Claim Missing Document
Check
Articles

PROSPEK PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI AMBARAWA: STUDI PENJAJAGAN KEBUTUHAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT Indroyono, Puthut; Krisdiono, Krisdiono; Subantoro, Renan; Priyono, Yosef Krido
Journal of Indonesian Economy and Business Vol 17, No 3 (2002): July
Publisher : Journal of Indonesian Economy and Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.522 KB)

Abstract

This research is a “snapshot” of the people’s economic problems especially of the socio-economic and cultural institutions in the villages in Kecamatan Ambarawa. The research has identified institutions and the so-called micro-finance institutions in the villages as initiated by both the people in the villages and by the village government. The government policies to mobilize the micro-finance institutions through top-down planning were carried out by various government institutions with limited success. It is now realized that it will be more effective and successful if it is implemented by the village people themselves in the form of self-reliance movement on micro finance.Keywords: micro-finance institution, ekonomi rakyat, participative development
Analisis Kelayakan Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa) Sistem Tanam Jajar Legowo (Studi Kasus di Desa Merak Kecamatan Dempet Kabupaten Demak) Istanto, Istanto; Syekha, Qosim Nur; Subantoro, Renan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL PANGAN DAN PERKEBUNAN (Realitas Pangan dan Perkebunan saat ini dan Prospe
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/11389

Abstract

This study aims to determine the income and feasibility of rice farming with jajar legowo system in Merak Village, Dempet District, Demak Regency. The method used is descriptive method where data collection based on interview, observation, recording, survey through questionnaire, and literature review. The sampling technique was done by purposive sampling method, the respondents used in this research were 40 people (12%) from farmer population amounting to 350 farmers. Rice farming income with jajar legowo system in Merak Village in one planting season is Rp 8,464,910 /ha. The result of analysis shows Revenue of Cost Ratio of paddy field farming on legowo java system of 2.24 or R/C > 1, so the rice farming jajar legowo system in Merak village is feasible to cultivate. Land area affects R/C, narrow land between 0,1-0,5 value RC Ratio 2,08, medium land between 0,51-1 ha value R/C 2,28, land of narrow> 1 ha value R/C 2.48. Thus the more land owned by farmers the higher the R/C value.
PENUMBUHAN INDUSTRI TEPUNG LOKAL MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH (Studi Kasus Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah) Lutfi Aris Sasongko; Helmy Purwanto; Renan Subantoro
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 7 No 1 (2009): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v7i1.214

Abstract

Food security is one of strategic priorities of national development. Food is a basic need which is essential to human life. Therefore it constitutes food diversification. The research was held to study potential of local flour industry growth especially on farmer and society empowerment to strengthen Central Java food security. The research objectives are: (1) identify society perception and preference on two composition combination wheat and local flour (sweet potato) on food processed product; (2) identify potential and constraint of local flour growth development; and (3) to choose the empowerment model on technical and managerial farmer group on local flour (sweet potato) appropriate with costumer perception and preference. The research locates on Magelang Regent Province of Central Java. Collection data method was done with interview technique, Focus Group Discussion (FGD) and Rapid Rural Appraisal (RRA). While data analysis method used descriptive statistic and SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) analyzes. From the research, could be found information about society perception and preference of two composition combination wheat flour and local flour (sweet potatoes) on food processed product was good relatively (could give score of test result which is almost same on two composition). From potential and constraint identification, the result gave that the potential of farmer group for developing local flour industry was good and strength relatively. While the model formula of farmer group empowerment which is offered to selected farmer group in Magelang Resident was empowerment with assistance, tool grant and socialization. The model was hoped could be adopted by all stakeholders. Farmer group empowerment process would be done with synergy by all stakeholders. So optimal result could be taken and the utility could be felt by farmer group on income improvement. On the turn, the effort could improve farmer wealth and strengthen the food security.
PENGUATAN USAHA PENGOLAH KOLANG KALING DI DESA NGESREPBALONG KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Indah Hartati; Nugroho Widiasmadi; Renan Subantoro; Laeli Kurniasari; Darmanto Darmanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v12i2.1629

