Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAJIAN POTENSI ZONA GENANGAN AIR KOTA BANJARMASIN Adriani Muhlis; Darmawani .; Ferry Sobatnu; Nurul Inayah
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 2 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjarmasin merupakan kota yang dijuluki “Kota Air” atau “Kota Seribu Sungai” yang terdapat banyak sungai. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, kota Banjarmasin secara fisik kualitas sungainya mulai terus mengalami penurunan yang disebabkan berkurangnya jumlah sungai yang akan berdampak pada berubahnya fungsi ruas sungai dan anak sungai yang diaki-batkan oleh perkembangan perumahan dan ba-ngunan di pinggir sungai.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji daerah potensi zona genangan air de-ngan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) menggunakan metode tumpang susun untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi terjadinya genangan air di wilayah kota Banjarmasin.Kegiatan penelitian ini memberikan kesimpulan terdapat 30 (tiga puluh) potensi zona ge-nangan air yang tersebar di 3 (tiga) wilayah Kecamatan di kota Banjarmasin, yaitu di kecamatan Banjarmasin Barat 7 titik yang berpotensi, Banjarmasin Timur 5 titik yang berpotensi dan Banjarmasin Tengah 18 titik yang berpotensi. Hasil identifikasi zona ge-nangan air yang terlihat secara langsung pada ruas-ruas jalan yang merupakan infra-struktur  utama kota, hal ini diakibatkan pada wilayah tersebut merupakan wilayah yang awal mulanya adalah suatu urukan pada daerah rawa.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA BANJARMASIN Adriani Muhlis; Gt. Akhmad Rollyannor
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 11 No 1 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyediaan air bersih yang cukup dan sehat sudah menjadi tuntutan masyarakat Indone-sia terutama di kota-kota besar. Propinsi Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin, sarana dan prasarana air bersih yang memadai menjadi kebutuhan pokok masyarakat.Maksud dari penelitian ini adalah merencanakan system jaringan distribusi air bersih un-tuk pelayanan pada  Kecamatan Banjar Utara dengan konsep pelayanan zoning.Dengan laju tingkat pertumbuhan penduduk mencapai 1.73 % pertahun,cenderung lebih tinggi untuk perkembangan kecamatan Banjar Utara tersebut dibanding dengan pertum-buhan penduduk Kota Banjarmasin. Pemenuhan kebutuhan air saat ini masih menggu-nakan air sungai, sumur dan air bersih dari kemasan/ gallon dan gerobak yang harganya relatif mahal.Untuk memberikan pelayan yang maksimal diperlukan system jaringan pipa distribusi un-tuk menyalurkan air bersih ke seluruh daerah perencanaan. Secara teknis pengem-bangan di wilayah Kecamatan Banjar Utara dapat direncanakan. Selain itu juga perlu di-bangun sarana dan prasarana lainnya, antara lain pembangunan prasarana Boster Ba-nua Anyar dengan 3 unit pompa berkapasitas 139 liter/detik, pembangunan ini bertahap sesuai kebutuhan. Dan juga dibangun reservoir dengan kapasitas 2.500 m3/jam. Se-mentara untuk mendukung rencana pengembangan jaringan pipa air bersih tersebut di-perlukan pemenuhan kebutuhan air bersih mencapai 38 l/detik pada tahun 2010, dan te-rus dikembangkan menjadi 97 l/detik pada tahun 2020.
