Septiawan Santana Kurnia
Bidang Kajian Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Perjalanan Depth Reporting Kurnia, Septiawan Santana
Mediator Vol 2, No 2 (2001)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Depth reporting merupakan kegiatan yang senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat. Konsep-konsep tradisional pada pelaporan, pemilihan sumber, kepekaan jurnalisme, peliputan, dan kinerja wartawan bergeser pada interes khalayak media dan tuntutan profesional. ‘Depth reporting’ sendiri merupakan karya jurnalistik yang memerlukan kesenian, kemampuan, dan perencanaan yang matang dari penulisnya.
Jurnalisme Investigasi Kurnia, Septiawan Santana
Mediator Vol 3, No 1 (2002)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kisah-kisah jurnalisme investigatif punya ukuran dan keluaran yang tak mudah digenera/isasikan. Ada yang mengukurnya dari pemuatan kisah "seorang korban" (victim), ada pula yang mengaitkannya dengan kelemahan sebuah sistem. Kesemua bahan liputan direkontekstua/isasikan ke dalam klasijikasi dan struktur pengisahan, berdasarkantema dan tipe-tipe spesijikasi kisah. Dari keseluruhan kerja liputan jurnalisme investigatif, pada umumnya ditentukan unsur-unsur yang dapat dikenali, yang menjadi karakteristik wacana reportase investigatif antara lain: subjek investigasi, hipotesis riset, sumber sekunder, pikiran dokumentati, narasumber, teknik riset, berpikir wisdom.
Melihat Bisnis Bias Kapital Media: Asumsi Aksiologi dan Ontologis Sederhana Kurnia, Septiawan Santana
Mediator Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kisah-kisah jurnalisme investigatifpunya ukuran dan keluaran yang tak mudahdigenera/isasikan. Ada yang mengukurnya dari pemuatan kisah "seorang korban" (victim), ada pula yang mengaitkannya dengan kelemahan sebuah sistem. Kesemua bahan liputan direkontekstualisasikan ke dalam klasifikasi dan struktur pengisahan, berdasarkan tema dan tipe-tipe spesijikasi kisah. Dari keseluruhan kerja  liputan jurnalisme investigatif pada umumnya ditentukan unsur-unsur yang dapat dikenali, yang menjadi karakteristik wacana reportase investigatif, antara lain: subjek investigasi, hipotesis riset, sumber sekunder, pikiran dokumentati, narasumber, teknik riset, berpikir wisdom.
Model of Disaster Information Cycle of West Java Television Journalists Septiawan Santana Kurnia; Dadi Ahmadi; Satya Indra Karsa; Doddy Iskandar; Firmansyah Firmansyah
Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 5, No 2 (2020): December 2020 - Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/jkiski.v5i2.415

Abstract

Disaster information is an important factor in disaster management efforts, including in West Java. It helps officers and the community to immediately anticipate disasters that may occur. Journalists are among those who play a role in disseminating disaster information. This study aims to describe disaster information cycle model of West Java television journalists in obtaining and disseminating disaster information with the help of technology to increase the speed. This research applies a qualitative method, namely a case study to describe a usage model of disaster information seeking which is uniquely influenced by the developments in information technology. Data collection is carried out through observation, interviews, and documentation. This study finds that smartphone technology contributes to the dissemination of disaster information by television journalists through providing access to social media, online media, and information in group chats. There is an interrelated flow of information between journalists, television editors, local governments, officials and the community. Participation of public and journalists in obtaining and disseminating disaster information helps the government and officers to find out the real conditions of disaster locations and how to handle them.
Budaya Akademik Internasional Mahasiswa Indonesia di Australia dan Kanada Septiawan Santana Kurnia; Suriani Suriani
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 25, No. 2, Year 2009
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.949 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v25i2.282

Abstract

As part of university system,  academic culture plays important role in efforts to develop culture, civil society, and nation as a whole. This article reports an empirical study on academic culture as experienced by Indonesian students in Australia and Canada. Academic culture is defined as academic activities outside the academic norm, implemented in seminars, discussions, and scientific publications. In higher education, academic culture must continually be nurtured and maintained. In fact, success and failure of education is depended on the quality  of college’s academic culture.
Investigative News of Online Media Septiawan Santana Kurnia; Dadi Ahmadi; Firmansyah Firmansyah
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 36, No. 1, Year 2020 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019]
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12351.447 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v36i1.4286

