Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Aktivitas Repelan Minyak Atsiri Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt.) Pada Nyamuk Aedes Aegypti Widiyastuti, Lina; Ikhsanudin, Azis; Noorlina, Noorlina
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.851 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i1.12355

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas repelan minyak atsiri biji pala terhadap nyamuk Aedes aegipty betina. Repelan yang banyak beredar di pasaran yaitu repelan sintetik yang dapat memberikan dampak negatif untuk kesehatan karena umumnya mengandung Diethyltoluamide atau DEET. Minyak atsiri biji pala mengandung eugenol, metil eugenol, elemisin miristisin, α-pinena, dan β-pinena yang dapat digunakan sebagai repelan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak atsiri biji pala terhadap iritasi dan aktivitas repelan. Uji dilakukan pada 6 konsentrasi minyak biji pala yaitu 4, 6, 8,10, 12% (v/b) dan kelompok kontrol. Pengujian meliputi uji pH, iritasi, dan aktivitas repelan. Aktivitas repelan dianalisis menggunakan SPSS dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan LSD pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan pH masing-masing konsentrasi adalah 6. Iritan bersifat sangat ringan. Aktivitas repelan dari 6 seri konsentrasi tersebut berturut-turut adalah 43,95; 373,56; 758,03; 1167,41; 1950,98 dan 4,29 detik. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa minyak atsiri biji pala mempunyai aktivitas repelan terbesar terhadap nyamuk Aedes aegypti betina pada konsentrasi 12%(v/b) selama 1950,978 detik dan iritan yang sangat ringan.
Enhancing the dissolution rate of mefenamic acid with solid dispersion system using avicel PH-101 Widyasari Putranti; Lina Widiyastuti; Fitri Ulfani
Pharmaciana Vol 9, No 1 (2019): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.803 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v9i1.10809

Abstract

  Mefenamic acid, based on the Biopharmaceutics Classification System (BCS), is a class II drug that has high permeability but low water solubility. To improve its intrinsic dissolution rate, it is usually combined with a hydrophilic and porous drug carrier like Avicel to create a solid dispersion. This study aimed to enhance the intrinsic dissolution rate of mefenamic acid using a solid dispersion with Avicel PH-101. The test of intrinsic dissolution rate involved a rotational speed of 60 rpm and CO2-free water with a temperature of 37°C as a medium. The interaction of mefenamic acid and Avicel PH-101 was analyzed with FTIR and DSC spectroscopy. The test results showed that the intrinsic dissolution rates (in mg.cm-2.minute-1) of three replications of mefenamic acid, Solid Dispersion of Mefenamic Acid and Avicel PH-101 (SDMA) with 1:1 ratio, SDMA with 1:2 ratio, Physical Mixture of Mefenamic Acid and Avicel PH-101 (PMMA) with 1:1 ratio, and PMMA with 1:2 ratio were (8.0x10-4 ± 3.0x10-4), (38.0x10-4 ± 3.0x10-4), (67.0x10-4 ± 10.0x10-4), (20.0x10-4 ± 6.0x10-4), and (44.0x10-4 ± 14.0x10-4), respectively. The interaction between mefenamic acid and Avicel PH-101 created a hydrogen bonding, as evidenced by the shift in the peaks of FTIR spectra. Based on the DSC thermogram, the mefenamic acid-Avicel PH-101 interaction shifted the steep peak on the curve of mefenamic acid slightly. Avicel PH-101 in this solid dispersion can increase the intrinsic dissolution rate of mefenamic acid through hydrogen bonding instead of decreasing its crystalline structure into an amorphous from.
Aktivitas Repelan Minyak Atsiri Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt.) Pada Nyamuk Aedes Aegypti Lina Widiyastuti; Azis Ikhsanudin; Noorlina Noorlina
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.851 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i1.12355

