Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik

Optimasi Asam Sitrat Limbah Batang Pisang (Musa Paradisiaca L.) Dengan Metode Kultivasi Cair Putri Prihastuti; Bayu Prasetyo Aji; Dea Syifa Fitriani; Farikha Maharani; Indah Hartati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam sitrat merupakan salah satu produk kimia yang aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional maupun internasional. Asam sitrat dapat diproduksi melalui proses fermentasi mikroorganisme penghasil asam sitrat. Aspergillus niger merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat digunakan pada proses produksi asam sitrat. Penelitian ini bertujuan membuat asam sitrat dari limbah batang pisang dengan variasi penambahan volume starter (10, 20, 30, 40, 50) mL dan lama waktu kultivasi cair (1, 2, 3, 4, 5) hari. Sumber karbon yang digunakan adalah hidrolisa cair hasil pretreatment limbah batang pisang, sedangkan sumber nitrogen yang digunakan adalah (NH4)2SO4. Analisis yang dilakukan mencakup perubahan pH, total asam, biomassa dan rendemen (yield) yang dihasilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asam sitrat paling banyak diproduksi pada penambahan volume starter 20 mL serta lama waktu fermentasi 5 hari dengan total asam 8,06 mg/ml, pH 2,8 dan rendemen 46%.
Penerapan Metode Microwave-Assisted Extraction (MAE) Berbasis Green Solvent Senyawa Pektin Albedo Jeruk Bali (Citrus Maxima) Ratna Bernika Amaranti; Dewi Indarwati; Alvia Sefie Tristiyanti; Farikha Maharani; Laeli Kurniasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah jeruk bali atau Citrus Maxima merupakan salah satu jenis jeruk yang banyak di budidayakan di Indonesia. Pada umumnya jeruk bali dikonsumsi dalan keadaan segar, sehingga menyebabkan limbah berupa kulit atau albedo dari jeruk bali. Seperti yang diketahui albedo jeruk bali mengandung komponen nutrisi yang kaya akan manfaat, diantaranya senyawa alkaloid, flavonoid, likopen, dan yang paling dominan adalah pektin sebesar 16,68% sampai 21,95%. Pektin sendiri sangat bermanfaat dalam industry pangan maupun farmasi. Sehingga diperlukan ekstraksi pektin albedo jeruk bali menggunakan Microwave Assisted Extraction. Dalam proses ekstraksi umumnya menggunakan pelarut organic. Penggunaan pelarut tersebut memiliki dampak buruk baik kepada operator/peneliti hingga lingkungan. Maka dari itu dilakukan ekstraksi berbasis green solvent jenis baru berupa pelarut eutektik alami (NADES) karena memiliki beberapa keunggulan. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui rasio terbaik pelarut dalam proses ekstraksi, (ii) mengetahui lama waktu optimum proses ekstraksi, dan (iii) untuk mengetahui daya terbaik pada proses ekstraksi. Hasil ekstraksi terbaik diperoleh pada rasio pelarut 1:5:18 (CAS-H2O), dengan lama waktu ekstraksi optimum pada menit ke 20, dan pada daya 50% dari daya maksimum 800 watt.
Ekstraksi Senyawa Tanin Dari Kulit Bawang Putih (Allium Sativum L.) Berbantu Gelombang Mikro Iga Cahyana; Laeli Kurniasari; Farikha Maharani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBawang putih (Allium sativum L) merupakan tumbuhan herba yang biasa digunakan sebagai komponen resep dari kebanyakan makanan. Penggunaan bawang putih sebagai bumbu masakan menghasilkan limbah dari kulit bawang putih yang dibuang begitu saja. Padahal menurut beberapa penelitian kulit bawang putih ternyata memiliki khasiat yang tidak kalah penting. Terdapat beberapa zat aktif yang terkandung didalam kulit bawang putih, salah satunya adalah tanin yang memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antibakteri. Ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro merupakan proses yang relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan metode konversional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variabel rasio bahan baku-pelarut, daya dan waktu proses ekstraksi tanin dari kulit bawang putih dengan bantuan gelombang mikro. Percobaan dilakukan dengan variabel rasio bahan baku-pelarut 1:10, 1:15, 1:20, 1:25, 1:30, variabel daya 10% dan 50% dari daya maksimum alat (399 watt), dan variabel waktu 5, 10 dan 15 menit. Hasil percobaan menunjukan bahwa ketiga variabel berpengaruh terhadap konsentrasi tanin hasil ekstraksi. Secara umum konsentrasi tanin meningkat seiring kenaikan ketiga variabel sampai maksimum di titik tertentu, kemudian turun. Kadar tanin tertinggi diperoleh sebesar 22,255 mg/ml dengan % yield sebanyak 2,04% dari perbandingan bahan baku-pelarut 1:15, waktu ekstraksi 10 menit dan daya 50%. Kata kunci: Kulit bawang putih, tanin, gelombang mikro.
KARAKTERISASI SELULOSA ASETAT DARI KETELA POHON (Manihot esculanta) Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.62 KB)