Abstract

Salah satu usaha yang berkembang di Desa Ngesrepbalong, Limbangan, Kendal adalah usaha pengolaha kolang kaling. Beberapa permasalahan yang dihadapi pelaku usaha pengolah  kolang kaling adalah diperlukannya alat TTG guna proses pemecahan kulit biji kolang kaling, belum adanya wawasan dan usaha ke arah diversifikasi produk serta diperlukannya pelatihan-pelatihan penguatan usaha. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan solusi bagi permasalahan mitra pengolah kolang kaling yakni: (i) memperbaiki proses produksi berupa aplikasi alat pemipih kolang kaling dan pemecah kulit buah kolang kaling, (ii) memberikan pelatihan produksi diversifikasi produk kolang kaling yakni berupa manisan kolang kaling dan permen jely kolang kaling serta alat sealer, (iii) memberikan pelatihan penguatan usaha berupa pelatihan desain kemasan, pelatihan cara produksi pangan yang baik dan pelatihan perijinan PIRT, dan (iv) memberikan pelatihan manajemen usaha kecil. Adapun target kegiatan adalah perbaikan proses produksi melalui aplikasi mesin pemecah kulit buah kolang kaling dan pemipih kolang kaling, pelatihan proses produksi manisan dan permen jelly kolang kaling, pelatihan desain kemasan manisan dan permen jelly kolang kaling, pelatihan CPPB, pelatihan perijinan dan  pelatihan manajemen usaha. Perbaikan proses produksi telah dilakukan melalui perancangan, pabrikasi dan penggunaan alat pemecah dan pemipih kolang kaling. Diversifikasi produk kolang kaling telah diberikan sehingga mitra memiliki wawasan dan ketrampilan mengenai proses pembuatan permen  jelly kolang kaling dan manisan kolang kaling. Pelatihan CPPB  telah memberikan wawasan mengenai cara produksi pangan yang baik. Pelatihan pengemasan  telah berhasil memberikan wawan mitra mengenai pengemasan produk pangan dan pelabelan. Pelatihan perijinan memberikan wawasan mitra mengenai prosedur perijinan yang harus ditempuh bila mitra mengajukan permohonan pengajuan perijinan bagi usaha mereka. Pelatihan manajemen  usaha telah dapat memberikan wawasan mitra mengenai pengelolaan usaha kecil. Kata kunci: kolang kaling, manisan, pemecah, pemipih, permen jelly
Metode Komposting Dalam Pemanfaatan Limbah Daun Bawang Merah Di Desa Pasir Shofia Nur Awami; Renan Subantoro; Sri Mulyo Bondan Respati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 3. Pengembangan Usaha Mikro, kecildan Menengah (UMKM), Serta Ekonomi Kreatif
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.147 KB) | DOI: 10.18196/ppm.23.430

Abstract

Daerah penghasil bawang merah terbanyak di Kabupaten Demak adalah di Kecamatan Mijen, sertasalah satu desa sentra di Kecamatan Mijen adalah Desa Pasir. Permasalahan yang dihadapi sebagianmasyarakat Desa Pasir yakni limbah daun bawang merah belum dimanfaatkan secara optimal. Limbahbawang merah semakin melimpah pada saat panen raya. Metode kegiatan pengabdian ini adalah (i)survey dengan melakukan pengamatan dan analisis, (ii) kegiatan pelatihan dan penyuluhanpemanfaatan limbah daun bawang merah yang berlimpah menjadi kompos, (iii) memberikanpengetahuan serta pelatihan mengenai cara berbudidaya tanaman sayur dengan media kompos darilimbah daun bawang merah. Hasil program kegiatan adalah 1) petani dapat memilah sampah, 2)pelatihan pengolahan limbah daun bawang merah menjadi kompos, menggunakan dua (2) sistem/cara,dan 3) penggunaan kompos daun bawang merah sebagai media tanam serta budidaya tanaman secaravertikultur.
PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL Imam Syafa’at; Renan Subantoro
ABDIMAS UNWAHAS Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v2i2.2104

