Engkos Kosasih
Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Majalengka

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SASTRA KLASIK SEBAGAI WAHANA EFEKTIF DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER Kosasih, Engkos
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 13, No 2 (2013): Volume 13, Nomor 2, Oktober 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/bs_jpbsp.v13i2.294

Abstract

Abstrak   Sastra Klasik sebagai Wahana Efektif Pengembangan Pendidikan Karakter. Pelajaran sastra klasik merupakan wahana efektif bagi pengembangan karakter siswa. Dalam sastra klasik ada unsur budaya, sejarah, bahkan unsur ideologi di samping aspek  emosional, intelektual, sosial, dan moralitas. Unsur-unsur itu pula yang selama ini merupakan bidang kajian dalam pengembangan kepribadian. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kepribadian (baca: karakter) melalui pengajaran sastra klasik bukanlah upaya yang mengada-ada. Sastra klasik dapat membantu pembentukan karakter siswa, melalui jalinan cerita yang menyentuh, pilihan kata yang menggugah, ataupun kekuatan konflik yang menggetarkan temanya yang mencengangkan dan heroik. Justru dengan sastra klasik itulah  siswa dapat memperoleh kesadaran, tanpa merasa dipaksa dan digurui. Untuk itu, pembelajarannya tidak cukup apabila berkutat pada soal teori. Ada aspek lain yang yang lebih penting, yaitu apresiasi dan kreasi. Kedua aspek tersebut bisa memberikan pengalaman dan kepribadian bersastra, terutama di dalam pembentukan karakter-karakter tertentu pada diri siswa.Kata kunci: Sastra klasik, pendidikan karakter, potensi siswa, strategi pembelajaran Abstract   Classic literature as an effective way in improving education of character.A lesson of classic literature is an effective mode for improving student’s character. Some elements of classic literature include culture element, history, beside emotional aspect, intellectual, social, and morality. That element as long as now is an inspection surface in a personality improvement. Therefore, improvement of personality education (read: character) by means of classic literature is not fabricating efforts. A classic literature is able to help building student’s character, by means of touching story’s combination, shaking of words selection, or a power of conflict which was tremble his friend shock and heroism. Exactly, by a classic literature, a student is able get a conscious, without feeling to be forced and taught. So, learning of it is not enough if only concentrate to a theory. Another aspect is more important, that is an appreciation and creation. Both of that aspect is able to give an experience and literature personality, especially in certain characters building of student’s personal.Keywords: Classic literature, character education, students potential, learning’s strategy 
LITERASI MEDIA SOSIAL DALAM PEMASYARAKATAN SIKAP MODERASI BERAGAMA kosasih, engkos
Jurnal Bimas Islam Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.139 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v12i2.118

Abstract

Media sosial saat ini berhasil membentuk kekuatan besar dalam membentuk perilaku manusia dalam kehidupan modern yang dinamis ini. Belakangan ini, media sosial merupakan fenomena baru yang sangat digandrungi masyarakat modern tanpa mengenal usia dan afiliasi sosial apapun. Alih-alih menggunakan untuk hiburan semata, tapi menjadi bumerang bagi diri sendiri. Masyarakat perlu mengetahui dibalik kebebasan media sebagai alat ekspresi diri dalam berpendapat, tetap ada berbagai ranah aturan serta etika yang harus dipenuhi. Dengan demikian pengguna medsos harus bersikap adil (tidak berlebihan) dalam menyikapi berbagai hal yang didapatkan, jangan sampai sikap keberpihakan terhadap sesuatu membuat kita terjebak dalam lubang kemadharatan dari medsos. Hadirnya tulisan ini diharapkan ada sikap yang berbeda dari para pengguna medsos, yaitu berfikir dan bersikap moderat terhadap hal-hal yang beredar di medsos, terutama moderat dalam hal beragama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang mana data yang dibutuhkan hanya sebatas dokumen-dokumen yang dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil dari penelitian ini bahwa bagaimana caranya seseorang sebagai pengguna medsos harus bisa menerapkan sikap wasaty atau adil dalam mengambil segala yang ada di dalamnya. Masyarakat (user medsos) harus bisa memilah dan memilih apa yang seharusnya diterima dan apa yang seharusnya ditolak.  Hal ini terlebih terhadap hal-hal yang berbau dengan masalah agama, seperti berbagai doktrin jelek yang tersebar melalui medsos. Dengan demikian, masyarakat harus bisa menyaring berbagai informasi yang masuk dan harus bersikap moderat terlebih dahulu terhadap berbagai informasi tersebut, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk mengambil sikap. Kata Kunci: Literasi, Moderasi, Media Sosial.   Abstract Social media is currently successfully forming a great force in shaping human behavior in this dynamic modern life. Lately, social media is a new phenomenon that is loved by modern society without knowing any age and social affiliation. Instead of using it for entertainment, but backfire for yourself. Society needs to know behind the freedom of the media as a means of self-expression in opinion, there are still various domains of rules and ethics that must be met. Thus the user of social media must be fair (not excessive) in responding to various things that are obtained, do not let the attitude of partiality towards something makes us trapped in the pit of harm from the social media. The presence of this article is expected to have a different attitude from the users of social media, which is to think and be moderate about things that are circulating in the social media, especially moderate in matters of religion. This study uses qualitative methods, where the data needed is only limited to the documents analyzed in accordance with research needs. The results of this study that how a person as a social media user must be able to apply a attitude of fairness or fairness in taking everything in it. Society (user social media) must be able to sort out and choose what should be accepted and what should be rejected. This is especially true of matters related to religious matters, such as various bad doctrines spread through social media. Thus, the community must be able to filter the various information that comes in and must be moderate to the various information before finally deciding to take a stand. Keywords: Literacy, Moderation, Social Media
PEMIKIRAN FIKIH MALIKI TENTANG PERNIKAHAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM UU PERKAWINAN ALJAZAIR kosasih, engkos
Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 2 (2016): Jurnal Bimas Islam
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.742 KB)