IDENTIFIKASI BANGUNAN BAGI DAN SADAP PADA SALURAN SEKUNDER ULIN 4 IRIGASI RIAM KANAN KABUPATEN BANJAR Adriani Muhlis; Eka Yuliana
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 1 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Irigasi merupakan teknik dalam mengatur air yang sangat menentukan dalam keberha-silan mengairi persawahan untuk  pertanian sehingga perlu penataan yang baik untuk menunjang bidang pertanian. Salah satu daerah irigasi yang difungsikan adalah Daerah Irigasi Riam Kanan dengan daerah potensialnya 25.800 Ha, terletak di Kabupaten Banjar. Irigasi Riam Kanan merupakan proyek penunjang pengembangan bidang pertani-an dan pengairan di Propinsi Kalimantan Selatan, yang diharapkan dengan adanya sis-tim pengaturan air yang baik dapat memberikan pemanfaatan air dapat lebih hemat dan mudah sehingga hasil pertanian dapat meningkat.Jaringan irigasi yang di dalamnya termasuk bangunan-bangunan pelengkap utama, yaitu bangunan bagi dan bangunan sadap pada Daerah Irigasi Riam Kanan khususnya Salur-an Sekunder Wilayah Ulin 4 (B.UL 4) sampai dengan Penggalaman 4 (B.PL. 4) sebagai sampel penelitian yang menjadi sumber identifikasi, dihasilkan rata-rata bangunan masih dalam kondisi baik, namun ada sebagian pintu seperti berkarat, banyaknya tanaman yang tumbuh di sekitar pintu, pudarnya cat pada bangunan, dan sebagainya, yang bisa mengakibatkan sulitnya pengoperasian dan mengganggu kelancaran jalannya air.Untuk itu perlu pemeliharaan secara rutin dan ditingkatkan disertai dengan sosialisasi ter-hadap para petani agar dapat berpartisipasi dalam memelihara bangunan tersebut.
IDENTIFIKASI SALURAN PRIMER DAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI KUNYIT KABUPATEN TANAH LAUT Herliyani Farial Agoes; Adriani Muhlis; Setiyo .
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 12 No 2 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saluran sekunder daerah irigasi kunyit dulunya merupakan saluran irigasi sederhana be-rupa saluran tanah. Untuk memperlancar aliran, menghemat biaya pemeliharaan, mem-perpanjang umur pemakaian saluran, dan meningkatkan hasil produksi pertanian maka dilakukan peningkatan dari saluran irigasi sederhana ke saluran irigasi semi teknis. Ada-pun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifkasi peningkatan yang terjadi setelah adanya perbaikan saluran dari irigasi sederhana ke semi teknis, mengidentifikasi kondisi kecepatan dan debit yang terjadi setelah adanya peningkatan, dan mengidentifikasi sa-luran yang dibuat telah sesuai dengan saluran tahan erosi.Metode yang digunakan identifikasi aliran seragam dengan rumus manning dan identifi-kasi saluran tahan erosi jaringan irigasi primer dan sekunder daerah irigasi kunyit mema-kai standar perencanaan irigasi (kp-03). Hasil pengukuran kecepatan di lapangan pada saluran primer dan sekunder adalah 0,125 m/dtk dan 0,127 m/dtk, dari kecepatan rata – rata dan data lainnya seperti kelan-daian, tinggi muka air, dan dimensi saluran diperoleh debit rata - rata saluran primer sebesar 0,037 m3/detik dan saluran sekunder sebesar 0,033 m3/detik. Hasil identifikasi saluran primer dan sekunder Daerah Irigasi Kunyit tidak termasuk kategori saluran tahan erosi, karena hasil identifikasi kecepatan rata – rata rencana saluran melebihi dari batas kecepatan maksimum diijinkan sesuai dengan Standar Perencanaan Irigasi (KP-03).
