Lusi Kristiana
Pusat Humaniora, Kabijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jl. Indrapura 17 Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN DUKUN BAYI DALAM MENUNJANG KESEHATAN IBU DAN ANAK Kasnodihardjo, Kasnodihardjo; Kristiana, Lusi; Angkasawati, Tri Juni
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 2 Jun (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.597 KB)

Abstract

AbstrakHasil analisis Riskesdas 2010 menggambarkan bahwa Kabupaten Bantul Yogyakarta termasuk 10 besar dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang mempunyai Indek Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) cukup baik yaitu sebesar 0,69148. IPKM yang merupakan komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan termasuk di dalamnya kesehatan ibu dan anak. Jika mendasarkan pada asumsi bahwa ada hubungan yang signifikan kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan tingginya status kesehatan masyarakat maka untuk daerah Bantul menjadikan suatu pertanyaan, karena jumlah keluarga pra-sejahtera atau keluarga miskin di kabupaten tersebut masih cukup tinggi. Oleh karena itu perlu diungkap berbagai faktor endogen; salah satunya faktor sosial budaya yang diduga ikut berperan menunjang status kesehatan masyarakat di kabupaten tersebut. Daerah penelitian dikonsentrasikan di desa Gadingsari Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta, yang mana kasus kematian bayi dan balita sedikit. Data berupa berbagai informasi budaya kaitannya dengan KIA dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada sejumlah informan yang terdiri dari ibu-ibu yang sedang hamil, ibu-ibu pernah melahirkan dan atau sedang mempunyai bayi atau anak balita, sejumlah tokoh masyarakat dan beberapa warga masyarakat yang dianggap mengetahui tentang budaya setempat. Selain wawancara juga dilakukan pengamatan terhadap sejumlah obyek yang berkaitan dengan KIA. Hasil wawancara dimasukan ke dalam tabel matrik informasi esensial untuk menemukan berbagai informasi yang erat kaitannya dengan KIA. Analisa hasil secara diskriptif kualitatif. Salah satu hasil penelitian menggambarkan masih adanya kepercayaan dan keterikatan masyarakat kepada dukun bayi. Dukun bayi walaupun tidak lagi melakukan pemeriksaan kehamilan dan menolong persalinan, namun masih dibutuhkan jasanya untuk memijat ibu sehabis bersalin dan bayi setelah dilahirkan, membantu ibu dalam menangani bayi setelah dilahirkan dan memberikan nasehat tentang hal-hal yang berkaitan dengan KIA, ini tentunya ikut berperan menunjang KIA di desa Gadingsari Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Yogyakarta.Kata Kunci : dukun bayi, Kesehatan Ibu dan AnakAbstractThe results of the analysis of Basic Health Research in 2010 showed that Bantul District of Yogyakarta Province, is one of the 10 Districts / Municipalities in Indonesia bearing good Community Health Development Index of 0.69148. Community Health Development Index (CHDI) is a composite that describes the progress of health development, including maternal and child health. Based on the assumption that there is a significant relationship economic development of community and hight status of health as shown by the CHDI , it is a draws a question, because the preposperous and poor families in the district are quite high. Therefore, it is should be determine what are the various endogenous factors, such as socio-cultural factors; among those factors might play an important role in supporting the health status of the community. This study was concentrated in the rural village of Gadingsari Sanden, Bantul District in the Province of Yogyakarta, which has low cases of infant and child mortality. Data on the various culture practices in relation with mother and child health were collected through in-depth interviews. The informan were pregnant women, women whohave given births, or those who have babies or toddlers. Onther informants were community leaders and some members of the community considered familier with local culture. Alongside with interviews, observations were also conducted on the number of objects related to mother and child health. The results was qualitative descriptive analysis. The result of the study illustrates although perform its role antenatal care and attending births,TBAs is still needed to massage of mothers and infant, and give advice another matters related to MCH.Keywords : traditional birth attendans, Maternal and Child Health Care
Penyuluhan Gizi untuk Mengubah Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pengembangan Pangan Lokal Salak Manonjaya Bachtiar, Raden Agus; Sumarto, Sumarto; Aprianty, Deris; Kristiana, Lusi
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1787.33 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2018.005.02.1

Abstract

AbstrakSalak Manonjaya merupakan salah satu varietas asli Indonesia yang saat ini pamornya semakin menurun akibat memiliki kualitas rasa kurang disukai dibandingkan dengan salak yang ada di pasaran. Varietas ini di masa yang akan datang dikhawatirkan hilang, sehingga diperlukan upaya revitalisasi pemanfaatan salak ini yaitu dengan diversifikasi produk olahan serta didukung dengan upaya sosialisasinya. Tujuan penelitian ini adalah melihat perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam memahami dan mendukung upaya pengembangan dan diversifikasi olahan salak Manonjaya sebagai pangan lokal untuk mengatasi masalah gizi khususnya di Manonjaya melalui penyuluhan gizi. Penelitian ini menggunakan desain one group pretest - posttest. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tervalidasi. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian dilakukan di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya bulan Mei - Agustus 2016. Media penyuluhan yang digunakan adalah booklet dan demo produk olahan salak Manonjaya. Responden penelitian yaitu siswi SMPN 1 Manonjaya, guru, pengelola kantin, orang tua siswa, dan masyarakat umum dengan jumlah 61 orang. Hasil intervensi penyuluhan gizi menunjukkan rata-rata pengetahuan responden tentang Salak Manonjaya dan hasil olahannya meningkat secara signifikan dari 43,72 sebelum intervensi menjadi 73,11 setelah intervensi. Peningkatan penge-tahuan ini diperkuat dengan komitmennya dalam sikap yang menunjukkan adanya pemahaman dan dukungan untuk memanfaatkan olahan salak Manonjaya sebagai salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.Kata kunci: pangan lokal, pengetahuan, penyuluhan gizi, salak Manonjaya, sikapAbstractThe trend of Manonjaya salacca (snake fruit) which is one of the native Indonesian varieties is currently declining because its taste is less favorable than the others in the market. In the future, this variety may extinct, thus efforts are needed to revitalize the use of this salacca by diversifying processed products and supported by the socialization. The purpose of this research was to see the changes in knowledge and attitude of community in understanding and supporting the effort to develop and diversify Manonjaya salacca as local food to overcome nutrition problem especially in Manonjaya through nutritional counseling. This study used a one-group pretest-posttest design. The instrument used was a validated questionnaire. The sampling method was purposive sampling. The study was conducted in Manonjaya Subdistrict, Tasikmalaya Regency in May-August 2016.The extension media used were booklets and demonstrations of Manonjaya salacca processed products. The research respondents were students, teachers, canteen managers, parents of students in Junior High School (SMPN) 1 Manonjaya, and public as many as 61 people. The results of the nutrition counseling intervention showed that the average knowledge of respondents about Manonjaya salacca and its processed products increased significantly from 43.72 before the intervention became 73.11 after the intervention. This increase in knowledge is strengthened by the attitudes that show an understanding and support for utilizing processed Manonjaya salacca as an alternative to meeting the nutritional needs.Keywords: attitude, knowledge, local food, Manonjaya salacca, nutritional education