Abstract

An investigative reporting has changed quite rapidly in the last few periods after the development of information technology. The presence of online media encourages the emergence of online journalism. The existence of online journalism, within the framework of online media, gives a certain touch to investigative reporting activities. Investigative reporting developed in online media has managerial uniqueness and certain coverage patterns. The purpose of this study is to illustrate how the management of editorials and online media coverage patterns in Indonesia conducting investigative coverage. Data for this research is obtained through interviews with data analysis using a qualitative approach and a case study method of single case-multilevel analysis. Research subjects (journalism) and research objects (online investigative news) of this study are Detik.com and Tirto.id. The results of the study show that investigative data are at the core of investigative reporting in online media. It can be in the form of direct observation under investigation (disguising) or the disclosure of new facts that have not been revealed before. The online news media in Indonesia, although it relies on the speed, also still takes into account the accuracy and rules of journalism, especially in the coverage of investigations. The online media strategy in reporting investigations is to divide investigative data into several news stories with one theme, but each headline is different according to the investigative reporting to be reported in parts.
Jurnalisme Investigasi Septiawan Santana Kurnia
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 3, No 1 (2002): Atas Dasar Apa: Mediator Kali ini
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v3i1.744

Abstract

Kisah-kisah jurnalisme investigatif punya ukuran dan keluaran yang tak mudah digeneralisasikan. Ada yang mengukurnya dari pemuatan kisah "seorang korban" (victim), ada pula yang mengaitkannya dengan kelemahan sebuah sistem. Kesemua bahan liputan direkontekstualisasikan ke dalam klasifikasi dan struktur pengisahan, berdasarkan tema dan tipe-tipe spesifikasi kisah. Dari keseluruhan kerja liputan jurnalisme investigatif, pada umumnya ditentukan unsur-unsur yang dapat dikenali, yang menjadi karakteristik wacana reportase investigatif, antara lain: subjek investigasi, hipotesis riset, sumber sekunder, pikiran dokumentatif, narasumber, teknik riset, berpikir wisdom.
Wacana “Investigative Reporting” Septiawan Santana Kurnia
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 7, No 2 (2006): Bagaimana Kita Menafsirkan Komunikasi Pembangunan?
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v7i2.1289

Abstract

Investigative reporting, as the result of recent journalism development, becomes a new benchmark in journalism practice. To learn more about investigative journalism, one can learn from Ida Tarbell, a legend of investigative journalism, and his works. Tarbell began his journalism practice by doing preliminary research over hundreds of documents. This phase was called paper trail. Tarbell used combination of data gathering methods to gaining in depth and perspective on his issue. In order to enliven his story, Tarbell utilized narrative technique to tell his story. In recent times, Tarbell reportage become a model of basic investigative journalism. As pointed out in this article, data was dig through a series of phases: (1) surface facts; (2) repertorial enterprise; dan (3) interpretation and analysis. Based on this basic procedures, Paul N. Williams described 11 steps of investigative reporting, started from conception to publication and follow-up stories. The key of success in writing investigative reporting is probing and digging, attentively, intensively.
Perjalanan Depth Reporting Septiawan Santana Kurnia
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 2, No 2 (2001): 'Chaos' Komunikasi 'Nothing to Hide'
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v2i2.734

Abstract

Depth reporting merupakan kegiatan yang senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat. Konsep-konsep tradisional pada pelaporan, pemilihan sumber, kepekaan jurnalisme, peliputan, dan kinerja wartawan bergeser pada interes khalayak media dan tuntutan profesional. ‘Depth reporting’ sendiri merupakan karya jurnalistik yang memerlukan kesenian, kemampuan, dan perencanaan yang matang dari penulisnya.
Komunikasi “Subkultur” religius NU, Muhamadiyah, Persis dan Syarikat Islam di Universitas Islam Bandung (Unisba) Septiawan Santana Kurnia; Nurrahmawati Nurrahmawati
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 10, No 2 (2017): (Accredited Sinta 3)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v10i2.2753

Abstract

Indonesia memiliki keragaman kelompok keagamaan Islam, membawa beragam karakteristik budaya komunikasi kelompok keislaman. Dalam komunikasi antarbudaya, hal ini merepresentasikan karakteristik subkultur komunikasi religius dari masing-masing kelompok organisasi keislaman, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persatuan Islam (Persis), dan Syarikat Islam (SI). Demikan pula dengan Universitas Islam Bandung (Unisba),yang ber-statuta sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang tidak berasas keorganisasian keislaman tertentu. Para pengajarnya, di antaranya, memiliki keragaman subkultur komunikasi religius keislaman.Penelitian ini mengkajibagaimanakah subkultur kelompok keislaman melakukan komunikasi antarbudaya di Unisba. Dengan menggunakan observasi, dan wawancara, sebagai teknik pengumpulan data, penelitian ini mengangkat pemaknaan makrosubjektif (seperti makna norma dan nilai dari misalnya, dalam kajian ini makna budaya keislaman tertentu), dan mikosubjektif (seperti makna ahlak mulia, makna kedewasaan, dan sebagainya). Dari sanalah, penelitian ini merumuskan temuan katagori-katagori dari komunikasi “subkultur” religius dari NU, SI, Persis dan Muhamadiyah, di dalam ruang komunikasi antarbudaya di Unisba. Hasi penelitian ini menunjukkan bahwa setiap individu subkultur kelompok keislaman meluruh ke dalam interaksi ahlakul kharimah keunisbaan, yang bervisi dan misi pengembangan keislaman dalam dunia akademis.