Abstract

Jagung merupakan salah satu sumber pangan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Produktifitas panen jagung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun secara nasional mengalami peningkatan, hal ini kurang didukung dengan teknologi alat tanam. Masih banyak ditemui petani yang menggunakan peralatan tanam benih jagung konvensional. Salah satu diantaranya terdapat di daerah Singorojo, Kabupaten Kendal. Efektifitas penanaman benih masih perlu dikembangkan dengan bantuan alat tanam melalui penerapan teknologi tepat guna. Kegiatan ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat tanam benih jagung yang sederhana, ergonomis, serta mudah pengoperasiannya. Kegiatan juga mencakup penyuluhan kepada anggota kelompok tani tentang bagaimana penggunaan alat tanam ini. Diharapkan dengan penggunaan alat hasil rancangan dan penyuluhan pertanian, akan dapat meningkatkan produksi jagung sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.Kata kunci: penanam, jagung, multifungsi
ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo; Renan Subantoro
CENDEKIA EKSAKTA Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v2i2.2087

Abstract

Profil kesuburan tanah merupakan hal yang  penting dalam pertanian karena merupakan media utama dalam bercocok tanam. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara terus menerus dan berlebihan akan dapat menimbulkan perubahan sifat fisika dan kimia tanah yang pada akhirnya akan dapat menyebabkan tanah menjadi kritis. Salah satu upaya untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah adalah melalui diagnosa unsur hara dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter kesuburan tanah pada lahan budidaya pertanian di kota Semarang. Tujuan tersebut dicapat melalui pengambilan dan uji sampel tanah yang diambil dari lahan budidaya pertanian di kota Semarang. Parameter yang diuji meliputi KTK; KB; C-organik; P Total dan K total. Berdasarkan parameter tersebut kemudian dianalisa sifat-sifat tanah untuk mengetahui tingkat kesuburannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar tanah sampel masih mengandung unsur hara yang dapat dilihat dari hasil analisa parameter pH yang bernilai negatif. Hasil penetapan kadar C-organik tanah pada lokasi penelitian dari masing-masing lokasi tergolong rendah sampai sangat rendah dengan nilai berkisar 0,80 – 1,30. Unit lahan yang memiliki kriteria rendah. Hasil pengukuran pH tanah (pH H2O dan pH KCl) pada ketiga lokasi penelitian merupakan tanah ultisol yaitu tanah mineral. Terdapat dua kriteria P total tanah daerah penelitian yaitu P total dengan kriteria sangat rendah meliputi lokasi di Desa Jetis Kel. Ngijo. Kecamatan Gunungpati dengan komoditas Singkong sedangkan kriteria tinggi meliputi Citra Agro nursery Kota Semarang dengan komoditas Kelengkengdan Sampel tanah Ds. Lerep. Kec. Ungaran Barat dengan komoditas Jagung. Kata Kunci: budidaya  ,kesuburan, lahan  
POTENSI PENGEMBANGAN ALFALFA (Medicago sativa L)SEBAGAI BAHAN PANGAN DAN PAKAN TERNAK Renan Subantoro; Lutfi Aris Sasongko
CENDEKIA EKSAKTA Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v1i2.1723

