Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perbandingan Perhitungan Luas Tanah Poliban dengan Metode Perhitungan Segitiga dan Metode Perhitungan Koordinat Riska Hawinuti
POROS TEKNIK Vol. 12 No. 1 (2020)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v12i1.915

Abstract

Bermacam cara untuk melakukan perhitungan luasan bidang tanah, dikombinasikan dengan metode, peralatan dan sumberdaya manusia yang tepat akan menghasilkan perhitungan yang mendekati ukuran aslinya. Penggunaan alat dengan akurasi rendah dalam hal ini adalah peralatan manual menyebabkan data luas lahan yang dihasilkan menjadi kurang akurat. Hal ini menyebabkan kebingungan pada pemilik lahan maupun pemilik lahan disekitarnya. Sehingga perlunya data pembanding antara dua alat ukur berbeda dengan metode berbeda untuk memperkaya data perhitungan luas tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran lapangan dengan dua alat dan dua metode berbeda, dimana hasilnya akan dibandingkan dengan perhitungan resmi yang telah dikeluarkan BPN. Alat dan metodenya adalah Theodolit Digital dengan metode perhitungan Luas Segitiga dan GPS Handhelds dengan metode perhitungan Koordinat. Luas tanah Politeknik Negeri Banjarmasin yang menjadi patokan sesuai data resmi adalah 65.098 M2. Hasil perhitungan luas dengan menggunakan Metode Perhitungan Segitiga adalah 65.916,533 M2 dengan persentase 101,271 % (+1,271 %); luas dengan Metode Perhitungan Koordinat adalah 64.513,5 M2 dengan persentase 99,116 % (-0,884%).
Pengaruh Agregat Gabungan Terhadap Hasil Marshall Untuk HRS-WC Dan HRS-Base Rifanie Gazalie; Muhammad Firdaus; Riska Hawinuti
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.430

Abstract

The cause of the failure and damage to the roughness of the road is because the use of asphalt with high penetration value concurent with low levels mixture asphalt and the implementation of which has not been in compliance with the existing requirements, thus reduce the age of the road plan. The most commont asphalt roughness layer failure is permanent deformation AS a result of less stability and crack due to fatigue. One of the main consideration in determe the quality of asphalt mixture is the strength of the aggregate in order to endure in compliance with road planning. The issues discussed in this research is how the combined aggregate influence towards optimum levels of asphalt and asphalt mixture stability value. The research sample is asphalt penetration 60/70, coarse aggregate Awang Bangkal and Katunun-Banjarbaru Pelaihari, fine aggregate is Barito sand, filler Awang Bangkal rock burst and Tiga Roda Cement, witch total of 48 samples with levels 5-7% asphalt. Parameters of mix are stability , flow of air cavities, Voids in Mix (VIM), Void in Mineral aggeggate (VMA), Void Filled with Asphalt (VFA), Marshall Quotient (MQ), and VIM refusal to AC-WC determined from analysis of Marshall. The result achieved is the reduction in consumption levels of optimum asphalt of 0.5% for combined aggregate Awang Bangkal and Katunun Lataston mixed HRS-WC and a reduction in consumption levels of optimum asphalt of 0.2% on the mix HRS-Base on the minimum spesification 800 kg.
Pengaruh Keberadaan Pasar Sungai Lulut Terhadap Kinerja Jalan Martapura Lama KM. 05 Riska Hawinuti
Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v2i1.540

Abstract

Jalan Martapura Lama is an alternative road connecting Banjarmasin, Martapura and Banjarbaru city and it is under the administration of Banjar Regency. The existence of Sungai Lulut Market in Kilometer 05 consistently causing congestion to the area, especially during peak hours. The purpose of this study is to determine the impact of market activities on the performance of Jalan Martapura Lama KM 05 indicated by the degree of saturation (DS) and the value of the level of road service. The method of primary data collection was by conducting traffic surveys and measuring geometric conditions in the site manually on Tuesday to Thursday, 06-08 February 2018 during the morning rush hour (07.00-08.00 a.m), the noon hour (12.00-14.00 p.m) and afternoon rush hour (16.00 to 18.00 p.m) while the secondary data was obtained from the internet. The calculation refers to Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI) 1997. From the calculation results it can be concluded that the impact of market activities on the performance of Jalan Martapura Lama KM 05 indicated by the degree of saturation (DS) and the value of road level of service with the optimum DS is 0,68 with the value of level of road service is C on Thursday’s afternoon rush hour and the minimum DS is 1.34 with the value of level of road service is F on Wednesday’s morning rush hour. With a total frequency of occurrences and side friction class of 571 frequencies, the maksimum friction is incoming and outgoing vehicles on area alongside roads (EEVs) of 446 occurrences on Tuesday in the morning rush hour.
Pengaruh Supeltas Terhadap Tingkat Pelayanan Simpang Jalan Trans Kalimantan-Komplek Griya Permata Riska Hawinuti
Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v2i2.606

