Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

The Socialization Model of National Character Education for Students in Elementary School Through Comic Astuti, Tri Marhaeni Puji; Kismini, Elly; Prasetyo, Kuncoro Bayu
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i2.3305

Abstract

Realizing the character building on students is a national education goal. The character education is very important for the students. Therefore, the socialization and enculturation of national character education in schools by using an effective and efficient method are needed. This study aims to understand the process of socialization of character education in elementary school, to find the effective way of socialization models of national character education for students in elementary school through comics, and to determine the impact of socialization models of national character education for students in elementary school through the comic for the character building of students. This research was conducted using qualitative methods (Research & Development). The data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The results show that the socialization of the nation’s character education in primary schools is done in several ways; integrated with in the curriculum through the school management, and through extracurricular programs. Those ways do not seem to produce maximum results. Socialization model of the national character of education in the elementary schools through the comic is more effective to apply, because students are more interested in the visualization of interesting and familiar images.Menyadari pembangunan karakter siswa adalah tujuan pendidikan nasional. Pendidikan karakter sangat penting bagi para siswa. Oleh karena itu, sosialisasi dan enkulturasi pendidikan karakter bangsa di sekolah-sekolah dengan menggunakan metode yang efektif dan efisien diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses sosialisasi pendidikan karakter di sekolah dasar, untuk menemukan cara yang efektif untuk model sosialisasi pendidikan karakter bangsa bagi siswa di sekolah dasar melalui komik, dan untuk menentukan dampak dari model sosialisasi pendidikan karakter bangsa bagi siswa di sekolah dasar melalui komik untuk membangun karakter siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif (Research & Development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa sosialisasi pendidikan karakter bangsa di sekolah dasar ini dilakukan dengan beberapa cara, terintegrasi dengan subjek termasuk, melalui manajemen sekolah, dan melalui program ekstrakurikuler. Mereka cara tampaknya tidak menghasilkan hasil yang maksimal. Model Sosialisasi karakter nasional pendidikan di sekolah dasar melalui komik lebih efektif untuk diterapkan, karena siswa lebih tertarik pada visualisasi gambar yang menarik dan akrab.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SUKOHARJO KABUPATEN PATI Luthfi, Asma; Kismini, Elly
Jurnal Abdimas Vol 17, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPA) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupeten Pati belum bisa dirasakan kontribusi sosialnya oleh warga sekitar.Beberapa program pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pengelola TPA belum pernah melibatkan masyarakat sekitar, padahal hal ini penting agar masyarakat memperoleh pengetahuan dan bisa termotivasi untuk melakukan pengelolaan sampah dalam komunitas mereka. Pengelolaan sampah yang berbasis komunitas dengan mensinergiskan dengan system pengelolaan sampah di TPA merupakan model pengelolaan sampah yang cukup efektif yang bisa dilakukan di wilayah ini.Model pengelolaan sampah yang semacam ini mensyaratkan tumbuhnya kesadaran dan partisipasi aktif warga untuk turut mengelola sampah di lingkungan mereka.Hal ini dimaksudkan agar muncul kelompok warga yang peduli sampah dan berkeinginan untuk mengelolanya, sehingga pengelolaan sampah dapat berkelanjutan. Di samping itu, juga mensyaratkan adanya jejaring kerjasama dengan TPA dan lembaga lain dalam pengelolaan sampah.Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua metode kegiatan, yakni Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi.FGD dilakukan dalam 2 tahap yakni FGD I yang bertujuan untuk menggali persoalan-persoalan yang dihadap masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah agar masyarakat dapat memahami dan menyadari persoalan mereka sehari-hari dan FGD II yang bertujuan untuk menggali dan memunculkan peran serta dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengelola sampah secara berkelanjutan.Sosialisasi dilakukan dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang upaya pengelolaan sampah yang berbasis komunitas.Kegiatan ini berlangsung dengan hasil yang baik, sebab kehadiran, partisipasi, dan antusiasme warga dalam mendukung kegiatan ini cukup tinggi.Tetapi singkatnya waktu pelaksanaan dan kurang dilibatkannya perempuan menjadi kendala dari kegiatan ini.Meski demikian, dari kegiatan ini diharapkan tumbuh kesadaran warga untuk mengelola sampah di lingkungan mereka secara partisipatif.
