Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH RANCANGAN DENAH TERHADAP RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TIPE 36 DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Aunur Rafik; Sofwan Hadi
POROS TEKNIK Vol. 3 No. 2 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah tipe 36 dapat dibangun dengan bermacam-macam variasi denah. Namun variasi rancangan denah akan berpengaruh pada biaya pekerjaannya, karena banyaknya variasi rancangan denah untuk membangun rumah tipe 36 sehingga sulit menentukan rancang-an denah yang akan digunakan agar diperoleh biaya pekerjaannya yang terjang-kau.Tujuan dari menghitung biaya pekerjaan model A,B, dan C untuk mengetahui cara menghitung biaya pekerjaan untuk membangun rumah tipe 36 dan mengetahui model mana yang lebih ekonomis dari segi biayanya.Metode yang digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan tentang pengaruh rancangan denah terhadap Rencana Anggaran Biaya rumah tipe 36  adalah observasi la-pangan, metode deskriptif dan metode komperatif. Data-data yang diperlukan adalah daf-tar upah dan harga bahan bangunan, data harga satuan pekerjaan dan gambar kerja. Rencana lokasi  yaitu kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.Bagian pekerjaan yang membedakan biaya pekerjaan dari ketiga model tersebut adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi/tanah/lantai, pekerjaan beton bertulang, pe-kerjaan plesteran/dinding/plafon dan pekerjaan pengecatan. Biaya pekerjaan rumah tipe 36 model A memerlukan total biaya pekerjaan Rp 82.775.000,00, model B memerlukan total biaya pekerjaan Rp 84.854.000,00, model C memerlukan total biaya pekerjaan Rp 81.644.000,00. Dari total biaya pekerjaan antara model A, B dan C diperoleh model rumah tipe 36 yang paling efisien dari segi biayanya yaitu model C..
IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK SEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BANJARMASIN Aunur Rafik; Rudy Rahmani
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 11 No 2 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota sebagai “paru-paru kota” merupakan salah satu aspek berlangsungnya fungsi daur ulang antara gas karbondioksida (CO2) dan oksigen (O2), hasil fotosintesis khususnya pada dedaunan. Sistem tata hijau ini berfungsi layaknya ventilasi udara dalam rumah (bangunan). Lebih dari itu, masih banyak fungsi RTH ter-masuk fungsi estetika yang bermanfaat sebagai sumber rekreasi publik, secara aktif maupun pasif, yang diwujudkan dalam sistem koridor hijau sebagai alat pengendali tata ruang atau lahan dalam suatu sistem RTH kota. Kebutuhan RTH masih sangat tinggi karena lahan kota yang terbatas. RTH kota biasanya didesain sedemikian rupa sehingga terlihat tetap indah, nyaman dan tetap memiliki fungsi yang baik. Untuk itu dalam upaya mengatasi masalah tersebut maka dilakukan Penerapan Sistem Informasi Sebaran RTH yang tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak RTH yang ada di kota Banjarmasin.Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi lapangan dan wawancara instansi terkait. Studi kasus yang dilakukan adalah RTH pada kota Banjarmasin yang meliputi Kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara , Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat dan Banjarmasin Selatan.Hasil penelitian menunjukkan sebaran ruang terbuka hijau Kota Banjarmasin yang masih tidak merata dan  jumlahnya kurang. Sehingga  merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar dapat dilakukan pengembangan dan pembangunan ruang terbuka hijau. Untuk itu direkomendasikan perlunya dilakukan pengembangan dan peningkatan terhadap jumlah ruang terbuka hijau.
PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA RUMAH PASANGAN KAYU DAN RUMAH PASANGAN KALSIBOARD TYPE 45 DI BANJARMASIN Aunur Rafik; Umar Dani
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 2 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guna mengatasi kelangkaan material kayu dan semakin meningkatnya harga kayu di pa-saran dan dimensi yang tidak stabil, maka diperlukan alternatif lain guna menunjang perkembangan dunia kostruksi di Indonesia. Hal ini menjadikan kalsiboard sebagai alter-natif bahan bangunan yang memiliki beberapa kelebihan dari solusi lain, selain memiliki dimensi stabil kalsi juga memiliki banyak pilihan sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Untuk itu perlu diadakan kajian anggaran biaya untuk mengetahui material mana yang lebih murah antara kayu dan kalsiboard.Metode deskriftif dan komperatif digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan anggaran biaya difokuskan pada pekerjaan material lantai, dinding, plafond dan kap atap pada rumah tipe 45 kemudian dilakukan perbandingan biaya antara kedua rumah tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut berdasarkan perhitungan adalah rumah pasangan kayu  adalah Rp. 87.089.500 dan untuk rumah kalsiboard Rp. 84.892.600, didapatkan selisih sebesar Rp. 2.196.900 lebih murah rumah pasangan kalsiboard.
Analisis Perbandingan Biaya Penggunaan Perancah Kayu Galam Dan Perancah Besi (Scaffolding) Aunur Rafik; Rinova Firman Cahyani
Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v2i1.512