Abstract

The appearanced of the peoples called “Supeltas" (Sukarelawan Pengatur lalulintas=Traffic Regulatory Volunteers) occurs along with the increasing number of queue vehicles that will turn towards the road. Supeltas itself is persons (not official from the government) who manage traffic flow expecting voluntari giffts from people passing through the road. Often, these activities broke the road rules and exacerbate existing congestion. The purpose of this study was to compare the performance of unsignalizes intersections between the existing and non-existent of "Supeltas" it self. The requirement data needed are the primary data in the form of geometric data, traffic conditions, traffic and environmental conditions data, and secondary data in the form of population and location map. Traffic data collection is done using manual calculation for 2 periods on Tuesday, Wednesday and Thursday at 06.30-08.00 in the morning, noon 12.00-14.00 and afternoon at 16.30-18.30 WITA for each condition of rush hours. The calculation refers to MKJI 1997. The calculation results obtained by the degree of saturation (DS) without the "Supeltas" amounting to 1,816 and with the provision "Supeltas" of 1,525, this DS value exceeds the IHMC ( Indonesian Highway Manual Capacity) previsions 0,75. It can be concluded that the existence of "Supeltas" made a positive impact to reduce the number of DS where it decreased 16.02%.
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE Terhadap Hasil Marshall untuk HRS-WC Riska Hawinuti; Surat Surat; Rifanie Gazalie
Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2019
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v3i1.701

Abstract

Plastik sebagai hasil sampingan dari aktivitas masyarakat, menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia, sehingga diperlukan penanganan khusus agar permasalahan plastik tersebut dapat terselesaikan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan plastik tersebut sebagai bahan tambahan campuran beraspal HRS-WC sehingga diharapkan selain berkurangnya jumlah sampah, jumlah penggunaan aspal minyak pun dapat ditekan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan plastik LDPE (Low Density Poly Ethylene) terhadap karakteristik campuran beraspal HRS-WC, mengetahui perbandingan nilai karakteristik marshall antara campuran HRS-WC dengan dan tanpa tambahan plastik LDPE, menentukan kadar aspal optimum dan kadar campuran plastik LDPE optimum pada campuran HRS-WC. Pengujian yang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Poliban, antara lain pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian marshall. Benda uji yang dibuat berupa benda uji tanpa tambahan plastik dan dengan tambahan plastik sebanyak masing-masing 15 buah. Dari hasil pengujian, campuran aspal tanpa Plastik LDPE diperoleh nilai stabilitas 1.490 kg, flow 4,20 mm, VMA 110% dan Marshall Quotient 380 kg/ mm sedangkan pada campuran dengan plastik LDPE, nilai stabilitas sebesar 1.900 kg, flow 4,20 mm, nilai VMA105% dan nilai Marshall Quotient 610 kg /mm. Dengan nilai KAO sebesar 6,50% dan kadar plastik sebesar 5,0%.
Karakteristik Campuran Aspal Karet pada Lataston Lapis Aus (HRS-WC) Riska Hawinuti; Rifanie Gazalie; Suwaji suwaji
Jurnal Teknik Sipil Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v4i1.845

Abstract

Pemanfaatan karet alam sebagai additif pada campuran aspal dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik aspal dengan cara menambahkan kadar karet alam kedalam aspal keras untuk membentuk campuran aspal karet. Tujuan penelitian ini antara lain mengetahui pengaruh penambahan karet terhadap karakteristik campuran beraspal HRS-WC; mengetahui perbandingan nilai karakteristik Marshall antara campuran beraspal HRS-WC tanpa dan dengan adanya campuran karet dan menentukan persen kadar aspal optimum dan kadar campuran karet optimum yang digunakan dalam campuran aspal. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian Marshall. Benda uji berupa benda uji tanpa tambahan karet dan dengan tambahan karet sebanyak masing-masing 15 buah dengan variasi kadar karet 3%; 4%; 5%; 6%; 7% yang dihitung berdasarkan kadar aspal optimum (KAO). Hasil pengujian dengan penambahan kadar karet sebesar 3,0% pada nilai kadar aspal optimum (KAO) sebesar 6,25%, diperoleh nilai Stabilitas dari 1.200 kg menjadi 1.150 kg (-4,17%); nilai VMA dari 17,7% menjadi 15,8% (-10,73%); nilai VIM dari 5,6% menjadi 3,2% (-42,86%); nilai VFB dari 69,25% menjadi 79,5% (+14,80%); flow dari 4,35 mm menjadi 4,5 mm (+3,45%); dan nilai Marshall Quotient dari 280kg/ mm menjadi 258 kg/ mm (-7,86%). Dari data tersebut penambahan karet memenuhi syarat spesifikasi Marshall. Kata Kunci : Karet, HRS-WC, Marshall Quotient
Perbandingan Perhitungan Luas Tanah antara Metode Trilaterasi Segitiga dengan Metode Koordinat Riska Hawinuti; Muhammad Fauzi; Rifanie Gazalie
Jurnal Teknik Sipil Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v4i2.1029

