Proses pembelajaran matematika di sekolah masih bersifat monoton dengan guru sebagai pusat pembelajaran dan metode belajar yang konvensional. Padahal matematika yang sifatnya abstrak, sangat menuntut guru untuk melakukan inovasi pembelajaran di kelas supaya siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Hal inilah yang mengakibatkan siswa malas untuk mempelajari matematika. Untuk itu, guru harus membuat pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan bersifat kontekstual dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan etnomatematika menjadi satu alternatif untuk mengatasi hal ini. Pendekatan pembelajaran dengan etnomatematika dapat menjembatani matematika dalam kehidupan sehari-hari yang berbasis budaya lokal. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk menggambarkan pemanfaatan budaya lokal tabot sebagai media pembelajaran bangun ruang berbasis etnomatematika. Informasi diperoleh melalui dokumentasi, observasi dan wawancara. Banyak hal yang dapat dimanfaatkan dari budaya lokal seperti budaya Tabot Bengkulu yang berhubungan dengan pembelajaran bangun ruang di sekolah. Bagian-bagian dari tabot terbentuk dari beberapa bangun ruang seperti, kubus, balok, limas terpancung. Bentuk-bentuk inilah yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika pada materi bangun ruang. Kata kunci : bangun ruang, etnomatematika, kontekstual, realistik ABSTRACTThe process of learning mathematics in schools is still monotonous with the teacher as the center of learning and conventional learning methods. Even though mathematics which is abstract in nature, really requires teachers to innovate learning in the classroom so that students do not feel bored and bored. This has made students lazy to learn mathematics. For this reason, teachers must make learning that involves students actively and is contextual in their daily lives. Learning realistic mathematics with ethnomatematics approach becomes an alternative to overcome this. Learning approach with ethnomatematics can bridge mathematics in daily life based on local culture. This research is a qualitative descriptive ethnographic approach to illustrate the use of local culture as a medium of learning media based on ethnomatics. Information obtained through documentation, observation and interviews. Many things can be utilized from local culture such as Bengkulu Tabot culture that is related to learning to build space in schools. Parts of the tabot are formed from several building blocks such as cubes, beams, pyramid and beheaded. These forms can then be used as a medium for learning mathematics in the material of building space. Keywords : building space, ethnomatematics, contextual, realistic