KETERLEKTAN BURUH TERHADAP INDUSTRI SUMPIT (KASUS DI DESA ROWOLAKU KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN) Sari, Dwi Tika; Arsal, Thriwaty; Kismini, Elly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 4 No 2 (2015): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan dan lowongan kerja yang tersedia menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial. Buruh dalam kegiatan industri dijadikan sebagai faktor produksi yang tenaga dan ketrampilannya diperlukan dalam kegiatan industri sesuai dengan kebutuhan perusahaan, namun dalam asumsi masyarakat buruh dikonotasikan sebagai pekerja rendahan, hina, dan kasar yang berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan. Pendidikan rendah yang dimiliki buruh menyebabkan adanya suatu keterlekatan terhadap industri. Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui bentuk keterlekatan buruh terhadap industri sumpit, (2) mengetahui dampak industri terhadap kondisi sosial ekonomi buruh. Metode penelitian adalah kualitatif deskripti.  Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian: (1) keterlekatan buruh mencakup pada perekrutan tenaga kerja yang tidak memprioritaskan pendidikan yang tinggi sehingga menyebabkan banyaknya anggota masyarakat yang berminat untuk bekerja di industri sumpit karena latar belakang pendidikan buruh yang rendah serta terbatasnya skill yang dimiliki buruh menyebabkan pihak industri juga memberikan upah rendah kepada buruh. (2) dampak industri terhadap buruh yang meliputi penciptaan lapangan pekerjaan, mengurangi penganguran, meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat serta pengeksploitasian tenaga kerja.
POJOKAN SEBAGAI STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI BURUH HARIAN PABRIK KETJAP IKAN LELE DI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI Wijayanti, Catur; Luthfi, Asma; Kismini, Elly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 2 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan pojokan sebagai strategi pemenuhan kebutuhan ekonomi Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele. Pojokan merupakan pertukaran ekonomi yang muncul dari inisiatif salah satu buruh dan sampai sekarang masih dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Konsep redsistribusi dari Karl Polanyi serta Teori Pilihan Rasional dari Friedman dan Hetcher sebagai landasan analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) Kegiatan pojokan sebagai mekanisme redistribusi, karena mekanisme pojokan dilakukan secara terpusat kepada satu orang dan uang yang sudah terkumpul akan dibagikan kembali kepada anggota-anggota kelompok, (2) Buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele mempunyai motivasi tersendiri dalam memilih mengikuti pojokan di pabrik yakni gak kudu metu, sak wayah-wayah dan percoyo. Pilihan mengikuti pojokan dirasa tepat untuk meningkatkan kestabilan kehidupan ekonomi, dan (3) Fungsi dari pojokan terhadap kehidupan buruh antara lain membantu perekonomian buruh, meningkatkan rasa kekeluargaan antarburuh dan menyebabkan timbulnya kecemburuan sosialz
MAKNA PERILAKU SISWA DALAM PERAYAAN KELULUSAN UJIAN PADA SMK NEGERI 1 REMBANG TAHUN AJARAN 2014/2015 (Tinjauan Interaksionisme Simbolik Blumer) Krisnawati, Krisnawati; Kismini, Elly; Sulaha, Adang Syamsudin
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 2 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui beberapa perilaku yang ditunjukkan siswa ketika merayakan kelulusan ujian, 2) Mendeskripsikan simbol dan maknanya yang ditunjukkan siswa, 3) Mengetahui alasan perilaku perayaan kelulusan dilakukan siswa SMK Negeri 1 Rembang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, serta teori  Interaksionisme Simbolik dari Blumer sebagai landasan analisis dalam pembahasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Perilaku siswa dalam perayaan kelulusan antara lain bersyukur, mencoret seragam OSIS dan mencoret dinding pagar sekolah, konvoi, dan foto bersama. 2) Simbol dan maknanya  mulai dari perlengkapan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bersih kemudian adanya warna-warni hidup yang diabadikan. Perilaku sebagai rasa kasih sayang, persahabatan, dengan kehidupan yang berputar keluar dari zona nyaman. Kemudian bahasa sebagai ekspresi gembira dan coretannya sebagai identitas solidaritas. 3) Alasan perayaan di lakukan siswa yaitu solidaritas, pengalaman, dan pengaruh media massa. Kendala yang dialami seperti ditegur aparat dan warga, rantai sepeda motor loss serta perlengkapan habis
