Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Interpretasi Lahan Rawa Yang Belum Dialih Fungsi Menggunakan Citra Landsat 8 Faris Ade Irawan; Ferry Sobatnu
POROS TEKNIK Vol. 9 No. 1 (2017)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v9i1.508

Abstract

Lahan rawa adalah lahan darat yang tergenang secara periodik atau terus menerus secara alami dalam waktu lama karena drainase yang terhambat. Menggunakan teknologi penginderaan jauh dapat mempermudah mengidentifikasi dan menganalisis suatu obyek dengan area yang besar tanpa kontak langsung terhadap obyek yang dikaji. Penelitian ini memperoleh hasil interpretasi satelit Landsat 8 dan klasifikasi lahan rawa yang secara fisik belum beralih fungsi. Dengan menggunakan metode klasifikasi terbimbing (Supervised Classification) dihasilkan luasan lahan rawa di daerah Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2015 dan sebarannya per kecamatan di Kabupaten tersebut. Hasil yang diperoleh dapat menjadi data tambahan untuk instansi pemerintah atau pihak pengelola yang terkait mengenai luasan daerah rawa di Kabupaten Barito Kuala dan dapat digunakan sebagai acuan untuk rencana lebih lanjut terhadap pemanfaatan lahan rawa dan penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk monitoring lahan rawa. Berdasarkan hasil interpretasi dan klasifikasi terbimbing citra satelit Landsat 8 menggunakan sampel area yaitu Hutan Galam (melalueca leucadendra) dan vegetasi Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) di lokasi penelitian di temukan yaitu, luas lahan rawa belum dialih fungsi mencapai 613.753 Km2 , yang tersebar di 12 Kecamatan. Hasil validasi lapangan menunjukan tingkat ketelitian interpretasi mencapai 80% dari 10 lokasi pengujian.
Identifikasi Geospasial Cuaca dan Kelembapan Terhadap Penyebaran Virus COVID-19 Menggunakan Sistem Informasi Geografis Provinsi Kalimantan Selatan Faris Ade Irawan; Henyningtyas Suhel; Arif Eko Wibawanto
POROS TEKNIK Vol. 12 No. 2 (2020)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v12i2.974

Abstract

Provinsi Kalimantan Selatan termasuk wilayah yang beriklim tropis. Suhu rata-rata selama tahun 2019 sebesar 27,2 oC. Suhu tertinggi mencapai 37,1oC pada bulan Oktober 2019. Rata-rata kelembapan udara selama tahun 2019 adalah sebesar 80%, dengan kelembapan udara tertinggi berada pada bulan Desember 2019 yaitu sebesar 87,0%. Perkembangan kasus covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) tergolong cepat. Terhitung tiga minggu sejak kasus pertama diumumkan Tim Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian, dan Penanganan (P3) covid-19 pada 22 Maret 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melakukan pengujian dan identifikasi hipotesis dari jurnal yang sebelumnya melalui pendekatan analisis geospasial dengan dua variabel cuaca dan kelembapan terhadap penyebaran virus covid-19 di Provinsi Kalimantan Selatan dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung seperti keadaan topografi Kalimantan Selatan dengan memanfaatakan teknologi Sistem Informasi Geografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus positif covid-19 meningkat secara signifikan dibulan mei-juli dengan akumulasi sebanyak 2930 orang yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Suhu yang dihasilkan pada bulan tersebut berkisar (30ºC-33ºC) dan kelembapan yang dihasilkan pada bulan tersebut berkisar (77-87%), kemudian hasil uraian identifikasi terhadap hipotesis bahwa pernyataan dari keempat hipotesis tersebut tiga ditolak dan satu diterima.
IDENTIFIKASI SPASIAL ASET DAN KEPADATAN BANGUNAN TERHADAP TERDAMPAK BANJIR (STUDI KASUS: KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR) Arif Eko Wibawanto; Faris Ade Irawan; Nurfitriah
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 21 No 2 (2021): Jurnal INTEKNA, Volume 21, No. 2, Nov 2021: 54 - 111
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/intekna.v21i2.1230

