I. Hartati
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN COD(CHEMICAL OXYGEN DEMOND), pH, BAU, DAN WARNA PADA LIMBAH CAIR TAHU R. D. Ratnani; I. Hartati; L. Kurniasari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v7i1.296

Abstract

Di Indonesia banyak terdapat industri tahu mulai dari industri kecil sampai ke industri besar. Dari kegiatan industri tersebut, timbul limbah yang mengandung zat organik sangat tinggi. Kandungan zat organik dalam limbah cair tahu berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melakukan penanganan terhadap limbah yang timbul tersebut. Salah satu upaya awal untuk menangani hal tersebut adalah melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan eceng gondok untuk menurunkan kandungan COD, meningkatkan/ menormalkan pH, menjernihkan limbah, dan mengurangi bau yang timbul. Penelitian ini dilakukan di pabrik pengolahan tahu Desa Cangkiran Kota Semarang. Penelitian ini memanfaatkan eceng gondok untuk menyerap limbah organik yang menyebabkan limbah cair menjadi COD tinggi, pH rendah, warna keruh dan berbau sangat menyengat. Proses penanaman dilakukan dalam bak beton dengan ukuran panjang 150 cm, lebar 145 cm, dan tinggi 120 cm. Dalam penelitian ini diamati penurunan kandungan COD, peningkatan pH, perubahan warna, dan perubahan bau yang timbul setiap hari selama 8 hari dengan menggunakan media eceng gondok. Hasil percobaan Terjadi penurunan COD sampai ambang batas yang diperbolehkan yaitu terjadi penurunan dari 768 ppm menjadi 208 ppm dan pada ulangan yang dilakukan dari 672 ppm menjadi 160 ppm dimana sudah di bawah baku mutu bedasakan Perda Jateng No. 10 tahu 2004. Terjadi peningkatan nilai pH. Diawal proses, pH dari limbah cair tahu adalah 4.2 dan naik sampai 7.4 demikian juga setelah diulang mulai 4.6 naik menjadi 7.3. Perubahan warna pada penelitian ini kurang memuaskan karena tidak terjadi perubahan warna tetapi hanya berubah tingkat kejernihan di awal, warna limbah cair tahu adalah kuning keruh bahkan ada busanya dan setelah diolah berwarna kuning jenih. Dalam pengamatan perubahan bau, pada hari ke 4 bau sudah berkurang. Akan beda kalau tidak diolah semakin lama maka akan semakin bau Kata kunci : penyerapan, limbah cair tahu, eceng gondok .
KAJIAN MODEL MATEMATIS KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA PADA EKSTRAKSI INAKTIVASI ENZIM GAULTHERASE UNTUK PRODUKSI GAULTHERIN DARI GANDAPURA M. E. Yulianto; F. Arifan; I. Hartati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v5i1.140

Abstract

Gandapura merupakan spesies tanaman yang mengandung total salisilat dengan konsentrasi sangat tinggi. Sebagian besar salisilat yang terdapat pada tanaman gandapura berada dalam bentuk aktif yang disebut gaultherin, merupakan konjugasi metil salisilat dengan disakarida. Ketika jaringan tumbuhan tersebut rusak atau terkoyak, gaultherin akan terhidrolisa secara enzimatis oleh enzim gaultherase menjadi metil salisilat dan terlepas. Gaultherin memiliki sifat-sifat yang menjadikannya sebagai kandidat terbaik natural aspirin, anti kanker, anti inflamatory dan cardiopulmonary. Aktivitas gaultherase diyakini dapat terhambat dengan penambahan senyawa polar. Oleh karenanya, perlu menela’ah produksi gaultherin dari tanaman gandapura melalui teknologi bioekstraksi inaktivasi enzim gaultherase dengan pelarut polar. Pelarut polar ini akan berfungsi ganda, yaitu inaktivasi enzim sekaligus mengekstrak gaultherin. Bioekstraksi ini memiliki keunggulan, karena dapat meringkas tiga tahapan proses sekaligus, yaitu proses inaktivasi enzim gaultherase, proses ekstraksi, dan proses dehidrasi osmosis. Namun demikian, keberhasilan proses ini masih bergantung pada laju perpindahan gaultherin ke fasa etanol. Oleh karenanya, perlu menela’ah penyusunan model empirik perpindahan massa solut ke fasa pelarut proses inaktivasi enzim gaultherin. Kata Kunci: perpindahan massa, inaktivasi, gaultherase, gaultherin, gandapura.
KAJIAN PRODUKSI KOLAGEN DARI LIMBAH SISIK IKAN SECARA EKSTRAKSI ENZIMATIS I. Hartati; L. Kurniasari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v6i1.122

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki potensi besar dibidang perikanan. Salah satu permasalahan yang timbul adalah belum tersedianya unit pengolahan limbah perikanan, khususnya untuk pengolahan kulit dan sisik ikan. Kulit dan sisik ikan merupakan salah satu sumber utama kolagen. Kolagen sendiri merupakan protein penghubung jaringan yang banyak digunakan sebagai aditif pada makanan, pharmacy dan kosmetik. Selama ini kebutuhan kolagen lebih banyak dipenuhi dari unggas. Seiring banyaknya penyakit yang ditemukan pada unggas, maka sumber kolagen dari kulit dan sisik ikan merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan. Pembuatan kolagen dari sisik ikan dapat dilakukan melalui ekstraksi baik secara konvensional maupun secara enzimatis. Cara ekstraksi enzimatis ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ekstraksi konvensional, diantaranya adalah tidak menggunakan solvent organik, sehingga dampaknya terhadap lingkungan minimal, kolagen yang dihasilkan aman untuk konsumsi manusia karena tidak mengandung bahan kimia, kualitas produk yang dihasilkan lebih tinggi serta yield yang lebih tinggi. Untuk proses ekstraksi enzimatis ini enzim yang digunakan adalah enzym protease yang berfungsi memecah protein. Kata kunci : ekstraksi, enzym, kolagen, sisik ikan