Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN PROSES PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH DI TINJAU DARI STRUKTUR MIKRO Hafni Hafni
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X Vol 18, No 1 (2016): Volume 18 No. 1 Februari 2016
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karena sifatnya yang lunak, liat dan mudah dibuat, baja banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan suatu produk. Untuk mendapatkan sifat yang keras pada permukaan dan tetap lunak pada intinya maka dilakukan proses pengerasan permukaan (face hardening), sehingga produk tersebut dapat difungsikan sesusai dengan tujuan desainnya. Salah satu cara untuk melakukan pengerasan permukaan ini adalah dengan media carbon padat atau  pack carburizing. Untuk melakukan  proses carburizing ini, diperlukan sebuah tungku pembakar yang dirancang tahan panas serta mudah dioperasikan. amandengan bahan bakar batu barauntuk penguji tungku yang telah dirancang dilakukan pengujian pada baja rabon rendah dengan mengunakan media karburisasi 1000 gr arang aktifdengan variasi : 200 gram, 100 gram, 66.7 gramCalsium Carbonat (CaCo3) padatemperatur  pemanasan 950 0C dan waktu tahan 4 jam Kemudian dilanjukan dengan proses quenching. Dari hasil pengujianmenunjukan bahan uji dengan komposisi 1000 gr arang aktif dengan 200 gramcalcium carbonat lebih baik penambahan unsur karbon sehingga waktu dilakukan quenching terbentuk struktur mikro martensite. Kata kunci : Komposisi, Temperatur, Waktu tahan,Komposisi Arang aktif dan CaCo3
PENGUJIAN TUNGKU PACK CARBURIZING UNTUK PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA KARBURISASI CAMPURAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN BaCo3 Hafni Hafni; Nurzal Nurzal
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X Vol 16, No 1 (2014): Volume 16 No 1 Februari 2014
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.906 KB)

Abstract

Karena sifatnya yang lunak, liat dan mudah dibuat, baja banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan suatu produk. Untuk mendapatkan sifat yang keras pada permukaan dan tetap lunak pada intinya maka dilakukan proses pengerasan permukaan (face hardening), sehingga produk tersebut dapat difungsikan sesusai dengan tujuan desainnya. Salah satu cara untuk melakukan pengerasan permukaan ini adalah dengan media carbon padat atau pack carburizing. Untuk melakukan proses carburizing ini, diperlukan sebuah tungku pembakar yang dirancang tahan panas serta mudah dioperasikan. aman dengan bahan bakar batu bara . untuk penguji tungku yang telah dirancang dilakukan pengujian pada baja rabon rendah dengan mengunakan media karburisasi campuran arang tempurung kelapa dan BaCo3. Temperature pemanasan 980 0C dan waktu tahan 4 jam. Kemudian dilanjukan dengan proses quenching. Dari hasil metallography dapat dilihat sampel uji yang telah di lakukan karburisasi, pada sisi luarnya terlihat struktur mikro martensite dan bagian tengah ferrite – Pearlite. Ini menunjukan bahan uji telah terjadi pengerasan permukaan dengan bertambahnya unsur karbon pada permukaan bahan uji. Dari hasil pengujian dapat dikatakan bahwa tungku yang telah dirancang telah memenuhi tujuan desainnya sebagai tungku pack carburizing.
Effect of Oil on the Electrodes of the Low-Carbon Steel Welding Using DCSP Polarity in Terms of Microstructure Hafni Hafni; Karnova Yanel
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.802 KB)

Abstract

The flaws or failures that occur in the welding results can be caused by many things, one caused by the quality of the electrode. The quality of the electrode may be affected by moisture caused by water or oil, thereby damaging the flux lining the electrode. To know how big influence of oil on electrode to result of welding of low carbon steel hence conducted a research by using oil as element of elektrodanya moisturizer. The humidity of the electrode is carried out by immersing the electrodes into the SAE 40 oil oil until it reaches the absorption of 5% by weight of the electrode. Welding process is then performed on low carbon steel plate with DCSP polarity.The result of welding is metallographic testing to observe macrostructure and microstructure of welding area and base metal. From the test results obtained that the moisture of electrodes by oil cause defects in the weld metal region on the low carbon steel welding results.
PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN CALCIUM CARBONAT DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DI TINJAU DARI STRUKTUR MICRO Hafni Hafni; Nurzal Nurzal
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.969 KB)