Abstract

Abstraksi Hukum keluarga di negara-negara Islam layak untuk dicermati sebagai bahan kajian akademis. Kelahiran upaya taqnin dalam masalah ahwâl as-sakhsiyyah ini sangat bermanfaat bagi tajdîd atau pembaharuan hokum islam. Madzhab maliki memiliki keunikan dan kekhususan metode istinbath yang memungkinkan adanya variasi hasil ijtihad yang bervariatif pula. Penulis berkesimpulan bahwa daya pengaruh madzhab maliki dalam hokum keluarga Aljazair itu sangat nampak. Pasal-pasal dalam hokum keluarga banyak mengadopsi pemikiran madzhab maliki walaupun tetap mengakomodasi madzhab lainnya. Dominasi maliki tidak menghalangi adanya pasal-pasal lain yang justru bersikap diametral dengan madzhab maliki itu sendiri. Teori implementasi hokum malikiyyah ini bersifat tekstualis, namun kodifikasi hukum dalam prakteknya cenderung bersifat kontekstualis.   Abstract Family law in Islamic countries worth to be observe as an academic study materials. Birth of taqnin efforts in the problem of ahwal as-sakhsiyyah is very beneficial for tajdid or renewal of Islamic law. Maliki madhhab have unique and specific istinbath method that allows for variation of ijtihad which makes varied as well. The writer concludes that power influence maliki madhhab in the Algerian family law is clearly appear. Articles in family law adopted by Maliki madhhab even though it keeps accommodating another madhhab thought. The domination of Maliki madhhab does not interfere the existence of other articles which are diametrically Maliki madhhab itself. This theory Malikiyyah law implementation is textual, but the codification law in practice tends to be contextualist.
Persepsi Dukungan Sosial sebagai Mediator Pengungkapan Diri dan Kesejahteraan Subjektif pada Pengguna Instagram Adzhani, Shabrina Nur; Baihaqi, M.I.F.; Kosasih, Engkos
Mediapsi Vol 6, No 1 (2020): June
Publisher : MEDIAPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.116 KB) | DOI: 10.21776/ub.mps.2020.006.01.7

Abstract

This study aimed to examine the mediating role of the perceptions of social support on the relationship between self-disclosure and subjective well-being of Instagram users in Bandung. Participants were 466 late teenagers ranging from 18 to 21 years old. The research was conducted by utilizing Instagram, a social media platform, in Bandung City. The data were analysed quantitatively and demonstrated that: 1) self-disclosure had a significant influence towards respondents’ subjective well-being, 2) self-disclosure had a significant influence towards perceived social support, 3) perceived social support had a significant influence towards respondents’ subjective well-being, 4) perceived social support significantly mediated the relationship between self-disclosure and subjective well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran persepsi dukungan sosial sebagai mediator hubungan antara pengungkapan diri dan kesejahteraan subjektif pada pengguna Instagram di Kota Bandung. Subjek penelitian terdiri dari 466 remaja akhir yang berusia 18 hingga 21 tahun yang menggunakan media sosial Instagram di Kota Bandung. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan menunjukkan bahwa: 1) pengungkapan diri berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif, 2) pengungkapan diri berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi dukungan sosial, 3) persepsi dukungan sosial berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan subjektif, 4) persepsi dukungan sosial secara signifikan menjadi variabel mediator bagi peran pengungkapan diri terhadap kesejahteraan subjektif.