p-Index From 2019 - 2024
5.505
P-Index
This Author published in this journals
All Journal MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Jurnal Komunikasi Pembangunan Jurnal Penyuluhan Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Buletin Ekonomi Perikanan JURNAL ILMU SOSIAL Jurnal Ilmu Lingkungan Paramita: Historical Studies Journal KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Serat Acitya JURNAL ANALISIS KEBIJAKAN KEHUTANAN AGRIEKONOMIKA Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri Jurnal Pekommas Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Journal of Rural Indonesia SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Jurnal Ketahanan Nasional Jurnal Nasional Pariwisata Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Jurnal Tataloka Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Al-Balagh: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Kuriositas: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan Jurnal Studi Komunikasi Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo Nyimak: Journal of Communication Jurnal Sosial Humaniora JURNAL AGRICA Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jurnal Masyarakat dan Budaya Jurnal Profetik JUMAN Tools (Jurnal Manajemen Tools) JAMP : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan Perspektif, Review Penelitian Tanaman Industri Randwick International of Social Science Journal Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Kimia dan Kemasan Water Circulation Monitoring System in The Vanname Shrimp Cultivation based on Internet of Thing Jurnal Sosial Ekonomi Bisnis JURNAL ULET (Utility, Earning and Tax) Procedia of Social Sciences and Humanities Jurnal Algoritma Makara Human Behavior Studies in Asia
Claim Missing Document
Check
Articles

Class Consciousness and Class Conflict in Capture Fishery in Indonesia Kinseng, Rilus A
Journal of Rural Indonesia Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Departement of Communication and Community Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.518 KB)

