangkat lunak SIG untuk memperoleh sebaran UHI. Hasil analisa sebaran suhu permukaan daratan (LST) menunjukkan bahwa suhu maksimum kota padang tahun 2007 hingga 2013, terjadi kenaikan nilai suhu maksimum daratan kota padang sebesar 3.840C. Sedangkan untuk tahun 2013 hingga 2017 terjadi kenaikan suhu permukaan daratan 1.570C. Sementara itu untuk sebaran UHI kota padang pada periode pengamatan mengalami peningkatan yang signifikan, terdistribusi hampir keseluruh wilayah pinggiran kota dengan luas awal tahun 2007 yakni 31, 37 Ha menjadi 8.754,60 Ha pada tahun 2017.
Pemanfaatan Citra Landsat 8 untuk Mendeteksi Tingkat Kesehatan Tanaman Kelapa Sawit Menggunakan Metode Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) di Kabupaten Bengkalis Kecamatan Mandau Dwi Arini; Silvina Mayang Sari; Dwi Marsiska Driptufany
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 2 (2022): El-Jughrafiyah : August, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v2i2.18744

Abstract

Tanaman Kelapa sawit yang identik dengan tanaman perkebunan memiliki peranan penting bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani. Kebutuhan akan tanaman kelapa sawit meningkatkan permintaan terhadap produksi minyak yang dihasilkan oleh tanaman tersebut sehingga kebutuhan akan lahan pertanian kelapa sawit juga meningkat layaknya lahan yang dimiliki oleh masyakarat di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Tingkat perekonomian masyarakat sekitar daerah tersebut rata-rata tergantung pada lahan kelapa sawit, sehingga diperlukan monitoring tingkat kesehatan tanaman kelapa sawit yang menjadi tujuan dari penelitian ini dengan menggunakan metode Normalized Difference Vegetaion Index (NDVI). Data citra landsat 8 OLI di kecamatan Mandau digunakan sebagai data dasar dengan menganalisa objek pengamatan yang terdiri dari beberapa wilayah objek pengamatan satu hingga delapan belas (OP1 – OP18). Hasil menunjukan peta tingkat kesehatan kelapa sawit dengan klasifikasi tingkat kesehatan terbagi menjadi tiga (3) kelas, yaitu Kesehatan baik, normal, dan buruk. Nilai rentang NDVI 0,421 - 0,72 dengan luas 31.387,29 Ha dengan kesehatan baik, rentang NDVI 0,221 – 0,42 pada kesehatan normal dengan luas 7.192,35 Ha, dan kelas kesehatan buruk dengan luas 253,62 Ha pada rentang NDVI 0,1 – 0,22
Pemetaan Sebaran Lahan Terbangun di Kawasan Sempadan Pantai Kota Padang Menggunakan Citra Resolusi Tinggi Dwi Marsiska Driptufany; Fajrin _; Ari Kusuma; Quinoza Guvil
EL-JUGHRAFIYAH Vol 2, No 2 (2022): El-Jughrafiyah : August, 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jej.v2i2.18738

Abstract

Kota Padang memiliki destinasi wisata pantai yang potensial. Hal ini berdampak pada banyaknya aktivitas pembangunan permukiman di kawasan pesisir terutama di kawasan sempadan pantai. Setiap pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang mempunyai sempadan pantai wajib untuk menetapkan batas wilayah sempadan pantainya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran lahan terbangun di kawasan sempadan pantai Kota Padang menggunakan citra resolusi tinggi dan foto udara. Penelitian ini menggunakan analisis spasial dengan pemanfaatan data penginderaan jauh dan foto udara. Metode analisis yang digunakan yaitu buffer dan overlay. Hasil penelitian menunjukkna bahwa lahan terbangun yang berada di dalam kawasan sempadan pantai di Kota Padang seluas 423.493,8656 m² atau 42,35 ha. Lahan terbangun yang tersebar di kawasan sempadan pantai Kota Padang didominasi oleh permukiman penduduk, selain itu berupa bangunan fasilitas pariwisata, fasilitas umum dan bangunan ruko. Meskipun persentase luasan lahan terbangun di kawasan sempadan pantai di Kota Padang hanya mencapai 5,8 persen, namun hal ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan dan mengurangi fungsi konservasi dari sempadan pantai
KARAKTERISTIK SPESIES FAUNA EKOSISTEM MANGROVE DENGAN METODE SURVEI DI KAWASAN TELUK BUNGUS – PADANG Dwi Marsiska Driptufany; Fajrin Fajrin; Henny Yulius; Muhammad Hidayat; Eni Kamal; Aprizon Putra; Abdul Razak
Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan (JKPL)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1097.588 KB)

