Claim Missing Document
Check
Articles

POTENTIAL PRODUCTION OF FOOD COLORANT FROM COFFEE PULP Indah Hartati*); Indah Riwayati,; Laeli Kurniasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coffee pulp is the waste produced during the pulping operation of the coffee berries. Coffee pulp is reported as a good candidate of material for food colorant production. The food pigment found in coffee pulp is anthocyanin. The anthocyanin content in coffee pulp is reported up to 25 mg of monomeric anthocyanins/100 g of fresh pulp on a dry weight basis. As the fourth largest coffee producer in the world, Indonesia has the potency to produce food colorant from coffee pulp. There are several methods that can be applied in the separation of anthocyanins from coffee pulp. The methods are include solvent extraction, microwave assisted extraction, ultrasound assisted extraction, supercritical fluid extraction and enzymatics extraction. Further researchs are needed in order to find the suitable method for anthocyanins production from coffee pulp.Keywords: coffee pulp, food colorant, anthocyanin
Ekstraksi Senyawa Tanin Dari Kulit Bawang Putih (Allium Sativum L.) Berbantu Gelombang Mikro Iga Cahyana; Laeli Kurniasari; Farikha Maharani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBawang putih (Allium sativum L) merupakan tumbuhan herba yang biasa digunakan sebagai komponen resep dari kebanyakan makanan. Penggunaan bawang putih sebagai bumbu masakan menghasilkan limbah dari kulit bawang putih yang dibuang begitu saja. Padahal menurut beberapa penelitian kulit bawang putih ternyata memiliki khasiat yang tidak kalah penting. Terdapat beberapa zat aktif yang terkandung didalam kulit bawang putih, salah satunya adalah tanin yang memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antibakteri. Ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro merupakan proses yang relatif lebih unggul jika dibandingkan dengan metode konversional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variabel rasio bahan baku-pelarut, daya dan waktu proses ekstraksi tanin dari kulit bawang putih dengan bantuan gelombang mikro. Percobaan dilakukan dengan variabel rasio bahan baku-pelarut 1:10, 1:15, 1:20, 1:25, 1:30, variabel daya 10% dan 50% dari daya maksimum alat (399 watt), dan variabel waktu 5, 10 dan 15 menit. Hasil percobaan menunjukan bahwa ketiga variabel berpengaruh terhadap konsentrasi tanin hasil ekstraksi. Secara umum konsentrasi tanin meningkat seiring kenaikan ketiga variabel sampai maksimum di titik tertentu, kemudian turun. Kadar tanin tertinggi diperoleh sebesar 22,255 mg/ml dengan % yield sebanyak 2,04% dari perbandingan bahan baku-pelarut 1:15, waktu ekstraksi 10 menit dan daya 50%. Kata kunci: Kulit bawang putih, tanin, gelombang mikro.
ADSORPSI LOGAM TIMBAL DALAM LARUTAN MENGGUNAKAN KULIT KETELA RAMBAT (Ipomoea batatas L) Yuni Wulandari; Laeli Kurniasari; Indah Riwayati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2014): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 5 2014
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencemaran logam timbal menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Menyadari ancaman tersebut,salah satu alternatif menghilangkan logam timbal adalah dengan menggunakan biosorben kulit ketela rambat. Biosorben kulit ketela rambat memiliki kandungan utama berupa amilosa dan amilopektin yang merupakan struktur polisakarida dan gugus aktif yang akan menarik dan mengikat logam pada biomassa. Proses adsorpsi dilakukan dengan mengkontakkan biosorben dengan larutan timbal dengan variasi pH 3,4,5,6; variasi waktu 1; 1,5;2 ;2,5 jam dan variasi massa biosorben 0,25; 0,5; 0,75; 1 gram. Kondisi terbaik diperoleh pada pH 5, bobot adsorben 0,25 gram dan waktu kontak 2 jam. Pada model kesetimbangan isoterm Langmuir diperoleh nilai Q maks sebesar 45,45 ppm dengan nilai koefisien korelasi 0,943. Sedangkan pada model kesetimbangan isoterm Freundlich menunjukkan nilai korelasi koefisien 0,988 dengan konstanta kesetimbangan KF 0,767 dengan nilai n= 0,3636. Hasil ini menunjukkan model isoterm Freundlich memiliki korelasi relatif yang lebih linier untuk proses biosorpsi dengan kulit ketela rambat. Kata kunci: Adsorpsi, Kulit ketela rambat, Timbal
APLIKASI DAUN SANSEVIERA (SansevieriaTrifasciataPrain) SEBAGAI ADSORBEN NIKOTIN DALAM ASAP ROKOK Mia Dinnis A; Sumayah Sumayah; Titin Titin; Ajeng Ajeng; Laeli Kurniasari
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lidah mertua ( Sansevieria trifasciata  Prain )merupakan salah satu jenis tanaman hias yang berpotensi sebagai adsorben zat polutan. Daun lidah mertua terbukti mampu mengurangi dan menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan massa adsorben dan waktu terbaik pada proses adsorpsi nikotin asap rokok dengan adsorben daun Sanseviera. Penelitian dilaksanakan sebanyak 3 tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan adsorben, dimana daun lidah mertua dipotong-potong, di keringkan dan dihaluskan  sehingga menjadi serbuk. Tahap kedua adalah proses adsorpsi dimana adsorben dikontakkan dengan asap rokok yang mengandung nikotin. Tahap ketiga merupakan tahap analisa kadar nikotin yang teradsorp di simplisa setelah kontak dengan asap rokok. Adapun variabel proses adsorpsi meliputi massa adsorben dan waktu adsorpsi. Dari hasil percobaan diperolehmassa adsorben terbaik dalam mengadsorp nikotin  adalah 40 gr sedangkan waktu terbaik proses adsorpsi adalah 24 jam dengan kadar nikotin teradsorp adalah 0,5346%. Kata kunci : adsorpsi,asap rokok, lidah mertua, nikotin
Eco Friendly-Microwave Assisted Extraction of Cellulose from Sugarcane Bagasse Indah Hartati; Ismiyatul Kholisoh; Suwardiyono Suwardiyono; Laeli Kurniasari; Indah Riwayati
Proceeding Of The International Seminar and Conference on Global Issues 2016: The 2nd Annual International Seminar and Conference on Global Issues 2016 (ISCoGI 2016)
Publisher : Proceeding Of The International Seminar and Conference on Global Issues