Abstract

This paper discusses about class structure, and then followed by discussion on class consciousness and class conflict in capture fisheries in Indonesia, taking fishers in Balikpapan, East Kalimantan as the case.  Data were collected from January to September 2006 intermittently, mainly through interviews with fishers, government officials, and NGO activists. This research is a qualitative research. In terms of class structure, there are four classes of fishers found in Balikpapan, East Kalimantan, namely: labour fishers, small scale fishers, intermediate or medium fishers, and large scale or capitalist fishers.  It is argued that class consciousness of the labour fishers has not developed yet. Therefore, labour fisher is only a class in itself, not as a class for itself. There are six factors that contribute to the underdeveloped of the class consciousness of the labour fishers. In terms of class conflict, there is a significant deviation from the pattern of class conflict described by Marx.  In capture fishery, intense and violent conflict more often take place not between the capitalist or owner of the means of production and labour. Instead, it often happens between the small and intermediate with the capitalist fishers. In such a conflict, there is a strong alliance between the owner of the means of production and the labour in both camps or small and intermediate, and capitalist classes. In other word, small and intermediate fishers and their labours unite, on the other hand, capitalists and their labours also unite in this conflict.Keyword: Balikpapan, class structure, class relation, common problem[How to Cite: Kinseng, R. (2013). Class Consciousness and Class Conflict in Capture Fishery in Indonesia. Journal of Rural Indonesia, 1(1), 57-66. Retrieved from http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/ruralindonesia/article/view/37]
KAPITALISME LOKAL SUKU BAJO Isiyana Wianti, Nur; Hadi Dharmawan, Arya; Kinseng, Rilus
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Transformasi ekonomi pedesaan tidak terkecuali juga dialami oleh komunitas nelayan suku Bajo. Transformasi yang dialami masyarakat Bajo saat ini juga merujuk pada perubahan masyarakat pedesaan berbasis pada pertumbuhan dan mekanisme kapitalis pasar. Mola adalah gambaran unik komunitas nelayan Bajo yang telah mengalami transformasi sosial dalam bentuk modernisasi. Kenyataan ini jauh berbeda Mantigola. Perubahan masyarakat Bajo kearah kapitalisme ditengarai oleh peran dari pertukaran ekonomi, dan penetrasi nilai-nilai yang dibawa oleh An Tje. Perubahan orientasi ekonomi ke arah kapitalisme juga disebabkan oleh peran besar dari orang Mandati yang adalah para kapitalis, yang memberikan iklim yang kondusif dalam berusaha. Sebaliknya, Bagi Bajo Mantigola, kemandekan ekonomi disebabkan adaptasi terhadap diskriminasi yang dilakukan oleh orang Kaledupa, pembatasan terhadap ruang nafkah oleh taman nasional, pelarangan untuk menangkap di perairan Australia, dan ketergantungan dari orang-orang Mola. Kemudian, agama juga menjadi faktor pendorong terjadinya kapitalisme di Mola. Kapitalisme lokal suku Bajo juga berkembang melalui etika, namun etika yang dianut oleh masyarakat Bajo Mola yang kapitalis lokal tidak seperti etika yang dianut oleh para kapitalis penuh ala masyarakat Barat yang sangat individualisme. Maka dengan melihat ranah sejarah tersebut, teori Weber lebih bisa menjelaskan sejarah munculnya kapitalisme di aras individu. Sementara teori Marx digunakan untuk memahami bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh orang-orang Mola terhadap saudaranya, namun bukan seperti eksploitasi yang sangat serakah seperti yang diungkapkan oleh Marx, karena masih bercokolnya nilai-nilai tertentu yang mengatur kehidupan berekonomi ala suku Bajo
STRATEGI PERJUANGAN PETANI DALAM MENDAPATKAN AKSES DAN PENGUASAAN ATAS LAHAN Geidy Tiara Ariendi, Geidy; A. Kinseng, Rilus
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Farmers in Cisarua Village have limited access and land tenure because the land is own by government through plantation concertion (HGU). Those facts lead the farmers for setting strategy to get the access of land cultivate. Generally, this research used qualitative analysis methode which is done since July 2010 to January 2011. Depth interview, direct observation, and questionaire are used to get primary data and literature study is used to get secondary data in this research.  Sample taken as many as thirty four  respondents with the population is Cisarua Society and the frame sample is Cisarua Society who work as farmer. The result of this research shows that Cisarua’s farmer struggle individually by doing compromy with foreman of tea plantation so that they can get access of land tenure.  Strategy choosing that’s used by farmers is influenced by some external and internal factors.
Konflik-Konflik Sumberdaya Alam di Kalangan Nelayan di Indonesia Rilus, A. Kinseng
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Belakangan ini kaum nelayan di Indonesia sering terlibat dalam konflik sosial yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam (konflik sumberdaya). Diperkirakan konflik sumberdaya di kalangan kaum nelayan akan semakin sering terjadi di masa yang akan datang, karena potensi sumberdaya perikanan tangkap di Indonesia cenderung berkurang atau semakin langka. Dalam artikel ini akan diuraikan beberapa contoh konflik sumberdaya yang terjadi di kalangan kaum nelayan di Indonesia, dengan mengambil kasus di Balikpapan (Kalimantan Timur). Dijelaskan bahwa dominasi yang bersumber pada perbedaan tingkat teknologi penangkapan merupakan pemicu konflik sumberdaya tersebut
Konflik Nelayan Di Jawa Timur : Studi Kasus Perubahan Struktur Agraria dan Diferensiasi Kesejahteraan Komunitas Pekebun di Lebak, Banten Annisa, Luluk; Satria, Arif; A Kinseng, Rilus
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 3, No 1 (2009)
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Pada dasarnya, prinsip pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia telah diatur jelas pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 (dikenal dengan sistem pengelolaan bersifat state property), sehingga sumberdaya perikanan di Indonesia bersifat quasi open access, dimana sumberdaya tidak sepenuhnya dapat diakses karena adanya peraturan yang mengatur. Namun, seringkali aturan dibuat tidak dengan cara partisipatif dan merupakan hasil pertimbangan dari pemerintah pusat tanpa memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat setempat. Akibatnya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan justru menimbulkan masalah-masalah baru karena masing-masing pihak memiliki kepentingan, keinginan dan prioritas yang berbeda-beda. Perbedaan kepentingan, keinginan dan prioritas yang ada merupakan sumber pemicu munculnya konflik . Konflik merupakan fenomena yang telah ada sejak dahulu, bahkan sebelum era otonomi daerah, khususnya konflik kenelayanan. Keleluasaan mengeksploitasi sumberdaya perikanan merupakan konsekuensi ciri kepemilikan yang bersifat open acces, maka tidak jarang pemanfaatannya menimbulkan masalah akibat perbedaan kepentingan. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan pengelolaan sumberdaya perikanan yang dapat meredam dan mencegah konflik sebagai upaya pengelolaan konflik. Salah satu daerah yang mengalami konflik, yaitu di Kecamatan Lekok, Pasuruan, provinsi Jawa Timur. Lekok merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Pasuruan dengan jumlah nelayan terbanyak di Pasuruan. Karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik pengelolaan konflik, khususnya di daerah Pasuruan
Class, Income, and Class Consciousness of Labor Fishers Kinseng, Rilus A; Sjaf, Sofyan; Sihaloho, Martua
Journal of Rural Indonesia Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Communication and Community Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.518 KB)