Abstract

Selulosa asetat biasanya dibuat dari air kelapa (nata de coco), karena produksi nata de coco semakin meningkat sehingga bahan baku air kelapa menjadi mahal maka diperlukan alternative media lain untuk pembuatan selulosa asetat.  Sebagai alternative digunakan ketela pohon yang bahan bakunya melimpah di Indonesia. Diversifikasi ketela pohon menjadi bahan baku membran mikrofiltrasi diharapkan dapat bermanfaat untuk proses pemisahan warna pada limbah batik artifisial. Selulosa asetat pada penelitian ini diperoleh dari aktifitas bakteri acetobacter xylinum. Produk selulosa asetat ini biasanya berasal dari air kelapa yang kita kenal dengan nata de coco. Penggunaan selulosa asetat dari nata de coco ini banyak diaplikasikan pada pengembangan produk perawatan luka, diafragma pengeras suara, serat tekstil, kertas, bahan makanan dan bahan pemisah atau membrane. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut mengetahui cara pembuatan selulosa asetat dari ketela pohon. Hasil dari penelitian ini antara lain glukosa yang terkandung dalam ketela pohon sebesar 30%, uji proksimat serbuk selulosa asetat antara lain kadar air 5,23% wb, kadar abu 0,46% wb, kadar selulosa 94,09% wb dan kadar protein 0,22% wb. Kata Kunci : Acetobacter xylinum, Manihot esculanta, selulosa asetat
Karakteristik Pati Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) yang Berpotensi Sebagai Pengganti Gelatin pada Pembuatan Cangkang Kapsul Lunak Nida Amalia Aliyatunnaim; Ninuk Dina Luciani Septina; Diandra Fitry Angelin Ginting; Farikha Maharani
Prosiding Seminar Sains Nasional dan Teknologi Vol 12, No 1 (2022): VOL 12, NO 1 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v12i1.7184

Abstract

Pati merupakan karbohidrat polimer glukosa yang terdiri dari komponen utama yaitu amilosa dan amilopektin. Salah satu alternatif pengganti gelatin dari bahan non hewani dapat diperoleh dari polisakarida seperti pati. Pati dapat digunakan sebagai pengganti gelatin karena memiliki sifat yang elastis dan dapat membentuk gel. Sumber pati salah satunya berasal dari biji nangka. Berdasarkan proses produksi, karakteristik, maupun manfaat lainnya pati memiliki potensi cukup besar sebagai alternatif bahan pangan. Percobaan dilakukan dengan proses perendaman kemudian diambil filtratnya dan dikeringkan pada suhu 50°C dengan try dryer selama 12 jam. Tujuan dari riset ini adalah (i) mengetahui karakteristik pati sebagai pengganti gelatin. Hasil karakteristik analisis pati diperoleh warna ungu, kadar air 4,2%, kadar abu 0,99% dan 26% kadar amilosa, 74% amilopektin sedangkan uji FTIR diperoleh gugus fungsi hidroksil (O-H), gugus karbonil C=O, senyawa aromatik (C=C) dan eter (C-O).