Abstract

A scaffolding is a construction helper on building construction work. The scaffolding is made when the building work occupies a height of more than 2 meters and can not be reached by the workers. Because of the availability of galam wood in Banjarmasinis increasingly rare, thus the search for alternative material for scaffolding that is more durable, easier to get and can be used repeatedly is necessary to conduct. One of them is iron scaffolding. This research calculated and compared the cost of using galam wood scaffolding and iron scaffolding in the purchase price and rental price to find out which type of scaffolding is more economical to use. The method used in this research was descriptive method and comparative method . The locations of data retrieval were on the construction of Central Bureau of Statistics Office (BPS) South Kalimantan Province on Jl Trikora Banjarbaru and 3-storey building on Jl. Banua Anyar Banjarmasin. Based on the calculation in the area of 1m2 the cost of galam wood scaffolding work of Rp. 147,057,81, -, the iron scaffolding work in rental price of Rp. 201,033,81 and the cost of iron scaffolding in the purchase price of Rp. 2,214,161,06 obtained. These results showed that the cost of galam wood scaffolding work 26.85% cheaper than the iron scaffolding in the rental price and 15 times the cost of iron scaffolding in the purchase price. Keywords— Galam Wood Scaffolding, Iron Scaffolding, Budget Planning (RAB), Rental Price, Purchase Price
Pengaruh Agregat Setempat Terhadap Nilai Indeks dan Biaya Pada Analisa Satuan Pekerjaan Beton f’c 20 MPa Muhammad Humaidi; Khairil Yanuar; Aunur Rafik
Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v2i2.604