Abstract

There have been debates on the role of class in “influencing” income inequality in contemporary societies.  Some argue that class position is no longer relevant in determing one’s income, while others argue that class still counts.  Therefore, it is very interesting to investigate relations between class structure and income among fishers in Indonesia. Furthermore, Marxian argued that class position will determine class consciousness. Therefore, it is interesting to study the class consciousness of labor fishers in Indonesia. Analyzing relations between class structure and income as well as class consciousness of labor fishers in Indonesia is especially very interesting and important since fishers have a very typical patront-client relationships. Moreover, study of this subject in Indonesia is still limited. This study has three main objectives: first to investigate the class structure of fishers and how this structure has been formed, second to analyse the income of fishers in different class locations, and third to analyze class consciousness of labor fishers. This study uses combination of qualitative and quantitative methods. The study was conducted in Indramayu, West Java in 2013. Our analysis shows that the class structure of fishers consists of four main classes, namely large-scale, medium-scale, small-scale, and labor classes. These classes have been formed through complex and long processes, including the so-called “modernization” programmes promoted by the government.  In term of income, the study shows that there are significant differences of income among fishers in different class locations. The Gini Ratio is very high, that is 0.88. Thus, class structure does influence fishers’ income significantly. Furthermore, this study finds that class consciousness of labor fishers has not fully developed yet. Labor class is a class in itself, but not class for itself. © 2014 Journal of Rural Indonesia [JoRI] IPB. All rights reserved.Keywords: fishers, class structure, income, class consciousnessReceived: 14th October 2014; Accepted: 15th November 2014[How to Cite: Kinseng, R., Sjaf, S., & Sihaloho, M. (2014). Class, Income, and Class Consciousness of Labor Fishers. Journal Of Rural Indonesia, 2(1), 93-104. Retrieved from http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/ruralindonesia/article/view/296]
The Impact of State Intervention on Social Capital of Fishermen Community in Small Islands Anwar, Sakaria J; Kolopaking, Lala M; Kinseng, Rilus A; Hubeis, Aida Vitayala S.
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i2.3304

Abstract

This paper aims to discuss the impact of state intervention on social capital of fishermen community in small islands. The research was conducted in Barrang Lompo Island, Makassar. The data was collected through in-depth interview and limited observation from twelve informants determined by snowball sampling. Questionnaires were also spread to about 40 respondents. The data was then analyzed qualitatively to explain research’s data and facts. The results of the research show that state intervention for the last ten years on small islands communities has impact on various aspects such as the diminishing loyalty and trust among locals to the government. Therefore, the intervention reduce the community’s participation, individually and collectively, in development activities. The situation, in turn, could affect the diminishing political capacity of the locals and government in the implementation of development in the islands. The state intervention, however, strengthened social solidarity, local value practices and the enthusiasm to understand religious values which in turn could tighten the internal bond of a community. This bond can become a potential strength to build communities in small islands. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan dampak intervensi negara pada kapital sosial komunitas nelayan di pulau-pulau kecil. Penelitian ini dilakukan di Pulau Barrang Lompo, Makassar. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi terbatas dari dua belas informan ditentukan oleh snowball sampling. Kuesioner juga menyebar ke 40 responden. Data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif untuk menjelaskan data penelitian dan fakta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi negara selama sepuluh tahun terakhir pada masyarakat pulau-pulau kecil memiliki dampak pada berbagai aspek seperti, mengurangi loyalitas dan kepercayaan di antara penduduk setempat kepada pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi mereka, secara individu dan kolektif, dalam kegiatan pembangunan kurang. Ini akan berakibat pada berkurangnya kapasitas politik penduduk setempat dan kapasitas pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan pulau. Kendati demikian intervensi negara juga memperkuat solidaritas sosial, praktek nilai lokal dan semangat untuk memahami nilai-nilai agama yang pada gilirannya dapat memperkuat ikatan internal masyarakat. Ikatan ini selanjutnya dapat menjadi kekuatan potensial untuk membangun masyarakat di pulau-pulau kecil.
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MIGRAN BATAK DI SEKTOR INFORMAL DI KOTA BOGOR Habibi Siregar, Fuad; A. Kinseng, Rilus
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 9, No 1 (2015): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

