Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PLURALISME AGAMA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM (PERSPEKTIF AL-QUR’AN) Kisman, Kisman
PALAPA: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan Vol 5 No 1 (2017): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIT Palapa Nusantara Lombok NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.214 KB)

Abstract

Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman budaya, menga­rahkan pada pilihan untuk menganut asas pluralis. Dalam asas pluaralisme ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda. Indonesia merupakan salah satu negara pluralis terbesar di dunia. Berbagai pluralitas yang ada di Indonesia terdiri dari keragaman kelas sosial, etnis, ras, gender, agama, bahasa, dan usia. Kenyataan ini mengantarkan kita kepada sebuah konsep bahwa Indonesia bukan terbentuk dari satu suku, satu budaya, satu agama, satu ras dan golongan namun justru Indonesia terbentuk dari keberagaman atau keperbedaan. Pluralisme sangatlah dihargai oleh Al Qur’an masyarakat terdiri dari berbagai macam komunitas yang beragam dan berbeda. Dengan keragaman dan perbedaan tersebut ditekankan perlunya masing-masing berlomba pada kebajikan.Al Qur’an bersifat sangat demokratis terhadap pluralisme agama sebagai sebuah fenomena dan tidak menghendaki adanya perseteruan antar agam (clash). Konsep Al Qur’an tentang pluralisme agama yang sudah tertera dalam pendidikan Islam baik berupa kurikulum, metode pengajaran, penyampaian mata pelajaran sejak dari TK sampai Perguruan Tinggi untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Kajian ini mencoba untuk mengungkapkan tetang pluralisme, implementasinya dalam dunia pendidikan Islam, dengan pendekatan kepustakaan.
Kajian Endapan Pasir Besi di Daerah Pantai Selatan Kabupaten Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur Widi, Bambang Nugroho; Kisman, Kisman
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 1, No 1 (2006): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.449 KB)

Abstract

Iron as One of primary raw material in steel and construction industry, its presence and potencies in Indonesia have an important role. Genetically, known 3 formation of iron deposits (1) Primary, (2) Lateritic, (3) Secondary/reworking process.Based on the survey conducted in Ende in 2005, the typical of iron deposits in this area is classified into sedimentary iron deposits (due to leaching, transporting, accumulating and depositing in somewhere). The accumulation of magnetite grains suggested is due to by leaching, washing in the long term and occurs intensively, so that produce high magnetite concentration in certain area. The interesting area is spread in four sectors; Rapo Rindu, Bheramari, Ruku Ramba and Ondorea sectors.The result of physical laboratory analysis (in concentrate) show the magnetite degree (MD) is vary from 10% to 50%, whereas from chemical analysis known the highest grade reach 37.10% and lowest grade is around 4.4%. However, the everage grade, in general are from 10 to 25 %.The potential of the deposits is obtained from combination between field work laboratory analysis and for those areas mentioned above the total hypothetics resources is 57.134.358,4 ton (concntrate). It seem the deposits of this area is not economic in mining view because very small (under 100 millions tonnes). 
ARSEN (As) SEBAGAI UNSUR PENUNJUK MINERALISASI EMAS TIPE EPITERMAL DI DAERAH CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT Kisman, Kisman
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 1 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1023.63 KB)

Abstract

Mineralisasi emas yang terdapat di zona alterasi biasanya ditandai dengan adanya mineral sulfida sebagai mineral penunjuk. Unsur As dalam bentuk mineral arsenopyrite penyelidikan. Korelasi antara unsur Au dan As memiliki angka positif 0,1375 hal ini berarti bahwa keduanya memiliki hubungan keterjadian sehingga arsen dapat dijadikan sebagai unsur penunjuk mineralisasi tipe epitermal karena pembentukan unsur arsen pada suhu rendah.Alterasi yang terdapat pada lingkungan batuan vulkanik yang diterobos oleh batuan intrusi yang lebih muda akan menghasilkan mineralisasi endapan emas primer yang ideal.
KARAKTERISTIK GEOKIMIA UNSUR TANAH JARANG DALAM ENDAPAN BAUKSIT DI DAERAH SANDAI, KABUPATEN KETAPANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kisman, Kisman; Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 3 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5054.168 KB)

Abstract

Keberadaan unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth element (REE) di Indonesia belum diketahui secara menyeluruh. Salah satu lokasi keterdapatan UTJ berada di wilayah  pertambangan timah aluvial sebagai mineral ikutan. Mineral monasit merupakan salah satu mineral yang mengandung UTJ. Kebutuhan UTJ sebagai bahan baku pada industri berteknologi tinggi semakin meningkat sehingga perlu upaya pencarian sumbernya selain pada lokasi penambangan timah. Pendekatan pencarian sumber dilakukan pada wilayahterdapatnya batuan granit, diorit serta endapan bauksit.  Satuan batuan Granit Sukadana yang memiliki wilayah cukup luas di daerah Sandai, Kabupaten Ketapang sebagian mengalami lateritisasi menjadi bauksit yang diduga mengandung UTJ. Karakteristik geokimia UTJ yang terkandung dalam conto lapisan tanah laterit horison B dan dalam tanah dengan fragmen bauksit saprolit pada sumur uji menunjukkan bahwa peningkatan kandungan gadolinium (Gd) dan praseodymium (Pr) terdapat dalam conto tanah dengan fragmen bauksit saprolit. Sumber UTJ di daerah ini berhubungan dengan batuan granit tipe-S yang berasosiasi dengan cebakan timah. 
KETERDAPATAN EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KABUPATEN BOMBANA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Kisman, Kisman
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 3 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4437.095 KB)