Abstract

Penggunaan material setempat yaitu agregat kasar dan agregat halus dalam pembuatan beton memiliki beberapa keuntungan yaitu mudahnya mendapatkan material, harga yang lebih murah dan biaya distribusi yang murah. Biaya distribusi dipengaruhi oleh jarak dan seberapa besar energi yang dipakai. Material setempat bisa dianggap sebagai green material karena proses distribusinya yang tidak banyak memerlukan energi. Kontraktor dalam menyusun biaya konstruksi (building cost) selain memperhatikan harga satuan juga harus memperhatikan indeks yang sesuai apabila menggunakan material setempat. Hal ini dilakukan agar biaya konstruksi yang ditawarkan kompetitif dan tetap memberikan keuntungan (profit) yang wajar. Untuk mendapatkan indeks material setempat untuk beton perlu dilakukan concrete mix design, yaitu dengan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk agregat kasar dan agregat halus serta melakukan perencangan proporsi campuran beton berdasarkan SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Proporsi campuran beton yang didapat merupakan indeks campuran dalam satu meter kubik beton. Indeks yang didapat dengan menggunakan material setempat kemudian dibandingkan dengan indeks yang terdapat pada SNI SNI 7394:2008. Hal ini dilakukan karena besaran indeks akan mempengaruhi biaya satuan pekerjaan beton. Proporsi yang didapat kemudian dibuat dalam bentuk benda uji untuk dilakukan uji tekan beton. Uji tekan beton digunakan untuk mengetahui apakah proporsi tersebut sudah memenuhi kuat tekan yang disyaratkan. Biaya satuan pekerjaan beton didapat dengan mengalikan harga satuan material pembuat beton dengan indeks materialnya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa indeks semen dan agregat kasar dari hasil concrete mix design denga material lokal leboh besar 57 kg dan 60 kg, sedangkan indeks agregat halus dan air lebih kecil 4 kg dan 30 liter dibandingkan indeks pada SNI SNI 7394:2008. Biaya yang diperlukan untuk membuat 1 m3 beton dengan agregat lokal sebesar Rp978.094,80 lebih besar dari menggunakan indeks SNI sebesar Rp. 877.918,40 atau dengan selisih 11,4%.
Perbandingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rumah Konvensional dan Rumah RISHA di Kota Banjarmasin Puji Rahayu; Aunur Rafik; Rinova Firman Cahyani
Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2019
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v3i2.783

Abstract

Masih banyak sebagian orang yang belum memenuhi kebutuhan kepemilikan rumah karena faktor ekonomi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan juga faktor dari bencana alam sehingga diperlukan rancangan bangunan yang memenuhi standar dengan kualitas baik dan harga terjangkau seperti rumah dengan teknologi RISHA. Dari permasalahan tersebut maka pada penelitian ini akan dilakukan penelitian mengenai perbandingan rencana anggaran biaya (RAB)Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan rumah konvensional tipe 36 pada salah satu perumahan di wilayah Banjarmasin Timur. Metode deskriptif dan komparatif digunakan dalam penyelesaian penelitian ini. Kedua metode ini digunakan untuk menggambarkan semua data yang kemudian dianalisa dan dibandingkan berdasarkan kenyataan secara langsung. Hasil rencana anggaran biaya (RAB)untuk rumah konvensional sebesar Rp122.355.689 (Seratus Dua Puluh Dua Juta Tiga Ratus Lima Puluh Lima Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Rupiah) dan hasil rencana anggaran biaya (RAB)rumah RISHA sebesar Rp. Rp119.640.109,00 (Seratus Sembilan Belas Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Seratus Sembilan Rupiah) dengan selisih rencana anggaran biaya (RAB) antara kedua rumah tersebut sebesar Rp2.715.580,00 (Dua Juta Tujuh Ratus Lima Belas Ribu Lima Ratus Delapan Puluh Rupiah) dengan perbandingan sebesar 2,22%. Abstract There are still many people who have not met the needs of home ownership due to economic factors for low income people and also factors from natural disasters so that building designs that meet standards of good quality and affordable prices such as houses with RISHA technology are needed. From these problems, this research will conduct a research on the comparison of the budget plan of Simple Healthy Instant Homes (RISHA) with conventional houses of type 36 in one housing complex in East Banjarmasin. Descriptive and comparative methods are used in the completion of this research. Both of these methods are used to describe all data which is then analyzed and compared based on reality directly. The results of the planned budget for a conventional house of Rp122,355,689,00 (One Hundred Twenty Two Million Three Hundred Fifty Five Thousand Six Hundred Eighty Nine Rupiah) and the results of RISHA's housing cost budget plan of Rp119.640.109,00 (One Hundred Nineteen Million Six Hundred Forty Thousand Hundred Nine Rupiah) with the difference in the planned budget between the two houses amounting to Rp2.715.580,00 (Two Million Seven Hundred Fifteen Thousand Five Hundred Eighty Rupiah) at a ratio of 2.22%.
PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) PELAT LANTAI KONVENSIONAL DENGAN PELAT LANTAI KOMPOSIT (BONDEK) Aunur Rafik; Sahlan Hadi; Rinova Firman Cahyani
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v5i1.981