The purpose of this research is to analyze the changes of social culture and the level of migrant welfare Batak who worked in the informal sector in the city of Bogor. This research provides a combination of qualitative and quantitative approaches. The qualitative approach is obtained from the results of the indepth interviews. Quantitative survey method using approaches that take the 35 respondents. There is no society which does not suffer changes Migrant Batak is no exception. Changes that occur on the migrants include Batak culture and social change in the level of well-being. Social change include the interactions he does as well as relations with his family before and after becoming migrants. Culture change includes the values of religion, customs and mindset towards material and individualist attitudes. The welfare changes include income levels, access to medical services as well as housing conditions and ownership of the valuables owned by migrant Batak before and after become migrants in the informal sector. Keywords: changes, social structures and cultural structures, the level of migrant welfare
PERTAMBANGAN DAN KEMISKINAN STRUKTURAL MASYARAKAT PULAU KECIL (Studi Kasus Masyarakat Desa Sarakaman, Pulau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatan) Hakim, Lukman; A. Kinseng, Rilus
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 9, No 1 (2015): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

This research was conducted in the village of Sarakaman, District of Sebuku Island, Kotabaru, South Kalimantan. There are two mining industry corporations in Sebuku Island. They are PT Bahari Cakrawala Sebuku (PT BCS) and PT Sebuku Iron Lateritic Ores (PT SILO). PT BCS was established since 1997 and PT SILO was established 2004. In 2010 PT BCS and PT SILO expand the exploitation area in Sarakaman. Sarakaman community was the subject of this research. The purpose of this research were: (1) To analyze the process of mining industrialization in Sebuku Island and (2) To analyze the dynamics of the community poverty as the impact of mining industrialization in Sebuku Island. The data were collected through participant observation, indepth interviews, focus group discussions, the study of literature/documents and participation in community activities. This research concluded: (1) permits of mining industry corporations given by local government without local communities agreement, (2) compensation of land acquisition and residential communities conducted by mining industry corporations was fairly large, but not comparable to the community socio-economic sustainability, (3) Acquisition of land and residential communities by mining industry corporations reduce the accessibility of resources agrarian society, (4) in limited of agrarian resource access, the community survive with their livelihood strategies, (5) environmental damage as the effect of the mining industry activities make difficult the activity and subsistence of communities. Key words: accessibility, islet community, mining industrialization, structural poverty
KONVERSI LAHAN PERTANIAN DAN SIKAP PETANI DI DESA CIHIDEUNG ILIR KABUPATEN BOGOR Nurul Hidayati, Hilda; A. Kinseng, Rilus
SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol 7, No 3 (2013): Sodality
Publisher : SODALITY: Jurnal Sosiologi Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.556 KB)