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cellulose is widely present in various forms of biomasses. Cellulose and its derivatives have many advantages and have been used for years in a wide variety of applications. Obtaining pure cellulose from lignocellulosic materials is essential due to its potential advantages and applications. Sugarcane bagasse is one of very promising raw materials for cellulose production due to its high cellulose content. The objective of this research was to investigate the microwave assisted extraction of cellulose from sugarcane bagasse by using an eco-friendly solvent, i.e. acetic acid. The microwave assisted extraction of sugarcane bagasse cellulose were conducted in varied extraction time (30-70 minutes) and solid liquid ratio of 1:12-1:20, while the acetic acid concentration was fixed at 5% and the power level of the microwave was set at 39.9 W. The product was analyzed for its alpha, beta and gamma cellulose content. The research showed that 67.56% was the highest alpha cellulose content of the sugarcane bagasse pulp obtained from the eco- friendly microwave assisted extraction conducted at 60 minutes of extraction, solid liquid ratio of 1:12, acetic acid concentration of 5% and microwave power level of 39.9 W. Keywords: sugarcane bagasse, extraction, cellulose
PEMANFAATAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN COD(CHEMICAL OXYGEN DEMOND), pH, BAU, DAN WARNA PADA LIMBAH CAIR TAHU Rita Dwi Ratnani; Indah Hartati; Laeli Kurniasari
Laporan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LAPORAN PENELITIAN
Publisher : Laporan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia banyak terdapat industri tahu mulai dari industri kecil sampai ke industri besar. Dari kegiatan industri tersebut, timbul limbah yang mengandung zat organik sangat tinggi. Kandungan zat organik dalam limbah cair tahu berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melakukan penanganan terhadap limbah yang timbul tersebut. Salah satu upaya awal untuk menangani hal tersebut adalah melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan eceng gondok untuk menurunkan kandungan COD, meningkatkan/ menormalkan pH, menjernihkan limbah, dan mengurangi bau yang timbul.Penelitian ini dilakukan di pabrik pengolahan tahu Desa Cangkiran Kota Semarang. Penelitian ini memanfaatkan eceng gondok untuk menyerap limbah organik yang menyebabkan limbah cair menjadi COD tinggi, pH rendah, warna keruh dan berbau sangat menyengat. Proses penanaman dilakukan dalam bak beton dengan ukuran panjang 150 cm, lebar 145 cm, dan tinggi 120 cm. Dalam penelitian ini diamati penurunan kandungan COD, peningkatan pH, perubahan warna, dan perubahan bau yang timbul setiap hari selama 8 hari dengan menggunakan media eceng gondok.Hasil percobaan Terjadi penurunan COD sampai ambang batas yang diperbolehkan yaitu terjadi penurunan dari 768 ppm menjadi 208 ppm dan pada ulangan yang dilakukan dari 672 ppm menjadi 160 ppm dimana sudah di bawah baku mutu bedasakan Perda Jateng No. 10 tahu 2004. Terjadi peningkatan nilai pH. Diawal proses, pH dari limbah cair tahu adalah 4.2 dan naik sampai 7.4 demikian juga setelah diulang mulai 4.6 naik menjadi 7.3. Perubahan warna pada penelitian ini kurang memuaskan karena tidak terjadi perubahan warna tetapi hanya berubah tingkat kejernihan di awal, warna limbah cair tahu adalah kuning keruh bahkan ada busanya dan setelah diolah berwarna kuning jenih. Dalam pengamatan perubahan bau, pada hari ke 4 bau sudah berkurang. Akan beda kalau tidak diolah semakin lama maka akan semakin bauKata kunci : penyerapan, limbah cair tahu, eceng gondok
EFFECT OF pH AND MANGANESE KATION ON THE ACTIVITY OF COW RUMEN FLUID CELLULASE ENTRAPPED IN CALCIUM ALGINATE BEADS I. Hartati; L. Kurniasari; I. Riwayati; A. Budiarti
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v8i2.423