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas repelan minyak atsiri biji pala terhadap nyamuk Aedes aegipty betina. Repelan yang banyak beredar di pasaran yaitu repelan sintetik yang dapat memberikan dampak negatif untuk kesehatan karena umumnya mengandung Diethyltoluamide atau DEET. Minyak atsiri biji pala mengandung eugenol, metil eugenol, elemisin miristisin, α-pinena, dan β-pinena yang dapat digunakan sebagai repelan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak atsiri biji pala terhadap iritasi dan aktivitas repelan. Uji dilakukan pada 6 konsentrasi minyak biji pala yaitu 4, 6, 8,10, 12% (v/b) dan kelompok kontrol. Pengujian meliputi uji pH, iritasi, dan aktivitas repelan. Aktivitas repelan dianalisis menggunakan SPSS dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan LSD pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan pH masing-masing konsentrasi adalah 6. Iritan bersifat sangat ringan. Aktivitas repelan dari 6 seri konsentrasi tersebut berturut-turut adalah 43,95; 373,56; 758,03; 1167,41; 1950,98 dan 4,29 detik. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa minyak atsiri biji pala mempunyai aktivitas repelan terbesar terhadap nyamuk Aedes aegypti betina pada konsentrasi 12%(v/b) selama 1950,978 detik dan iritan yang sangat ringan.
Optimization of Water Fraction Gel Formula of Binahong Leaf (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) With Gelling Agent of Sodium Alginate and Carboxymethyl Chitosan Combination Citra Ariani Edityaningrum; Kintoko Kintoko; Feby Zulien; Lina Widiyastuti
Majalah Obat Tradisional Vol 23, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.357 KB) | DOI: 10.22146/mot.36604

Abstract

Water fraction of binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen)  leaf has been proven to heal ulcus diabetic. In order to make the use easier and more practical, in this study the water fraction of binahong leaves is formulated in gel preparation form. This study was conducted to obtain a comparison of the amount of sodium alginate and carboxymethyl chitosan as gelling agent to produce gel that meets the good physical requirements. The method used to determine the amount of comparison of sodium alginate and carboxymethyl chitosan is to use Simplex Lattice Design (SLD). Eight variations of gel formula are designed with the ratio of sodium alginate:  carboxymethyl chitosan as follows: F1 (0:3% w/w), F2 (0:3% w/w), F3 (0.75:2.25% w/w), F4 (1.5:1.5 % w/w), F5 (1.5:1.5% w/w), F6 (2.25:0.75% w/w), F7 (3:0% w/w), F8 (3:0% w/w). Physical parameters observed included pH, viscosity, dispersion, and adherence. Data obtained compared with the actual conducted by researchers using one sample test t-test with 95% confidence level. Based on the results of the study, increased sodium alginate concentration can increase viscosity and adhesiveness and decrease the pH and spreadability of the gel. One sample t-test analysis shows that there is no significant difference between predicted parameter value and actual result so SLD equation can be used to construct gel formula of water fraction of binahong leaf. The conclusion is a combination of sodium alginate 1.546% w/w and carboxymethyl chitosan 1.454% w/w yield gel optimum. Physical parameter response of optimum formula is pH 5.86; viscosity 2000 cps; spreadability of 21,96 cm2; and adhesiveness of 19,81 seconds.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN HANDMADE DI KELURAHAN BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Aprilia Kusbandari; Deasy Vanda Pertiwi; Lina Widiyastuti
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jp.v2i2.384

Abstract

Sabun merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dapat digunakan untuk membersihan dan menjaga kesehatan tubuh manusia. Sabun mandi yang sering kita jumpai menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu sabun batangan (padat) dan sabun cair . Seiring perkembangan jaman sabun banyak sekali kita temukan jenis sabun mandi dengan beraneka raga bentuk dan bau yang khas. Selain sabun dapat digunakan untuk mandi dapat pula dimanfaatkan sebagai obat maupun pewangi dalam ruangan maupun souvenir. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu memberdayakan masyarakat melalui pembuatan sabun handmade untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode yang digunakan yaitu berupa penyuluhan dan praktek pembuatan serta pengemasan sabun sehingga sabun siap untuk di konsumsi. Antusias dari peserta pada saat mengikuti kegiatan ini sangat bagus. Masyarakt tertarik untuk membuat dan mengembangkan usaha pembuatan sabun sabun ini untuk menambah penghasilan dalam keluarga.
Formulasi dan Aktivitas Antibakteri Gel Ekstrak Daun Murbei (Morus alba L.) terhadap Staphylococcus aureus Akbar Rino Pamuladiman; Lina Widiyastuti
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 19 No 1 (2021): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v19i1.941