Abstract

Karena sifatnya yang lunak, liat dan mudah dibuat, baja banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan suatu produk. Untuk mendapatkan sifat yang keras pada permukaan dan tetap lunak pada intinya maka dilakukan proses pengerasan permukaan (face hardening), sehingga produk tersebut dapat difungsikan sesuai dengan tujuan desainnya. Salah satu cara untuk melakukan pengerasan permukaan ini adalah dengan media carbon padat atau pack carburizing. Untuk melakukan proses carburizing ini diperlukan sebuah tungku pembakar yang dirancang tahan panas serta mudah dioperasikan. aman dengan bahan bakar batu bara untuk penguji tungku yang telah dirancang dilakukan pengujian pada baja rabon rendah dengan mengunakan media karburisasi campuran arang tempurung kelapa dan Calsium Carbonat (CaCo3). Temperatur pemanasan 950 0C dan variasi waktu tahan; 3 jam 4 jam dan 5 jam. Kemudian dilanjukan dengan proses quenching. Dari hasil metallography diperoleh sampel uji dengan waktu tahan 4 jam dan 5 jam pada sisi luarnya terlihat struktur mikro martensite dan bagian tengah ferrite – pearlite. Ini menunjukan bahan uji telah terjadi penyerapan penambahan unsur karbon sehingga waktu dilakukan quenching terbentuk struktur mikro martensite .
The Effect of Electrode Angle in Forward Welding Thechnique On Fusion Depth Hafni Hafni; Rifqi Rifqi
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.698 KB)

Abstract

Shielded metal arc welding (SMAW) or manual metal arc welding (MMAW) is included in a group of fusion welding that uses heat generated by a jump in electric ions that occur between the cathode and anode (the tip of the electrode and the surface of the base metal), thus melting together. During the melting process between the electrode and the base metal is protected by a protective gas that comes from the flux of electrodes which fuses during the welding process, then in the process of freezing the flux floats above the weld metal turns into slag, this slag serves to hold the cooling rate on the metal weld. Penetration (fusion depth) of weld metal on base metal is greatly influenced by heat input. This heat input is also influenced by the welding technique and the electrode angle. In this research, advanced welding techniques are used, namely smelting occurs in front of the electrode and the electrode angle is 70°, 75°, 80o, 85o and 90°. the base metal used is low carbon steel ST 37, the electrode used is the AWS E 6013 electrode with a diameter of 3.2 mm with a current of 85 amperes, a voltage of 30 volts. Welding speed 2.49 mm /s. From the results of a macro photo, it can be seen that the electrode angle greatly affects the width and depth of penetration, where at the angle of the 900 electrode it has penetration: 88 µm wide and 6.6 µm depth.
PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN CALCIUM CARBONAT DAN ARANG TEMPURUNG KELAPA, DI TINJAU DARI KEKERASAN Hafni Hafni
Jurnal Teknik Mesin (JTM) Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : LP2M - Institut Teknologi Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.247 KB)

Abstract

Karena sifatnya yang lunak, liat dan mudah dibuat, baja banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan suatu produk. Untuk mendapatkan sifat yang keras pada permukaan dan tetap lunak pada intinya maka dilakukan proses pengerasan permukaan (face hardening), sehingga produk tersebut dapat difungsikan sesusai dengan tujuan desainnya. Salah satu cara untuk melakukan pengerasan permukaan ini adalah dengan media carbon padat atau pack carburizing. Untuk melakukan proses carburizing ini, diperlukan sebuah tungku pembakar yang dirancang tahan panas serta mudah dioperasikan. aman dengan bahan bakar batu bara . untuk penguji tungku yang telah dirancang dilakukan pengujian pada baja rabon rendah dengan mengunakan media karburisasi campuran 500 gram arang tempurung kelapa dan 50 gram calsium carbonat ( CaCo3), temperature pemanasan 950 0 C dan variasi waktu tahan; 3jam 4 jam dan 5 jam. Kemudian dilanjukan dengan proses quenching. Dari hasil pengujian kekerasan di peroleh data kekerasan 34 hrc pada waktu tahan 5 jam. Ini menunjukan bahan uji telah terjadi pengerasan permukaan dengan bertambahnya unsur karbon pada permukaan bahan uji
The Effect of Electrode Moisture and Polarity On SMAW Welding of Low Carbon Steel Hafni Hafni
Jurnal Teknik Mesin Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin Vol.11 No.1 April 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2021.v11.i1.80-85

Abstract

Welding using moist electrodes and the choice of polarity is expected to affect the defects that usually arise in the welding results of ST 37 low carbon steel. To find out how big the influence of electrode humidity and polarity on defects in low carbon steel welding results, a study was carried out using fluid as an electrode moisturizing element. The electrode humidification process is carried out by allowing the electrodes to be contaminated by humidity for 3 days, 6 days and 9 days, before welding the base metal. After welding with these electrodes, metallographic testing is carried out to observe the macrostructure and microstructure of the welding results. From the test results, it is found that the humidity of the electrode does not affect the defects that arise in the welding results of low carbon steel as long as it does not damage the flux of the electrode.
The Effect of Electrode Angle in Forward Welding Thechnique On Fusion Depth Hafni Hafni; Rifqi Rifqi
Jurnal Teknik Mesin Vol 9 No 1 (2019): Jurnal Teknik Mesin Vol.9 No.1 April 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2019.v9.i1.15-18