Abstract

Penggunaan kayu/plywood untuk bekisting pada proses pengecoran pelat lantai konvensional dalam sudut pandang konstruksi dianggap memiliki beberapa kelemahan serta berdampak pada kerusakan ekosistem. Sehingga perlu dicari alternatif dan inovasi material lain yang memiliki keunggulan dan dapat mengurangi bahkan menggantikan penggunaan kayu pada pembangunan konstruksi. Produk material yang dimaksud adalah bondek yaitu jenis baja ringan berlapis galvanis dengan tekstur bergelombang yang rapi dan kokoh. Pada penelitian ini dibahas perbandingan biaya(RAB) pembangunan pelat lantai konvensional menggunakan bekisting kayu dengan biaya(RAB) pembangunan pelat lantai komposit menggunakan bekisting bondek pada pembangunan Aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah(BPSDMD) Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Berdasarkan shop drawing, data spesifikasi bahan, harga satuan bahan dan upah, serta referensi lainnya dibuat analisa harga satuan pekerjaan dengan mengacu pada standar Analisa Harga Satuan Pekerjaan SNI Tahun 2016 dan Harga Satuan Bahan dan Upah Banjarbaru Tahun 2019 oleh Kementerian PUPR kemudian dilakukan perhitungan biaya(RAB) pembangunan pelat lantai. Menggunakan metode komparatif biaya(RAB) pembangunan biaya pelat lantai konvensional dibandingkan dengan biaya pembangunan pelat lantai komposit(bondek). Dari hasil perhitungan diperoleh biaya pembangunan pelat lantai konvensional sebesar Rp. 2.850.731.000,- dan biaya pembangunan pelat lantai komposit(bondek) sebesar Rp. 2.138. 501.000,- dengan selisih Rp. 230.230.000,- atau 24.98% lebih murah pelat lantai komposit(bondek).
PERBANDINGAN RAB RUMAH RANGKA BAJA RINGAN DENGAN RANGKA BETON TIPE 45 DI BANJARMASIN Rinova Firman Cahyani; Aunur Rafik; Ningtyas Rahmawati
Jurnal Teknik Sipil Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2022
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v6i1.1237

Abstract

Tingginya permintaan rumah tipe 45 di tengah  kelangkaan kayu ulin yang terjadi di Banjarmasin, membuat pengembang dalam membangun perumahan mencari material alternatif berupa bahan pabrikan yang kuat,  ringan, harga lebih  terjangkau dan mudah didapat. Pembangunan rumah  yang  semula  dengan konstruksi rangka kayu ulin beralih ke rumah  dengan konstruksi rangka baja ringan atau konstruksi rangka beton. Mengingat lahan di Banjarmasin berupa rawa, penggunaan baja ringan yang bobotnya lebih ringan  dibandingkan kayu ulin  maka sebagai material bangunan, baja ringan merupakan pilihan yang sangat  tepat. Baja  ringan  memiliki  lapisan anti  karat galvanis dan  zincalume. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan Rencana Anggaran Biaya(RAB) rumah rangka baja ringan dengan RAB rumah rangka beton tipe 45 di Banjarmasin tanpa menganalisis kekuatan strukturnya.Anggaran biaya pembangunan rumah tipe 45 konstruksi rangka baja ringan  dan rumah konstruksi rangka beton dihitung berdasarkan data berupa denah rumah, spesifikasi bahan, Harga Satuan Bahan dan Upah tahun 2020 untuk wilayah Banjarmasin dan analisis perhitungannya disesuaikan dengan standar Analisa Harga Satuan Pekerjaan SNI tahun 2016. Menggunakan data-data tersebut dibuatlah analisis perbandingan rencana anggaran biaya  untuk mengetahui  keekonomisan biayanya.Berdasarkan analisis perhitungan anggaran biaya pembangunan rumah tipe 45 konstruksi rangka beton sebesar Rp.158.276.526 sedangkan untuk rumah tipe 45 konstruksi rangka baja ringan sebesar Rp.150.042.514 dengan selisih biaya Rp.8.234.012 atau 5.20 % lebih murah biaya pembangunan rumah tipe 45 rangka baja ringan. Kata kunci: RAB, Rumah Tipe 45, Rangka Baja Ringan, Rangka Beton
Variation of Cement Types Usage for Compressive Strength of Concrete Quality F'c 35 Mpa Muhammad Humaidi; Khairil Yanuar; Aunur Rafik; Herliyani Farial Agoes; Reza Adhi Fajar; Surat
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 3 No. 3 (2023): March 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v3i3.2640