Abstract

Crops alfalfa (Medicago sativa L) is often called a lucerne or medic purple longday plant species, so the flowering process is strongly influenced by the long irradiation . In order to produce flowers and seeds need extra illumination at night , in order to obtain a higher exposure than the critical point . Alfalfa crops in Indonesia was not easy to produce flowers and seeds are formed . At this time there has been no research on the effects of long exposure to the optimum alfalfa seed production, both in quantity and quality. Materials used in this study are three varieties of seed alfalfa (Medicago sativa L) covers multiking1 , vernal and common. The research using a completely randomized design with three replications. Research a factorial experiment with the treatment of various kinds of varieties of alfalfa and Rhizobium with three replications .in conclusion, alfalfa is a sub- tropical crops that can grow and produce flowers and seeds in Indonesia . With the addition of long- day treatment that alfalfa is capable of producing flowers and seeds . The length of the treatment is also supported by the location of the crops that are grown in the lowlands so that the temperature is relatively supportive for flowering and seed formation . Alfalfa crops were grown in Indonesia also have a good enough quality nutrients that can be utilized as raw material for medicine and fodder .Key Word : alfalfa, long day plant, long day, flower, seed
OPTIMIZATION OF ENZYMATIC HYDROLYSIS OF RAMIE DECORTICATION WASTE-BASED CELLULOSE USING RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Laeli Kurniasari; Suwardiyono Suwardiyono; Renan Subantoro; Indah Hartati
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1740

Abstract

Ramie is a herbaceous species which is usually used to produce fibre. The decortication process of ramie will leave the waste that still contain high cellulose. The high cellulose content of ramie decortication waste is a potential raw material for producing bioethanol.Cellulose conversion into bioethanol need four consecutive process e.g. pretreatment, hydrolysis, fermentation and purification. This research is combining microwave heating in the alkaline pretreatment toward the ramie decortication waste and followed by investigating the optimization of enzymatic hydrolysis of ramie decortication waste-based cellulose. The cellulase used in the hydrolysis process was isolated from cow rumen fluids. Response Surface Methodology was used for the optimization of hydrolysis process. A 23Central Composite Design (CCD) was used to develop statistical model and analyze the effect of each variables, which are hydrolysis time (36-60 hr), solid liquid rasio (2-4%) and temperature (35-450C). The optimum condition obtained for the hydrolysis of RDW was temperature 410C, solid liquid rasio 3,4%  and time 48,9 hr with glucose content was 3,51 mg/g. Keywords:cow rumen, enzymatic hydrolysis, ramie decortication waste
KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI BAHAN KONSENTRAT HIJAUAN PAKAN TERNAK KELINCI Dewi Hastuti; Endah Subekti; Renan Subantoro
Jurnal Penelitian Agrisamudra Vol 7 No 2 (2020): Jurnal Penelitian Agrisamudra
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jpas.v7i2.3079

Abstract

Populasi ternak kelinci di Kebumen mencapai 17.693 ekor. Ternak kelinci merupakan jenis ternak yang perkembangannya cukup cepat untuk berkembang biak dan penanganan pemeliharaannya juga mudah. Daerah urut sewu Kebumen menghasilkan banyak komoditi pertanian yang limbah pertaniannya melimpah, sebagai sumber bahan pakan ternak. Selama ini limbah pertanian belum dimanfaatkan untuk bahan pakan hijauan ternak kelinci. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi jenis limbah hijauan pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan konsentrat hijau dengan kualitas gizi yang sesuai kebutuhan ternak kelinci di KUB IKK Kabupaten Kebumen. Metode pengambilan lokasi secara purposive , menggunakan data primer dan sekunder. Jumlah sampel seluruh anggota KUBIKK aktif sebanyak 16 peternak. Data yang terkumpul di tabulasi dan dianalisis secara deskriptif analisis. Hasil pembahasan dari kerangka identifikasi ini merupakan sistematika yang digunakan sebagai dasar penyusunan peta produksi hijauan pertanian yang potensial sebagai pakan ternak kelinci. Limbah pertanian yang berasal dari tanaman Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubikayu, Ubijalar dan Kacang Hijau sangat potensial dimanfaatkan untuk pakan ternak Kelinci ditinjau dari ketersediaan maupun kandungan nutrisinya. Potensi limbah hijauan dari tanaman pangan Kabupaten Kebumen menunjukkan produksi yang sangat tinggi, yaitu 188.555,98 ton/tahun