Abstract

Enzyme entrapment in calcium alginate beads is considered as one of the important methods of immobilization. In order to utilize cow rumen fluids as source of cellulase and in order to increase the cellulase activity, we were isolated cellulase of cow rumen fluid and investigated the influence of pH (5-9) and concentration of Mn2+ (25-100 mM) towards the activity of the cellulase that is entrapped in calcium alginate beads. The research showed that the immobilization of cow rumen fluid cellulase in alginate beads is lead to a higher optimum pH. Free cellulase exhibit the highest activity at pH 4 while the entrapped cellulase exhibit the highest activity of 145 U/ml at pH 6. Mn2+ is significantly stimulate the activity of entrapped cow rumen fluid cellulase.Keywords: alginate beads, cow rumen fluids cellulase, immobilization, pH, Mn
POTENSI XANTHATE PULPA KOPI SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMISAHAN ION TIMBAL DARI LIMBAH INDUSTRI BATIK Indah Hartati; Indah Riwayati; Laeli kurniasari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v7i2.102

Abstract

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya industri batik, semakin besar pula volume limbah cair yang dihasilkannya. Limbah cair industri batik dilaporkan mengandung logam berat. Keberadaan logam berat khususnya timbal dalam limbah cair industri batik dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Proses  pemisahan logam berat dari suatu larutan dapat dilakukan melalui proses adsorpsi menggunakan adsorben yang berbasis biomassa. Namun demikian, adsorben tersebut memerlukan proses modifikasi guna meningkatkan kapasitas adsorpsi dan performa adsorpsi. Proses modifikasi adsorben melalui pengikatan gugus pembawa sulfur, khususnya xanthate merupakan proses yang paling menonjol karena adsorben terxantasi merupakan: senyawa yang sangat tidak larut, mudah dibuat dengan reagen yang relatif tidak mahal, serta memiliki  kestabilan yang tinggi saat membentuk kompleks dengan logam. Adsorben terxanthasi dapat dibuat dari adsorben yang kaya akan gugus hidroksil, seperti pulpa kopi. Pulpa kopi merupakan limbah proses pengolahan kopi secara basah. Pemanfaatan pulpa kopi sebagai adsorben terxanthasi sebagai adsorben logam berat dapat menyelesaikan setidaknya dua permasalahan sekaligus yakni pemisahan logam berat dari limbah cair serta mengurangi dampak pencemaran industri pengolahan kopi. Guna proses desain sistem adsorpsi timbal dari limbah cair menggunakan senyawa xanthate pulpa kopi, data-data fundamental yang perlu dikaji dan ditentukan antara lain: kajian kesetimbangan adsorpsi isoterm, kinetika adsorpsi, dan termodinamika adsorpsi. Kata Kunci: pulpa kopi, adsorpsi, timbal, xanthate, batik
EKSTRAKSI ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO MENGGUNAKAN LARUTAN HIDROTROP NATRIUM ASETAT DAN ETHANOL DENGAN PROSES GELOMBANG MIKRO Chandra Pribadi; Indah Hartati; Laeli Kurniasari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.963