Abstract

Various research and experiments in the field of concrete are ocurred as an effort to improve the quality of concrete, material technology and implementation techniques obtained from the results of these studies and experiments are intended to answer the increasing demands on the use of concrete and overcome the obstacles that often occur in the implementation work at outdoor. One of them is to get high quality concrete. By using a variety of types of cement. The purpose of this study was to obtain a high quality f'c 35 MPa and to find out whether the cement type PPC (gresik) and the cement type PCC (tonasa and three wheels) where this type of cement has a high compressive strength achieves a quality of f'c 35 MPa. The test object used is cylindrical in shape and the planned quality is 35 MPa which will be tested at the age of 7 days, 14 days, 28 days and 56 days. This research was carried out in the BANJARMASIN STATE POLYTECHNIC laboratory. From the results of this study with the same mixture proportions, the characteristic compressive strength for the Gresik Cement Variation (PPC) = 28.665 MPa, the Cement Tonasa Variation (PCC) = 35.779 MPa, and the Characteristic Compressive Strength for Three Wheel Cement Variations (PCC) =31,961MPa. It can be concluded that the compressive strength of the concrete characteristics of the tonal cement variation is higher than that of the Gresik and Three Roda cement variations
RANCANGAN PERMODELAN DAN ESTIMASI BIAYA HUNTARA KOMUNAL UNTUK KORBAN BANJIR Aunur Rafik; Rinova Firman Cahyani; Mitra Yadiannur
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v7i1.1480

Abstract

Banjir besar yang terjadi pada pertengahan Januari 2021 di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berdampak banyak rumah yang rusak bahkan hanyut diterjang banjir. Masyarakat terdampak banjir mengungsi dengan membuat terpal yang jauh dari layak di lingkungan yang tidak sehat, untuk itu perlu segera dibangun hunian yang layak bagi korban banjir. Penelitian ini bertujuan membuat rancangan permodelan dan mengestimasi biaya pembangunan hunian sementara(huntara) komunal yang layak, aman dan sehat untuk korban banjir. Pendetailan dari rancangan model huntara yang dibuat dapat dijadikan panduan bagi masyarakat dalam membangun satu unit huntara komunal. Metode penelitian dilakukan dengan mengolah data yang didapat di lokasi terdampak banjir guna dibuat rancangan model huntara komunal yang layak, aman serta sehat bagi penghuninya berdasarkan peraturan tentang standardisasi bangunan kedaruratan kemudian dihitung estimasi biayanya. Model hunian sementara komunal berdimensi 21,6 m x 8,4 m tinggi 3,75 m dengan 12 ruangan. Rangka utama yang digunakan yaitu baja ringan, penutup dinding kalsiboard 3,5 mm dan lantai plywood 9 mm. Berdasarkan perhitungan diperoleh rencana anggaran biaya untuk membangun satu unit hunian sementara (huntara) komunal sebesar Rp. 89.880.274,00 (delapan puluh sembilan juta delapan ratus delapan puluh ribu dua ratus tujuh puluh empat rupiah).