TRANSFORMASI PERTANIAN DAN DIFERENSIASI SOSIAL EKONOMI PETANI DI DESA KUNIR KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG Indarti, Sri; Luthfi, Asma; Kismini, Elly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 1 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertanian merupakan salah satu sektor yang berpengaruh dalam perekonomian masyarakat di Desa Kunir. Petani di Desa Kunir menjadikan  padi sebagai makan pokok sehingga ketika musim penghujan lahan pertanian mereka ditanami padi, selain padi petani juga menanam jagung dan kacang panjang. Pola tanam yang ada di Desa Kunir pada awalnya yaitu padi-padi-palawija menjadi padi-tembakau-palawija. Adanya program kerjasama antara PT Sadana dan Sampoerna menjadikan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Rembang mulai ditanami tembakau. Transformasi pertanian yang ada di Desa Kunir akan mempengaruhi kehidupan dari masyarakat yang awalnya petani subsisten menjadi petani komersial. Petani tidak lagi hanya memproduksi untuk dirinya sendiri melainkan untuk produksi pasar yang mencakup lingkup luas. Transformasi pertanian mendorong munculnya perubahan yang ada dalam kehidupan petani di Desa Kunir.
Dinamika dan Konflik dalam Proses Relokasi Pedagang Pasar Ngabul Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Musrifah, Siti; Kismini, Elly; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 1 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Ngabul adalah sebuah pasar tradisional yang ada di Desa Ngabul Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dan oleh pemerintah setempat pasar tersebut direlokasi. Ada berbagai kepentingan yang berbeda sehingga memicu terjadinya konflik dalam proses relokasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana perbedaan berbagai kepentingan yang ada dalam proses relokasi pedagang Pasar Ngabul serta dampaknya terhadap kehidupan ekonomi sosial pedagang dan masyarakat Pasar Ngabul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah setempat dan panitia relokasi memiliki kepentingan untuk mewujudkan ketertiban umum, sedangkan keluarga pewakaf tanah di pasar lama, pedagang, dan masyarakat sekitar juga memiliki kepentingan untuk keuntungan masing-masing. Perbedaan kepentingan tersebut menjadi pemicu terjadinya konflik dalam proses relokasi ini. Semenjak dilaksanakannya kebijakan relokasi pedagang Pasar Ngabul, hubungan para pedagang di pasar darurat semakin erat, sedangkan pedagang di pasar baru memulai hubungan atau interaksi dengan orang-orang baru, pendapatan pedagang di pasar darurat tidak mengalami perubahan, pendapatan pedagang di pasar baru meningkat, pendapatan masyarakat sekitar Pasar Ngabul lama menurun dan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar pasar darurat.
PEMBENTUKAN KELUARGA BARU PADA KOMUNITAS LANSIA (Studi Kasus di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang) Retnawati, Retnwati; Arsal, Thriwaty; Kismini, Elly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 1 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis tentang keluarga baru pada komunitas lansia di Unit Pelayanan Sosial “Pucang Gading” Semarang. Tujuan artikel ini untuk mengungkap pembentukan keluarga baru komunitas lansia, faktor pendorong dan penghambat pembentukan kelurga baru serta untuk mengetahui bentuk solusi dari hambatan pembentukan kelurga baru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi serta konsep keluarga terpilih sebagai landasan analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) Pembentukan keluarga baru pada komunitas lansia, diawali dengan penerimaan lansia telantar, pendekatan dengan program pelayanan, proses adaptasi, hingga terbentuk keluarga baru, didasarkan pada konsep keluarga terpilih.(2) Faktor pendorong pembentukan keluarga baru pada komunitas lansia yaitu tidak adanya keinginan kembali kepada keluarga sebelumnya, hidup bebas  dan mandiri serta untuk mencari teman hidup. Sementara itu faktor penghambatannya  karena adanya sikap individualisme bagi lansia baru dan adanya sikap senioritas sebagai penghuni lama. (3) Bentuk solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan bemberikan bimbingan individu, dipisah dalam bangsal yang berbeda dan menghindari konflik.