ANALISIS KESEIMBANGAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT Herliyani Farial Agoes; Fakhrurrazi -; Adriani Muhlis
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 14 No 2 (2014)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Debit Sungai Tabanio pada saat ini dipergunakan untuk memenuhi berbagai macamsektor kebutuhan air disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Tabanio Kabupaten TanahLaut. Untuk mengetahui apakah ketersediaan air dapat memenuhi kebutuhan air DASTabanio maka diperlukan Analisis Keseimbangan Air DAS Tabanio.Ketersediaan air dihitung dengan Metode Debit Andalan. Data yang diperlukan untukanalisis ketersediaan air adalah data debit sungai bulanan atau harian dengan periodewaktu lebih besar dari 10 tahun, dimana data ini tidak ada sehingga debit bulanandisimulasikan berdasarkan data hujan dan data evapotranspirasi potensial pada daerahpenelitian dengan bantuan model matematik hubungan hujan-limpasan. Model hubunganhujan-debit dengan interval bulanan yang digunakan adalah Nreca dan Mock. Darimasing-masing Metode Nreca dan Mock nantinya didapat Debit Andalan 80%, 85%, 90%,95% dan 99%. Ketersediaan air adalah sebagai Input (I) dalam analisis Keseimbangan AirDAS Tabanio. Kebutuhan Air DAS Tabanio dibatasi pada kebutuhan air sawah (padi danpalawija) berdasarkan KP-01, air bersih, dan perkebunan kelapa sawit. Setelah dianalisismasing-masing kebutuhan tersebut dan dijumlahkan sehingga didapat Total KebutuhanAir DAS Tabanio atau sebagai Output (O) dalam analisis Keseimbangan Air DASTabanio.Hasil studi di DAS Tabanio Tahun 2014 didapat bahwa Kebutuhan Air DAS Tabanio ratarataper tahun adalah 12,858 m3/detik (405,490 juta m3/tahun) dimana kebutuhan airuntuk padi adalah 7,174 m3/detik (55,79%), kebutuhan air untuk palawija adalah 5,295m3/detik (41,18%), kebutuhan air untuk air bersih adalah 0,185 m3/detik (1,44%), dankebutuhan air untuk perkebunan kelapa sawit adalah 0,204 m3/detik (1,59%). DanKetersediaan Air/Debit andalan 85% pada DAS Tabanio adalah rata-rata per bulan adalah14,319 m3/detik (451,550 juta m3/tahun) . Debit terbesar terjadi bulan April sebesar 27,440m3/detik dan terkecil terdapat pada bulan Oktober senilai 1,297 m3/detik.
IDENTIFIKASI KONDISI SALURAN DAERAH IRIGASI RIAM KANAN KALIMANTAN SELATAN Herliyani Farial Agoes; Adriani Muhlis; Ferawaty Agustina
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 10 No 2 (2010)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan pangan terutama beras terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain ketersediaan pangan terbatas sehubungan dengan terbatasnya lahan yang ada untuk bercocok tanam, teknologi, modal dan tenaga kerja, sehingga defisit penyediaan bahan pangan masih sering terjadi di negeri ini. Untuk itu berbagai pihak tidak henti-hentinya berupaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas melalui berbagai kebijaksanaan dan program. Maka program yang dilaksanakan adalah pembangunan proyek Daerah Irigasi Riam Kanan yang merupakan proyek yang menunjang pengembangan bidang pertanian dan pengairan di Provinsi Kalimantan Se-latan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada  daerah irigasi Riam Kanan sebagai bendungan yang pertama kali dibangun di Kalimantan Sela-tan. Identifikasi ini dilakukan dengan observasi lapangan dan pengumpulan data dari ber-bagai pihak yang dapat memberikan gambaran nyata kondisi exsisting. Hasil dari iden-tifikasi menyebutkan yaitu bangunan – bangunan air yang ada di Daerah Irigasi Riam Ka-nan adalah Bendungan Riam Kanan dan Bendung Karang Intan. Kondisi daerah fung-sional (Sub Area B) adalah di beberapa saluran pembawa (irigasi) dan pembuang (drainase), tersier dan kuarter belum berfungsi dengan baik, adanya beberapa jaringan yang tidak terpelihara menyebabkan terhambatnya air sampai ke persawahan, adanya areal yang kondisi airnya dalam (genangan ? 