Abstract

Metode  ekstraksi  baru  menggunakan  ekstraksi  gelombang mikro  dengan  larutan  hidrotropi digunakan  untuk  ekstraksi Andrografolide  dari  Andrographis  Paniculata  yang  juga  dikenal sebagai “King of Bitter”. Metode ini diharapkan mampu menjadi alternatif ekstraksi zat aktif. Konsentrasi  hidrotrop  minimum perlu  dikaji  untuk  melihat  pada  konsentrasi  berapa  larutan hidrotrop  mulai  dapat  melarutkan  Andrografolid  dengan  air.  Konstanta  setchenow  adalah konstanta yang menunjukkan keefektifan larutan hidrotrop dan perlu dikaji untuk melihat pada konsentrasi  berapa  larutan  hidrotrop  bekerja  optimum.  Variabel  tetap  pada  penelitian  ini adalah:  serbuk  sambiloto  20  gram,  waktu  ekstraksi  15  menit  dan  volume  larutan  1:10. Sedangkan  variabel  berubah  adalah  konsentrasi  larutan  0M-4M,  daya  microwave  10%  dan 30%.  Hasil  terbesar  dari ekstraksi  ini  didapatkan  pada  larutan  hidrotrop  inatrium  asetat dengan menggunakan daya 30% menghasilkan andrografolid sebesar 7,5%Kata Kunci: Sambiloto, Andrograpolide, Hidrotrop, MAE
Potensi Zeolit Alam sebagai Adsorben Air pada Alat Pengering L. Kurniasari
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v6i1.128

Abstract

Proses pengeringan merupakan salah satu proses yang banyak digunakan di industri. Proses ini membutuhkan energi yang cukup tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan pada produk akibat penggunaan suhu tinggi. Salah satu alternatif pengembangan proses pengeringan adalah pengering dengan sistem adsorpsi. Proses ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi energi serta menghindari pemakaian suhu tinggi. Adapun adsorben yang dapat digunakan adalah silika gel, alumina aktif serta zeolit. Zeolit merupakan senyawa aluminosilikat terhidrasi yang terdiri dari ikatan SiO4 dan AlO4 tetrahidra yang dihubungkan oleh atom oksigen untuk membentuk kerangka. Ada dua jenis zeolit jika dilihat dari asalnya, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetis. Zeolit alam banyak terdapat dialam dengan harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan zeolit sintetis. Namun sebelum digunakan zeolit alam harus diaktivasi untuk meningkatkan sifat-sifat khususnya sebagai adsorben serta menghilangkan pengotor. Ada tiga proses aktivasi pada zeolit alam, yaitu aktivasi dengan asam, basa dan panas. Bila akan digunakan sebagai adsorben air, maka pilihan proses aktivasi yang dapat digunakan adalah aktivasi dengan basa atau panas. Kata kunci : adsorpsi, aktivasi, zeolit alam
Co-Authors A. Budiarti Ahadta Anindya Rahmah Ajeng Ajeng Ajeng Wijareni Aliyatul Farida Alvia Sefie Tristiyanti Aniq, Nur Aprianto Aprianto Aprilina Purbasari Arif Andrianto Asmanto Asmanto Budiarti, Aqnes Budiarti Chandra Pribadi Darmanto Darmanto Darmanto Darmanto Dewi Indarwati Dien Iffa Hidayatin Dyah Puspa Arum Erma Sulistyaningsih Ernawati Budi Astuti Farikha Maharani Fatnawati Nur Hidayah Fifi Kurniasari H. Purwanto Hasan, Hasan I Hartati I. Hartati I. Hartati I. Hartati I. Hartati I. Hartati I. Hartati I. Riwayati Iga Cahyana Imam Sujarwo Indah Hartati Indah Nurdiani Ismiyatul Kholisoh Ismiyatun Ismiyatun Khornia Dwi Lestari Lailatul Firdaus Kolul Nurrijal Kun Ma'adella Nafisawati Lukman Eka Prasaja Luqman Buchori M. Djaeni M. E. Yulianto M. E. Yulianto Mey Sulistiyaningsih Mia Dinnis A Muhamad Farid Aminudin Muhammad Farid Aminudin Muhammad Ivan Nurohman Nanik Andar Miningsih Nayyifatus Sa’diyah Ninik Indah Hartati Ninik Indah Hartati Nugroho Widiasmadi Nurhayani, Mira Nurul Fatkhiyah Putri Prihastuti Rani Aish Faria Ratna Bernika Amaranti Renan Subantoro Revy Andar Raesta Rita Dwi Ratnani Rohmawati, Alfi Rudi Firyanto Safaah Nurfaizin Saiful Huda Saiful Huda Setia Budi Sasongko Setiyanto Setiyanto Sinta Ariyani Siti Indana Isdiyanti Siti Indana Isdiyanti Siti Iqlima Layudha Siti Sudarmiseh Sri Mulyo Bondan Respati Sumayah Sumayah Suwardiyono Suwardiyono Suwardiyono Suwardiyono Tabah Priangkoso Titin Titin Via Utami Putri Yafi S. Maulana Yance Anas Yodhi Cahyanto Yuni Wulandari