Abstract

Kesadaran pemilik lahan untuk melindungi status kepemilikannya terhadap ketidakcocokan keadaan bidang tanah lapangan dengan data yang ada di dokumen sertifikat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pengukuran ulang lahan. Penggunaan alat dengan akurasi rendah dan metode yang kurang tepat menyebabkan data luas lahan yang dihasilkan menjadi kurang akurat. Hal ini menyebabkan kebingungan pada pemilik lahan maupun pemilik lahan disekitarnya. Sehingga perlunya data pembanding antara dua alat ukur berbeda dengan metode berbeda untuk memperkaya data perhitungan luas tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menghitung luas lahan Gedung Pejuang Veteran Banjarmasin dengan Metode Trilaterasi (pendekatan luasan segitiga dengan ketiga sisi diketahui) menggunakan Pesawat Penyipat Datar (PPD) dan dengan Metode Koordinat menggunakan GPS. Hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan data resmi luas lahan yang diperoleh dari BPN. Pengukuran dengan PPD diperoleh luasan sebesar 10.025,476 M2 dan dengan GPS sebesar 10.100,720 M2 dimana luas resmi lahan adalah 11.183 M2. Sehingga diperoleh persentase terhadap luas resmi berturut-turut sebesar 89,65 % dengan pengukuran menggunakan PPD dan sebesar 90,32 % dengan pengukuran menggunakan GPS. Berdasarkan hasil diatas, penggunaan kedua alat tersebut kurang disarankan untuk pengukuran luas lahan secara teliti serta perlunya memastikan batas tanah akurat di lapangan sebelum pengukuran. Abstract The awareness of land owners to protect their ownership status against the mismatch condition between land percil and the data in the documents resulted the increasing need for land re-measurement. Using tools with low accuracy and improper methods causes the result of land area data less accurated. This causes confusion among land owner and its nearby. The data comparisons are needed between two different measuring instruments with different methods to enrich the area calculation data its self. This research aims to calculate the land area of ​​the Pejuang Veteran Banjarmasin Building with the Trilateration Method using an Automatic Level and the Coordinate Method using GPS. The results of these calculations will be compared with official land area data obtained from National Land Agency. Measurement with Automatic Level obtained an area of 10.025,476 M2 and with GPS is 10.100,720 M2 where the official land area is 11.183 M2. The percentage amount between the official area versus Automatic Level and GPS consecutively are 89,65 % and 90,32 %. Based on that results, the use of these tools is less recommended to detailed land measurement and its important to ensure accurate percil boundaries in the field before measurement.
PERHITUNGAN KUALITAS AGREGAT MENURUT ABRASI DAN BERAT JENIS, PADA MATERIAL DESA AMBUNGAN Rifanie Gazalie; Riska Hawinuti; Muhammad Fauzi; Muhammad Febri Adam Setiadi
Jurnal Teknik Sipil Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2022
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v6i1.1340

Abstract

Pemanfaatan material lokal, walaupun mampu mengurangi biaya mobilisasi dan berkontribusi dalam peningkatan perekonomian masyarakat setempat, tetap harus lolos pengujian terhadap spesifikasi teknis yang ditentukan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menguji: abrasi, nilai berat jenis serta penyerapan pada material agregat kasar dan agregat halus dengan dan tanpa direndam, untuk material dari Desa Ambungan, Pelaihari. Dimana pengujian tersebut berdasarkan SNI 2417:2008, SNI 1969:2016, SNI 1970:2016 serta Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Berdasarkan pengujian, abrasi untuk Gradasi A dan B adalah 30,74% dan 30,80% dan telah memenuhi persyaratan spesifikasi abrasi <40%. Nilai bulk: agregat halus dengan dan tanpa direndam adalah 2,582gr/cm3 dan 2,590gr/cm3; agregat kasar dengan dan tanpa direndam adalah 2,617gr/cm3 dan 2,694gr/cm3. Nilai SSD: agregat halus dengan dan tanpa direndam adalah 2,636gr/cm3 dan 2,658gr/cm3; agregat kasar dengan dan tanpa direndam adalah 2,655gr/cm3 dan 2,733gr/cm3. Nilai Apparent: agregat halus, dengan dan tanpa direndam adalah 2,730gr/cm3 dan 2,780gr/cm3; agregat kasar,dengan dan tanpa direndam adalah 2,722gr/cm3 dan 2,803gr/cm3. Kesemuanya telah memenuhi ketentuan spesifikasi berat jenis >2,500gr/cm3dan selisih maksimal 0,2 antara agregat halus dan kasar. Nilai absorption: agregat halus dengan dan tanpa direndam adalah 2,103% dan 2,638%; agregat kasar dengan dan tanpa direndam adalah 1,470% dan 1,432%, dan telah memenuhi ketentuan spesifikasi absorption <3%. Kata kunci— Absorption, Apparent, Bulk ,Gradasi, SSD  
Penggunaan Metode Trilaterasi dan Triangulasi untuk Perhitungan Luas (Studi Kasus Luas Tanah Gedung Veteran Banjarmasin) Riska Hawinuti
Buletin Profesi Insinyur Vol 5, No 1 (2022): Buletin Profesi Insinyur (Januari-Juni)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/bpi.v5i1.125