Abstract

Penelitian ini menunjukan bahwa pola konversi sebagian besar terjadi secara cepat dengan penggantian penguasaan lahan ke lain pihak.  Konversi lahan pada umumnya digunakan untuk perumahan. Faktor-faktor yang memengaruhi konversi lahan dapat dikategorikan dalam faktor internal diantaranya kebutuhan ekonomi yang mendesak, dan keinginan untuk merubah nasib, dan faktor eksternal yakni pertumbuhan penduduk, dan kebijakan pemerintah. Dampak dari konversi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi petani antara lain, berkurangnya hasil sawah, penurunan pendapatan petani, berkurangnya ketahanan pangan keluarga, berkurangnya peluang kerja dalam pertanian, sulitnya akses petani terhadap lahan, dan lainnya. Akan tetapi terdapat juga dampak positif dari konversi lahan yakni pembangunan perumahan bisa jadi menunjukan perkembangan ekonomi pedesaan. Sikap petani terhadap konversi lahan pertanian tidak memiliki hubungan dengan karakteristik individu, yakni jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan bertani, jumlah tanggungan dalam keluarga, tingkat pendapatan,  serta luas dan pengusaan lahan. Kata kunci : faktor-faktor, dampak, pola, sikap petani
Co-Authors Achmad Fahrudin Ade Mirza Roslinawati Adi Subiyanto Afifa, Tsonya Yumna Ahma Tarmiji Alkhudri Ahmad Sihabudin Aida Vitayala S. Hubeis Aida Vitayala S. Hubeis Aida Vitayala S.Hubeis Ainun Aviv Saidin Aldina Hapsari Ali Khomsan Amir Mahmud Amir Mahmud Amir Mahmud Amiruddin Saleh Andi Ishak Andilo Toham Andri Sarifuddin Andriani Nasir Annisya Rakha Anandhyta Arif Satria Arya H. Dharmawan Arya Hadi Dharmawan Asnika Putri Simanjuntak Asnika Putri Simanjuntak Astriana Napirah Aulia Tasman Baba Barus Bambang Juanda Basita Ginting Sugihen Bayu Budiandrian Damar, Ario Dedi Soedharma Desak Gede Karlina Satwiva Wijaya Didin S. Damanhuri Djuara P Lubis Djuara P. Lubis Dwi Retno Hapsari Dwi Retno Hapsari Dyah Ita Mardianingsih Dzulkarnain, Iskandar Edvin Aldrian Eka Purna Yudha Ekawati Sri Wahyuni Elbie Yudha Pratama Endriatmo Soetarto Ernan Rustiadi Erwiantono Faris Rahmadian Fasih Vidiastuti Sholihah Fatriyandi Nur Priyatna Fauziah, Piranti Dwi Fredian Tonny Nasdian Fredinan Yulianda Fuad Habibi Siregar Fuad Muchlis Gadri Ramadhan Attamimi Galuh Adriana Geidy Geidy Tiara Ariendi Hamdan Has Hana Indriana Hannan, Abd. Hapsari, Aldina Hasnudi Hasnudi Hilda Nurul Hidayati I Gusti Agung Komang Diafari Djuni Hartawan Iin Sulis Setyowati Iin Sulistiyowati Iis Diatin Imam Gozali Iqbal Ghazali Isdradjad Setyobudiandi Ishak, Andi Ivan Setyastiawan Ivanovich Agusta Jumriyah Jumriyah Khairil Anam Khairil Anam Khairul Amri Khamid Baekhaki Kholil Kholil La Ode Nafiu Lala M Kolopaking Laura M Kolopaking, Laura M Lukman Hakim Luluk Annisa M Khoirun Najib Mahmuddin Mahmuddin Martua Sihaloho Mauriens Sukandar Mega Fajri Aini Saragih Mony, Ahmad Mony, Ahmad Mubasyiroh Mubasyiroh Muhamad Isnaini Muhamad Isnaini Muhammad Hatta Muldi, Ail Muldi, Ail Muryanti Muryanti Musa Hubeis Musa Hubeis Najib, M Khoirun Natsir Sandiah Nia Kurniati Nur Isiyana Wianti Nuraini W. Prasodjo Nurfadilah Nurfadilah Nurmala Katrina Pandjaitan Nurul Fitriya Pang S. Asngari Paulus Boli Petrus Kobesi Purwanto Purwanto Rahmadi Tambaru Rahmat Januar Noor Ratna Patriana Rizaldi Boer Rofinus Leki Rohayati - - S.M.P Tjondronegoro Sadu Wasistiono, Sadu Saharuddin Saharuddin Sakaria J Anwar Salju Salju Saradi Wantona Sarwititi Sarwoprasojdo, Sarwititi Sarwoprasodjo, Sarwiti SATRIYAS ILYAS Satyawan Sunito Satyawan Sunito Satyawan Sunito Sean Foley Seminar, Annisa Sihaloho, Martua Siti Khadijah Slamet Daroini Soeryo Adiwibowo Sofyan Sjaf Sumardjo Sumardjo Suprianto Suprianto Tantry Widiyanarti Tatik Yuniarti Titien Yusnita Titik Sumarti Tri Susanto Tsonya Yumna Afifa Wafi Muhaimin Widhi Kurniawan Widya Hasian Situmeang, Widya Hasian Yoyoh Indaryanti Yusniar Lubis Zeid bin Smeer