Ganjar Samudro
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang - Semarang 50275

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH DOSIS RAGI DAN BEBAN ORGANIK TERHADAP KINERJA DCMFCs DAN GAC-DCMFCs DALAM PRODUKSI LISTRIK DAN EFISIENSI PENURUNAN COD Ganjar Samudro; Sri Sumiyati; Bimastyaji S. Ramadan; Lintang Iradati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian skala laboratorium ini dilakukan untuk menganalisis perbandingan kinerja DCMFCs dan GAC-DCMFCs dalam produksi listrik dan efisiensi penurunan COD yang dipengaruhi oleh dosis ragi dan perbedaan beban organik. DCMFCs disusun dengan dua kompartemen anoda dan katoda yang masing-masing dihubungkan dengan jembatan garam yang telah dipreparasi larutan 1 M NaCl, sedangkan GAC-DCMFCs disusun dengan penambahan media GAC pada ruang anoda. Kompartemen anoda dikondisikan anaerob dan katoda diisi larutan elektrolit 0,15 M KMNO4, yang dibuat dari plastik dengan volume kerja 600 mL. Dosis ragi divariasikan (1,5; 3; 4,5) g/L. Beban organik divariasikan (0,4; 0,8; 1,2) mg/menit. Rancangan penelitian dibuat secara paralel dengan total sebanyak 18 reaktor dengan pengambilan sampel duplikat. Hasil penelitian didapatkan bahwa dosis ragi 3 g/L dan beban organik 0,8 mg/menit pada kondisi optimum, total kinerja produksi listrik diatas 185 mW/m2 dan efisiensi penurunan COD diatas 90%  lebih tinggi pada DCMFCs dibandingkan GAC-DCMFCs. Media GAC dalam chamber anoda DCMFCs yang dipengaruhi oleh adanya ragi dapat meningkatkan efisiensi penurunan COD dan nilai resistensi terhadap transfer elektron. Kata kunci: COD, DCMFCs, GAC-DCMFCs, listrik, ragi
PENGGUNAAN NILAI EC, GI, DAN DOM PADA PENENTUAN KOMPOS MATANG DAN STABIL DIPERKAYA Faiq Rahman; Taufiq Edi Laksono; Ganjar Samudro; Ika Bagus Priyambada
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.31 KB)

Abstract

GI dan EC digunakan untuk menyatakan toksisitas suatu zat. Sedangkan DOM digunakan untuk menyatakan biodegradabilitas suatu zat. Pada penelitian ini, GI, EC, dan DOM digunakan secara bersamaan untuk menentukan kompos matang dan stabil. Kompos matang adalah kompos yang telah hilang senyawa fitotoksinnya selama proses pengomposan. Kompos stabil adalah kompos yang tidak lagi menunjukan aktivitas mikroorganisme. Kompos yang diperkaya nilai N dengan penambahan pupuk anorganik seperti urea dan ZA, dapat berubah toksisitas dan biodegradabilitasnya. Nilai EC didapatkan dari pengujian toksisitas akut dan nilai GI dihasilkan dari uji indeks perkecambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kompos matang dan stabil diperkaya berdasarkan nilai EC GI dan DOM kompos. Uji toksisitas akut dan uji indeks perkecambahan dilakukan dengan cara mengamati pertumbuhan benih kacang hijau selama 72 jam dengan variasi konsentrasi penambahan pupuk anorganik pada kompos. Sedangkan, DOM dinyatakan dalam rasio BOD5/COD. Selanjutnya hasil nilai EC, GI, dan rasio BOD5/COD dapat digunakan untuk menentukan kompos matang dan stabil diperkaya. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa kompos merek A telah matang dan stabil pada konsentrasi penambahan ZA sebesar 1,65% dan 0,41% penambahan urea , sedangkan kompos B telah matang dan stabil pada konsentrasi penambahan ZA sebesar 0,732% dan 0,2% penambahan urea. Kata kunci: Kompos, Matang , Stabil, EC, GI, DOM
PENENTUAN METODE PENGOLAHAN SAMPAH BERDASARKAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI UNIVERSITAS DIPONEGORO (STUDI KASUS: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FPIK) Diah Indra Rini; Elisabeth Priscila; Dwi Siwi Handayani; Ganjar Samudro
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.622 KB)