Abstract

Kecamatan Banjarmasin Timur merupakan wilayah dengan hujan rata-rata 10-50 mm/bulan dan curah hujan dengan rata – rata 267 mm/bulan pada bulan April 2021 sehingga banyak aset dari warga setempat yang mengalami kerusakan akibat banjir dan sekitar 1.300 rumah yang rusak. Menurut Permen PU Nomor : 41 /PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya poin 5.4 kawasan peruntukan permukiman menyebutkan kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang memadai, kemudian kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang memadai dengan sumur resapan air hujan Sasaran dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh penerapan teknologi informasi yang akurat, maka dalam penelitian ini mengidentifikasi kepadatan bangunan terhadap area yang terdampak banjir dengan pendekatan secara spasial menggunakan metode overlay (tumpang tindih). Parameter yang digunakan adalah area yang terdampak banjir, jumlah banyaknya aset yang terdampak banjir dengan meninjau kepadatan bangunan, jumlah penduduk dan luasan wilayah di Kecamatan Banjarmasin Timur. Kecamatan Banjarmasin Timur memliki kepadatan bangunan Tinggi, perhitungan sampel dengan metode random sampling dengan tingkat kepercayaan (0,005), sampel yang didapat 312 dari 1.411 populasi. Sampel yang tersebar dalam Kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Timur, didapatkan bahwa Kelurahan Banua Hanyar terdapat 70 rumah yang terdampak, Karang Mekar 22 rumah, Kebun Bunga sebanyak 34 rumah, Pemurus Luar 33 rumah, Pengambangan 35 rumah, Sungai Bilu 35 rumah. Sedangkan Kelurahan Kuripan 35 rumah, Sungai Lulut 26 rumah, dan Pekapuran Raya sebanyak 30 rumah yang terdampak. Rata-rata kerusakan rumah akibat banjir mulai dari rusaknya pintu, dinding, lantai rumah, hingga perabotan elektronik, dikarenakan sebagian besar rumah huni penduduk Banjarmasin Timur terbuat dari kayu
Identifikasi Dan Pemetaan Morfometri Daerah Aliran Sungai Martapura Menggunakan Teknologi GIS Ferry Sobatnu; Faris Ade Irawan; Agus Salim
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.432

Abstract

The low location of the Banjar district land from the sea surface causes the flow of water on the soil surface becomes substandard. Consequently some areas always stagnant to reach 29.93 %, some 0.58 % flooded periodically. Almost every year when the rainy season arrives with a high intensity in the Martapura area there is a flood with an altitude of up to ± 1 meter. Based on data of regional disaster management agency (BPBD), there are eight districts that are prone to flooding. Namely, Sungai Pinang district, Sambung Makmur, Pengaron, Astambul, Karang Intan, Martapura, Sungai Tabuk, dan Mataraman. Research was conducted with the help of Arcgis software using a calculate geometry tool to identify morphometry. Watershed morphometry is a quantitative measure of watershed characteristics associated with the geomorphological aspects of a region. These characteristics are related to the rainwater drainage process that falls within the watershed. The research results show watershed Martapura has an area of 453.88 km2, the length of the main river reaches 36,566 meters, the slope (gradient) of 0.022 %. River density level is 0.828 km/km2.The order level of the river reaches 10 level. The pattern of the river is rektangular with the type of watershed in parallel. Based on data mapping and identification of Martapura river basin, so that important. information can be generated. such morphometric data can be used as reference for environmental problem solving and watershed management.
Pembuatan Peta Blok RT Desa Bingkulu Kecamatan Tambang Ulang Nurul Inayah; Ferry Sobatnu; Faris Ade Irawan; Dewi Nur Indah Sari
Jurnal IMPACT: Implementation and Action Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/impact.v1i1.612

