Bambang Kurniawan
Program Studi S1 Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Manajemen Montir dalam Perbaikan Mesin berdasarkan Simulasi Discrete-Event (Studi Kasus: PT. ISTW Semarang) Saptadi, Singgih; Fanani, Zainal; Kurniawan, Bambang
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 2, No.2, Mei 2007
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.859 KB) | DOI: 10.12777/jati.2.2.22-27

Abstract

Untuk meningkatkan performansi sistem produksi, diperlukan adanya sistem perawatan mesin-mesin produksi yang baik. Perawatan dikelompokkan menjadi preventive maintenance dan corrctive maintenance. Perawatan preventive dilakukan secara berkala untuk memperpanjang umur mesin dan juga untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin produksi ketika digunakan. Sedangkan perawatan korektif dilakukan hanya pada saat mesin produksi mengalami kerusakan. Dalam kenyataan, mesin produksi mengalami kerusakan pada saat proses produksi berlangsung meski telah dilakukan perawatan preventive pada mesin tersebut. Untuk kerusakan seperti itu diperlukan corrective maintenance agar proses produksi tidak terhenti terlalu lama. Peran montir sangat penting untuk menangani kerusakan mesin dalam corretive maintenance. Penelitian ini menyajikan suatu model simulasi yang menggambarkan beberapa cara mengelola montir, yatu dalam penugasan montir. Cara yang pertama adalah penugasan montir tanpa memperhatikan prioritas kerusakan dan banyaknya montir yang dialokasikan sama untuk setiap kerusakan. Cara kedua adalah penugasan montir dengan memperhatikan prioritas kerusakan dan banyaknya montir sama untuk setiap kerusakan. Cara ketiga adalah penugasan montir dengan memperhatikan prioritas kerusakan dan alokasi montir yang disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang akan diperbaiki. Dari analisa output, cara pertama penugasan  montir memberikan hasil banyaknya pipa baja yang dihasilkan adalah 343.308 batang pipa. Cara penugasan kedua memberikan hasil sebanyak 345.614 batang pipa. Cara penugasan ketiga hasil memberikan hasil sebanyak 353.263 batang pipa baja. Kata Kunci : Kerusakan, Pengugasa Montir, Preventive Maintenance, Corrective Maintenance, Simulasi
MODEL SIMULASI PENGALOKASIAN JUMLAH MONTIR PERAWATAN MESIN DI PT. ISTW SEMARANG Saptadi, Singgih; Fanani, Zainal; Kurniawan, Bambang
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.2, Mei 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.81 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.2.68-73

Abstract

Untuk meningkatkan performansi sistem produksi maka diperlukan adanya sistem perawatan yang baik untuk mesin-mesin produksi. Sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan mesin pada saat proses produksi berlangsung dapat ditekan seminimal mungkin. Perawatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu perawatan jenis preventive dan perawatan korektif. Perawatan preventive dilakukan secara berkala untuk memperpanjang umur mesin dan juga untuk mencegah terjadinya breakdown pada mesin produksi pada saat sedang digunakan. Sedangkan perawatan korektif dilakukan hanya pada saat mesin produksi mengalami kerusakan. Dalam kenyataannya, terkadang mesin produksi tetap akan mengalami breakdown pada saat proses produksi berlangsung meskipun telah dilakukan perawatan preventive pada mesin tersebut. Untuk kerusakan seperti itu diperlukan penanganan secepatnya agar proses produksi tidak terhenti terlalu. Peran montir sangat penting untuk menangani breakdown mesin. Dengan adanya sistem perbaikan yang baik maka mesin produksi dapat segera diperbaiki dan kerugian karena kerusakan mesin dapat dikurangi. Penelitian ini menyajikan suatu model simulasi yang menggambarkan beberapa sistem penugasan montir. Cara yang pertama adalah penugasan montir tanpa memperhatikan prioritas kerusakan dan jumlah yang dialokasikan sama untuk setiap kerusakan. cara kedua adalah,penugasan montir dengan memperhatikan prioritas kerusakan dan jumlah alokasi montir sama untuk setiap kerusakan. Cara ketiga adalah penugasan montir dengan memperhatikan prioritas kerusakan dan alokasi montir yang disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang akan diperbaiki.Dari analisa output didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan cara penugasan  montir yang pertama didapatkan hasil jumlah pipa baja yang dihasilkan adalah 343.308 batang pipa. Dengan cara penugasan yang kedua didapatkan hasil sebanyak 345.614 batang pipa. Dan dengan cara penugasan yang ketiga hasil yang didapatkan adalah 353.263 batang pipa baja. Kata Kunci : breakdown, montir, perawatan korektif, simulasi
ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Kurniawan, Bambang
El-Jizya : Jurnal Ekonomi Islam Vol 4 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/ej.v4i1.2016.pp1-26

Abstract

Untuk melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya harus difokuskan kepada pembangunan sektorsektor yang memberikan dampak pengganda (multiplier effects) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian secara keseluruhan. Hasil pengujian DLQ menunjukan bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor gas, listrik dan air bersih, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan hotel dan restoran, serta sektor jasa-jasa yang meiliki nilai DLQ > 1 maka sektor tersebut merupakan sektor yang prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan dan mendorong perekonomian daerah, sektor ini juga mampu bersaing dengan sektor perekonomian yang sama di luar Kabupaten Kerinci. Running the development with limited resources needs to focus on developmental sectors having multiple effects to the other sectors or to the entire economy. The result of DLQ shows that sectors such as transportation and communication, gas, electricity, clean water, finance, leasing and business services, mining and quarrying, trade, hotels and restaurants, as well as the service sectors that has DLQ value > 1 are are prospective to drive development as an effort to promote and encourage the regional economy. These sectors are also capable in competing with the same economic sector outside the Regency of Kerinci.