50 cm) terus menerus sehingga tidak bisa ditanami dan pada beberapa lokasi sawah tidak dapat ditanami karena terendam akibat pembuangan air kolam. Rekomendasi untuk kondisi daerah fungsional adalah beberapa jaringan irigasi yang ada seperti saluran pembawa (irigasi) dan pembuang (drainase), tersier dan kuarter harus dipelihara dengan baik agar pengairan air sampai ke persawah-an berjalan lancar, karena tidak adanya saluran pembuang maka sebaiknya dibangun saluran pembuang agar pada saat musim hujan tidak terjadi genangan / banjir di areal persawahan, dan pada kolam – kolam ikan yang tersebar sepanjang saluran primer juga sebaiknya dibangun saluran pembuang agar air buangan dari kolam – kolam tersebut ti-dak menggenangi dan tidak merusak areal persawahan yang terdapat dibawahnya. Kon-disi daerah operasional (Sub Area A, C, D dan E) adalah masalah pembuangan air pada waktu musim hujan, air pasang dari sungai Martapura bahkan melimpas ke areal per-sawahan di sub area C, tidak adanya saluran pembuang menyebabkan genangan air sedalam ? 50 cm sehingga tidak memungkinkan untuk penanaman padi. Rekomendasi untuk kondisi daerah potensial adalah perlunya dibangun saluran pembuang di daerah irigasi ini agar pada saat musim hujan tidak terjadi genangan / banjir di area persawahan
Tinjauan Aliran Sungai Yang Berpotensi Terjadi Peluapan Aliran Adriani Muhlis
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.410

Abstract

Sebagian wilayah di kota Banjarmasin tergenang air apabila turun hujan dengan curah yang tinggi, itu diakibatkan kurang berfungsinya saluran drainase dan sungai. Dimana banyak saluran-saluran drainase di kota Banjarmasin ini dipenuhi banyak sampah, sedangkan kendala untuk sungai tidak berbeda jauh dengan kendala drainase, banyak dipenuhi sampah serta kondisi eksisting yang tidak sebanding dengan volume air yang ada dan dipengaruhi oleh bangunan-bangunan rumah penduduk yang menjorok ke bibir sungai. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi eksisting empat sungai di Kecamatan Banjarmasin Tengah yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ke-4 sungai, di dapat Sungai Tatas Qsal(1) 2.931 > Qaliran+hujan(1) 2.816, Sungai Teluk Dalam dengan Qsal(2) 3.082 > Qaliran+hujan(2) 3.027, Sungai Skip Lama dengan Qsal(3) 0.447 > Qaliran+hujan(3) 0.300, dan Sungai Skip Lama dengan Qsal(4) 0.447 > Qaliran+hujan(4) 0.287. Maka dapat diketahui ke-4 sungai dapat menampung debit yang ada, tetapi masih terjadi potensi peluapan pada waktu pasanga dan hujan, yang diakibatkan oleh adanya penyumbatan oleh sampah dan endapan di beberapa tempat sehingga mempengaruhi pengalirannya, sedangkan pada musim hujan menjadi tempat untuk pembuangan akhir drainase di sekitar sungai tersebut.
Analisis ketersediaan dan kebutuhan air untuk Daerah Irigasi Pitap Refky Husada Aditama; Adriani Muhlis
Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2019
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v3i2.794

Abstract

Agriculture is a field that plays a very important role in meeting the food needs of a country. Irrigation is aimed at controlling or controlling water on land, so that the farming process is more productive and effective. One area that has the potential to be developed is Balangan Regency, South Kalimantan. Therefore made Pitap irrigation channels. The construction of the irrigation channel has been around for more than 6 years (until 2019), it is necessary to observe and analyze the water demand and the availability of water in the irrigation in order to create a suitable development planning and productivity of agricultural products for the area. This study uses primary and secondary data collection methods, and the results obtained in the form: Water demand in November is 5.45 m3 / second for the first half, and for the second half is 5.72 m3 / second, water availability in November is 3,981 m3 / second (taken from the mainstay of 80% monthly discharge), the water balance shows that in November there was a water shortage deficit of 1.47 m3 / second for the first half, and 1.74 m3 / second.