Abstract

Trend peningkatan kesadaran pemilik lahan atas status kepemilikannya, mengakibatkan perlunya aktivitas pengukuran ulang luas tanah, yang mewajibkan adanya  rekonstruksi tanda-tanda batas tanah agar sesuai dengan data pengukuran sebelumnya, untuk menghindari perselisihan dan sengketa kepemilikan lahan di kemudian hari, serta menjamin kelestarian kepastian hukum objek hak. Output lain dari pengukuran luas tanah ini juga dapat digunakan untuk kepentingan lain, yaitu sebagai data pendukung dalam bidang konstruksi dan bidang hukum pertanahan, pajak bumi dan bangunan, perubahan status hukum tanah dan lain sebagainya. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengetahui luas tanah pada gedung Veteran Banjarmasin menggunakan alat theodolite digital dengan perhitungan menggunakan metode Trilaterasi dan Triangulasi untuk dibandingkan dengan luas tanah resmi sesuai SK Gubernur Kalimantan Selatan nomor 158.44/0134/KUM/2014 tentang Penetapan Status Penggunaan Tanah dan Bangunan Milik Pemprov Kalimantan Selatan, dimana pemilihan kedua metode tersebut didasari pada penerapan perhitungan yang sederhana dan tidak tidak diperlukannya titik ikat tertentu saat mendirikan alat.Luas lahan Gedung Veteran Banjarmasin secara resmi adalah 11.183 M2 dan dengan diukur metode Trilaterasi dan Triangulasi, diperoleh hasil berturut-turut sebesar  10.551,917 M2 dan 10.551,918 M2. Persentase selisih luas lahan dengan menggunakan alat ukur dan  data luas lahan berdasarkan data resmi adalah sebesar 631,08 M2 (5, 65%).Kata kunci: luas, theodolite digital, triangulasi, trilaterasi.
PEMANFAATAN LIMBAH ABU BATU BARA SEBAGAI FILLER PADA LATASTON LAPIS AUS (HRS-WC) Rifanie Gazalie; Muhammad Fauzi; Riska Hawinuti; Muhammad Helmi
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v7i1.1540

Abstract

Penggunaan batu bara untuk sumber energi industri dan pembangkit listrik selain menghasilkan limbah buangan yang membutuhkan ruang untuk penimbunan, juga memunculkan kemungkinan pencemaran oleh limbah secara tidak sengaja. Limbah yang dihasilkan oleh proses pembakaran batu bara berupa Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dimana menurut PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa FABA sebagai hasil akhir dari pembakaran batu bara, bukan lagi termasuk kategori limbah B3. Hal ini membuka kesempatan yang lebih luas untuk pemanfaatan FABA sebagai bahan bangunan, subtitusi semen, jalan (bahan additif untuk campuran filler pada perkerasan lentur), bangunan serta restorasi tambang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan akibat pencampuran Bottom Ash sebagai filler terhadap sifat-sifat Lataston pada untuk campuran aspal HRS-WC. Pengujian material yang dilakukan adalah pengujian agregat, pengujian aspal dan pengujian campuran beraspas panas dengan alat Marshall serta Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 revisi 2. Pengujian yang dilakukan telah memenuhi spesifikasi dengan proporsi agregat campuran CA 13%, MA 0%, FA 71%, S 14% dan FF 2% dan menghasilkan kadar aspal optimum 6,90% dengan nilai kadar aspal efektif adalah 6,20%; VIM sebesar 3,758%; VMA sebesar 17,325%; VFB sebesar 78,421%, Stabilitas Marshall 876,991 Kg dan Marshall Quotient sebesar 269,209 Kg/mm.