Abstract

Shielded metal arc welding (SMAW) or manual metal arc welding (MMAW) is included in a group of fusion welding that uses heat generated by a jump in electric ions that occur between the cathode and anode (the tip of the electrode and the surface of the base metal), thus melting together. During the melting process between the electrode and the base metal is protected by a protective gas that comes from the flux of electrodes which fuses during the welding process, then in the process of freezing the flux floats above the weld metal turns into slag, this slag serves to hold the cooling rate on the metal weld. Penetration (fusion depth) of weld metal on base metal is greatly influenced by heat input. This heat input is also influenced by the welding technique and the electrode angle. In this research, advanced welding techniques are used, namely smelting occurs in front of the electrode and the electrode angle is 70°, 75°, 80o, 85o and 90°. the base metal used is low carbon steel ST 37, the electrode used is the AWS E 6013 electrode with a diameter of 3.2 mm with a current of 85 amperes, a voltage of 30 volts. Welding speed 2.49 mm /s. From the results of a macro photo, it can be seen that the electrode angle greatly affects the width and depth of penetration, where at the angle of the 900 electrode it has penetration: 88 µm wide and 6.6 µm depth.
Effect of Electrode Product Merk with AWS E6013 JIS 4313 Specification on Low Carbon Steel in Weld Metal Area Hafni Hafni
Jurnal Teknik Mesin Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Teknik Mesin Vol.11 No.2 October 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) - ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtm.2021.v11.i2.153-156

Abstract

In this study, the material used is low carbon steel with a tensile stress of 37kg/mm2, using electrodes with specifications AWS E 6013 JIS E 4313 with a diameter of 2.6 mm, which has a tensile stress of 60,000 psi or 43 kg/mm2. In the selection of specifications, what attracts attention is the price of these electrodes varies greatly with very different price differences. There is an assumption that cheap electrodes are of poorer quality than expensive ones. In this study, 3 different brands of electrode products were used with the AWS E 6013 JIS 4313 electrode specifications. SMAW welding process on low-voltage carbon steel material test material 37 kg/mm2 thickness 10, length 150 mm width 100 mm, using electrodes with AWS E 6013 JIS 4313 diameter 3.2 mm, electrode temperature 150 0F (65.5 0C), Welding position 1 G, groove connection type V, welding machine DC polarity DCRP current, voltage 23 volts, current 75 A on layer 1, 90 A on layer 2 and 85 A on layer 3, welding speed 32 cm/minute From the results of metallography testing in the weld metal area, it shows that the 3 brands of electrode products show the same composition of the market, namely ferrite pearlite with a ferrite matrix. From this it can be concluded that the price of the electrode product with specifications aws 6013 JIS 4313, does not affect the welding results.
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN MESIN PERAJANG TALAS Dedi Wardianto; Hafni Hafni; Mego Hadi Perkasa
Jurnal Teknologi dan Vokasi Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Teknologi dan Vokasi
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21063/jtv.2023.1.1.5

Abstract

Mesin perajang talas ini akan bekerja ketika motor listrik dihidupkan maka akan berputar kemudian gerak putar dari mesin ditransmisikan ke pulley dengan menggunakan v-belt untuk menggerakkan poros maka piringan tempat pisau akan berputar dan talas siap untuk dirajang. Setelah talas dirajang maka akan keluar melalui corong. Selama ini industri atau produk-produk mesin industri menunjukkan kemampuan yang sangat pesat, baik dari segi volume maupun segi keragaman produk yang dihasilkan. Perkembangan produk tidak hanya di tandai dengan terpenuhnya kepentingan masyarakat akan produk industri baik skala kecil maupun besar, tetapi juga mengarah ke arah ekspor yang akan meningkatkan devisa bagi negara Indonesia. Komonitas pertanian sangatlah banyak salah satunya adalah talas, dikarenakan musim yang cocok dengan wilayah Indonesia. Dengan perkembangan kemajuan teknologi tepat guna dapat ditemukan alat–alat teknologi yang dapat mengolah hasil tani, jadi dibuatkan lah pemikiran bagaimana meningkatkan dan meringankan pekerjaan atau mengolah hasil panen atau mengolah hasil talas ntuk meningkatkan harga jual yang lebih baik lagi. Tujuan penelitian secara umum yaitu untuk mempermudah pengirisan talas bagi pengusaha keripik terutama keripik talas, dan bisa juga dioperasikan untuk pemotongan atau pengirisan seperti tempe, kentang, ubi-ubian, wortel, dll. Adapun tujuan khusus untuk pembuatan alat ini adalah Mengetahui kapasitas alat perajang talas, Mengetahui komponen-komponen yang ada pada alat perajang talas dan Menganalisa hasil potongan alat perajang talas. Dari pembuatan alat dapat diambil kesimpulan Alat perajang talas ini dioperasikan secara semi otomatis dengan menggunakan motor listrik. Metode perajangan mesin ini adalah perajangan tunggal dengan 1 jenis pisau yang memotong talas secara berkesinambungan. Desain mesin perajang talas ini membutuhkan daya dari motor listrik sebesar ¾ HP. Kapasitas efektif alat yang diperoleh mesin perajang talas yaitu 33,3 gr/s.