Abstract

Mulberry leaves (Morus alba L.) contain quercetin, a flavonoid compound with antibacterial activity against Staphylococcus aureus. For convenience, dosage accuracy, and hygiene, a gel formulation with a mixture of carbopol and propylene glycol is required. This study aimed to determine the right concentration of carbopol and propylene glycol to obtain a gel with good physical properties and antibacterial activity on Staphylococcus aureus. Mulberry leaf extract was obtained by maceration method. A factorial design method was used to optimize carbopol and propylene glycol concentrations. The parameters of gel physical properties were the viscosity, spreadability, adhesion, and pH test. The optimal area was determined by creating a contour plot of the parameters test result. Validation of the optimum formula was by comparing the prediction result to the actual research result. The data were analyzed using SPSS with a 95% confidence level. The results showed that the concentration of carbopol and propylene glycol was 1.04% and 7.85%, 1832.42 ± 62.48 cP viscosity, 5.96 ± 0.08 cm spreadability, 64.63 ± 0.97 seconds of adhesion, and pH 5.26 ± 0.03. The antibacterial test showed an inhibitory power with 28.67 ± 0.76 mm. From the teat result, it can be concluded that the gel had antibacterial activity and good physical properties.
Formulasi Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Etanol Daun Salam dengan Kombinasi Crospovidone dan Croscarmellose Sodium sebagai Superdisintegrants Widyasari Putranti; Citra Ariani Edityaningrum; Endah Prastyaningrum; Lina Widiyastuti
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 3 (2021): J Sains Farm Klin 8(3), Desember 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.475 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.3.285-295.2021

Abstract

Pengembangan formulasi ekstrak daun Salam (Syzygium polyanthum W.) sebagai antihiperlipidemia yang mampu hancur cepat setelah diletakkan di atas lidah sangat diperlukan untuk mempercepat onset obat dan memberikan kenyamanan terutama pada pasien hiperlipidemia usia lanjut yang sulit menelan obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi perbandingan superdisintegrants crospovidone dan croscarmellose sodium yang mampu menghasilkan sifat fisik Fast Disintegrating Tablet (FDT) yang optimum. Pembuatan FDT menggunakan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi crospovidone dan croscarmellose sodium dalam rentang 2%-5%. Hasil uji sifat fisik FDT dianalisis menggunakan metode Simplex Lattice Design (SLD) program Design Expert 10.1.). Kombinasi kedua superdisintegrants dapat mempengaruhi respon sifat fisik yaitu mampu menurunkan kekerasan, waktu disintegrasi, waktu pembasahan dan meningkatkan kerapuhan FDT ekstrak daun salam. Formula optimum didapat pada kombinasi crospovidone dan croscarmellose sodium dengan perbandingan 25 mg : 10 mg dalam setiap 500 mg tablet. Formula optimum tersebut memiliki kekerasan 4,21 kg, kerapuhan 0,52%, waktu pembasahan 106,65 detik, dan waktu hancur 55,73 detik. Hasil analisis dengan one sample t-test menunjukkan persamaan SLD valid digunakan untuk menyusun formula yang memberikan parameter-parameter optimum FDT.
Formulasi dan Evaluasi Gel Nanopartikel Perak Citra Ariani Edityaningrum; Artika Tri Oktafiani; Lina Widiyastuti; Dewa Ayu Arimurni
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 9, No. 2, 2022
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v9i2.35343

Abstract

Nanopartikel perak diketahui dapat menembus membran sel bakteri penyebab jerawat dan menyebabkan kerusakan struktural yang berakibat pada kematian sel bakteri. Nanopartikel perak perlu diformulasikan dalam bentuk gel agar memudahkan dalam penggunaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mensintesis nanopartikel perak dan memformulasikannya dalam bentuk gel. Sintesis nanopartikel perak dilakukan menggunakan metode reduksi kimia dengan reduktor natrium sitrat dan penstabil gelatin. Nanopartikel perak kemudian diformulasikan dalam sediaan gel dengan variasi konsentrasi HPMC 7%, 10%, dan 15%. Hasil karakterisasi menunjukkan telah terbentuk nanopartikel perak berdasarkan panjang gelombang maksimal yang terbentuk yaitu 430,2 nm, absorbansi 0,297, ukuran partikel 157,73±15,03 nm, indeks polidispersitas 0,328±0,032, dan morfologi bulat. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa formula 3 dengan konsentrasi HPMC 15% merupakan formula terbaik dengan sifat fisik berupa nilai viskositas 3931,75 ± 92,383 cps, diameter sebar 6,41 ± 0,06 cm dan daya sebar 22,78 ± 0,221 g.cm/detik, daya lekat 59,43 ± 1,158 detik, serta nilai pH 5,81 ± 0,04.