Abstract

Mangrove ecosystems provide a variety of ecosystem services, including coastal protection, carbon sequestration, and opportunities for biodiversity. The mangrove ecosystem, which is an intermediate area between sea and land, has a sharp environmental characteristic gradient. The tides of seawater can cause large fluctuations in several environmental factors, especially temperature and salinity so that the animals that survive and thrive in the mangrove ecosystem are animals that have a great tolerance to extreme changes in environmental factors. This study aims to determine and identify the diversity of fauna species in the mangrove ecosystem. The survey location in this study is in the mangrove area of ​​Bungus Bay which is spread over 4 observation points, namely location 1 (Cindakir), location 2 (Kaluang Cove), location 3 (Kabung Labuhan Cino Cove), and location 4 (Pandan Cove) which is mangrove ecosystem as a sub-system of the coastal ecosystem. Based on the results of the field survey, there were no endemic species found in the protected zone on the coast of Bungus Bay. The fauna found in the mangrove ecosystem in the Bungus Bay area is divided into 2 (two) fauna characteristics, namely vertebrates consisting of 5 (five) species, namely aves (birds), reptiles, amphibians, mammals and primates and fish vertebrates. While invertebrates consist of Crustaceans or crabs, carideas or shrimp, molluscs, echinoderms, and polychaeta or worms. The results of the field survey showed that the types of species based on the family characteristics of the fauna found in the mangrove ecosystem at observation location 1 (Cindakir) were less than the number of species found at observation locations 2, 3 and 4 (Kaluang Cove, Kabung Labuhan Cino Cove, and Pandan Cove).
MODEL PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN MELALUI INDUSTRI PENGOLAHAN ABON IKAN DENGAN SISTEM DINAMIK DI PASIE NAN TIGO - PADANG Dwi Marsiska Driptufany; Iswandi Umar; Indang Dewata; Fajrin Fajrin; Aprizon Putra; Arman A; Henny Yulius; Mira Hasti Hasmira; Muhammad Hidayat; Ramadani Yusran
Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan (JKPL)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.683 KB)

Abstract

Caught fish that have been processed into abon fish increase the sale value of fish. Increasing the selling value of fish and developing business opportunities can increase fishermen's household income and become one of the solutions to poverty in coastal regions. This study aims to analyze the factors that influence the production of the catch and income of traditional fishermen's fishing business. This study aims to analyze a dynamic system model of increasing fishermen's income through the abon fish processing industry in Pasie Nan Tigo Village, Koto Tangah Sub-district - Padang City. This study uses a dynamic systems modeling approach in analyzing the added value of abon fish processing. The results showed that in a scenario with a distribution proportion of 70%: 30%, the sales value of products that undergo processing (abon fish) is higher than raw fish sold without undergoing any processing. The ratio of the sales value between processed abon fish to raw fish sold without undergoing any processing is 115:100. This means that the same volume of fish processing (abon fish) has increased the sale value of raw fish by 15%. This sales value ratio will certainly increase fishermen's income.
PEMANTAUAN DEFORMASI PULAU SUMATRA BERDASARKAN SURVEY GNSS STASIUN SUMATRAN GPS ARRAY (SuGAr), INA-CORS, dan IGS (International GNSS Service) TAHUN 2018-2022 Dira Muvianti Warman; Dwi Marsiska Driptufany; Dwi Arini; Defwaldi Defwaldi; Saiyidinal Fikri; Susilo Susilo
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.81

Abstract

Secara geografis Pulau Sumatra terletak di 6°LU - 6°LS dan di antara 95°BT - 109°BT, bagian barat Pulau Sumatra terdapat subduksi lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia, dan juga Pulau Sumatra juga terdapat jalur api pasifik. Zona patahan dan aktivitas vulkanik ini sangat aktif mengeluarkan energinya setiap tahunnya. Pada penelitian ini menggunakan 9 stasiun CORS dan 44 stasiun SuGAr yang tersebar di sepanjang Pulau Sumatera. Dengan DOY 001, 002, 003. Penelitian ini menggambarkan analisis dari perubahan posisi Pulau Sumatra berdasarkan pengamatan stasiun SuGAr dan INA-CORS. Pengolahan data penelitian ini menggunakan software sentific GAMIT, GLOBK. Penelitian ini menghasilkan kecepatan horizontal dan pola pergerakan dari masing – masing Stasiun CORS dan SuGAR yang ada di Pulau Sumatra. Pergerakan yang terbesar terdapat pada stasiun BTET yang bergerak ke timur sebesar 39,27 mm/tahun, dan ke arah utara sebesar 38,59 mm/tahun. Stasiun dengan pergerakan terkecil terdapat pada stasiun CORS CTCN yang bergerak ke arah timur sebesar 16,7 mm/tahun, dan ke arah barat sebesar 0,73 mm/tahun.
Analisis Kerusakan Lahan Akibat Tambang Emas Pada Sub Das Pamong Gadang Yori Ananda; Dwi Marsiska Driptufany; Defwaldi; Ilham Armi
Educativo: Jurnal Pendidikan Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi dan Sains (Marostek) IN PRESS
Publisher : PT. Marosk Zada Cemerlang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56248/marostek.v2i1.84