TINJAUAN DEBIT KEBUTUHAN AIR SALURAN DAERAH IRIGASI TELAGA LANGSAT BERDASARKAN STANDAR PERATURAN IRIGASI (KP) TAHUN 2013 Adriani Muhlis; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Abdul Khaliq
Jurnal Teknik Sipil Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2020
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v4i2.988

Abstract

Daerah Irigasi Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan luas areal 3044,8 Ha, difungsikan untuk dapat mengairi persawahan pertanian dengan irigasi teknis, dalam beberapa tahun terakhir perlu adanya peninjauan kembali pendistribusian air yang hanya cukup berfungsi tapi kurang optimal. Apalagi dari pembangunannya sejak 1989 sampai sekarang sudah berumur lebih dari 30 tahun, dengan menggunakan Kriteria Perencanaan (KP) Tahun 1986. Tujuan penelitian adalah modifikasi dan menghitung ulang debit kebutuhan air agar dapat berfungsi optimal dengan berlandaskan Kriteria Perencanaan Irigasi dalam Peraturan Dirjen SDA KemenPU Tahun 2013, dengan metode penelitian meliputi data primer dan sekunder serta pengolahan data beracuan peraturan tersebut. Hasil didapat debit eksisting 5397 liter/detik dan debit hasil modifikasi sebesar 5652,49 liter/detik, sehingga terdapat selisih kurang debit sebesar 255,49 liter/det. Luasan petak tersier selayaknya diperkecil, idealnya 50 ha, dalam keadaan tertentu dapat ditolelir sampai 75 ha, yang disesuaikan dengan kondisi topografi agar pelaksanaan operasi dan pemeliharaan lebih mudah. Ada beberapa petak tersier dilakukan simulasi modifikasi, dengan memecah luasan petak tersier semula dan menambahkan petak tersier baru yang memungkinkan untuk pembagian secara merata dan terpenuhi sesuai kebutuhan. Abstract Telaga Langsat Irrigation Area, Kabupaten Hulu Sungai Selatan with an area of 3044.8 Ha, is functioned to be able to irrigate agricultural rice fields with technical irrigation, in recent years there needs to be a review of the distribution of water which is only functioning but not optimal, base on data of the left Telaga Langsat, it is only served 1264,45 Ha in a discharge is 2,231 m3/sec (Ikrimathus. S, 2013).. Moreover, from its development since 1989 until now it is more than 30 years old, using the 1986 Planning Criteria (KP). The aim of this research is to modify and recalculate the discharge of water needs based on the Irrigation Regulatory Standard (KP) of 2013, with research methods including primary and secondary data as well as data processing based on these regulations. The results show that the existing discharge is 5397 liters / second and the modified discharge is 5652.49 liters / second, so there is a difference of 255.49 liters / sec. The area of tertiary compartments should be reduced, ideally 50 ha, in certain circumstances can be tolerated up to 75 ha, which is adjusted to topographic conditions so that the implementation of operation and maintenance is easier. There are several tertiary plots that have been simulated with modification, by dividing the area of the original tertiary plot and adding new tertiary plots that allow for even distribution and fulfillment as needed
KEHILANGAN AIR AKIBAT PIPA PENYADAPAN LANGSUNG DI SALURAN IRIGASI RIAM KANAN RUAS BRK 0 - 7 Adriani Muhlis; Siti Rahmalia; Herliyani Farial Agoes; Fitriani Hayati
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v5i2.1228

Abstract

Permasalahan saluran primer pada Irigasi Riam Kanan yang terjadi akibat adanya pengambilan air secara langsung menggunakan pipa penyadap yang dapat berpengaruh pada sulitnya pemeliharaan pada tanggul saluran dan mengakibatkan kapasitas air di saluran berkurang dari yang telah direncanakan. Metode yang digunakan dengan mengambil data langsung di lapangan berupa jumlah, dimensi, jenis serta elevasi tinggi jatuh (outlet) pipa, melakukan analisis nilai koefisien debit serta merekapitulasi debit kehilangan air. Banyaknya pipa penyadap dari ruas BRK 0 sampai BRK 7 berjumlah 1.163 buah dengan jenis pipa PVC AW berdiameter bervariasi. Adapun besarnya kehilangan debit air akibat penyadapan melalui pipa penyadap adalah sebesar 11.299,7 liter/detik dari debit rencana aktual 25.000 liter/detik atau dengan prosentase kehilangan air sebesar 48%. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terjadi penambahan banyaknya pipa penyadap yaitu dari 692 buah berdasarkan penelitian sebelumnya, menjadi 795 buah atau bertambah sebanyak 103 buah serta diiringi juga dengan peningkatan jumlah debit pengambilan airnya di saluran primer ruas BRK 1 sampai BRK 4 adalah 7.806,3 liter/detik dari sebelumnya tahun 2015 hanya 4.682,9 liter/detik, sehingga ada kenaikan sebesar 3.123,5 liter/detik (naik sebesar 40,01 %) dan untuk penambahan jumlah pipa sebanyak 12,96 %.