Abstract

ABSTRACT Geodetic science is practically making maps of the earth's surface. Bingkulu village currently has problems with the absence of a village map for village government officials and local residents. The absence of this village map made difficulties for village and community equipment to find out information on Neighborhood Association boundaries and land use in the Bingkulu Village area at Tambang Ulang District. To make a map of the Neighborhood Association boundaries, using survey method with a GPS handheld equipment and identifies the Neighborhood Association boundaries according to the direction from the village officials who is very familiar with the conditions in the field. Making Neighborhood Association boundary maps is done through digitizing in the QGIS application by displaying corrected satellite images. Through the QGIS application, digitization is carried out in accordance with the conditions in the research location, by paying attention to the appearance of the earth in the satellite image of Bingkulu Village. The objects digitized in this process are roads, Neighborhood Association boundaries, village boundaries, public facilities. Furthermore the interpretations did and the result is that land use in Bingkulu Village includes plantations, rice fields, and built land. The Plantations distributed in almost the Bingkulu region with two types of commodities, namely oil palm and rubber trees. In addition, land use in all Bingkulu region is dominated by oil palm plantations. So that oil palm trees are still the main commodity of plantations in Bingkulu Village. Keywords: survey, satellite image, boundary, village
PEMETAAN LAHAN DAN GEDUNG PONDOK PESANTREN AL-IHSAN BENTOK DENGAN MENGGUNAKAN FOTO UDARA (UAV) DESA BENTOK KAMPUNG Faris Ade Irawan; Arif Eko Wibawanto; Henyningtyas Suhel; Dewi Nur Indah Sari
Jurnal IMPACT: Implementation and Action Vol. 3 No. 1: Jurnal Impact
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/impact.v3i1.985

Abstract

Pondok Pesantren Al-Ihsan Bentok di Desa Bentok Kampung Kecamtan Bat-Bati Kabupaten Tanah Laut merupakan cabang dari Pondok Pesantren Al-Ihsan Tahfizh yang ada di Banjarmasin, Pada akhir Tahun 2003, jumlah santri di Pondok Pesantren Banjarmasin tercatat mencapai 80-an orang. Maka sekitar tahun 2003 itu mulai didirikan cabang Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an di daerah-daerah. Sebagai Pondok Pesantren Tahfizh yang baru didirikan, terdapat beberpa permasalahan yang dihadapi salah satunya adalah perlunya peta batas wilayah atau lahan dan suatu inventori aset yang sah, jelas, tegas dan tidak ada sengketa. Sehingga perlu kiranya Perangkat pengurus Pondok Pesantren Al-Ihsan tersebut memiliki peta inventaris batas wilayah atau lahan dan aset yang sesuai dengan keadaan eksisiting (batas patok yang sudah diberikan). Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat dalam rangka tridharma perguruan tinggi 2019, Program Studi DIII Teknik Geodesi berkeinginan untuk membuat suatu Pemetaan Lahan Dan Gedung Pondok Pesantren Al-Ihsan Bentok Dengan Menggunakan Foto Udara (UAV) Desa Bentok Kampung. Penggunaan wahana drone (UAV) yang menghasilkan foto udara nantinya digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta yang informatif dan jelas.
PENGOLAHAN CITRA AQUA MODIS UNTUK PEMBUATAN PETA ZONA TANGKAPAN IKAN PERAIRAN MUARA KINTAP KALIMANTAN SELATAN Ferry Sobatnu; Faris Ade Irawan
POSITIF : Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi Vol 8 No 2 (2022): Positif : Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/positif.v8i2.1405

Abstract

Potency fish in an area can be predicted based on the condition of oceanographic waters,  namely by utilizing sea surface temperature data. This research utilizes sea surface temperature from the Aqua MODIS image acquisition in 2018 in identifying potential areas of fish catch zone. The purpose of the study was to prove the remote sensing technology digital image processing method for making sea surface temperature maps tested with survey data in the field hot spot productivity fishing ground 2015. The surface grids system method is a structure matrix used for recording relations between the topology contained between data points implicitly. Utilization surfer software as a means of digital data conversion process raster image into metric vector data. This technique aims to analyze spatial objects based on the area (boundary). Spatial snalysis with overlay technique visualizes the selected zone in isoline at 29.5°C - 31°C. This empirical evidence is used as a reference for making maps from january to june 2018. Based on spatial analysis, fish catch zones in march, april and may are potential times in the sea waters of Kintap subdistrict, Tanah Laut District. Processing methods of digital images using aqua image MODIS are proven to be applicable as a method of making a fishing ground zone map. Presented on a scale of 1:1.000.000 on A3 paper. The results of spatial measurements show that the largest area of the potential fishing ground zone is in april, reaching 11.188,29 Km2.