Abstract

Penanganan sampah di FK dan FPIK Undip saat ini yaitu berupa pembakaran. Pembakaran sampah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan sampah yang tepat sesuai dengan timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Pengambilan dan pengukuran timbulan serta komposisi sampah dilakukan selama 8 hari berturut-turut pada bulan Juni 2015 yang mengacu pada SNI 19-3964-1994.Jumlah timbulan sampah di FK dan FPIK mencapai 0,01 kg/org/hari.dan 0,03 kg/org/hari dengan sumber sampah perkuliahan /perkantoran, taman/jalan, dan kantin. Menurut penelitian yang telah dilakukan, dari keseluruhan komposisi sampah yang telah dipilah, sampah yang dihasilkan di FK dan FPIK Undip memiliki komposisi sampah dominan berupa sisa makanan dan dedaunan. Karakteristik sampah FK dan FPIK memiliki kadar air sebesar 55,03% dan 25,05%; kadar abu sebesar 7,95% dan 6,96; rasio C/N sebesar 26,12% dan 28,61%; dan nilai kalori sebesar 3.433,07 kkal/kg dan 3.679,54 kkal/kg. Berdasarkan hasil timbulan, komposisi dominan, dan karakteristik sampah tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampah FK dan FPIK berpotensi untuk dilakukan pengolahan secara anaerobic digestion, pengomposan, briket bioarang, inseneras, dan recycle. Kata kunci: FK, FPIK, pengolahan sampah, Undip
KAJIAN PENENTUAN METODE PENGOLAHAN SAMPAH BERDASARKAN TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI UNIVERSITAS DIPONEGORO (STUDI KASUS: FSM, FIB, DAN D3 TEKNIK) Etika Christina R.M; Cyntia Cyntia; Ganjar Samudro; Dwi Siwi Handayani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.646 KB)

Abstract

Jumlah timbulan sampah di FSM, FIB dan D3 Teknik mencapai 0,08 kg/orang/hari dengan sumber sampah gedung, taman/jalan, dan kantin. Jumlah sampah yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pengomposan dan briket bioarang adalah FSM 944,61 L, FIB 127,06 L, dan D3 Teknik 101,07 L. Hasil uji karakteristik sampah didapatkan nilai kadar air FSM 36,6% FIB 28,79 % dan D3 Teknik 50,58 % . Nilai kadar abu FSM 10,5% , FIB 4,35%, dan D3 Teknik 4,09%. Rasio C/N untuk FSM  27,45 : 1, FIB 30,7 : 1 dan D3 Teknik 30,4 :1. Kadar kalori dari sampah FSM 4.089 kkal/kg, FIB 4.274 kkal/kg, dan D3 Teknik 3.743 kkal/kg. Rumus empiris sampah organik (sisa makanan dan daun) di FSM C222H477O221N7S, FIB C242H513O237N7S, dan D3 Teknik C210H446O206N6S. Pada penelitian ini berdasarkan hasil timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah yang dihitung di FSM, FIB dan D3 Teknik , kemudian dihubungkan dengan standar karakteristik sampah dari berbagai referensi didapatkan hubungan timbulan, komposisi dan karakteristik sampah terhadap metode pengolahan secara anaerobic digestion, pengomposan, briket bioarang, insenerasi dan recycle.   Kata kunci: analisis karakteristik, pengolahan, kompos, sampah, timbulan.
PENINGKATAN KUALITAS KOMPOS SAMPAH ORGANIK KAMPUS DENGAN DIPERKAYA PUPUK NPK DAN UREA Bagaskoro Prasetyo Putro; Rantidaista Ayunin Walidaini; Ganjar Samudro; Winardi Dwi Nugraha
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.718 KB)

Abstract

Ketergantungan petani akan pupuk kimia telah menimbulkan berbagai masalah seperti meningkatnya keasaman tanah dan ketidakseimbangan nutrisi pada tanah. Pengkombinasian kompos dengan pupuk kimia (pengayaan kompos) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Penambahan pupuk kimia ke dalam kompos dapat menambah ketersediaan hara bagi tanaman dan tanah, dan mempercepat proses degradasi bahan organik. Jenis pupuk kimia yang paling sering digunakan oleh petani adalah pupuk NPK karena memiliki unsur hara yang cukup lengkap dan pupuk urea yang memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk NPK dan pupuk Urea dalam pembuatan kompos matang dan stabil. Pengomposan dilakukan secara aerobik menggunakan tube composter selama 49 hari (6 minggu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk NPK dan urea berpengaruh terhadap peningkatan unsur hara Nitrogen dengan nilai signifikansi 0,006; Fosfor dengan nilai signifikansi 0,149; dan Kalium dengan nilai signifikansi 0,057. Kata kunci:kompos sampah organik, pupuk NPK, pupuk Urea
Pengolahan Limbah Domestik Kawasan Pesisir Dengan Subsurface Constructed Wetland Menggunakan Tanaman Jatropha curcas L. Amalia Fildzah; Retno Suryani; Adistia Dian; Greace Fitriana; Arum Choirun Nisa; Ganjar Samudro
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2016): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol8.iss2.art2

