Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EKSTRAKSI KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) MENGGUNAKAN MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION Nayyifatus Sa’diyah; Muhamad Farid Aminudin; Putri Prihastuti; Laeli Kurniasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.255 KB)

Abstract

Buah manggis merupakan buah lokal yang banyak dijumpai di Indonesia. Umumnya buah manggis hanya dimanfaatkan buah dan bijinya saja, sedangkan kulitnya jarang dimanfaatkan. Perlu diketahui dalam kulit buah manggis terdapat senyawa-senyawa yang bersifat sebagai antioksidan seperti xanton, antosianin, saponin, dan tanin. Dalam mengambil senyawa antioksidan dibutuhkan teknik ekstraksi. Umumnya dalam ekstraksi kulit buah manggis masih menggunakan teknik ekstraksi yang konvensional dimana laju ekstraksinya lama sehingga waktu yang dibutuhkan tidak efisien. Maka dari itu dilakukan ekstraksi kulit buah manggis menggunakan Microwaved Assisted Extraction berbantu gelombang mikro karena beberapa keunggulan yang dimiliki. Dalam proses ekstraksi menggunakan pelarut Etanol 85%-Asam sitrat. Tujuan dari penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui daya terbaik pada proses ekstraksi, (ii) mengetahui lama waktu optimum proses ekstraksi, (iii) untuk mengetahui rasio terbaik umpan:pelarut dalam proses ekstraksi, dan (iv) untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan pada ekstrak kulit manggis menggunakan metode DPPH. Hasil ekstraksi terbaik diperoleh pada daya 30% dari daya maksimal 399 watt, dengan lama waktu ekstraksi optimum pada menit ke 10, dan  rasio terbaik diperoleh pada rasio umpan :pelarut 1:20, serta ekstrak kulit manggis menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dengan diperoleh nilai IC50 sebesar 19,88 ppm menggunakan metode DPPH dengan alat spektrofotometer uv-vis.Kata kunci: kulit manggis, ekstraksi, gelombang mikro, antioksidan, DPPH
EKSTRAKSI MINYAK BIJI KAPUK RANDU (Ceiba pentandra Gaertn) MENGGUNAKAN EKSTRAKTOR BERBANTU GELOMBANG MIKRO Ninik Indah Hartati; Revy Andar Raesta; Nayyifatus Sa’diyah; Laeli Kurniasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.254 KB)

Abstract

Minyak biji kapuk adalah salah satu alternatif pengembangan sumber minyak nabati yang mempunyai nilai jual tinggi. Di Indonesia proses ekstraksi minyak biji kapuk masih secara konvensional dan memiliki beberapa kelemahan antara lain  waktu ekstraksi yang lama, pemakaian pelarut yang bermacam-macam, harga pelarut yang relatif mahal, dan yield yang dihasilkan  sedikit. Dari penelitian yang telah ada, penggunaan ekstraktor dengan gelombang mikro menjadi salah satu alternatif proses dengan kebutuhan energi yang sedikit serta hasil yield yang banyak. Tujuan penelitian ini adalah (i) mengetahui pengaruh variabel waktu ekstraksi terhadap hasil ekstrak. (ii) mengetahui pengaruh variabel rasio solute:solvent (m/v) terhadap hasil ekstrak. (iii) mengetahui hasil analisa Free Fatty Acid (FFA) terhadap hasil ekstrak. (iv) mengetahui hasil analisa angka bilangan penyabunan terhadap hasil ekstrak. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap petama yaitu proses ekstraksi menggunakan gelombang mikro dengan variabel berubah adalah waktu 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit serta rasio solute:solvent 1:15, 1:20, 1:25, 1:30, 1:35, 1:40 (m/v) menggunakan campuran solvent 5%etanol:95% n-hexane. Tahap kedua yaitu pemisahan minyak dari solvent dengan menggunakan metode destilasi. Hasil penelitian menunjukkan hasil ekstraksi terbaik diperoleh dari lama waktu ekstraksi 15 menit, rasio solute:solvent 1:30 (m/v) dengan yield 33.53%, nilai FFA 1.49% dan angka bilangan penyabunan 141.147 mgKOH. Kata kunci : Biji Kapuk, Gelombang Mikro, Minyak.
FORMULASI SABUN MANDI PADAT BERBASIS MINYAK BIJI KAPUK RANDU (Ceiba pentandra Gaertn) DENGAN PENAMBAHAN JASMINE OIL Nayyifatus Sa’diyah; Ninik Indah Hartati; Revy Andar Raesta; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2483

Abstract

Konsumsi  sabun mandi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi terhadap bahan baku pembuatan sabun salah satunya dengan menggunakan minyak biji kapuk sebagai bahan baku formulasi sabun. Biji tanaman kapuk randu mengandung minyak sekitar 24-40% berat kering. Minyak biji kapuk  yang dihasilkan dari biji tanaman kapuk randu dapat dijadikan alternatif untuk dimanfaatkan dalam formulasi sabun. Hal ini dikarenakan kandungan pada minyak biji kapuk menunjukkan aktivitas antibakteri karena pada ekstrak kasarnya mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah  (i) untuk  mengetahui pengaruh variabel NaOH terhadap sabun yang dihasilkan, (ii) mengetahui hasil analisa sabun yang meliputi organoleptik, kadar air, alkali bebas, dan derajat keasaman (pH) terhadap sabun yang dihasilkan. Tahap dari penelitian ini yaitu formulasi sabun menggunakan 19.1 gram minyak biji kapuk dengan variabel berubah NaOH 2, 2,5, 3, 3,5 , 4 gram dengan penambahan jasmine oil sebagai aromaterapi. Hasil penelitian menunjukkan hasil formulasi sabun terbaik diperoleh dari variabel NaOH 2 gram dengan berat 4,22 gram, kadar air 0,32%, alkali bebas 0,01%, dan nilai derajat keasaman (pH) 10. Kata kunci : formulasi,minyak biji kapuk, NaOH, sabun padat
FORMULASI SABUN MANDI PADAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Muhammad Farid Aminudin; Nayyifatus Sa’diyah; Putri Prihastuti; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3025

Abstract

Sabun telah menjadi kebutuhan primer hampir di seluruh lapisan masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kimia dan farmasi, perkembangan kosmetik mulai bergeser ke arah natural product karena adanya trend back to nature. Salah satu bahan herbal yang dapat ditambahkan dalam sediaan kosmetik sabun mandi padat adalah ekstrak kulit manggis. Kulit buah manggis diketahui tersusun atas senyawa polifenol yang cukup banyak, diantaranya adalah antosianin, tanin, xantone, dan senyawa asam fenolat. Xantone yang banyak terdapat pada kulit buah manggis berfungsi sebagai antioksidan, antiproliferasi, anti-inflamasi, dan antimicrobial. Oleh karenanya dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada formulasi sabun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil analisa organoleptik, derajat keasaman, kadar air, dan alkali bebas serta pengaruh variabel penambahan ekstrak kulit manggis. Tahap dari penelitian ini meliputi formulasi sabun menggunakan 15 gram minyak kelapa dengan penambahan 12 gram NaOH serta variabel berubah ekstrak kulit manggis 0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9 dan 1.1 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel sabun yang dibuat telah memenuhi Standar Nasional Indonesia 1994. Penambahan ekstrak kulit manggis tidak berpengaruh nyata terhadap uji derajat keasaman, kadar air, dan alkali bebas. akan tetapi berpengaruh terhadap warna sabun Kata kunci : formulasi, ekstrak kulit manggis, NaOH, sabun padat