Penggunaan Asesmen Autentik Oleh Guru Sosiologi Di Sma Negeri 1 Boja (Pokok Bahasan Materi Pembentukan Kelompok Sosial) Setiawati, Setiawati; Kismini, Elly; Rochana, Totok
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 2 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah melihat cara guru sosiologi menggunakan asesmen autentik pada siswa sekaligus mengetahui kendala yang dialami dalam proses penggunaan asesmen autentik tersebut. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boja. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kualitatifdengan fokus penelitian: (1) penggunaan asesmen autentik oleh guru sosiologi (pokok bahasan materi pembentukan kelompok sosial) (2) kendala penggunaan asesmen autentik oleh guru sosiologi (pokok bahasan materi pembentukan kelompok sosial). Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi partisipasi, wawancara, dokumentasi. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian yang telah dilakukan di analisis menggunakan teori kemampuan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Robert M. Gagne. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di pilih dalam penelitian ini sebagai pendukung analisis teori kemampuan belajar Robert M. Gagne. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digunakan untuk menganalisis kendala penggunaan asesmen autentik yang dilakukan oleh guru sosiologi di SMA Negeri 1 Boja.   The purpose of this study is to look at how sociology teachers use authentic assessment of the students as well as to know the constraints experienced in the process of using the authentic assessment. The research was conducted in SMA Negeri 1 Boja. The research was conducted with qualitative approach with focus of research: (1) use of authentic assessment by teacher of sociology (subject matter of formation of social group) (2) obstacle of using authentic assessment by teacher of sociology (subject matter of social group formation). Data collection techniques are conducted through participant observation, interviews, documentation. Research data is analyzed by qualitative descriptive analysis technique. The research that has been done in the analysis uses theories of learning ability and the factors that influence the learning of Robert M. Gagne. Factors that influence learning are selected in this study as a supporter of Robert M. Gagnes theory of learning ability. Factors influencing learning are used to analyze the constraints of using authentic assessment by sociology teachers in SMA Negeri 1 Boja.  
Makna Gelar Adat Terhadap Status Sosial Pada Masyarakat Desa Tanjung Aji Keratuan Melinting Kholiffatun, Umi; Luthfi, Asma; Kismini, Elly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 2 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Tanjung Aji berada di daerah pesisir Lampung yang masuk dalam Keratuan Melinting. Mayoritas masyarakatnya adalah ulun (orang) Lampung yang berprofesi sebagai petani. Masyarakat Tanjung Aji masih berpegang teguh pada kearifan lokalnya, salah satunya adalah ritual pemberian gelar adat saat atau setelah perkawinan.Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan proses pemberian gelar adat pada masyarakat Lampung Saibatin dan mengetahui implikasi pemberian gelar adat terhadap status sosial masyarakat Lampung Saibatin.  Dengan metode penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik sebagai kajian analisis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa prosesi pemberian gelar melalui beberapa proses diantaranya membayar uang adat seperti dau penerangan, dau pengecupan, serta babak kibau. Makna dari pemberian gelar adat meliputi, penghormatan dan status sosial dalam upacara adat, pengaturan relasi dalam kekerabatan, simbol kedewasaan, serta mekanisme pelestarian budaya yang dilakukan secara turun temurun. Implikasi gelar adat terhadap status sosial meliputi, peran, pengakuan sosial dalam komunitas, dan sebagai kontrol sosial.   Tanjung Aji Lampung village is located in the coastal areas which are included in Keratuan Melinting. The majority of people in Tanjung Aji are ‘ulun’ (the people) Lampung people working as farmers. The people in Tanjung Aji still cling to their local wisdom, one of which is the traditional ritual of customary title granting done during or after a marriage ceremony. This study aimed at explainingthe process of customary title granting to Lampung Saibatin communityand knowing the implications of customary title granting toward the social statusof Lampung Saibatin community. In applying qualitative research methods, this study used the theory of symbolic interactionism as the study analysis. The results of the study explained that customary title granting involves several processes such as paying customary money like ‘dau penerangan’,’dau pengecupan’, and ‘babak kibau’. The meanings of customary title granting are admiration and social status in traditional ceremonies, setting the relations in kinship, a symbol of maturity, as well as the mechanisms of cultural preservation which is done for generations. Implications of customary title toward social status are role, social recognition in the community, and social control.