Abstract

Indonesia sebagai negara maritim seharusnya mampu memanfaatkan sumber daya maritimnya secara berkelanjutan. Namun, pemanfaatan sumber daya maritim selama ini cenderung mengabaikan kelestarian lingkungan. Akibatnya, perairan Indonesia banyak mengalami pencemaran yang salah satu sumber utamanya berasal dari limbah domestik pemukiman pesisir. Sementara itu, salah satu cara untuk mengolah limbah domestik adalah dengan sistem Subsurface Constructed Wetland. Sistem ini lebih dianjurkan karena mampu mengolah berbagai jenis limbah dengan efisiensi tinggi serta ekonomis dari segi biaya. Jarak Pagar adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai fitoteknologi untuk meremediasi lingkungan tercemar. Selain itu, Jarak Pagar juga merupakan tanaman adaptif yang dapat tumbuh pada kondisi lingkungan beragam. Penelitian ini menggunakan 10 reaktor Subsurface Constructed Wetland dengan tanaman Jarak Pagar aliran continue yang terdiri atas 9 reaktor menggunakan variasi debit dan jarak penananaman serta 1 reaktor tanpa tanaman sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem Subsurface Constructed Wetland dengan tanaman Jarak Pagar mampu menyisihkan COD sebesar 38-85% dan TSS sebesar 75-91%. Sementara itu, kinerja terbaik ditunjukkan oleh Reaktor 3 dengan debit 8 ml/menit dan jarak penanaman 10 cm yang mencapai efisiensi penyisihan COD (84, 75%) dan TSS (87,5%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem Subsurface Constructed Wetland dengan tanaman Jarak Pagar dapat menjadi salah satu solusi untuk mengelola lingkungan pesisir sehingga akan terwujud pembangunan maritim berkelanjutan.
Penentuan Penambahan Volume Air Konstan pada Pengomposan Sampah Daun Menggunakan Pendekatan Grafis Reservoir Ganjar Samudro; Sri Sumiyati; Dian Asri Puspa Ratna; Sindi Martina Hastuti; Vaneza Citra Kurnia
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2017): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol9.iss1.art4

Abstract

Penentuan penambahan volume air konstan pada pengomposan sampah daun dilakukan untuk mendapatkan volume air optimum selama 1 siklus. Penambahan secara manual pada proses pengomposan dapat menyebabkan hambatan proses dekomposisi materi, ketidakpraktisan operasional, dan perubahan parameter kualitas kompos. Tujuan penentuan ini adalah untuk mendapatkan penambahan volume air konstan dalam proses pengomposan sampah daun secara kontinyu hingga mencapai persentase kadar air yang diinginkan. Metode grafis reservoir diterapkan dengan urutan tabulasi hasil dalam satuan persentase kadar air ekuivalen dengan volume air yang ditambahkan dan digambarkan dalam bentuk grafis akumulasi persentase kadar air. Hasil yang didapatkan adalah penambahan volume air konstan dengan kadar air yang diinginkan 50% sebesar 334 ml/kg sampah/siklus ≈ 100 ml/l sampah/siklus ≈ 24% penambahan volume air ≈ 17 ml/hari debit input. Sedangkan penambahan volume air konstan dengan kadar air yang diinginkan 60% sebesar 717 ml/kg sampah/siklus ≈ 215 ml/l sampah/siklus ≈ 16% penambahan volume air ≈ 36 ml/hari debit input. Semakin besar kadar air yang diinginkan, maka semakin besar penambahan volume air konstan dan debit input, serta semakin kecilnya persentase penambahan volume air yang mengindikasikan kapasitas tampung reservoir yang semakin kecil.
PENENTUAN PENGADUKAN OPTIMUM BERDASARAN PENGOMPOSAN DAN PRODUKSI LISTRIK DALAM CSMFCs (COMPOST SOLID PHASE MICROBIAL FUEL CELLS) Cagayana Cagayana; Mochtar Hadiwidodo; Ganjar Samudro
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2018): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol10.iss2.art2