Abstract

Tujuan studi ini ialah untuk melihat seberapa besar pengaruh kerusakan lahan yang terjadi akibat kegiatan penambangan emas terhadap kondisi perubahan lahan dan tingkat kerusakan lahan di sekitar aliran Sungai Pamong Gadang, Kabupaten Solok Selatan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode skoring dan overlay, data yang digunakan adalah landsad 8 OLI tahun 2013, 2017 dan 2022. Yang diolah dengan metode supervised classification dan digitaze on screen. Kemudian untuk Uji Akurasi dilakukan survey dan wawancara. Selanjutnya untuk melihat luas perubahan penggunaan lahan yang dialih fungsi menjadi lokasi penambangan emas dari setiap penggunaan lahan yang ada pada daerah penelitian. Hasil penelitian ini untuk tingkat kerusakan lahan ditemukan bahwa terjadi perubahan penggunaan lahan dari penggunaan lahan lainnya menjadi lahan penambangan emas seluas 42,20 Ha dari tahun 2013 hingga tahun 2022. Kemudian dihasilkan peta tingkat kerusakan lahan dengan tiga parameter yaitu kerapatan vegetasi, umur tambang dan jenis tailing. Lahan dengan tingkat kerusakan tinggi seluas 5,03 Ha, kerusakan sedang 14,73 Ha dan kerusakan rendah 22,44 Ha. Luas kerusakan lahan terbesar di antara dua Kecamatan yaitu Kecamatan Sangir dan Sangir Jujuhan. Pada Kecamatan Sangir ditemukan lahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 20,94 hektar, kerusakan sedang seluas 8,58 hektar dan kerusakan tinggi 4,30 hektar. Kemudian pada Kecamatan Sangir Jujuhan ditemukan lahan dengan tingkat kerusakan rendah seluas 1,52 hektar, kerusakan sedang seluas 6,14 hektar dan kerusakan tinggi seluas 0,72 hektar. Dapat disimpulkan bahwa keruskan lahan terparah berada pada kecamatan sangir dengan tingkat kerusakan tinggi mencapai 4,30 hektar. Kemudian analisis tingkat kerusakan, pada Kecamatan Sangir ditemukan kerusakan lahan akibat penambangan emas seluas 33,82 hektar.dan pada Kecamatan Sangir Jujuhan ditemukan total kerusakan akibat penambangan emas seluas 8,38 hektar. Maka di simpulkan bahwa kerusakan terluas berada pada Kecamatan Sangir dengan luas lahan yang beralih fungsi menjadi lokasi penambangan emas seluas 33,82 hektar yang mana adalah 80,15% dari total kerusakan lahan akibat tambang emas pada tahun 2022.
Perbandingan Direction Ascending dan Descending di Segmen Sianok Sesar Semangko Menggunakan Metode Ps-InSAR Monalisa Perwanda; Dwi Marsiska Driptufany; Sayidinal Fikri; Dwi Arini; Fajrin Fajrin
Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik  Vol. 2 No. 1 (2024): Februari : Venus: Jurnal Publikasi Rumpun Ilmu Teknik
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/venus.v2i1.183

Abstract

The movement of the Sumatran fault is triggered by plate activity in the western subduction zone of Sumatra, namely the Indo-Australian plate which moves down the Eurasian plate, causing pressure to push the Sumatra region towards the north. The purpose of this study is for the results of Ascending and Descending data on the impact of faults that occur on the Semangko Segment Sianok fault from 2020-2023 and to map the Land Displacement of the Semangko Segment Sianok fault from 2020-2023. Based on the results of data processing in this study, it can be concluded that in this study using ascending and descending direction data that experienced land movement (Land Displacement) due to this movement the impact of faults that occurred due to seismic activity along the segment resulted in the impact of natural disasters such as landslides, and earthquakes. This impact was triggered due to land movement because the effects of surface faults and ground shaking did cause most of the damage in several events. The ascending data explains the annual uplift of 15.28 mm marked in dark blue and the red color on the map shows the subsidence of -30.55 mm per year, while the light bitu color dominates in urban areas or areas inhabited by many people. While in the descending data, changes in land movement show an annual uplift of 6.74 mm and the red color shows subsidence of -13.47 mm per year. From the color change of each data shows ascending and descending data experiencing land subsidence uplift and subsidence.