Abstract

Kegiatan prospeksi dilakukan untuk mengentahui tipe genesa emas di daerah Kecamatan Rarowatu dan  Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, dengan metode pemercontoan geokimia dan konsentrat mineral berat serta analisis mineralogi butir pada 73 conto konsentrat dulang. Hasil penyelidikan menunjukan bahwa di daerah ini terdapat 2 tipe genesa emas yaitu primer pada satuan batuan sekis dan emas sekunder pada satuan aluvial yang berasosiasi dengan sinabar.
Pluralisme Agama dan Implementasinya dalam Pendidikan Islam (Perspektif Al-Qur’an) Kisman, Kisman
NUANSA Vol 5 No 2 (2017): Edisi September 2016-Februari 2017
Publisher : STKIP Al-Amin Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi keanekaragaman budaya, menga­rahkan pada pilihan untuk menganut asas pluralis. Dalam asas pluaralisme ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak komponen yang berbeda.Indonesia merupakan salah satu negara pluralis terbesar di dunia. Berbagai pluralitas yang ada di Indonesia terdiri dari keragaman kelas sosial, etnis, ras, gender, agama, bahasa, dan usia. Kenyataan ini mengantarkan kita kepada sebuah konsep bahwa Indonesia bukan terbentuk dari satu suku, satu budaya, satu agama, satu ras dan golongan namun justru Indonesia terbentuk dari keberagaman atau keperbedaan.Pluralisme sangatlah dihargai oleh Al Qur’an masyarakat terdiri dari berbagai macam komunitas yang beragam dan berbeda. Dengan keragaman dan perbedaan tersebut ditekankan perlunya masing-masing berlomba pada kebajikan.Al Qur’an bersifat sangat demokratis terhadap pluralisme agama sebagai sebuah fenomena dan tidak menghendaki adanya perseteruan antar agam (clash). Konsep Al Qur’an tentang pluralisme agama yang sudah tertera dalam pendidikan Islam baik berupa kurikulum, metode pengajaran, penyampaian mata pelajaran sejak dari TK sampai Perguruan Tinggi untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
Peningkatan Keterampilan Siswa Membaca Puisi Melalui Metode Pemodelan Di Kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi Kisman, Kisman; Efendi, Efendi; Santoso, Pratama Bayu
Jurnal Kreatif Online Vol 6, No 2 (2018): Jurnal Kreatif Online
Publisher : Jurnal Kreatif Online

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.138 KB)

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah melalui metode pemodelan dapat meningkatkan keterampilan siswa membaca puisi di kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kabupaten Sigi. Tujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan siswa membaca puisi melalui metode pemodelan di kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kabupaten Sigi. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktifitas siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 50%, namun hasil belajar tersebut belum mencapai indikator capaian yakni 80%, maka dilanjutkan pada siklus II. Pada tindakan pelaksanaan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 90%, terdapat 18 siswa yang tuntas dari 20 siswa yang mengikuti tes dan terjadi peningkatan sebesar 40% dari hasil pelaksanaan siklus I. Aktifitas guru, meningkat dari 57,6% pada siklus I menjadi 85,8% pada siklus II. Aktifitas belajar siswa meningkat dari 52% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II. Dengan demikian, dapat  disimpulkan bahwa melalui metode pemodelan dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kabupaten Sigi. Kata Kunci: Keterampilan, Membaca Puisi, Metode Pemodelan
Cloning and Characterization of Partial Chlorophyll a Oxygenase (CAO) Gene Involved in Soybean Shade Tolerance Mechanism Khumaida, Nurul; Kisman, Kisman; Sopandie, Didy
Journal of Tropical Crop Science Vol 2 No 2 (2015): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2936.921 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.2.2.1-4

Abstract

Plant tolerance mechanism under shade stress is indicated by high chlorophyll-b content, which is synthesized from chlorophyll a by chlorophyll a-oxygenase (CAO) gene. The study was aimed to clone and characterize the partial of CAO gene involved in shade tolerance mechanism in soybean.  Total RNA was isolated from the second trifoliate leaves of soybean plants and the first strand cDNA was prepared using Reverse Transcriptase Moloney Murine Leukemia Virus (RT-M-MLV) (RNase H-). Northern blot hybridization was used to analyze expression of partial CAO gene. The result showed that one partial gene, CAO 3-4 (1,052 bp), comprised of 292 adenine (a), 241 cytosine (c), 276 guanine (g) and 242 thymine (t), therefore the number of amino acid deduction was 338.  The expression of CAO 3-4 partial gene was higher in shade tolerant genotypes than in shade sensitive genotypes, both under 50% shade and dark. These results demonstrated that the CAO gene is involved in shade tolerance mechanism of soybean.
TIPE CEBAKAN MINERAL BERDASARKAN DATA GEOKIMIA TANAH DI GUNUNG RAWAN PERBATASAN SARAWAK - KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kisman, Kisman; Pardiarto, Bambang
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6470.61 KB)