Abstract

Compost Solid Phase Microbial Fuel Cells adalah salah satu alternatif teknologi pemrosesan sampah organik yang mampu menghasilkan energi yang bersih sebagai hasil dari pengolahan material padat. Masalah dalam CSMFCs adalah masih rendahnya daya listrik yang dihasilkan selama proses berlangsung, sehingga belum dapat diaplikasikan dengan kondisi yang diharapkan.  Penelitian ini mengembangkan sebuah sistem CSMFCs menggunakan pengadukan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi kinerja CSMFCs, baik dalam menghasilkan kompos matang maupun listrik. Elektroda yang digunakan adalah elektroda graphene yang dirangkai dalam reaktor menggunakan konfigurasi single chamber – air cathode. Volume sampah yang digunakan adalah 2/3 dari volume reaktor dan sumber sampah berasal dari sampah sisa makanan, sampah sisa sayuran, ampas kedelai, dan sampah daun berasal dari pekarangan sekitar Undip yang dioperasikan dalam kondisi batch. Hasil penelitian CSMFCs menunjukkan bahwa kinerja paling optimum terdapat pada frekuensi pengadukan 4 hari sekali. Kompos yang dihasilkan memenuhi ketentuan SNI 19-7030-2004 dan menghasilkan produksi listrik dengan Power Density, Coulombic Efficiency (CE), dan Energy Efficiency (EE) berturut-turut sebesar 17,744 mW/m2, 0,6477%, dan 0,0000733% pada hari ke 20. 
PENENTUAN SURFACE LOADING RATE (Vo) DAN WAKTU DETENSI (td) AIR BAKU AIR MINUM SUNGAI KREO DALAM PERENCANAAN PRASEDIMENTASI DAN SEDIMENTASI HR-WTP JATIBARANG Ahmad Iman Tauhid; Wiharyanto Oktiawan; Ganjar Samudro
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2018): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol10.iss2.art1

Abstract

Umumnya dalam pengolahan air, proses pemisahan padatan terjadi dalam bentuk pengendapan pa rtikel diskrit (prasedimentasi atau grit chamber) dan pengendapan flokulan (sedimentasi). Sebelum melakukan perencanaan untuk mengolah air sungai Kreo, diperlukan analisa kecepatan pengendapan sebagai dasar kriteria desain yang akan digunakan dalam perencanaan bak prasedimentasi dan sedimentasi. Air sungai diambil sesuai dengan SNI 6989.57:5008 pada titik kordinat X = 429320, Y = 9222982, dalam zona 49 M. Sebelum melakukan analisa pengendapan, dilakukan Jar test untuk mengetahui dosis koagulan yang optimum. Didapatkan dosis koagulan yang optimum sebesar 20 mg/L. Hasil analisis didapatkan bahwa, dengan overflow rate sebesar 2,769 m/h, bak prasedimentasi dapat mengendapkan partikel dengan ukuran 0,0315 mm atau lebih besar. Untuk mencapai efisiensi 70% dalam pengolahan sedimentasi, maka dibutuhkan overflow rate (Vo) sebesar 1,3 m/h. 
Potensi Material Sampah Combustible pada Zona II TPA Jatibarang Semarang sebagai Bahan Baku RDF (Refuse Derived Fuel) Lucy Amena Sembiring; Ika Bagus Priyambada; Ganjar Samudro; Baskoro Lokahita; Irawan Wisnu Wardhana; Mochtar Hadiwidodo; Syafrudin Syafrudin
Jurnal Teknik Mesin Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v7i1.2240

Abstract

Jumlah penduduk yang meningkat juga meningkatkan jumlah kebutuhan energi. Namun, sumber daya yang tersedia juga semakin berkurang. Sehingga perlu digantikan dengan energi yang baru. Sampah yang meningkat dan pengolahan yang sangat sedikit dapat dijadikan sumber energi yang baru bagi masyarakat dengan konsep waste to energy (WTE). Salah satunya yaitu dengan mengubah sampah menjadi bahan baku RDF (refuse-derived fuel). RDF merupakan salah satu teknik penanganan sampah dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu bahan bakar. Sampah sangat berpotensi menjadi bahan baku RDF terutama organik dan plastik sebagai sampah yang mudah terbakar (combustible). Sampah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku RDF dengan cara menganalisis nilai kalor yang dihasilkan. Untuk menganalisis nilai kalor pada sampah combustible zona aktif II TPA Jatibarang dapat dilakukan dengan cara pengujian sampel sebanyak 100 gram dengan alat bom kalorimeter. Sampel tersebut diambil pada kedalaman 0-3 m dengan metode random sampling. Kemudian akan didapat nilai kalor tinggi yang dihasilkan sampel tersebut. Nilai Kalor Tinggi yang dihasilkan sampel tersebut sebesar 5,69 kkal/ton pada kedalaman 0-1 m, 6,07 kkal/ton pada kedalaman 1-2 m dan 5,94 kkal/ton pada kedalaman 2-3 m. Nilai kalor tinggi yang dihasilkan sampah combustible tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah kedalaman sampah maka akan semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan dan sampah tersebut berpotensi sebagai bahan baku RDF.