Abstract

Gunung Rawan merupakan salah satu titik tapal batas daerah perbatasan antara Malaysia dan Indonesia di Pulau Kalimantan (Borneo). Sebagian daripada gunung tersebut yaitu daerah KedupSarawak sudah diketahui mengandung cebakan emas primer. Zona pemineralan ini diperkirakan menerus ke wilayah Kabupaten Sanggau. Dalam kerangka kerjasama penyelidikan dengan MGMalaysia, Pusat Sumber Daya Geologi melakukan penyelidikan di daerah Gunung Rawan untuk mengetahui penyebaran zona pemineralan tersebut. Litologi di daerah penyelidikan berupa breksi tufa yang umumnya sudah mengalami ubahan silisifikasi, propilitisasi dan argilitisasi dengan jenis mineral ubahan kaolinit, halloysit dan muskovit, mengandung pirit dan kalkopirit. Analisis koefisien korelasi terhadap unsur-unsur Au, As, Sb dan Hg dari geokimia tanah menunjukkan kekerabatan positif yang mencerminkan genesa dalam satu sistim. Terdapat empat kluster anomali unsur yaitu Cu-Hg, Au-SbAs,Hg-Sb dan Cu-Au-As-Ag yang tersebar dominan dalam satuan batuan gunung api. Klaster anomali unsur Cu-Hg dengan pemineralan kalkopirit dan Au-Sb-As dengan pemineralan pirit terkonsentrasi di sekitar puncak Gunung Rawan yang diduga masih berhubungan dengan proses pemineralan yang terjadi di wilayah Kedup, Sarawak. Pemineralan tersebut diduga merupakan tipe epithermal volcanic - hosted.
TRANSFER TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI RAWIT DENGAN IRIGASI TETES DI LAHAN KERING KABUPATEN LOMBOK UTARA Susilowati, Lolita Endang; Arifin, Zaenal; Sukartono, Sukartono; Kusumo, Bambang Hari; Kisman, Kisman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.361 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.2924

Abstract

Abstrak: Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mentransfer teknologi budidaya cabai yang ramah lingkungan pada saat off seasonkepada petani di lahan kering. Paket teknologi yang ditransfer adalah paket rekomendasi BALITSA, meliputi penggunaan varietas unggul, teknik budidaya cabai hemat air dengan irigasi tetes dan teknik penyemaian. Kegiatan dilaksanakan di lahan kering beririgasi tetes di Sambik Rindang, Desa Salut, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB. Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif kepada petani sasaran.Tahapan kegiatan pengabdian sebagai berikut : (1) membangun kesepakatan bersama antara petani dan tim pengabdiandalam pelaksanaan keiatan, (2) penyuluhan teori budidaya cabai yang ramah lingkungan, (3) pembuatan Demplot cabai; dan (4) evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan sebagai berikut (1) meningkatnya  pemahaman  teori petani terkait dengan budidaya cabai yang ramah lingkungan padasaat off season;(2) petani siap mengadopsi dan menerapkan teknologi budidaya cabai off season yang rekomendasi oleh BALITSA (Balai Penelitian Sayuran) di lahan kering yang berfasilitas perpipaan irigasi tetes. Bentuk pendampinganyang masih diperlukan oleh petani seperti :pendampingan pemupukan cabai spesifik lokasi, strategi pencegahan OPT , pemiliharaan jaringan irigasi tetes, penguatan kelembagaan dan permodalan serta pendampingan pengembangan jaringan pemasaran produk pertanian.Abstract: This service activity aims to transfer chili cultivation technology that is environmentally friendly in the off season to farmers on dry land.The technology package transferred is the BALITSA recommendation package, which includes the use of superior varieties, water-efficient chili cultivation techniques with drip irrigation and seeding techniques.  These activities carried out on dry land with drip irrigation in Sambik Rindang, Salut Village, Bayan District, North Lombok Regency, NTB Province.Activities carried out with a participatory approach to target farmers.Stages of service activities as follows: (1) establishing a joint agreement between farmers and service team in the implementation of activities, (2) extension chili cultivation theory in the off season, (3) making chili demontration plots and (4) evaluation of the activities. The results of the activities were as follows (1) increased understanding of farmers regarding the theory of environmentally friendly chili cultivation in the off season; (2) farmers are ready to adopt and apply the chili cultivation technology recommended by BALITSA (Balai penelitian sayuran) on dry land with drip irrigation piping facilities.  Furthermore, the form of assistance needed by farmer, such as: assistance for site specific chili fertilization, pest prevention strategies, drip irrigation network, institutional strengthening and capital and assistance in developing agricultural product marketing networks.